Worried

Magic is you (re-edit)

Pukul 09.00am ksl 

 
Hyunseung bangun dari tidurnya ia merasakan sebelah tangannya terasa keram ia melirik kesampingnya dimana wanita yang baru saja menjadi istrinya tertidur meringkuk disampingnya dan menjadikan sebelah tangan hyunseung sebagai bantalan tangannya 
 
Hyunseung mengecup kening hyuna , hyuna menggeliat kecil merasakan seseorang mengecup keningnya perlahan ia membuka mata indahnya lalu menatap hyunseung 
 
"Hyunseung oppa" lirihnya 
 
Senyuman merekah diwajah hyunseung ia merasa kebahagiaan sedang bertubi-tubi mendatanginya dimana ia akhirnya menikahi hyuna lalu malam pertama mereka dan kini bahkan hyunseung mendengar hyuna memanggilnya 'oppa' , apakah ada hal yang lebih membahagiakan untuk hyunseung selain itu semua ? Rasanya tidak 
 
"Ah.." Hyuna meringis kesakitan saat hendak bangun dari tidurnya 
 
"Hyuna ? Ada apa ?" Tanya hyunseung dengan cemasnya 
 
"Kenapa sakit sekali" gumam hyuna 
 
Hyuna merasa hyunseung tiba-tiba saja diam dan memperhatikannya 
 
"Ada apa ?" Tanya hyuna 
 
"Maafkan aku" 
 
"Maaf ? Untuk apa?" 
 
"Karena aku sudah membuatmu kesakitan hyuna" 
 
Hyuna tersenyum kecil dan sebelah tangannya membelai pipi hyunseung 
 
"Gwaenchana.. Bukankah memang harus seperti itu? Aku akan segera baik-baik saja" 
 
"Kau tidak marah padaku?" 
 
"Aniya.. Kenapa aku harus marah" jawab hyuna dengan tertawa kecil lalu ia kembali meringis 
 
"Hyuna.." 
 
"Gwaenchana.." Jawab hyuna mencoba menenangkan hyunseung 
 
"Baiklah pokonya hari ini aku tidak akan pergi kemana pun aku akan dirumah dan menjagamu" 
 
"Jinjja ?" 
 
"Tentu saja , hari ini aku akan menjadi pelayanmu apa pun yang kau inginkan aku akan melakukannya" 
 
Hyuna tertawa kecil lalu memeluk hyunseung yang duduk disampingnya pagi itu benar-benar terasa indah untuk mereka berdua 
 
 
💫💫💫
 
"Tolong handle semua pekerjaan karena hari ini aku tidak bisa tiba kekantor istriku sedang sakit" 
 
"Oppa ?" 
 
"Ya sayang?" 
 
Hyuna tersenyum geli Saat hyunseung memanggilnya 'sayang' 
 
"Ada apa hm?" Tanya hyunseung sambil mendekati hyuna dan menyolek hidungnya 
 
"Kenapa kau tidak pergi saja kekantor ? Kasihan sekretaris barumu, dia kan masih baru tapi kau sudah memberikan banyak pekerjaan padanya" 
 
"Biarkan saja , aku tidak mau meninggalkanmu sendiri dirumah" 
 
"Tapi kan ada ahjumma dan ayah, aku bisa meminta tolong ahjumma" 
 
"Tidak.. Aku akan tetap dirumah menjagamu, karena aku yang sudah menyebabkanmu sakit" 
 
Hyuna kembali hanya tersenyum kecil lalu sebelah tangannya memegang tangan hyunseung 
 
"Berjanjilah oppa.. Kau akan selalu seperti ini hingga sepuluh tahun kedepan" 
 
"Kenapa harus sampai sepuluh tahun kedepan? Aku akan selalu seperti ini selamanya bahkan sampai kulitmu mengendur aku akan tetap seperti ini" 
 
"Jinjja ?" 
 
"Eum, dan kau?" 
 
"Aku.. Tidak bisa berjanji apa pun padamu" 
 
seketika raut hyunseung berubah ada sedikit raut kecewa diwajahnya 
 
"Wae ?" 
 
