First namja

Magic is you (re-edit)

Setelah kejadian dimana akhirnya nana mengetahui jika hyunseung ternyata tidak mencintainya akhirnya nana memutuskan untuk pulang kedesa hingga tinggalan hyuna hyunseung dan nyonya jang yang berada dirumah , nyonya jang semakin merasa cocok dengan hyuna baru beberapa hari mengenalnya nyonya jang sudah menyukai hyuna dan menganggapnya seperti anaknya sendiri, bahkan nyonya jang semakin yakin jika hyuna adalah pasangan yang tepat untuk hyunseung 

 
"Permisi" 
 
"Masuklah" jawab hyunseung sambil tetap fokus pada laptopnya 
 
Hyuna pun masuk dan menutup pintunya lalu duduk dihadapan hyunseung 
 
"Ada yang ingin saya bicarakan"
 
"Mengenai apa ? Katakan saja aku tidak punya banyak waktu" jawab hyunseung tanpa mengalihkan tatapannya dari pekerjaannya 
 
"Saya.. Izin untuk berhenti dari pekerjaan ini" 
 
Seketika hyunseung mendongakan kepalanya menatap hyuna penuh rasa terkejut namun ia tetap berhasil menguasai dirinya agar tak memperlihatkannya dihadapan hyuna 
 
"Apa yang kau katakan? Kau ingin berhenti?" 
 
"Iya sajangnim" jawab hyuna dengan menundukkan kepalanya 
 
"Kenapa? Kau merasa tidak nyaman bekerja disini? Atau.. Ada kesulitan?" 
 
"Tidak tidak sajangnim.. Semuanya baik-baik saja" 
 
"Lalu apa alasanmu?" 
 
"Saya.. Hanya merasa sepertinya lebih baik saya kembali pulang dan menemani ayah saya dirumah lalu kembali melanjutkan kuliah" 
 
"Tidak" 
 
Hyuna mengerutkan keningnya mendengar penolakan ketus dari hyunseung yang kembali fokus pada pekerjaannya 
 
"Tapi sajangnim.." 
 
"Sudah kukatakan tidak kan? Untuk apalagi kau disini? Kembali bekerja" 
 
Hyuna mengepal kedua tangannya dengan kesalnya ia tak bisa membantah apa pun lagi ia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dengan menahan kekesalannya karena ia sadar jika ia masih berada dilingkungan kantor dimana ia harus tetap menjaga sikapnya 
 
"Permisi sajangnim" hyuna pun keluar dengan kesalnya , ketika hyuna sudah keluar hyunseung melirik pintu yang sudah tertutup lalu membuang nafasnya panjang dan menyenderkan punggungnya di kursi 
 
Ada apa dengannya ? Kenapa mendadak ia ingin berhenti dan pulang??? 
 
"Tidak, aku tidak akan membiarkannya pergi dari sini" 
 
Hyuna melirik jam tangannya menunjukkan pukul lima sore setelah selesai dengan pekerjaannya ia pun merapihkan meja kerjanya dan mematikan komputernya 
 
Kenapa dia belum juga keluar dari ruangannya ? Apa dia masih banyak pekerjaan? 
 
"Apa aku tunggu saja ya? Atau.. Aku pulang menggunakan taksi?" Gumamnya 
 
Akhirnya hyuna memutuskan untuk menunggu hyunseung hingga keluar dari dalam ruangannya namun sudah hampir setengah jam hyunseung masih tak juga keluar dari ruangannya 
 
Apa aku masuk saja kedalam ?? Tapi untuk apa ? Hanya untuk mengajaknya pulang?? Ah tidak.. Mengganggu pekerjaannya hanya dengan alasan mengajaknya pulang, dia pasti akan sangat marah , yasudahlah aku pulang sendiri saja 
 
Hyunseung yang tengah fokus pada pekerjaannya tertegun saat mendengar suara ponselnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk , karena merasa cukup lelah akhirnya ia memutuskan untuk memeriksa isi pesannya 
 
