Weird feels

Magic is you (re-edit)

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan hyuna masih duduk dimeja kerjanya dengan setumpuk kertas-kertas putih itu matanya melirik minho yang tertidur dikursi tunggal dekatnya , sebelah tangannya terulur mengelus kening Minho membuat minho akhirnya terbangun 

 
"Oh sayang maaf aku tertidur, kau sudah selesai?" 
 
"Sudah oppa" jawab hyuna dengan senyumnya 
 
"Jinjja? Kalau begitu ayo kita pulang kau pasti sangat lelah" ujar minho
 
"Oppa aku harus meminta izin dulu pada hyunseung oppa" 
 
"Hm baiklah dan lebih baik kita memintanya untuk pulang juga"
 
"Ne oppa"
 
Hyuna masuk kedalam ruangan hyunseung bersama Minho dan melihat hyunseung sesekali mengerutkan keningnya dengan tatapan yang tetap terjaga pada laptopnya 
 
"Sajangnim"
 
Hyunseung melirik hyuna dan minho yang sudah berdiri diambang pintu 
 
"Mwo?" 
 
"Saya sudah selesai mempelajari semua berkas-berkasnya dan saya sudah menyelesaikan tugas-tugas saya sajangnim"
 
Hyunseung hanya mengangguk sebagai jawabannya dan melanjutkan pekerjaannya 
 
"Hyung lebih baik kau sudahi dulu pekerjaanmu lebih baik sekarang kita pulang bagaimana pun juga kau butuh istirahat" 
 
"Pulanglah" ujar hyunseung 
 
"Tapi hyung.." 
 
"Bukankah kau tau jika aku paling tidak suka siapa pun itu menggangguku saat aku sedang bekerja ?" 
 
Minho melirik hyuna yang juga menatapnya 
"Baiklah kalau begitu aku dan hyuna permisi, ayo hyuna" 
 
Minho merangkul bahu hyuna dan membawanya pergi untuk pulang , saat pintu sudah tertutup hyunseung membuang nafasnya panjang ia semakin bingung dengan sikap hyuna berubah 
 
Apakah dia benar-benar sudah berubah? Dia wanita aneh, aku harus tetap memastikan apakah dia wanita yang baik untuk adikku 
 
Hyuna dan minho sudah sampai dirumah mereka masuk kedalam rumah namun hyuna sangat terkejut saat melihat hyunseung sudah dirumah 
 
"Hyunseung ?? Maksudku.. Hyunseung oppa?"
 
Namun minho tak terkejut seperti halnya hyuna karena ia dan seolhyun sudah mengetahui jika hyunseung memang memiliki anugerah khusus yang diturunkan dari ayah mereka pada hyunseung dan anenhnya anugerah itu hanya menurun pada hyunseung dan tidak kepada minho dan juga seolhyun, kekuatan yang memang aneh dijaman modern seperti ini namun itulah yang terjadi pada kehidupan mereka dan mereka sudah terbiasa dengan itu 
 
Hyunseung tak menanggapi raut bingung dan terkejut hyuna ia masuk kedalam kamarnya begitu saja tanpa mengatakan apa pun 
 
"Oppa.. Itu.. Tadi benar hyunseung oppa kan? Tapi kan.. Bukankah tadi saat kita pulang hyunseung oppa masih diruangannya?" Tanya hyuna dengan raut bingungnya 
 
"Sayang mungkin saat kita pulang hyunseung hyung juga pulang bersamaan dengan kita hanya saja mungkin hyunseung hyung melajukan mobilnya lebih cepat dari kita kan? Sudah lebih baik kau istirahat" 
 
Mau tak mau hyuna meninggalkan rasa penasaran dan bingungnya itu ia pun menuruti Minho untuk masuk kedalam kamarnya 
 
Pagi harinya hyuna segera bangun dan mempersiapkan dirinya untuk meeting penting hari ini 
 
Hyuna segera turun dari kamarnya dan membantu ahjumma menyiapkan sarapan dan saat ia membalikkan tubuhnya tak sengaja ia bertabrakan dengan hyunseung yang membuat gelas ditangannya jatuh dan pecah 
 
Hyuna terkejut dan segera mengambil pecahan beling itu namun tak sengaja jari-jari lentiknya malah terluka akibat tajamnya pecahan gelas itu 
 
"Appa !" 
 
