I love you

Magic is you (re-edit)

Hyuna merasa pegal pada bagian punggungnya ia terbangun dan ternyata ia masih berada diposisi yang sama 

 
"Hyunseung?" 
 
"Kau sudah bangun?" 
 
"Ne , turunkan aku" 
 
"Wae ?" 
 
"Turunkan" 
 
Hyunseung akhirnya menurunkan hyuna 
"Ada apa ?" 
 
"Kau menggendongku dari semalam??" 
 
"Apa aku harus menjawab? Kau tidur lelap sekali, sepertinya tubuhku memang nyaman untukmu benar kan?" 
 
Hyuna mengerucutkan bibirnya sebal lalu memukul pelan tangan hyunseung 
"Jangan bercanda , kau tidak merasa lelah menggendongku semalaman?" 
 
"Tidak, sudahlah ayo kita lanjutkan perjalanan" 
 
"Tidak.." 
 
"Mwo?" 
 
"Tidak perlu menggendongku lagi, aku sudah cukup lama tertidur aku bisa berjalan sendiri" 
 
Hyuna berjalan melewati hyunseung namun matanya melirik kesana kemari dimana tempat itu masih terasa asing untuknya 
 
"Sebenarnya kita dimana sekarang? Astaga.. Bagaimana kita bisa sampai dirumahku jika seperti ini" hyuna menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal 
 
"Menurutmu kita dimana ?" Tanya hyuna namun hyunseung tak menjawabnya membuat hyuna membalikkan tubuhnya ternyata hyunseung tak ada dibelakangnya membuat hyuna merasa takut karena jalanan itu cukup sepi dan bahkan tidak ada mobil atau kendaraan apa pun yang melintas 
 
"Hyunseung??? Kau dimana ? Ya! Jangan bercanda keluarlah!" 
 
Namun hyunseung ternyata benar-benar tidak ada membuat hyuna semakin cemas dan merasa takut 
 
"Hyunseung???" 
 
Astaga kemana dia?!!!! 
 
Hyuna mencari hyunseung tapi tetap tidak menemukannya 
 
Bagaimana ini?? Jika aku sendiri bagaimana jika aku bertemu penjahat seperti tadi malam??? Yatuhan tolong lindungi aku 
 
"Hyunseung... Kau dimana..kenapa bisa tiba-tiba menghilang seperti ini, yatuhan lindungi dia kumohon" Gumam hyuna dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca 
 
Hyuna terpelonjak kaget saat terdengar suara klakson yang keras dibelakangnya 
 
"Ya !!!" 
 
"Butuh tumpangan nona?" Hyuna membulatkan kedua matanya kala hyunseung yang membawa mobil itu 
 
"Kau????? Tapi.. Kau bagaimana bisa mobilmu kembali?!" 
 
"Sudah masuklah.." 
 
Hyuna benar-benar terlihat bingung lalu dengan perasaan bingungnya ia masuk kedalam mobil 
 
"Wae?" Tanya hyunseung melihat hyuna masih terdiam namun terlihat jika ia sedang berfikir keras 
 
"Kau belum menjawab pertanyaanku" 
 
"Pertanyaan? Kau yang belum menjawab cintaku" 
 
Hyuna terdiam kikuk dan seketika pipinya terasa memanas ia berusaha menyembunyikannya namun tetap saja hyunseung bisa melihatnya 
 
"Wae ? Kau masih saja diam, kau malu ya ?" 
 
Ucapan hyunseung itu semakin membuat pipi hyuna memerah bahkan kini terlihat seluruh wajahnya merah padam 
 
"Aigoo.. Aku rasa kau benar-benar sedang malu" Hyunseung menjahili hyuna dengan menyolek dagunya yang pastinya langsung mendapat protes dari hyuna 
 
"Hentikan!!" 
 
"Kau lapar?" 
 