"Aku memang tidak akan bisa berjanji padamu, tapi aku akan selalu berusaha menjadi istri yang baik, yang selalu bersamamu dalam suka duka, aku akan berusaha untuk menerima segala kekuranganmu dan menjadi teman hidup terbaik untukmu sampai tua nanti" 
 
Hyunseung tersenyum dan mengecup kening hyuna 
"Aku sangat mencintaimu hyuna" 
 
"aku juga mencintaimu oppa" 
 
Selama seharian itu hyunseung menemani hyuna dirumah , ia bahkan memijat kaki hyuna dan membuatkannya sup dan memesan makanan-makanan enak hanya untuk hyuna 
 
"Oppa.. Hyunseung oppa.."
 
Hyunseung yang tengah tertidur dengan memeluk hyuna diranjang tertegun saat mendengar suara tangis seseorang yang sangat dikenalnya , suara itu adalah suara seolhyun 
 
Hyunseung langsung membuka matanya hyuna merasakan tubuh hyunseung seperti tersentak ia pun terbangun dan mendongakan kepalanya menatap hyunseung yang sudah membuka matanya 
 
"Oppa ? Ada apa ?" 
 
"Aku.. Entahlah.. Aku merasa ada sesuatu yang terjadi pada seolhyun" 
 
"Seolhyun ? Mungkin kau hanya merindukannya" 
 
"Entahlah.. Perasaanku tidak enak" 
 
"Lebih baik kau hubungi dia" 
 
"Tapi ini sudah terlalu malam" 
 
Hyuna memegang kedua pipi hyunseung 
"Jangan terlalu cemas , zico pasti bisa menjaga seolhyun" 
 
"Kau benar, entahlah kenapa tiba-tiba aku merasa cemas padanya seakan sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya" 
 
"Yasudah sebaiknya sekarang kau kembali tidur dan besok pagi kau bisa menelfonnya" 
 
Hyuna mengelus tangan hyunseung dan kembali mengajaknya untuk tidur walaupun perasaan hyunseung masih cemas tapi perlakuan lembut hyuna membuat fikiran cemasnya sedikit menghilang dan ia merasa lebih tenang 
 
Ada apa ini? Kenapa mendadak aku mendengar suara seolhyn, dan dia menangis ketakutan, aku harap dia baik-baik saja 
 
 
Pukul 07.50am ksl 
 
Perlahan hyunseung membuka matanya sebelah tangannya mencari-cari tubuh istrinya namun ia tak menemukan hyuna disana 
 
"Hyuna?" Gumamnya 
 
Hyunseung akhirnya memutuskan untuk bangun dan mencari hyuna ternyata didalam kamar mandi pun tidak ada entah mengapa ia sepanik itu ia pun mencari hyuna 
 
"Hyuna ??" Panggil hyunseung 
 
"Hyuna kau dimana ?" 
 
"Nak? Ada apa sayang?" Tanya nyonya jang mendengar putranya berteriak didalam rumah 
 
"Ibu dimana hyuna ?" Tanya hyunseung yang terlihat cemas 
 
Nyonya jang tersenyum kecil lalu melirik kebawah , hyunseung mengikuti arah tatapan nyonya jang dimana ternyata hyuna tengah mempersiapkan sarapan untuknya 
 
Hyunseung membuang nafasnya lega ternyata istrinya baik-baik saja 
 
"Aigoo.. Kenapa kau sepanik itu ? Kau sangat mencintainya sampai-sampai kau seperti ini" ujar nyonya jang dengan tertawa kecil 
 
Hyunseung tersenyum malu dan mengelus tengkuknya 
 
"Yasudah turunlah.." 
 
"Iya bu" 
 
Hyuna terkejut saat tiba-tiba seseorang memeluk agresif pinggangnya dari belakang 
 
"Omo! Ishh kau.." 
 
Hyunseung tersenyum saat menghirup aroma tubuh hyuna yang selalu membuatnya jatuh hati pada istrinya itu 
 
"Kau kenapa tidak membangunkanku hm?" Bisik hyunseung tanpa melepaskan pelukannya 
 
"Lepaskan hyunseung.." 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya menatap hyuna 
 
"Mwo?" Tanya hyuna 
 
"Kemana si 'oppa' itu? Kenapa kau kembali memanggilku seperti itu?" 
 
Hyuna tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya 
 
"Mian.. Ah , kau sudah menelfon seolhyun ?" 
 