Hyunseung terkejut dan segera memegang jari hyuna lalu ia menyedot darah itu agar tidak infeksi 
 
Hyuna terkejut dengan cepatnya pergerakan hyunseung dan kini posisi mereka sangatlah dekat entah mengapa jantung hyuna berdegup sangat cepat hingga ia sendiri bisa mendengarnya dengan sangat jelas 
 
Ada apa denganku mengapa jantungku mendadak berdegup cepat saat bersama pria tembok ini
 
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya minho
 
Hyuna segera menarik tangannya dari hyunseung 
 
"Oppa" 
 
"Ada apa ? Kenapa ini?" Tanya minho 
 
"Aku.. Aku tak sengaja memecahkan gelas itu lalu tanganku berdarah" 
 
"Benarkah? Astaga hyuna ayo aku obati" Minho segera merangkul hyuna dan membawanya untuk mengobati jari hyuna yang terluka 
 
Hyunseung hanya menatap hyuna yang pergi bersama minho 
 
Apa yang aku lakukan ?? Kenapa aku begitu panik saat tangannya terluka ? Gila..
 
"Masih sakit ?" Tanya minho saat selesai memberikan plester dijari hyuna 
 
"Tidak oppa , gomawo" 
 
Minho kembali tersenyum dan memegang sebelah pipi hyuna dengan lembut 
 
"Lain kali hati-hati sayang, aku tidak mau kau terluka" 
 
"Iya oppa maafkan aku tadi hanya kecelakaan kecil" 
 
"Yasudah ayo lebih baik sekarang kita sarapan, kau akan ada meeting penting bukan?" 
 
Selama di mobil hyunseung hanya diam dan keadaan disana terasa sangat canggung keduanya tak ada yang memulai pembicaraan namun hyuna merasa jika hyunseung sesekali meliriknya 
 
"Apa masih sakit?" Tanya hyunseung yang akhirnya memecahkan keheningan diantara keduanya
 
"Sudah tidak,ini hanya luka kecil" 
 
"Baguslah, karena jika tidak kau tidak bisa bekerja hari ini kau akan membuatku susah" 
 
Hyuna mengerutkan keningnya tak suka ia fikir hyunseung mencemaskan keadaannya namun ternyata pria ini hanya cemas dengan pekerjaannya saja 
 
"tidak punya perasaan" gumam hyuna 
 
"Mworago?" Tanya hyunseung 
 
Hyuna menatap hyunseng dengan menaikkan kedua alisnya 
 
"Mwo? Memangnya aku bicara padamu?" 
 
Hyunseung menggelengkan kepalanya dan membuang nafasnya panjang 
 
Ternyata wanita ini belum berubah, hm.. Sekarang aku mengerti dia bersikap baik hanya dihadapan Minho, hm.. Wanita seperti ini cukup langka sekarang, ini semakin seru rupanya
 
Mereka pun sampai hingga waktu meeting pun tiba hyuna sudah siap dengan apa yang sudah ia pelajari 
 
"Siapkan berkas-berkasnya lalu bawa keruanganku" ujar hyunseung 
 
"Ne sajangnim" Hyuna segera kembali kemeja kerjanya namun berkas-berkas penting itu tidak ada ditempatnya 
 
Astaga, dimana berkas-berkas itu?!! 
 
Hyuna kembali memastikan berkas itu ada ditempatnya namun tidak ada disana ia kembali mencoba mengingatnya 
 
"Yatuhan! Tertinggal dirumah!" 
 
"Apa yang tertinggal dirumah?" 
 
Hyuna terpelonjat kaget saat tiba-tiba suara hyunseung terdengar dibelakangnya ia segera membalikkan tubuhnya 
 
"Sajangnim.. Maafkan saya.." 
 
"Mwo?" 
 
"Berkas itu.. Berkas itu ada dirumah.. Aku meninggalkannya diatas meja, maafkan saya sajangnim" 
 
"Apa ?! Bagaimana bisa kau seceroboh itu huh?!" Hyunseung meninggikan suaranya dan seketika membuat para karyawan menatap kearahnya 
 
"Kau tau ?!! Jika meeting ini sangatlah penting untuk perusahaan ini ! Dan kau ! Dengan mudahnya kau akan merusak semuanya ! Aku sudah menantikan meeting penting ini selama satu tahun lamanya ! Dan kau ..!!" Hyunseung terlihat frustasi 
 
"Dengar ! Aku tidak mau ini semua gagal hanya karena kecerobohanmu! Aku mau kau kembali kerumah dan ambil berkas-berkas itu sekarang!" 
 