 
From: hobgoblin
-apa kau masih bekerja didalam? Aku sudah lama menunggumu tapi kau tidak juga keluar dari ruanganmu, yasudah aku pulang pakai taksi saja ya , jangan marah- 
 
 
Hyunseung membulatkan kedua matanya lalu melirik jam tangannya 
 
"Astaga ini sudah waktunya pulang! Bagaimana aku bisa tidak menyadarinya!!" Ucapnya dengan terburu-buru merapihkan kertas-kertas penting diatas mejanya lalu segera keluar untuk mengejar hyuna 
 
Aku harap dia masih disekitar sini 
 
Dengan sangat terburu-buru hyunseung berjalan sangat cepat seakan ia akan ketinggalan pesawat untuk mengejar hyuna dan ternyata wanita manis itu masih berdiri didepan gedung kantor menunggu taksi 
 
Dengan nafas yang tersengal-sengal hyunseung tersenyum kecil melihat hyuna masih disana 
 
"Yah!" Protes hyuna kala hyunseung tiba-tiba merangkulnya dan bahkan menyeretnya berjalan bersamanya tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya 
 
Didalam mobil seperti biasanya hanya keheningan yang terasa hingga ponsel hyuna berbunyi 
 
"Yoboseo?"
 
"Apa ?? Appa kembali jatuh sakit!? Baiklah aku akan segera pulang, nana tolong bantu bibiku untuk menjaga appa hingga aku kembali" 
 
"Ada apa?" 
 
"Aku harus segera pulang appa kembali sakit" jawab hyuna dengan gelisahnya 
 
"Turunkan aku dihalte saja aku akan pulang kedesa sekarang" 
 
"Kau akan pulang dengan bus ?" 
 
"Tentu saja tidak aku akan naik kereta" 
 
Hyunseung tak menjawab dan bukannya menurunkan hyuna dihalte ia malah melewatinya 
 
"Yah ! Sudah kukatakan turunkan aku dihalte" 
 
"Aku akan mengantarmu jangan berisik" 
 
"Maksudmu? Kau akan mengantarku pulang?" 
 
"Ya , kau tinggal tunjukkan saja jalannya" 
 
"Baiklah, go..mawo" ujar hyuna dengan suaranya yang terdengar sangat pelan 
 
Sudah satu jam lamanya mereka berada didalam mobil dengan hyuna yang mulai terlelap dan akhirnya ia tertidur pulas , hyunseung melirik hyuna yang tengah tertidur lalu seulas senyum terukir diwajahnya 
 
Sepertinya dia lelah sekali, kau benar-benar cantik hyuna 
 
Hingga akhirnya turun hujan yang sangat besar beserta kilatnya membuat hyuna terbangun 
 
"Kita sudah sampai?" Tanya hyuna dengan mengucek sebelah matanya 
 
"Belum babo, bahkan aku tidak tau kita dimana sekarang" jawabnya dengan santai 
 
Hyuna terkejut sehingga membuatnya langsung terjaga dan melihat sekitarnya dari dalam jendela mobil yang berkabut 
 
"Astaga lalu bagaimana?? Dimana ini.."
 
"Sudah kukatakan tidak tau" 
 
"Ish !!!" Gerutu hyuna 
 
"Yasudah kenapa berhenti?!" 
 
"Kau tidak lihat hujan lebat?" 
 
"Memang apa masalahnya ?? Kita kan tidak akan kehujanan" 
 
"Yah babo, hujannya sangat besar anginnya kencang dan kilatnya besar apa kau ingin kita tersambar petir huh?" 
 