"Ah iya aku lupa" bukannya menelfon hyunseung malah kembali memeluk hyuna dan menyandarkan dagunya di bahu sempit hyuna 
 
"Oppa kenapa kau malah seperti ini cepatlah hubungi seolhyun" 
 
"Eum.. Sebentar lagi" jawab hyunseung dengan memejamkan matanya 
 
Hyuna tersenyum kecil lalu mengecup sekilas pipi hyunseung hingga akhirnya terdengar suara telfon rumah 
 
"Oppa angkatlah"
 
"Mengganggu saja ish" gerutunya 
 
Hyuna hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya dengan malasnya hyunseung mengangkat panggilannya dan ternyata seolhyun 
 
"Oppa.. Hyunseung oppa ?" Tangis seolhyun sangat mirip dengan tangisan yang ia dengat di mimpinya semalam 
 
"Seolhyun ? Kau menangis? Ada apa ?" 
 
"Oppa.. Tadi malam aku bertengkar dengan zico oppa" tangisnya 
 
"Apa ? Apa yang terjadi?" 
 
"Oppa.. Sebenarnya selama kami menikah zico oppa sering memarahiku kamu sering bertengkar aku tidak tahan lagi oppa" 
 
"Jangan menangis , aku akan menjemputmu sekarang juga" 
 
"Ne oppa, cepatlah" 
 
"Ada apa ?" Tanya hyuna tanpa bersuara 
 
"Seolhyun, dia bertengkar dengan suaminya" 
 
"Mwo? Lalu ?" 
 
"Aku akan membawanya kemari" 
 
"Oppa tapi apakah lebih baik jangan seperti itu? Maksudku biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka dari pada kau ikut campur dengan membawanya kemari ? Bagaimana jika nanti suaminya marah?" 
 
"Apa maksudmu? Dia adalah adikku dan aku tidak mau siapa pun menyakitinya termasuk suaminya, kau kau tidak akan mengerti karena kau bukan kakanya" ujar hyunseung dengan sedikit meninggikan suaranya 
 
Hyuna tercengang tiba-tiba saja hyunseung terlihat kesal padanya padahal ia tidak bermaksud membuatnya kesal , hyuna menggigit bibir bawahnya menahan air matanya yang tertahan di rongga matanya 
 
Hyunseung melihat bahu hyuna yang bergetar dan seperti menahan mati-matian air matanya hyunseung membuang nafasnya kasar
 
Sial ! Apa yang kau lakukan hyunseung! 
 
Hyunseung menarik hyuna kedalam pelukannya dengan erat lalu ia mengecup kening hyuna dalam-dalam 
 
"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud memarahimu" 
 
Hyunseung bisa merasakan hyuna mengangguk kecil lalu hyuna membalas pelukan hyunseung dengan tangan kurusnya 
 
"Aku juga tidak bermaksud untuk menasehatimu, aku memang bukan kaka kandung seolhyun tapi aku juga menyayanginya aku hanya tidak mau kau ikut campur dengan urusan rumah tangganya" lirih hyuna yang tak mampu lagi menahan air matanya 
 
"Maafkan aku , jangan menangis sayang" hyunseung memegang kepala hyuna dan membiarkan hyuna menenggelamkan wajahnya didada hyunseung dan menangis ia masih merasa terkejut karena baru saja hyunseung memarahinya dengan nada yang sangat menyebalkan ditelinganya 
 
"Ada apa ini?" Tanya nyonya jang 
 
"Tidak ada apa-apa bu" jawab hyunseung 
 
"Hyuna kau menangis nak?" 
 
"Tidak eommonim, aku.. Hanya.." 
 
"Hyunseung apa yang kau lakukan huh? Ini pasti ulahmu kan?" 
 
"Tidak eommonim .. Hyunseung oppa tidak melakukan apa pun padaku" hyuna mencoba membela hyunseung dihadapan mertuanya
 
"Yasudah ayo kita sarapan" 
 
"Ne eommonim" 
 
Astaga bagaimana bisa aku memarahinya seperti tadi ?! Bodoh kau bodoh jang hyunseung!! , umpatnya lalu mengikuti mereka ke meja makan untuk sarapan bersama 
 
"Hari ini ibu akan berangkat ke paris" 
 
"Apa ? Tapi kenapa mendadak bu?"
 