Hyuna terkejut begitu pun dengan Tiffany yang duduk dimeja kerjanya ia benar-benar merasa kasihan pada hyuna 
 
"Tapi sajangnim.." 
 
"Lakukan sekarang!" Ujar hyunseung 
 
Hyuna menahan mati-matian air matanya karena mendapatkan bentakan yang cukup keras belum lagi ia harus menahan rasa malu dihadapan teman-temannya ia pun segera pergi dari sana ia berjalan setengah berlari pergi dari sana namun tak sengaja ia malah terjatuh hingga lututnya terbentur keras pada ubin 
 
"Ah !!" Ringisnya 
 
Hyunseung membulatkan kedua matanya dan segera menghampiri hyuna bahkan sampai setengah berlari lalu membantunya untuk berdiri 
 
"Gwaenchana?" Tanya hyunseung dengan cemasnya 
 
Hyuna menatap hyunseung dengan kesal dan akhirnya air matanya menetes ia pun segera pergi dari sana , hyuna berjalan sangat cepat hingga keluar dari kantor itu lalu mencegat taksi untuk kembali kerumah 
 
Keterlaluan !! Aku tau aku memang bersalah ! Tapi dia membentakku habis-habisan didepan seluruh karyawan!! Aku benar-benar merasa malu !! 
 
Hyuna menangis tersedu-sedu didalam taksi itu tanpa hyuna sadari jika pria yang menyetir taksi itu adalah hyunseung sesekali hyunseung melirik hyuna lewat kaca spion ia melihat hyuna menangis tersedu-sedu , hyunseung memberikan tissue pada hyuna tanpa memperlihatkan wajahnya ia merasa tak tega membiarkan hyuna pergi kerumah seorang diri walaupun sewaktu-waktu mereka bisa saja berkelahi tapi tanpa mereka sadari keduanya saling memperhatikan satu sama lain 
 
"Kamsahamnida" ujar hyuna dengan nafasnya yang tersendat-sendat akibat tangisannya 
 
Hyuna pun sampai dirumah dan segera mengambil berkas itu 
 
"Ini semua karenamu! Kau membuatku merasa malu dan menangis hari ini !!" Hyuna menggerutu pada kertas-kertas yang bahkan sama sekali tidak bisa mendengarnya lalu kembali berlari masuk kedalam taksi itu 
 
Sesampainya dikantor hyuna berjalan cepat kembali masuk kedalam ruangan Hyunseung 
 
"Kenapa lama sekali?!" Ujar hyunseung 
 
"Maaf sajangnim saya sudah.."
 
"Cukup ! Aku tidak mau mendengar alasan apa pun lagi darimu, cepat rapihkan pakaianmu" 
 
"Baik sajangnim" 
 
Hyuna keluar dari ruangan hyunseung hingga saat hyunseung berjalan menuju ruang rapat tak sengaja hyunseung mendengar karyawannya membicarakan hyuna 
 
"Kau tau tidak jika tadi hyuna dimarahi habis-habisan oleh hyunseung sajangnim" 
 
"Tentu saja aku mendengarnya , seluruh karyawan dikantor ini membicarakan itu.. Lagi pula hyuna memang ceroboh" 
 
"Iya kau benar sepertinya hyuna memang sangat ceroboh kenapa dia bisa menjadi sekretaris hyunseung sajangnim ya ? Selama ini juga yang aku tau dia bahkan menumpang dirumah hyunseung sajangnim" 
 
"Mwo jinjja?? Astaga wanita macam apa dia.." 
 
Kedua wanita itu sangat terkejut saat hyunseung menghampiri mereka 
 
"Sajangnim" ujar keduanya namun hyunseung sama sekali tak menjawab dan malah menatap tajam seakan ia akan membunuh kedua wanita itu sekarang juga 
 
"Beraninya kalian membicarakan hyuna ?" Ujar hyunseung dengan suara dinginnya 
 
"Maafkan kami sajangnim.. Kami tidak tau jika sajangnim mendengarnya"
 
"Aku mendengarnya atau tidak apakah kalian fikir aku akan tetap membiarkan kalian membicarakan hal yang buruk tentang hyuna ?!" 
 
"Maafkan kami sajangnim"kedua karyawan itu hanya bisa tertunduk menyesali perbuatannya 
 
Hyuna yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi tertegun melihat hyunseung sedang berhadapan dengan kedua karyawannya yang terlihat ketakutan 
 
"Jika sampai kalian membicarakan hal yang buruk mengenai hyuna walau hanya sekali.. Aku pastikan kalian akan kehilangan pekerjaan kalian!"
 