Hyuna terdiam dengan raut sedihnya ia ingin cepat pulang dan menemui ayahnya, hyuna menyandarkan punggungnya di punggung kursi dengan sebelah tangan memijat dahinya 
 
"Tidak ada sinyal.." Gumam hyuna 
 
Hyunseung mengeluarkan ponselnya dimana ia pun tidak bisa mendapatkan sinyal diponselnya 
 
"Lebih baik kita pulang saja" 
 
"Tidak, aku tidak mau pulang aku harus secepatnya menemui appa" 
 
"Percuma saja kita tidak tau sekarang kita berada dimana dan lebih baik kita cari jalan untuk pulang saja" 
 
"Bukankah sudah kukatakan aku tidak mau pulang?! Aku ingin menemui appaku sekarang! Appaku sedang sakit keras , aku hanya tidak mau sampai aku terlambat menemui appaku"ujar hyuna dengan kedua matanya yang berkaca-kaca
 
Hyunseung tertegun melihat hyuna menangis namun ia pun orang yang sama keras kepalanya 
 
"Aku akan tetap pulang" 
 
Hyuna membulatkan kedua matanya kala hyunseung menyalakan mesin mobilnya dan hendak memutar balikkan mobilnya 
 
"Baiklah jika kau tetap akan pulang aku akan pergi sendiri!" Hyuna membuka pintu mobilnya lalu berlari keluar 
 
"Hyuna !!" Hyunseung segera keluar dari dalam mobilnya mengejar hyuna dalam keadaan hujan yang sangat lebat dan angin kencang jalanan disana pun cukup sepi 
 
"Hyuna !!" Hyunseung terus berlari mengejar hyuna namun hyuna tak berhenti ia merasa sangat kesal pada sikap hyunseung 
 
Aku harus pulang!! Apa pun yang terjadi ! Aku harus bertemu dengan appa !! 
 
Hingga akhirnya terdengar suara petir yang sangat besar membuat hyuna terkejut hingga ia berjongkok dan menutup kedua telinganya 
 
"Aaaa !!" 
 
"Hyuna !!" Hyunseung berlari dan memeluk hyuna dikeadaan hujan besar itu hyuna masih terdiam dengan jantung yang berdegup cepat ia mendongakan wajahnya menatap wajah hyunseung yang sangat dekat dengannya tengah meringis kesakitan karena sambaran petir yang mengenai tubuhnya jika ia terlambat petir itu akan mengenai hyuna 
 
"Kau baik-baik saja ?" Tanya hyunseung sangat terlihat jelas dimata hyuna jika pertanyaan hyunseung itu terdengar sangat lirih dan mengkhawatirkannya 
 
Hyuna mengangguk kecil dengan tubuhnya yang gemetar hyunseung membantu hyuna untuk berdiri dan kembali masuk kedalam mobil dengan keadaan tubuh dan pakaian mereka yang basah 
 
"Pakailah.." Hyunseung terlihat sangat cemas ia menyelimuti tubuh hyuna yang bergetar dengan handuk 
 
"Sudah merasa lebih baik?" Tanya hyunseung 
 
Hyuna hanya mengangguk kecil dan diam 
 
"Tadi .. Kau tersambar petir, kau baik-baik saja ?" Tanya hyuna yang terlihat sangat cemas 
 
"Aku.. Aku baik-baik saja sudah jangan khawatirkan aku, hangatkan tubuhmu" 
 
"Darimana kau dapat handuk ini?"
 
Hyunseung tertegun dengan pertanyaan-pertanyaan hyuna yang membuatnya pusing karena semua keanehan itu berasal dari kekuatan yang dimilikinya sejak kecil dan semakin hyunseung beranjak besar kekuatannya pun akan semakin kuat 
 
"Itu.. Aku.. Aku memang selalu membawanya didalam mobilku" 
 
"Maafkan aku" gumam hyuna 
 
"Ne ?" 
 