"Lumayan" jawab hyuna dengan ketusnya 
 
"Baiklah kita akan mencari makan" 
 
"Mencari makan ?? Dimana ? Kau membawaku ketempat aneh yang benar-benar sepi dan terlihat seperti tidak ada kehidupan! Dimana kita akan mendapatkan makanan?" Hyuna membulatkan kedua matanya ditengah ia sedang mengomel pada hyunseung tiba-tiba mereka sudah sampai di depan sebuah kedai kecil 
 
"Sampai kan?" Ujar hyunseung dengan santainya lalu turun dari mobil tidak menghiraukan wajah terkejut hyuna 
 
"Tapi.." Melihat hyunseung sudah masuk kedalam kedai itu hyuna pun segera keluar dan masuk bersama hyunseung 
 
Saat masuk mereka sudah disambut dengan aroma kopi yang sangat pekat dan hanya ada penjaga kedai disana 
 
"Pesan kopi panas dua dengan waffle cokelat" 
 
"Kau tau aku suka waffle cokelat?" 
 
"Tentu, bagaimana bisa aku tidak tau makanan favorite wanita yang telah aku cium?" 
 
"Yak! Hentikan" 
 
Hyunseung benar-benar senang menjahili hyuna hingga saat ini ia masih melakukannya , hyuna memperhatikan kedai itu dimana kedai itu terlihat sangat sepi dan hanya penjaga pria yang sudah berumur yang berada didalam kedai 
 
"Silahkan" 
 
"Kamsahamnida" ujar hyuna dan hyunseung 
 
"Makanlah.. Kau pasti sangat lapar" 
 
"Kau tau? Ada banyak hal aneh yang terjadi selama perjalanan ini" 
 
"Hal aneh? Mwo?" Tanya hyunseung sambil meminum kopi hitamnya 
 
"Aneh.. Pokonya aneh, apa kau tidak merasakannya juga ?" 
 
"Tidak" 
 
"Ish.." Hyuna meminum kopinya namun ia terkejut karena kopi itu sangat pana
 
"Ah ! Panas !"
 
Hyunseung yang tengah duduk santai dengan menyilangkan kedua kakinya terkejut dan langsung bangkit dari duduknya untuk membantu hyuna 
 
"Gwaenchana?" Tanya hyunseung 
 
"Eum, aku tidak tau akan sepanas ini" 
 
Hyunseung mengambil beberapa tisu lalu membersihkan noda di pakaian hyuna 
 
"Pakaianmu masih basah, kau harus menggantinya" 
 
"Mengganti dengan apa ? Kau fikir aku bawa pakaian" ujar hyuna 
 
"Tenanglah" 
 
Hyunseung keluar dari dalam kedai lalu mengambilkan pakaian untuk hyuna 
 
"Pakailah" 
 
"Tunggu, ini.. Kau? Kau menyimpan pakaian wanita didalam mobilmu?"
 
"Ne ? Ani.. Ini.. Milik .. Seolhyun" 
 
"Baiklah" hyuna mengambil pakaiannya dan pergi kekamar mandi untuk 
 
Hyuna pun mengganti pakaiannya dengan sebuah dress berwarna hijau selututnya 
 
"Otte?" 
 
"Cantik" 
 
Hyuna tersenyum kecil lalu kembali duduk dikursinya dan memotong wafflenya 
 
"Jika saja kau tidak mengantarku aku pasti sudah sampai dirumahku" gumam hyuna sambil memakan wafflenya 
 
"Jinjja ? Kau tidak merasa senang selama perjalanan ini?" 
 
"Mwo? Apa kau bercanda? Bagaimana bisa aku merasa senang ini sangat melelahkan dan aneh..bahkan aku tidak tau jika ada kota sepi seperti ini dikorea" 
 
Hyuna terdiam karena hyunseung pun diam menatapnya 
 
"Ada apa ? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya hyuna 
 
"Kau belum menjawabku"
 
Hyuna berdehem lalu memundurkan tubuhnya 
 
"Kenapa kau tiba-tiba mencintaiku?" Tanya hyunseung 
 
"Tidak"
 
"Mwo?? Kau ingin menjahiliku lagi huh?? Atau.. Pernyataan cintamu itu bohong ???" 
 
Hyunseung tetawa kecil melihat kekesalan hyuna 
 
"Kenapa tertawa ? Apa yang lucu?!" 
 