"Maafkan kami sajangnim kami tidak akan mengulanginya lagi sekali lagi mohon maafkan kami" 
 
"Satu hal lagi, bukan hyuna yang ingin tinggal dirumahku, melainkan aku yang ingin dia tinggal dirumahku karena dia adalah wanita yang baik, memiliki kejujuran yang kuat, dan tidak suka membicarakan orang lain seperti kalian.. Jadi jaga ucapan kalian mengenai hyuna jika tidak kalian akan tau akibatnya" 
 
Kedua karyawan itu masih tertunduk menyesali perbuatannya lalu hyunseung pergi meninggalkan mereka 
 
Hyuna membeku ditempatnya ia benar-benar tak menyangka ternyata hyunseung begitu memperdulikannya selama ini sikap hyunseung yang sangat dingin dan sering kali membuatnya darah tinggu bukan berarti hyunseung membencinya , tanpa sadar sebuah senyuman muncul dibibirnya 
 
Aku tak menyangka pria tembok itu akan membelaku seperti itu.. Kini aku tau sebenarnya dia tidak seburuk yang aku fikir, baiklah.. Mulai sekarang aku harus berubah aku harus bersikap lebih baik padanya.. 
 
Meeting akhirnya dimulai dan saat itu juga hyuna merasa gugup hyunseung melirik hyuna yang berdiri disampingnya ia memahami perasaan hyuna ia mencoba menenangkan hyuna dengan kekuatan yang dimilikinya hingga tiba-tiba hyuna sudah merasa tidak gugup lagi dan perasaannya lebih tenang ia melirik hyunseung yang duduk disampingnya lalu hyuna tersenyum kecil dan tak disangka hyunseung membalas senyumannya 
 
Huh? Kenapa aku membalas senyumnya? Batin Hyunseung 
 
 
Waktu berjalan terasa cepat akhirnya meeting selesai dan pertemuan itu membuahkan hasil akhirnya kerja sama perusahaan dengan perusahaaan amsterdam itu berhasil terjalin 
 
"kita berhasil" ujar hyuna 
 
"Terimakasih atas kerja kerasnmu" hyuna terkejut saat tiba-tiba hyunseung memeluk hyuna dengan sebelah tangannya , hyuna menjadi kikuk dan hanya diam namun entah mengapa kedua tangannya rasanya ingin membalas pelukan hyunseung ia mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan hyunseung yang terasa begitu nyaman untuknya 
 
"Oh maaf , maaf sajangnim sekali lagi maafkan saya" hyuna dan hyunseung segera melepaskan pelukan mereka karena terkejut saat seorang karyawan wanita yang tiba-tiba saja masuk karena pintu ruangan yang tidak ditutup 
 
"Tidak apa, ada apa ?" Tanya hyunseung 
 
"Ini sajangnim saya ingin memberikan laporan terbaru dari keuangan" 
 
"Baiklah" 
 
Hyunseung mengambil laporan itu setelah itu karyawan wanita itu pergi keluar hyunseung melirik hyuna yang masih diam dengan kikuknya 
 
"Ada apa ?" Tanya hyunseung 
 
"Tidak ada apa-apa memangnya kenapa ?" 
 
"Kau pucat sekali seperti seseorang yang baru saja tertangkap basah"
 
"Mwo? Ishh.. " hyuna pergi keluar dari ruangan itu dan hyunseung hanya tersenyum kecil melihat wajah kesal hyuna dan bahkan pipinya yang memerah
 
Astaga ada apa denganku kenapa jantungku masih saja berdegup cepat seperti ini saat hyunseung memelukku, astaga hyuna sadarlah!! 
 
Hyuna terus memegangi dadanya dan berkali-kali menarik nafasnya dalam lalu membuangnya
 
"Kau tau tidak jika tadi aku melihat hyunseung sajangnim dan hyuna sedang berpelukan diruang kerjanya" 
 
"Mwo??? Jinjja ?? Bagaimana bisa ?? Bukankah hyuna adalah kekasih minho sajangnim??" 
 