"Maaf.. Aku sudah menyusahkanmu" 
 
Hyunseung membuang nafasnya panjang lalu sebelah tangannya terulur menyentuh kepala hyuna 
 
"Gwaenchana, jangan ulangi lagi" 
 
Hyuna merasa aneh dengan sikap hyunseung yang terkadang sangat baik padanya dan terkadang sangat menyebalkan, memang mereka sering kali bertengkar bahkan sering kali pertengkaran mereka terjadi karena hal yang tidak penting sekali pun tapi tak bisa hyuna pungkiri terkadang kedekatan mereka sering membuatnya merasa nyaman didekat hyunseung dan terkadang membuat jantungnya berdegup cepat
 
"Kenapa hujannya belum juga reda" gumam hyuna 
 
Terdengar suara kilat yang semakin besar membuat hyuna terlihat semakin cemas 
 
"Lebih baik sekarang kita keluar dari mobil, terlalu bahaya jika kita disini" Ujar hyunseung , hyunseung segera keluar dari dalam mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk hyuna lalu ia menggunakan jaketnya untuk melindungi hyuna dari hujan 
 
"Kau ?" 
 
"Sudahlah aku baik-baik saja" 
 
Sebenarnya hyunseung bisa menggunakan jekat milikinya untuk menutupi kepala mereka dari derasnya hujan namun ia hanya tidak mau membuat hyuna merasa risih jika harus memakai satu jaket bersamaan maka dari itu ia gunakan untuk menutupi kepala hyuna dan merangkul bahunya mereka berlari ke arah gedung kecil untuk berteduh disana 
 
"Tubuhmu basah" 
 
"Bukankah memang sudah basah sebelumnya" jawab hyunseung dengan ketusnya membuat hyuna tertunduk merasa bersalah karena dirinya seluruh tubuh hyunseung menjadi basah 
 
Hyunseung menyadari perubahaan ekspresi hyuna ia merasa tak enak dengan ucapannya 
 
"Tenanglah.. Aku baik-baik saja" ujar hyunseung 
 
Hyunseung melirik hyuna yang tengah mencoba menghangatkan dirinya dengan mengelus kedua lengannya sendiri dengan telapak tangannya, tanpa meminta izin hyunseung menyelimuti tubuh hyuna dengan jaket tebalnya 
 
"Hyunseung?" 
 
"Gwaenchana pakai saja" 
 
Hyunseung tersenyum kecil dan entah mengapa senyuman itu benar-benar mampu melelehan hati hyuna yang semula sangat tak menyukainya 
 
Tiba-tiba tanpa hyunseung sadari seulas senyum terukir diwajah hyuna 
 
Kenapa mendadak pria ini menjadi sangat hangat padaku? Andai saja sejak awal dia bersikap seperti ini padaku, pasti sejak awal aku sudah jatuh cinta padanya 
 
dan lagi-lagi tak sengaja tatapan mereka kembali bertemu tak ada yang berniat untuk mengalihkan tatapan mereka entah apa yang keduanya fikirkan yang jelas keduanya tak ingin melepaskan kesempatan ini untuk saling memperhatikan satu sama lain hingga tiba-tiba hyunseung mendekatkan wajahnya tepat dihadapan hyuna , hyuna memejamkan kedua matanya dengan perlahan hyunseung mengecup bibir hyuna dengan sangat lembut
 
Entah apa yang terjadi pada hyuna yang jelas ia merasa telah dikuasai oleh perasaannya sebelah tangannya terulur memeluk tubuh hyunseung hingga keduanya semakin dekat dan memperdalam ciuman mereka hingga akhirnya hyuna membuka kedua matanya ia tersadar jika ini salah perlahan sebelah tangannya mendorong kecil dada hyunseung 
 
Hyunseung membuka matanya dan menatap kedua mata hyuna dalam-dalam 
 
"Maaf" Ujar hyunseung 
 
"Gwaenchana" jawab hyuna walaupun tubuhnya bergetar hebat akibat ciuman pertamanya itu ia tak pernah menyangka akan memberikannya pada pria yang selama ini selalu bertengkar dengannya
 
"Hujannya sudah sedikit reda, kita lanjutkan perjalanan?" Tanya hyunseung 
 
"Ne" 
 
Hyunseung pun terlebih dahulu masuk kedalam mobil sedangkan hyuna masih terdiam ditempatnya sebelah tangannya memegang bibirnya yang baru saja dijamah oleh pria pertamanya seulas senyum muncul dibibirnya dan kedua pipinya terasa memanas , merasa hyuna tak mengikutinya hyunseung membalikkan tubuhnya menatap hyuna 
 
"Kenapa kau masih disana ?" Hyunseung kembali dan menggenggam tangan hyuna lalu membawanya kembali masuk kedalam mobil
 
"Hallo nana ?? Nana ? Disini tidak ada sinyal...kau bisa mendengar suaraku??"
 