"Baiklah.. Tidak perlu menjawab aku sudah tau jawabannya" ujar hyunseung dengan kembali menyeruput kopinya 
 
"Apa Maksudmu? Apa yang kau tau?" Tanya hyuna dengan ketus dan tatapan tajamnya 
 
"Ya aku tau.. Melihatmu panik saat berfikir aku hanya berpura-pura menyatakan cintaku itu sudah sangat terlihat jika kau juga mencintaimu, keutji?" 
 
"Ti..tidak.." 
 
"Benarkah? Baiklah kalau begitu ya kau benar aku memang berbohong" 
 
"Ya ! Hentikan!" Protes hyuna 
 
Hyunseung memegang sebelah tangan hyuna yang lagi-lagi membuat jantung hyuna berdegup cepat 
 
"Aku tidak tiba-tiba jatuh cinta padamu hyuna , tapi sudah sejak lama aku menyadari jika aku mencintaimu" 
 
Hyuna melepaskan tangannya dari genggaman hyunseung 
 
"Apa ?? Jadi selama ini kau mencintaiku?! Kau tau aku adalah kekasih adikmu dan kau mencintai kekasih adikmu sendiri ?! Keterlaluan! Aaah .. Atau jangan-jangan minho oppa meninggalkanku karena kau?!"
 
"Tunggu , apa maksudmu?" 
 
"Iya , minho oppa memutuu begitu saja dengan alasan dia harus pergi keluar negeri apa itu masuk akal? Jika memang dia mencintaiku pasti itu tidak menjadi alasan kan?? Aku jadi berfikir jika minho oppa memutuu demi dirimu! Kau menyebalkan!" 
 
"Hyuna tapi.." 
 
"Kau tau?? Aku sangat mencintai minho oppa, aku merasa sangat sedih dan kehilangan aku juga merasa bingung dan bahkan setiap malam semenjak minho oppa memutuu aku selalu berfikir keras apa salahku hingga Minho oppa tiba-tiba memutuskan hubunganku dengannya, dan sekarang aku yakin.. Pasti kau penyebabnya! Aku benci padamu! Kau telah membuat aku berpisah dengan minho oppa!" Hyuna beranjak dari duduknya dan pergi dari kedai itu
 
Hyunseung segera pergi mengejar hyuna sekilas ia melirik pria tua itu menandakan jika ia pergi dan kedai itu akan menghilang karena memang pada awalnya kedai itu tidak ada 
 
"Hyuna tunggu" Hyunseung menahan tangan hyuna 
 
"Aku sama sekali tidak tau jika minho pergi karena aku, sungguh" 
 
"Bohong, pasti kau mengatakan padanya jika kau mencintaiku kan?? Makannya minho oppa mengalah dan pergi meninggalkanku" 
 
"Hyuna kau salah aku tidak tau semua itu , aku juga tidak pernah mengatakan apa pun pada minho tentang perasaanku padamu"
 
Hyuna terdiam lalu terisak ia masih sangat mencintai Minho dan terlalu sakit baginya jika mengingat minho yang pergi dan memutuskannya begitu saja 
 
Tiba-tiba hyuna menghambur kepelukan hyunseung dan menangis 
 
"Aku merindukannya..." Tangis hyuna , hyunseung benar-benar merasa bersalah jika memang nyatanya minho pergi karena dirinya 
 
"Maafkan aku hyuna" gumam hyunseung dengan mengelus rambut panjang hyuna 
 
Setelah melakukan perjalanan satu setengah jam lamanya mereka pun sampai dikampung halaman hyuna 
 
"Disana , gedung berwarna putih itu rumah appaku"
 
"Yang itu? Rumahmu besar juga" 
 
"Tentu, appaku dulu adalah seorang juragan tanah tapi.. Appa ditipu semenjak itu appa jatuh sakit dan bangkrut" 
 
"Kasihan sekali ayahmu"
 
"Ya .. Tapi appaku sudah mengikhlaskannya" 
 
"Ayahmu pria yang sangat kuat" 
 
"Eum kau benar, ayo kita turun" 
 
Dengan Semangatnya hyuna berlari kecil dan mengetuk pintu rumahnya 
 
"Appa ??? Nana?? Kalian dirumah?? Aku hyuna.." Teriaknya
 
Akhirnya pintu terbuka dimana nana yang membukanya 
 
"Hyuna ???" Mereka pun langsung berpelukan dengan erat dan seketika nana terdiam saat melihat hyunseung 
 
"Hyunseung oppa?" 
 
