free
Love, Lie and RevengeJiyeon pov
Waktu adalah janji yang tak pernah akan bisa berdusta. Dan waktu selalu memberikan kepastian bahwa hari itu akan datang. Sudah 3 tahun kurang 3 hari aku berada dalan penjara. Bagaimana perasaanku? Aku serasa menjadi penjahat sebenarnya. Hidup dikeliling anak-anak muda yang melakukan kejahatan di usia mudanya. Tapi dari semua yang berada di penjara ini rasanya kasusku adalah kasus terberat.
Di penjara khusus anak dibawah umur atau di bawah batas usia produktif kami dibimbing dan dibekali pendidikan. Baik pendidikan moril maupun pendidikan keagamaan. Kami di ajari keterampilan tangan untuk bekal saat kami keluar nanti. Bekal? Rasanya cukup aneh mengingat hukumanku masih 8 tahun lagi. Dan dalam waktu dekat aku akan dipindahkan ke lapas khusus kriminal yang usia dewasa mengingat kini usiaku sudah menginjak 21 tahun.
Seperti biasanya aku mendapatkan kunjungan pagi, Yoona selalu mengunjungiku di waktu yang sama setiap harinya. Itu seakan menjadi rutinitasku setiap pagi, menerima kunjungan yoona dan mendapatkan sarapan pagi darinya.
Yoona : "aish, kenapa kau tak memotong juga rambutmu? Kau seperti perempuan berambut panjang seperti itu." gerutunya mengomentari penampilanku.
Penampilanku sekarang sangat lah berbeda. Rambutku sengaja kupanjangkan tak ku potong selama setahun ini dan alhasil aku selalu mendengar gerutuannya. Tapi walaupun berambut panjang hampir sebahu aku menjaga rapi. Aku tak menggerainya tapi mengikatnya rapi dan membulatkannya di tengah atau dibelakang kepalaku
Jiyeon : "yang penting aku masih terlihat keren." aku memutuskan untuk terfokus dengan nakanan yang dibawa yoona. "kenapa kau kemari? Besokkan pernikahan Soyeon nunna dan qri hyung. Harusnya kau membantunya." ucapku tak mengurangi fokusku pada makanan di depan mataku.
Yoona : "merekapun akan kemari nanti siang. Meminta restumu." candanya.
Jiyeon : "aish pengantin itu harusnya tetap dirumah saja. Aku merestui mereka." candaku lagi. "Sunny dan Hyomin telah meresmikan hubungan mereka tahun lalu. Terus kapan kau akan menyusulnya?" aku tak memperhatikan wajah yoona karena terus memakan makanan darinya.
Yoona terdiam. Apa pertanyaanku salah? Apa aku menyinggung perasaannya?
Yoona : "aku akan selalu menunggumu Park Jiyeon." ucapnya tiba-tiba, membuatku tersedak karena terkejut. Dia memberikan aku minuman agar meringankan batukku yang tak kunjung berhenti. "Tapi tenang saja aku takkan memaksa apapun." ucapnya tersenyum.
Aku terdiam. Ada rasa ingin
Comments