"Itu dia , aku curiga jangan-jangan mereka memiliki hubungan" 
 
"Aku heran apa yang dilakukan hyuna ya sampai dia bisa meluluhkan kedua pria tampan itu" 
 
"Jangan-jangan.. Hyuna memberikan tubuhnya? Omo" 
 
"Omo !! Jika itu benar.. Astagaa dia benar-benar tidak punya harga diri" 
 
Hyuna membeku ditempatnya saat tak sengaja mendengar karyawan lain sedang membicarakannya seluruh tubuhnya terasa memanas akibat amarah yang memuncak dan membuat kepalanya terasa pening ia pun tak mampu menahan amarahnya dan menghampiri kedua wanita itu dengan menggebrak meja mereka dengan keras membuat seluruh karyawan disana menatap terkejut ke arahnya 
 
"Yah! Hyuna ! Ada apa kau ini ?!" 
 
"Kau bertanya padaku ?! Aku yang seharusnya bertanya pada kalian ! Kenapa kalian tidak bisa berhenti membicarakan hal-hal buruk tentang diriku huh?! Apakah sesirik itu kalian padaku ?! Dengar ! Aku tidak seburuk yang kalian fikirkan ! Kalian saja yang tidak mempunyai daya tarik seperti diriku sehingga tidak ada pria yang melirik kalian !" 
 
Seluruh karyawan disana terkejut bahkan menganga karena baru kali ini mereka melihat hyuna yang mengamuk karena selama ini yang mereka ketahui hyuna adalah wanita yang baik sopan dan tidak banyak bicara 
 
"Yah ! Kau fikir kau itu sangat suci ?! Lalu bagaimana caramu bisa mendapatkan kedua pria hebat itu jika tidak memberikan tubuhmu ?! Jangan munafik!" Salah seorang wanita itu kembali membuka suaranya dan membuat kemarahan hyuna semakin memuncak 
 
"Kau ..!" Belum sempat hyuna melanjutkan ucapannya Tiffany segera tiba 
 
"Hyuna.. Hyuna tenangkan dirimu" 
 
"Unnie ! Mereka keterlaluan mereka sudah diluar batas !" 
 
"Kami diluar batas ?? Kami atau kau?? Bagaimana bisa kau bermesraan dengan atasanmu sendiri dikantor huh??" 
 
Tiffany dan para karyawan lainnya membulatkan kedua matanya mendengar ucapan wanita itu 
 
"Bermesraan? Hyuna ?" Ujar Tiffany yang langsung menatap hyuna penuh tanya 
 
"Tutup mulutmu ! Aku tidak seperti itu!" Ujar hyuna 
 
"Ya ampun dibalik wajahnya yang polos ternyata dia rela memberikan kehormatannya hanya demi pria tampan dan kaya" samar-samar hyuna dan Tiffany mendengar karyawan lainnya membicarakan hyuna 
 
"Hey! Jaga ucapan kalian!" Ujar Tiffany 
 
Hyuna merasa benar-benar sangat direndahkan ia tak mampu menahan air matanya lagi ia segera pergi dari sana dan Tiffany segera mengejarnya 
 
"Hyuna ! Hyuna tunggu !!" 
 
Tiffany berlari dan berdiri dihadapan hyuna lalu hyuna segera menghambur kepelukan Tiffany dan menangis 
 
"Unnie kenapa mereka jahat sekali padaku" 
 
"Hyuna tenangkan dirimu, jangan menangis ucapan mereka tidak benar" Tiffany mencoba menenangkan hyuna dan mengelus rambut hyuna didalam pelukannya 
 
"Sudah jangan menangis aku ada bersamamu, aku percaya padamu hyuna"
 
Hyunseung menutup laptopnya karena jam sudah menunjukkan pukul lima saat ia keluar dari dalam ruangannya hyuna tidak ada dimejanya 
 
"Kau" Hyunseung memanggil salah seorang karyawannya 
 
"Iya sajangnim" 
 
"Dimana hyuna ?" 
 
Namun karyawan pria itu malah terlihat bingung untuk menjawab 
 
"Ada apa ? Kau sakit?" 
 
"Tidak sajangnim.. Eum saya tidak tau dimana hyuna" 
 
"Benar?" 
 
"Benar sajangnim, hyuna-ssi pergi sekitar dua jam yang lalu" 
 
Hyunseung mengerutkan keningnya
"Dua jam yang lalu?" 
 
"Iya sajangnim" 
 
"Yasudah kau boleh pulang" 
 
"Baik sajangnim terimakasih permisi" 
 
Hyuna pergi dua jam yang lalu? Kemana dia ? Kenapa dia meninggalkan pekerjaan tanpa memberitahuku? Minho.. Pasti minho yang membawa hyuna pergi
 
Hyunseung segera mengeluarkan ponselnya dan menelfon minho 
 
"Yoboseo ?" 
 