"Iya hyunseung , seharusnya ibu berangkat besok tapi ternyata jadwal keberangkatan dimajukan menjadi hari ini" 
 
"Eommonim.. Aku belum menyiapkan apa pun untuk eommonim" 
 
"Tidak apa-apa sayang, eommonim hanya meminta cucuk darimu secepatnya oke?" 
 
Hyuna tertegun dan tersipu malu ia melirik hyunseung yang duduk disampingnya yang juga menatapnya 
 
"Iya bu, kami akan berusaha untuk memberikan cucuk secepatnya untuk ibu dan appanim" 
 
"Terimakasih hyunseung" ujar tuan kim 
 
Lebih baik aku tidak perlu mengatakan pada ibu keadaan seolhyun , jika tidak ibu pasti akan cemas dan jatuh sakit aku tidak mau itu terjadi, setelah ibu pergi aku akan segera menjemput seolhyun dan membawanya kemari 
 
Hyuna melirik hyunseung ia tau jika hyunseung pasti tengah memikirkan sesuatu membuat hyuna cemas 
 
Akhirnya nyonya jang berangkat keparis dengan diantar oleh ahjussi 
 
"Hyuna , apa ingin bicara dengan kalian berdua" 
 
"Ada apa appa ? Sepertinya serius sekali" tanya hyuna 
 
"Appa ingin pulang nak" 
 
"Pulang? Tapi kenapa ? Appa merasa tidak betah disini?" 
 
"Appanim ada apa ? Apakah appanim merasa tidak nyaman ?" 
 
"Tidak tidak... Appa hanya merindukan rumah dan suasananya , maaf hyuna hyunseung.. Apakah kalian bisa mengantar appa untuk pulang ?" 
 
Hyuna terlihat sedih ia melirik hyunseung, hyuna mengerti perasaan istrinya ia pun menarik hyuna kedalam dekapannya 
 
"Baik appanim, aku akan mengantar appanim pulang" 
 
"Aku juga akan mengantar appa" 
 
Hyuna memeluk ayahnya dengan erat hatinya merasa sangat sedih sejujurnya ia tak ingin berpisah dengan ayahnya tapi bagaimana lagi ayahnya ingin pulang ia tak bisa memaksanya 
 
"Sayang" hyunseung mendekati hyuna duduk disampingnya dimana hyuna duduk dipinggir ranjang 
 
"Jangan sedih, kita masih bisa bertemu dengan appanim kita bisa mengunjunginya kedesa bukan?" 
 
Hyuna merebahkan kepalanya di dada hyunseung dan memeluknya 
 
"Aku akan sangat merindukan appa, aku cemas jika appa sendiri dirumah"
 
"Gwaenchana, kita bisa menyewa pembantu untuk merawat appanim" 
 
"Jinjja ? Kau akan melakukannya?" Tanya hyuna dengan ekspresi wajahnya yang mendadak berubah senang 
 
"Tentu sayang, yasudah sekarang aku akan menjemput seolhyun setelah itu kita antar appanim pulang oke?" 
 
"Ne oppa" 
 
"Seolhyun?" Karena pintunya tak terkunci hyunseung masuk kedalam rumah tapi rumah itu terlihat sangat sepi 
 
"Seolhyun?" Panggil hyunseung lagi lalu keluarlah seolhyun yang langsung berlari memeluk hyunseung 
 
"Hyunseung oppa"tangisnya 
 
"Seolhyun katakan apa yang terjadi ? Kenapa kalian bertengkar?" 
 
Seolhyun tak menjawab dan tetap menangis dipelukan hyunseung 
 
"Baiklah ayo kita pulang" hyunseung merangkul bahu seolhyun dan membawanya pulang dengan mobil sedan putihnya 
 
"Seolhyun?" 
 