Seketika keadaan menjadi canggung dan hyuna mencoba untuk menetralkannya 
 
"Ah iya.. Nana , aku diantar oleh hyunseung kemari"
 
"Eum.. Begitu, tapi kenapa kalian lama sekali? Aku fikir kau tidak jadi kemari naya" 
 
"Iya kami tersesat dan banyak sekali yang terjadi selama perjalan kami kemari bahkan.." Ucapannya terhenti saat hampir saja ia menceritakan ciuman pertamanya dengan hyunseung
 
"Bahkan ?" Tanya nana 
 
"Eum tidak.. Bahkan kami sangat lelah maksudku" 
 
"Aah yasudah ayo masuklah paman pasti sangat senang kau sudah pulang" 
 
"Ayo" hyuna menarik tangan hyunseung untuk masuk kedalam nana tertegun melihat kedekatan hyuna dan hyunseung ia hanya menunduk untuk menghilangkan perasaannya yang masih tersisa untuk hyunseung 
 
"Appa????" Hyuna langsung menghambur kepelukan ayahnya yang tengah duduk dikursi goyang tengah menikmati sejuknya udara pedesaan yang kebetulan rumah hyuna berada di atas puncak yang udaranya masih sangat jernih dan segar dan dengan pemandangan yang indah membuat suasana menjadi tenang
 
"Hyuna ?? Putriku kau pulang" tuan kim membalas pelukan hyuna dengan kedua mata yang berkaca-kaca betapa ia sangat merindukan putri semata wayangnya ini
 
"Astaga hyuna.. Tinggal dikota kau semakin cantik" puji ayahnya 
 
"Appa.. Kau berlebihan... Oh bagaimana keadaan appa sekarang? Nana bilang appa kembali jatuh sakit ? Ada apa appa ?" Tanya hyuna dengan cemasnya 
 
"Tidaak tidak.. Appa sudah lebih baik sekarang apalagi appa sudah bertemu dengan putri appa" 
 
Hyuna tersenyum miris dan memegang kedua tangan ayahnya yang tengah memegang pipi hyuna 
 
"Maafkan naya appa, karena naya baru bisa pulang sekarang" 
 
"Gwaenchana.. Jangan merasa bersalahn nak, yang penting kau senang dan sehat, oh? Siapa pria tampan ini?" 
 
"Oh iya .. Perkenalkan dia.. Atasanku dikantor" 
 
"Aaah jadi kau atasan hyuna ? Aigoo maaf saya tidak tau silahkan duduk" 
 
"Tidak appanim.. Saya teman hyuna" 
 
"Eyy.. Kau memang atasanku kan" protes hyuna 
 
"Siapa namamu?" 
 
"Jang hyunseung imnidia" 
 
Lalu tuan kim melirik nana yang langsung menundukan kepalanya kala menyadari tuan kim meliriknya karena nana sudah menceritakan pada tuan kim jika ia sempat akan menikah dengan pria dikota bernama jang hyunseung 
 
"Aku akan buatkan minum" ujar nana 
 
"Nana .. Biar aku saja" 
 
"Tapi naya biar aku saja"
 
"Ishh kau ini yasudah kita buat bersama" 
 
Setelah nana dan hyuna pergi kedapur tinggalah tuan kim dan hyunseung disana 
 
"Jadi.. Kau pria yang hendak menikahi nana?" 
 
Hyunseung tertegun lalu mengangguk kaku 
"Benar appanim, maaf.. Appanim mengetahuinya ?" 
 