"Dimana hyuna ?"
 
"Hyuna ?hyung kenapa kau menanyakannya padaku? Bukankah seharusnya hyuna bersamamu sekarang?" 
 
"Apa maksudmu?" 
 
"Hyung ada apa ? Apa hyuna hilang?" 
 
Apa ? Jadi hyuna tidak bersama minho? Lalu dimana dia ? 
 
"Hyung ? Semuanya baik-baik saja ?" 
 
"Ya, semuanya baik-baik saja sampai jumpa dirumah" Hyunseung memutus telfonnya dan terus berfikir kemana perginya hyuna 
 
Hyunseung melihat meja kerja hyuna dimana masih ada tas dan bahkan ponsel diatas mejanya 
 
Sepertinya hyuna akan segera kembali, lebih baik aku menunggunya hingga ia kembali 
 
Sudah hampir satu jam lamanya hyunseung menunggu namun hyuna tak juga kembali dan akhirnya Tiffany pun tiba 
 
"Tiffany?" 
 
"Oh sajangnim"  Tiffany segera menghampiri hyunseung yang duduk dikursi hyuna 
 
"Kenapa kau belum pulang? Dan darimana saja kau?" 
 
Tiffany menggigit bibir bawanya ia bingung apa yang harus dikatakannya ia sudah berjanji pada hyuna untuk tidak memberitahukan pada hyunseung apa yang baru saja terjadi karena hyuna merasa malu 
 
"Kenapa kau diam? Kenapa semua karyawan disini terdiam saat aku menanyakan dimana hyuna ?"
 
"Maaf sajangnim tapi sebenarnya.." 
 
Hyunseung mengernyit perasaanya mendadak tidak enak ia berdiri dari duduknya 
 
"Ada apa ?" 
 
"Sebenarnya hyuna tadi berkelahi dengan karyawan disini"
 
"Apa ?! Apa yang terjadi ?" 
 
Tiffany terkejut saat hyunseung mendadak meninggikan suaranya 
 
"Tiffany cepat katakan padaku apa yang terjadi ?!"
 
Tiffany pun akhirnya memberitahukan pada hyunseung apa yang sebenarnya terjadi jika sebenarnya hyuna telah dihina oleh karyawan lainnya dan sering kali hyuna dibicarakan oleh karyawan lainnya dan tadi ia berkelahi lalu hyuna pergi 
 
"Kurang ajar! Mereka mengatakan itu pada hyuna ?!"
 
Dengan ragu Tiffany menganggukkan kepalanya 
 
Hyunseung memukul keras meja disampingnya membuat Tiffany kembali bergidik ngeri
 
"Aku harus mencari hyuna!"
 
Hyunseung pun membereskan seluruh barang-barang hyuna ia masukkan kedalam tasnya dan membawanya 
 
Hyuna maafkan aku , terpaksa aku mengatakan semuanya pada hyunseung sajangnim karena aku yakin dialah yang bisa melindungimu aku yakin pasti hyunseung sajangnim sebenarnya mencintaimu aku bisa melihat dari matanya bagaimana dia menatap hyuna dan begitu mencemaskan hyuna, maafkan aku hyuna
 
Tiffany membuang nafasnya panjang lalu mematikan komputer hyuna dan membereskan barang-barang dimeja kerja hyuna 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Hyunafunny
Saya ga punya akun di wattpad atau website mana pun selain disini , tolong buat para readers yg mau coba nulis lebih kreatif aja buat ff sendiri jangan copas kreatifitas milik orglain:) mks

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Thor, kok di wattpad ada cerita persis kayak gini.. Itu akunnya author bukan?
Hyunafunny
#2
Chapter 21: Sorry ya itu aku ga jga ga paham knp stiap ngtik 'memutuskan' ko jadinya disni 'memutuu' ketypoan bukan dr saya ya:P haha
Troubleshipper #3
Chapter 20: Best chapter thor, pas mereka ciuman pas aku lagi muter lagu on rainy days. Wkwkwk.. Next thor :) hehe
BeNice
#4
Chapter 12 : Wah update lagi.. keren thor, Fighting!!
Troubleshipper #5
Chapter 11: Adegan terakhir feel nya dapey bgt thor, sumpahh...
Troubleshipper #6
Chapter 4: Nggak salah di remake thor, yg ini lbih lucu.. Wkwkw