"Astaga !!!" Hyuna terus menggerutu kesal karena tidak mendapatkan sinyal diponselnya 
 
"Pakai ponselku" Hyunseung memberikan ponselnya pada hyuna 
 
Saat hyuna mencoba mengirim pesan pada nana ia tertegun melihat nama kontak dirinya di ponsel hyunseung 
 
"Hobgoblin????" 
 
Hyunseung membulatkan kedua matanya ia segera mengambil ponselnya dari tangan hyuna 
 
"Yah ! Kenapa namaku hobgoblin??? Apa aku wanita kerdil?!"
 
"Itu.. Memangnya ada yang salah ? Kau kan memang pendek dibanding diriku" 
 
"Yak ! Kau saja yang terlalu tinggi! Jangan bandingkan aku dengan dirimu!" Hyuna menyilangkan kedua tangannya didada dengan sebalnya lalu mengalihkan pandangannya pada jalanan lewat jendela mobil
 
Hyunseung menggaruk kepalanya yang tak gatal merasa baru saja ia merasa senang dengan hitungan menit saja mereka sudah kembali bertengkar 
 
"Awas !!!" Teriak hyuna saat tiba-tiba dijalanan sepi itu ada seorang pria yang menyebrang dan hampir saja tertabrak oleh mobil hyunseung 
 
"Kurang ajar !" Dengan emosinya yang tersulut hyunseung keluar dari dalam mobilnya 
 
"Hyunseung.." Tak mau sampai hyunseung berbuat hal yang tidak-tidak hyuna segera keluar dan menghentikan hyunseung yang hendak menghajar pria itu 
 
"Hyunseung hentikan!" 
 
Hyuna menarik hyunseung untuk menjauh lalu menghampiri pria itu 
 
"Kau baik-baik saja tuan?" Tanya hyuna 
 
"Ne ne.. Maafkan aku" ujar pria itu 
 
"Mari aku bantu" hyuna hendak membantu pria itu namun tiba-tiba segerombolan pria mendekati mereka 
 
"Bagus ! Kerja bagus !!" Ujar salah seorang pria lainnya 
 
"Apa-apaan ini?! Kalian siapa ?!" Tanya hyuna 
 
"Maafkan saya nona" gumam pria yang hampir saja tertabrak itu 
 
"Jadi kau pura-pura tertabrak huh?! Keterlaluan!" Ujar hyuna 
 
Saat hyunseung hendak menarik hyuna seorang pria telah menarik hyuna terlebih dahulu dan menyodorkan pisau tajam di leher hyuna 
 
"Hyuna ! Lepaskan dia !" 
 
"Lepaskan dia ? Hahaha baiklah... Tapi berikan seluruh uangmu dan juga mobilmu" 
 
"Menyerahkannya ? Kau harus bekerja keras untuk mendapatkannya" 
 
"Tidak usah banyak bicara cepat berikan !! Atau kau akan melihat kekasihmu ini mati !" 
 
Hyuna hanya memejamkan kedua matanya akibat pria itu menyakiti pergelangan tangan hyuna 
 
"Tidak ada yang boleh menyakitinya" gumam hyunseung 
 
Hyunseung mengambil kunci mobilnya lalu melemparkannya pada penjahat-penjahat itu 
 
"Serahkan dia" 
 
"Pilihan bagus.. Ngomong-ngomong kau sangat pintar memilih wanita hahaha.." Pria itu tertawa puas lalu mendorong hyuna pada hyunseung dengan sangat kasar 
 
"Kau baik-baik saja ?" 
 