Tuan kim tersenyum ramah lalu mengangguk 
"Ya aku tau, nana sudah seperti putriku sendiri aku tidak membedakannya dengan hyuna mereka berdua adalah putriku, aku menyayangi mereka dan tolong.. Jangan sakiti keduanya" 
 
"Maafkan saya appanim saya tidak pernah bermaksud untuk menyakiti perasaan nana" 
 
"Tidak apa.. Nana anak yang baik, dia sudah memaafkanmu" 
 
Hyunseung tersenyum kecut dan mengangguk bertanda terimakasih atas pengertian tuan kim 
 
"Nana dimana bibiku?" Tanya hyuna sambil menuangkan orange juicenya 
 
"Bibi sudah dua hari ini tidak kemari katanya bibi harus mengurus kebunnya dulu" 
 
"Begitu ya, terimakasih ya nana kau selalu menemani appaku" 
 
"Eyy kau ini .. Aku bukan orang baru disini aku adalah sahabatmu kan dan ayahmu sudah seperti ayahku sendiri jadi pasti aku akan menjaganya" 
 
Lalu tiba-tiba nana terdiam 
 
"Nana ada apa ?" 
 
"Hyuna, apa.. Hyunseung oppa benar-benar sudah melupakanku?" 
 
Hyuna tertegun dengan pertanyaan nana dan melihat raut sedih diwajahnya membuat hyuna merasa semakin bersalah 
 
"Itu.. Aku tidak tau, kenapa kau masih bertanya seperti itu? Kau masih memikirkannya?" 
 
"Begitulah.. Aku rasa sangat sulit melupakannya" 
 
Ternyata nana masih sangat mencintai hyunseung, kalau begitu aku tidak boleh membiarkan perasaanku berlarut pada hyunseung.. Setidaknya jika nana tidak bisa bersama dengan hyunseung aku pun jangan bersama hyunseung, setidaknya aku bisa menjaga perasaan sahabatku sendiri 
 
"Hyuna ? Kenapa melamun? Sudah membuat minumannya ?" Tanya nana 
 
"Ah ne sudah.. Ayo" 
 
Sesaat mereka saling bertukar pembicaraan hingga akhirnya waktu berjalan sangat cepat dan kini sudah menjelang malam 
 
"Oppa sepertinya aku akan menginap disini untuk malam ini, tidak apa-apa kan?" Ujar hyuna 
 
"Baiklah.. Kalau begitu aku akan pulang sekarang" 
 
"Tunggu hyunseung.. Kenapa tidak menginap saja ? Ini sudah malam terlalu berbahaya"
 
"Appa benar, lebih baik kau menginap saja disini" lanjut hyuna 
 
"Sudah jangan menolak.. Oke?" Ujar hyuna dan hyunseung pun mengangguk menyetujuinya 
 
Malam ini hyunseung oppa akan menginap disini? Astagaa ini akan semakin sulit bagiku untuk melupakannya, lebih baik aku pulang saja 
 
"Hyuna , appanim.. Aku akan pulang sekarang"
 
"Hm? Kenapa nak? Bukankah biasanya kau menginap disini?" Tanya tuan kim 
 
Hyuna tertegun ia baru menyadari pasti nana merasa tidak nyaman karena hyunseung akan menginap disini 
 
"Nana.. Ini sudah malam kau tidur saja disini arra?" 
 
"Sudah.. Jangan menolak, kau tidak rindu padaku huh? Kau tidur dikamarku malam ini oke?" 
 
"Baiklah naya" 
 
Hyuna tersenyum lalu memeluk nana dari samping 
 
Malam harinya hyuna merasa tenggorokannya terasa kering ia pun memutuskan untuk kedapur lalu melihat nana sudah tertidur pulas 
 
"Aigoo kenapa tenggorokanku kering sekali" gumamnya 
 
"Uh? Hyunseung?" Hyuna tertegun saat melihat hyunseung tengah berdiri dibalkon halaman belakang seorang diri 
 
"Hyunseung?" 
 
Hyunseung membalikkan tubuhnya dan tersenyum kecil pada hyuna 
 
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya hyuna 
 
"Aku hanya tidak bisa tidur, lagi pula rasanya aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk melihat pemandangan indah ini" 
 
"Iya kau benar disini memang sangat indah dan sejuk kan? Pemandangan malam hari disini memang selalu membuatku merasa tenang" 
 
Hyunseung melirik hyuna yang tengah memejamkan kedua matanya menikmati hembusan angin malam yang terasa sangat sejuk , hyunseung tersenyum kecil melihat wajah cantik hyuna lalu sebelah tangannya terulur memegang sebelah tangan hyuna membuat hyuna terkejut dan membuka matanya perlahan lalu melirik tangannya yang tengah digenggam oleh hyunseung 
 
"Kau tau? Aku sangat senang malam ini"ujar hyunseung 
 
"Wae ?" 
 