Hyuna segera menyambut seolhyun yang baru saja tiba , seolhyun segera memeluk hyuna dengan perutnya yang mulai membesar 
 
"Astaga ada apa seolhyun? Kenapa kau menangis?" Tanya hyuna 
 
"Aku.. Aku bertengkar dengan zico oppa" tangisnya 
 
"Ayo duduklah dan ceritakan ada apa ? Kenapa kalian bertengkar?" Tanya hyuna
 
"Kami.. Kami sering bertengkar karena akhir-akhir ini zico oppa sering pulang malam, dan zico oppa jadi sering memarahiku dan ternyata.. Zico oppa selingkuh" 
 
Hyuna terkejut ia langsung melirik hyunseung yang tengah mengepal kedua tangannya ia tak terima adiknya diperlakukan seperti itu 
 
"Kurang ajar, aku akan beri perhitungan padanya" saat hyunseung hendak berdiri hyuna yang duduk disamping seolhyun segera berlari kecil menghalangi hyunseung 
 
"Oppa! Andwae. Jangan lakukan itu" 
 
"Hyuna , aku tidak terima pria itu menyakiti adikku!" 
 
"Aku tau aku mengerti oppa, tapi dengan seperti ini kau tidak akan menyelesaikan masalah!" 
 
Hyunseung membuang nafasnya kasar lalu melirik seolhyun yang masih terisak 
 
"Baiklah, aku tidak akan melakukannya, tapi aku tidak akan membiarkan dia membawa seolhyun pergi dari sini" 
 
Hyuna sangat takut dengan kemarahan hyunseung ia mengelus lengan hyunseung mencoba menenangkannya 
 
 
💫💫💫 
 
Malam harinya hyuna terdiam di balkon kamar merasakan hembusan angin malam hari yang jelas tidak sehat untuknya 
 
Hyunseung yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi melihat sosok perempuan yang sangat dicintainya tengah berdiri di balkon sedangkan cuaca diluar sedang sangat dingin bahkan hyuna tak mengenakan pakaian hangatnya 
 
Apa yang dilakukannya ? Apa hyuna sedang memikirkan sesuatu? 
 
Hyuna belum menyadari keberadaan hyunseung yang sudah berdiri dibelakangnya tiba-tiba muncul ide jahilnya ia melepaskan ikatan rambut hyuna dengan kekuatannya membuat rambut panjangnya tergerai dan angin yang cukup kuat membuat rambutnya berantakkan 
 
"Astaga kenapa bisa lepas ?" Gumamnya sambil mencari-cari ikatan rambutnya lalu tiba-tiba seseorang tiba dibelakangnya dan memakaikan selimut kecil padanya 
 
"Astaga! kau selalu mengejutkanku!" Gerutu hyuna
 
Hyunseung memakaikan selimut kecil itu pada tubuh hyuna dan memeluknya dari belakang 
 
Hyunseung tetap memeluk hyuna dan memejamkan matanya menghirup aroma tubuh istrinya yang selalu berhasil membuatnya betah berlama-lama didekat istrinya 
 
"Sedang apa disini hm?" Bisik hyunseung 
 
"Oppa" 
 
"Eung?" 
 
"Apakah seolhyun akan tetap disini?" 
 
Hyunseung tertegun dengan pertanyaan hyuna ia membuka matanya 
 
"Memangnya kenapa sayang?" 
 
"Aku.. Aku takut" 
 
"Takut ? Apa yang kau takutkan?" 
 
"Aku.. Takut aku akan mengalami hal yang sama seperti seolhyun" 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya lalu membalikkan tubuh hyuna hingga menghadapnya 
 
"Kenapa kau berfikir seperti itu?" 
 
"Entahlah.. Aku .. Hanya takut" 
 
Hyunseung memegang kedua pipi hyuna dan menatap kedua matanya dalam-dalam 
 
"Apa kau berfikir aku akan mengkhianati wanita yang sangat berarti dalam hidupku? Kau fikir aku akan menyia-nyiakan wanita sempurna sepertimu? Aku adalah pria terbodoh jika aku melakukannya, dan kau tau aku tidak pernah menjadi manusia yang bodoh" 
 
Hyuna mengerucutkan bibirnya membuat wajahnya terlihat sangat lucu dan menggemaskan 
 
"Percaya diri sekali" ujar hyuna 
 
"Aku memang selalu percaya diri , jika tidak aku tidak akan bisa mendapatkan wanita sempurna sepertimu" 
 
"Berhenti menggodaku oppa!" 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu menarik hyuna kedalam pelukannya hyuna membalas pelukan hyunseung 
 
"Sudah kukatakan aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun, kau harus selalu percaya padaku" 
 
Hyuna mengangguk dalam pelukan hyunseung dan semakin mengeratkan pelukannya 
 
"Kau ingat permintaan Ibuku?" 
 