Hyuna mengangguk lemah dan tubuhnya yang masih bergetar lalu para penjahat itu masuk kedalam mobil hyunseung dan pergi 
 
"Bagaimana dengan mobilmu? Kenapa kau memberikannya?" Tanya hyuna dengan meringis kesakitan pada kedua pergelangan tangannya yang memerah 
 
"Aku bisa membelinya lagi tapi kau.. Aku tidak yakin bisa menemukan cintaku lagi" 
 
"Ne ?" Hyuna tertegun menatap wajah hyunseung penuh tanya
 
"Aku mencintaimu hyuna" 
 
"Aku mencintaimu, maafkan aku" 
 
Hyuna mengalihkan tatapannya ia memang sering kali merasa aneh saat dekat dengan hyunseung namun ia masih ragu apakah perasaan yang ia rasakan adalah perasaan cinta atau hanya perasaan yang bisa datang dan pergi kapan saja 
 
"Maafkan aku" ujar hyuna 
 
Hyunseung mencoba tersenyum 
"Tidak apa-apa aku tidak meminta kau untuk menjawabnya sekarang, sekarang lebih baik kita lanjutkan perjalanan" 
 
"Tapi aku sangat lemas dan ini sudah malam" 
 
"Kita cari tempat tinggal untuk malam ini ayo" 
 
Tanpa bertanya lagi hyunseung menggendong hyuna dipunggungnya membuat hyuna terkejut 
 
"Yah hyunseung!! Turunkan aku" 
 
"Jangan cerewet" 
 
Hingga akhirnya sudah cukup jauh hyunseung berjalan dengan menggendong hyuna , hyuna merasa tak enak 
 
"Kau baik-baik saja?" 
 
"Kau.. Lumayan berat" jawab hyunseung 
 
Hyuna mengerucutkan bibirnya sebal 
"Turunkan aku, aku sudah tidak lelah" 
 
"Tidak masalah.. Aku senang seperti ini" 
 
"Byuntae!" 
 
Hyunseung hanya menyunggingkan ujung bibirnya tanpa memperdulikan gerutu hyuna dan terus berjalan , hyunseung melirik hyuna  yang menguap lalu tak sengaja hyuna tertidur lalu kembali terjaga 
 
"Tidurlah jangan dipaksakan" 
 
"Gwaenchana.. Aku bisa menahan diriku" ujar hyuna namun ia berbohong matanya tak bisa berbohong beberapa kali ia terlelap lalu kembali terjaga 
 
"Tidurlah.." Gumam hyunseung hingga akhirnya hyuna benar-benar tertidur dengan menempelkan dagunya dibahu hyunseung yang masih menggendongnya 
 
Maaf aku terpaksa melakukan ini hyuna , ini semua agar aku bisa lebih dekat denganmu sebenarnya Aku bisa saja menyerang para penjahat itu tapi.. Rasanya lebih baik seperti ini , lagi pula tak lama lagi mobilku akan segera kembali padaku 
 
Hyunseung tersenyum dan tetap melangkah ditengah kegelapan dengan hyuna yang terlelap dipunggungnya 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Hyunafunny
Saya ga punya akun di wattpad atau website mana pun selain disini , tolong buat para readers yg mau coba nulis lebih kreatif aja buat ff sendiri jangan copas kreatifitas milik orglain:) mks

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Thor, kok di wattpad ada cerita persis kayak gini.. Itu akunnya author bukan?
Hyunafunny
#2
Chapter 21: Sorry ya itu aku ga jga ga paham knp stiap ngtik 'memutuskan' ko jadinya disni 'memutuu' ketypoan bukan dr saya ya:P haha
Troubleshipper #3
Chapter 20: Best chapter thor, pas mereka ciuman pas aku lagi muter lagu on rainy days. Wkwkwk.. Next thor :) hehe
BeNice
#4
Chapter 12 : Wah update lagi.. keren thor, Fighting!!
Troubleshipper #5
Chapter 11: Adegan terakhir feel nya dapey bgt thor, sumpahh...
Troubleshipper #6
Chapter 4: Nggak salah di remake thor, yg ini lbih lucu.. Wkwkw