"Karena malam ini terasa sangat indah, suasana yang sejuk namun rasanya hangat" 
 
"Bagaimana bisa ?" 
 
"Karena kau.." 
 
"Jeoyo?" 
 
"Eum, walaupun udara disini dingin tapi hatiku terasa hangat , karena kau berada disampingku" hyuna tak mampu menahan senyum diwajahnya tiba-tiba saja ia tersenyum kecil lalu mereka kembali saling berbalas tatapan 
 
"Gomawo" ujar hyuna 
 
Hyunseung tersenyum lalu menarik hyuna kedalam pelukannya tanpa terduga kedua tangan hyuna membalas pelukan hyunseung dan malam itu menjadi malam yang sangat indah dan tak terlupakan untuk mereka berdua 
 
"Appanim? Appanim sedang apa disini?" Tanya nana melinat tuan kim tengah berdiri memandang balkon luar, tuan kim terkejut dengan kehadiran nana ia tak mau nana sampai melihatnya namun nana merasa sangat penasaran hingga ia melihat apa yang tengah tuan kim lihat
 
"Nana .. Kuatkan dirimu sayang" ujar tuan kim 
 
Nana terkejut melihat hyuna dan hyunseung tengah berpelukan dengan hangatnya air mata tiba-tiba saja sudah memenuhi kedua rongga matanya dan nana tersenyum kecut mencoba menguatkan dirinya sendiri 
 
"Aku.. Akan kembali kekamar appanim" nana pun pergi tanpa menunggu jawaban tuan kim kembali masuk kedalam kamarnya 
 
Perlahan hyuna masuk kedalam kamar dan melihat nana masih dengan posisi yang sama seperti saat hyuna keluar dari kamarnya tadi , perlahan hyuna menaiki kasur ia tak mau membangunkan nana yang ternyata nana berpura-pura tertidur hanya untuk tidak membuat hyuna merasa cemas dalam diamnya nana tak mampu menahan tangisnya melihat pria yang dicintainya bermesraan dengan sahabatnya sendiri itu terlalu menyakitkan untuknya 
 
Pagi harinya hyuna terbangun dan tak menemukan nana disampingnya 
 
Dengan mata yang masi mengantuk hyuna mengalihkan tatapannya keseluruh ruangan kamarnya 
 
"Nana ? Kau didalam kamar mandi?" Panggil hyuna namun tak ada jawaban 
 
Lalu hyuna menemukan sepucuk surat kecil dimeja kecilnya 
 
'Naya, kau tau aku masih terlalu mencintai hyunseung oppa dan aku tau dia mencintaimu naya, awalnya memang sulit bagiku menerimanya tapi.. Kau adalah sahabatku dan aku menyayangimu melebihi apa pun , tadi malam aku melihatmu bersama hyunseung oppa dibalkon aku rasa kau sangat bahagia bersamnaya maka dari itu aku akan belajar untuk mengikhlaskannya, tapi maaf naya.. Aku merasa aku tidak akan mampu jika harus melihatmu atau hyunseung oppa karena itu terlalu menyakitkan untukku, maka dari itu aku memilih untuk pulang saja dan aku mohon jangan temui atau hubungi aku untuk beberapa waktu ini, jangan khawatir.. Aku tidak marah atau membencimu naya kau tetap menjadi sahabatku -nana-'
 
 
Hyuna terkejut membaca isi pesan dari nana
Jadi semalam nana melihatku bersama hyunseung??? Astaga yatuhan!!! Aku harus bicara dengan nana 
 
Hyuna segera menghubungi nana namun ponselnya tidak aktif 
 
"Nana .. Kenapa dia mematikan ponselnya ?? Apa dia marah padaku??" 
 
 
Pukul 09.00am ksl
 
"Ada apa nak? Apa yang ingin kau bicarakan?" 
 