Seketika hyuna membuka matanya lebar-lebar ia menelan salivanya dengan susah payah 
 
"Sayang?" Tanya hyunseung lagi karena merasa hyuna hanya diam 
 
Hyunseung tau jika hyuna mendengarnya hanya saja hyuna berpura-pura tak mendengarnya ia pun menggendong hyuna membuat hyuna terkejut dan memukul pelan punggung hyunseung untuk menurunkannya 
 
"Kya oppa !!! Turunkan aku!" Teriaknya 
 
"Shireo.." Jawab hyunseung yang tertawa puas kala berhasil membuat istrinya ketakutan dengan sifat evilnya ia merebahkan tubuh istrinya diranjang dengan sangat hati-hati lalu menindih tubuh hyuna dan perlahan mengecup keningnya hidungnya kedua pipi dan turun ke bibir ranum dan manis itu 
 
"Aku ingin segera melihatmu mengandung anakku sayang" 
 
"Jinjja?" Ujar hyuna dengan manjanya ia mengalengkan kedua tangannya di leher hyunseung 
 
"Eum" 
 
"Tapi jika aku hamil aku akan gendut apa kau tetap akan mencintaiku?" 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu mengecup bibir hyuna sekilas 
 
"Apa pun keadaanmu rasa cintaku tak akan pernah berkurang, apalagi jika kau gemuk karena mengandung anakku"
 
"dan sekarang mari kita buat anak kita" lanjutnya
 
"Yah... Andwae!" Teriak hyuna kala hyunseung tiba-tiba hendak membuka pakaian tidur hyuna
 
"Ayolaah aku sangat menginginkanmu malam ini sayang" ujar hyunseung dengan raut melasnya 
 
"Shireo" jawab hyuna yang memalingkan wajahnya 
 
Tiba-tiba hyunseung meremas sebelah dada hyuna dengan sangat lembut namun berhasil membuat hyuna meringis 
 
"Ahh.." Hyuna terkejut dengan tanpa seizinnya desahan sialan itu keluar begitu saja dari mulutnya membuat senyuman evil muncul di wajah suaminya
 
"Jika kau tidak ingin bercinta denganku jangan mendesah seperti itu sayang, kau malah membuat adikku semakin sesak disana, desahanmu itu sangat seksi" hyunseung kembali menggoda hyuna
 
"Aku tidak mau! Rasanya sakit !" 
 
"Sakit ? Tapi malam itu kau juga menikmatinya bukan?" Bisik hyunseung tepat ditelinga hyuna 
 
Hyuna merasa pipinya memanas tiba-tiba ia teringat pada malam pertama mereka bagaimana panas percintaan mereka pada malam itu hyuna yang tak berhenti mendesah saat hyunseung berhasil mengambil keperawanannya 
 
"Pokonya aku tidak mau! Itu sakit oppa!"
 
"kau tidak bisa menolakku sayang" hyunseung kembali menerkam hyuna masuk kedalam selimut dan akhirnya ia berhasil membuka pakaian hyuna hingga ia berhasil menggoda hyuna habis-habisan dibawah sana dan akhirnya berakhir dengan percintaan panas keduanya 
 
 
Pukul 07.30am ksl 
 
Perlahan kedua mata cantik itu terbangun ia mendongakan kepalanya saat merasakan hembusan nafas suaminya yang tenang diatas kepalanya 
 
Hyuna bangun dan melirik jam dinding ia terkejut karena hyunseung akan terlambat 
 
"Oppa! Bangunlah!"
 
Namun bukannya bangun hyunseung malah melingkarkan kedua tangannya di pinggang hyuna yang sudah dalam posisi duduk membuat hyuna jengkel 
 
"Oppa! Kau terlambat ! Ini sudah jam tujuh !" 
 
