chapter 9
Love, Lie and RevengeJiyeon POV
Tempat ini merupakan tempat yang paling nyaman di sekolah. Taman. Lokasi yang selalu ku jadikan untuk menghabiskan waktu istirahatku. Udaranya yang segar, angin semilir serta kicau burung yang bercakap begitu menyenangkan.
“Akhir-akhir ini kau berubah.” Ungkap Amber memecah keheningan diantara kami.
Aku tak memberikan tanggapan untuk pertanyaannya. Aku masih asyik memejamkan mataku.
“Kau menghilang dari sekolah, tiba-tiba kembali dan berubah drastis. Kau lebih rajin mengikuti pelajaran kelas dan kau mulai bersikap sedikit manis terhadap guru ataupun kawan lainnya.” Lanjut amber.
Aku tak ingin berkomentar dengan tanggapan atas perubahanku. Aku jadi bingung, saat aku sering bolos dan hurakan semua orang mengomentariku dan saat aku perlahan mulai berubah semua orang tetap membeikan tanggapan aneh. Aneh kan, mau mereka itu apa mengurusi urusanku.
“Biasanya seorang lelaki berubah karena seorrang perempuan.” Amber memberikan spekulasi. “Apa sekarang kau mempunyai pacar?” tebak Amber yang membuatku terperanjatbangun.
Amber tersenyum seakan menemukan jawabannya. “Aish, kau menyebalkan!” Amber memukul lengan kiriku. “Mengapa kau tak cerita padaku?” dia menatap sinis.
“Kau tak pernah bertanya.” Jawabku santai.
Amber mulai menyerangku dengan segudang pertanyaan yang ada dibenaknya. Mulai dari pertanyaan siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa lama. Bagaimana aku menjawab seluruh pertanyaannya yang tanpa jeda.
“Nama Jessica. Sudah dua minggu aku berkencan dengannya.” Jawabku tersenyum.
Mengingat namanya rasanya tiba-tiba saja kau merindukannya. Padahal baru saja tadi pagi aku mengantarnya ke kampus.
“Jadi selama menghilang kau sibuk mengejarnya?” Amber sepertinya cukup terkejut dengan waktu jadian kami yang terbilang lumayan lama. “Anak mana dia? Aku tak penah mendengar namanya?” tanya Amber lagi.
“Aku tak pernah mengejarnya, tapi Tuhan mempunyai rencana menyatukan kami.” Ucapku. “Dia seorang mahasiswa.”
“Kau berkencan dengan seorang Nunna?” lagi-lagi ambeR dibuat terkejut. “Apa dia tak mempermasalahkan usiamu?”
Aku terdiam. Pertanyaan itu sekaan mengingatkanku bahwa aku telah membohongi Jessica. Menyadarkanku bahwa yang aku lakukan adalah kesalahn. Harusnya aku tak berbohong dengan identitas asliku pada Jessica. Tapi apa Ajhumma bisa menerimaku jika dia tahu aku hanyalah anak sekolah?
“Bagaimana dengan Krystal? dia sangat menyukaimu. Aku pikir kau menyukainya, kau sangat pehatian padanya.” Amber melemaskan suaranya.
“Aku menganggapnya seperti adikku sendiri. Perasaaan sayangku hanya sebatas itu tidak lebih.” Jawabku menyakinkan sahabatku.
“Kau tahu sendiri, Krystal korban bully Luna cs. Aku ingin melindunginya dari mereka. Itulah alasanku mengapa selalu berada didekatnya,”
Aku menarik nafas panjang, kemudian tersenyum ke arah sahabtaku, “Tapi sekarang aku tak perlu mengkhawatirkannya lagi. Karena akan ada seseorang yang akan selalu menjaganya.” Ucapku yang membuat Amber mengerutkan kening seakan bertanya siapa. “Kamu! Aku tahu kamu menyukai Krystal.” Lanjutku membuat wajah amber memerah.
“Ya, tapi perasaanku itu ta
Comments