"Begini appanim maaf sebelumnya tapi aku dan hyuna harus kembali kekota" 
 
Hyuna terlihat sedih lalu memeluk ayahnya yang duduk disampingnya 
 
"Dan.. Jika tidak keberatan saya ingin mengajak appanim untuk tinggal bersama kami dirumah kami" 
 
"Mwo?? Jinjja ???" Ujar hyuna 
 
"Appanim .. Mohon jangan tersinggung tapi saya rasa agar ada yang merawat appanim dan appanim bisa lebih dekat dengan hyuna lebih baik appanim ikut bersama kami kekota bagaimana appanim?" Tanya hyunseung dengan sopannya 
 
Tuan kim melirik hyuna yang mengangguk kepalanya seperti memohon pada ayahnya untuk mau ikut bersamanya 
 
Tuan kim tersenyum lalu mengangguk 
"Baiklah" 
 
Hyuna dan hyunseung tersenyum dengan hyuna yang memeluk ayahnya dengan perasaan senangnya kini ia tak perlu berjauhan lagi dengan ayahnya 
 
 
💫💫💫
 
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah hyunseung 
 
"Aigoo nak kau darimana saja huh? Ponselmu juga tidak bisa dihubungi kau ini" ujar nyonya jang 
 
"Maaf bu, aku baru saja mengantar hyuna pulang kerumahnya" 
 
"Aaah jinjja? Lalu dimana hyuna sekarang ? Kau membawanya kembali kemari bukan?"
 
"Tentu bu hyuna masih diluar bersama ayahnya" 
 
"Ayahnya?" 
 
Hyunseung memegang kedua bahu ibunya 
"Bu, tidak masalah kan jika aku mengajak ayah hyuna untuk tinggal bersama kita disini?" 
 
Nyonya jang tersenyum dan memegang kedua pipi hyunseung 
 
"Tentu saja tidak masalah nak, ibu senang bisa bertemu dengan ayahnya hyuna ayo kita temui mereka" 
 
Hyunseung menarik nafasnya lega ia sangat beruntung memiliki ibu yang sangat pengertian padanya 
 
"Perkenalkan bu, ini tuan kim ayah hyuna" hyunseung memperkenalkan ibunya dengan ayah hyuna 
 
"Senang bertemu anda" ujar nyonya jang 
 
"Sama-sama saya juga merasa senang bisa bertemu dengan ibunya hyunseung, putramu sangat baik dan sopan"
 
"Terimakasih banyak tuan, ayo silahkan masuk ayo hyuna" 
 
Makan malam pun tiba hingga disela-sela waktu makan mereka nyonya jang tiba-tiba saja mengutarakan keinginannya untuk segera menikahkan hyuna dengan hyunseung yang pastinya membuat hyuna hyunseung dan bahkan tuan kim terkejut 
 
"Tapi bu.. Hyuna.." 
 
"Ada apa nak?? Bukankah kau mencintai hyuna kan?" 
 
Hyuna masih terdiam lalu melirik ayahnya yang juga menatapnya 
 
"Bagaimana hyuna sayang? Kau mau kan menikah dengan hyunseung?" 
 
Hyunseung merasa sangat gugup entah mengapa walaupun ibunya yang melamarkan hyuna untuknya tapi justru ia yang merasa paling gugup karena sebelumnya ia sudah menyatakan perasaannya namun sampai saat ini hyuna bahkan belum menjawabnya dan bahkan yang ia tau jika hyuna masih mencintai minho 
 
Namun ternyata fikirannya salah tak diduga hyuna menganggukkan kepalanya pertanda jika ia menyetujuinya 
 
Nyonya jang tersenyum lega begitupula dengan tuan kim , hyunseung masih terdiam membeku dengan keputusan hyuna , hyuna melirik hyunseung yang duduk dihadapannya lalu tersenyum kecil hyunseung benar-benar merasa bingung apa yang sedang hyuna fikirkan mengapa mendadak hyuna menerima perjodohan ini 
 
Setelah makan malam selesai hyunseung segera menemui hyuna untuk meminta penjelasannya , hyunseung mengetuk pintu kamar hyuna dan keluarlah wanita cantik bermata indah itu 
 
"Hyunseung?" 
 