Hyunseung terkejut dan langsung bangun dari tidurnya namun karena itu membuat kepalanya terasa pusing 
 
"Ah kepalaku" 
 
"Oppa? ada apa ?" Tanya hyuna cemas 
 
"Pusing sekali" 
 
"Jinjja ? Apa kau sakit ?" Tanya hyuna dengan memegang dahi hyunseung dengan punggung tangannya 
 
Namun tiba-tiba saja hyunseung mencium bibir hyuna dengan gemasnya sampai-sampai membuat hyuna kehabisan nafas dan mencoba melepaskan hyunseung yang memegangi kedua pipinya tanpa melepaskan ciumannya 
 
"Mmmpphhhh!!!" 
 
"Yak !!" Hyuna melempar bantal didekatnya pada hyunseung yang berlari masuk kedalam kamar mandi karena ia tau pasti istrinya itu akan langsung memukul atau mencubitnya 
 
"Aigoo" gumam hyuna , matanya mencari dimana pakaiannya yang dibuang hyunseung kesembarang tempat tadi malam
 
Setelah sarapan hyunseung pun segera pergi kekantor , setelah mengantar hyunseung kedepan rumah ia melihat seolhyun yang baru saja keluar dari kamarnya 
 
"Seolhyun? Hati-hati" Hyuna segera membantu seolhyun untuk turun dari tangga karena perutnya yang sudah semakin membesar 
 
"Terimakasih hyuna" 
 
"Kau ingin sarapan sekarang? Kau ingin susu seolhyun? Sebentar ya aku akan buatkan susu hangat untukmu"
 
"Ini minumlah" hyuna memberikan susu cokelat hangat buatannya pada seolhyun 
 
"Naya" 
 
"Ne ?" 
 
"Sepertinya.. Aku ingin bercerai dengan zico oppa" 
 
"Apa ?? Seolhyun.. Tapi kau sedang mengandung" 
 
Tiba-tiba seolhyun menangis 
"Aku tau hyuna, tapi aku tidak sanggup bersamanya aku ingin berpisah dengannya" 
 
"Dia telah tega mengkhianatiku, setelah kami menikah dia selalu mengekangku dan bahkan dia tidak mengizinkan aku untuk datang keacara pernikahanmu dan hyunseung oppa, dia sangat jahat hyuna" tangisnya 
 
Hyuna mengelus punggung tangan seolhyun 
"aku.. Aku tidak tau harus mengatakan apa seolhyun, tapi aku merasakan kesedihanmu.. Fikirkan lagi untuk perceraian itu, kau sedang mengandung , mengandung anak zico .. Apa kau yakin akan membesarkan anakmu tanpa ayahnya ?" 
 
"Aku yakin aku sanggup naya , aku tidak mau lagi bersama dia aku ingin berpisah" 
 
Hyuna berdiri dan memeluk seolhyun mencoba memberi kekuatan pada seolhyun mencoba menenangkan sahabat yang sudah menjadi adik iparnya ini 
 
Seperti biasanya lagi-lagi hyunseung pulang terlambat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam biasanya hyunseung sudah berada dirumah pukul enam 
 
Aku tidak ingin mencurigai suamiku sendiri tapi.. Kenapa akhir-akhir ini hyunseung oppa selalu pulang terlambat? Aku .. Aku percaya pada suamiku dia tidak akan mengkhianatiku 
 
"Tapi bagaimana jika aku mengalami hal
Yang serupa seperti seolhyun ?" Gumamnya 
 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Hyunafunny
Saya ga punya akun di wattpad atau website mana pun selain disini , tolong buat para readers yg mau coba nulis lebih kreatif aja buat ff sendiri jangan copas kreatifitas milik orglain:) mks

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Thor, kok di wattpad ada cerita persis kayak gini.. Itu akunnya author bukan?
Hyunafunny
#2
Chapter 21: Sorry ya itu aku ga jga ga paham knp stiap ngtik 'memutuskan' ko jadinya disni 'memutuu' ketypoan bukan dr saya ya:P haha
Troubleshipper #3
Chapter 20: Best chapter thor, pas mereka ciuman pas aku lagi muter lagu on rainy days. Wkwkwk.. Next thor :) hehe
BeNice
#4
Chapter 12 : Wah update lagi.. keren thor, Fighting!!
Troubleshipper #5
Chapter 11: Adegan terakhir feel nya dapey bgt thor, sumpahh...
Troubleshipper #6
Chapter 4: Nggak salah di remake thor, yg ini lbih lucu.. Wkwkw