"Aku ingin bicara denganmu" ujar hyunseung dengan raut dingin dan seriusnya 
 
Tanpa meminta izin lagi hyunseung masuk kedalam kamar hyuna dan mengunci pintunya membuat hyuna terkejut 
 
"Ya! Apa yang kau lakukan??!" Protes hyuna 
 
Hyunseung masih tetap dengan ekspresi dinginnya dan terus melangkah mendekati hyuna membuat hyuna semakin mundur ketakutan 
 
"Jang hyunseung!" Ujar hyuna yang mulai terlihat kesal namun sangat terlihat jika ia ketakutan hingga akhirnya hyuna tak dapat melangkah mundur lagi karena tubuhnya sudah menyentuh dinding kamarnya 
 
"Kenapa kau menerima perjodohan ini?" Tanya hyunseung 
 
"Memangnya kenapa? Bukankah ini yang kau inginkan huh?" 
 
"Bukan itu jawaban yang ingin kudengar" 
 
"Lalu jawaban seperti apa ?! Menyingkirlah!" Hyuna mendorong tubuh hyunseung namun percuma saja jangankan menyingkir bergerak sedikit pun tidak 
 
"Katakan hyuna , apa alasanmu menerima untuk menikah denganku?" 
 
"Aku.. " 
 
"Katakan!" 
 
"Karena aku mencintaimu!" 
 
Hyunseung tertegun dengan jawaban lantang hyuna , hyuna merasa sangat malu dengan apa yang baru saja diucapkannya ia mengalihkan wajahnya dengan tubuh mereka yang begitu dekat jaraknya hyunseung tersenyum 
 
"Kau mencintaiku?" 
 
"Tidak perlu mengulangnya kan?! Pergi dari kamarku hyunseung!" Hyuna kembali mendorong hyunseung namun hyunseung masih bertahan ditempatnya 
 
"Buktikan jika kau mencintaiku" 
 
"Mwo?" 
 
"Buktikan" 
 
Hyuna mengerutkan keningnya 
"Apa maksudmu?!" 
 
Hyunseung kembali memasang ekspresi dinginnya dan kali ini benar-benar membuat hyuna bergidik ngeri kini tubuh keduanya benar-benar saling bersentuhan hingga tidak ada space lagi diantara keduanya membuat jantung hyuna berdegup sangat cepat hyuna segera mejadikan kedua tangannya untuk menghalangi dadanya mengenai dada hyunseung dan mengalihkan wajahnya 
 
"Buka matamu sayang" bisik hyunseung terdengar seperti menggoda hyuna
 
"Ya !!! Menggelikan !" Hyuna tertawa geli lalu kembali mendorong hyunseung dan keduanya tertawa bersama lalu tiba-tiba hyunseung menarik hyuna kedalam pelukannya , memeluknya dengan erat namun penuh kasih sayang yang hyuna rasakan hyuna membalas pelukan hyunseung hingga ia bisa mendengar irama detak jantung hyunseung ditelinganya ia tersenyum dalam pelukannya 
 
Kau memang bukan pria pertama yang aku cintai, tapi entah mengapa perasaan sesayang ini hanya aku rasakan padamu sepertinya aku memang mencintaimu
 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Hyunafunny
Saya ga punya akun di wattpad atau website mana pun selain disini , tolong buat para readers yg mau coba nulis lebih kreatif aja buat ff sendiri jangan copas kreatifitas milik orglain:) mks

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Thor, kok di wattpad ada cerita persis kayak gini.. Itu akunnya author bukan?
Hyunafunny
#2
Chapter 21: Sorry ya itu aku ga jga ga paham knp stiap ngtik 'memutuskan' ko jadinya disni 'memutuu' ketypoan bukan dr saya ya:P haha
Troubleshipper #3
Chapter 20: Best chapter thor, pas mereka ciuman pas aku lagi muter lagu on rainy days. Wkwkwk.. Next thor :) hehe
BeNice
#4
Chapter 12 : Wah update lagi.. keren thor, Fighting!!
Troubleshipper #5
Chapter 11: Adegan terakhir feel nya dapey bgt thor, sumpahh...
Troubleshipper #6
Chapter 4: Nggak salah di remake thor, yg ini lbih lucu.. Wkwkw