020

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

Jaehyun mulai bosan bertengkar dengan Baekhyun terus-menerus, tapi sepertinya kakaknya itu tidak ada bosan-bosannya mencari—atau bahkan menemukan alasan yang ujung-ujungnya menimbulkan perselisihan diantara mereka. Mending kalau masalahnya jelas, Jaehyun selalu saja dibuat bingung karena tiba-tiba saja tanpa alasan yang ia ketahui Baekhyun mendiamkan atau bahkan marah-marah padanya. Apa itu memang tipikal cowok? Jaehyun mendengus, memutuskan kalau itu Cuma tipikal Byun Baekhyun saja.

Chanyeol memberitahu Jaehyun lewat telepon kalau Baekhyun marah gara-gara Jaehyun dan Chanyeol berpelukan di tribun tadi sore. Jaehyun tidak bisa merasa tak gusar mendengar hal tersebut, ia bahkan malah mengomel di telepon dan menyumpah-nyumpahi Baekhyun, mengabaikan fakta bahwa Park Chanyeol lah yang ada diseberang telepon—bukan kakaknya.

“Dia bilang begitu?”

“Kenapa tidak bilang saja padaku?!”

“Dasar! akan kudatangi dia sekarang juga.”

Sambungan telepon terputus, Chanyeol hanya bisa mendengus sembari memandangi handphone-nya dengan pasrah.

Sebelum menelepon Jaehyun, Chanyeol memang menghubungi Baekhyun terlebih dahulu untuk meminta penjelasan kenapa Baekhyun bersikap begitu lagi terhadapnya. Baekhyun lagi-lagi jadi mendadak dingin dan kelihatan siap meledak kapan saja, jauh beda dengan beberapa jam sebelumnya saat mereka makan siang bersama dengan damai, dan jawaban yang Chanyeol dapatkan adalah, ‘Aku tidak suka kau dan adikku melakukan kontak fisik didepan umum, apalagi didepanku. Jadi jaga kelakuanmu mulai dari sekarang’ kemudian hening, telepon ditutup. Cuma itu, bahkan Baekhyun tak memberikan Chanyeol kesempatan untuk bicara.

.

Jaehyun mendobrak pintu kamar Baekhyun dengan suara brak keras, hal tesebut menimbulkan pandangan sengit dari kakaknya yang kelihatan sedang duduk tenang dikursi belajar. Jaehyun mengabaikan kekesalan yang tercermin dari tatapan Baekhyun dan hanya berjalan kearahnya sambil manyun, Baekhyun memutar kursi untuk membelakangi—mengabaikan—Jaehyun.

“Kau tidak suka aku berpelukan dengan Chanyeol?!”

Baekhyun memutar bola matanya sembari membuka-buka lembaran buku cetak diatas meja, membaca kilas isinya tanpa menghiraukan keberadaan Jaehyun.

“Yah! Kau...!” Nafas Jaehyun mulai memburu, dadanya juga mulai naik turun menahan emosi yang bergolak-golak hampir meledak. Darahnya sudah menanjak ke ubun-ubun, membuat wajahnya merah membara. Diabaikan itu sama parahnya dengan dibentak-bentak, percaya deh!

Jaehyun benar-benar tak tahan. Sikap kakaknya benar-benar mulai menyebalkan. Baekhyun jadi terlalu mencampuri urusan Jaehyun, dan gadis itu mulai tak suka, apalagi Baekhyun juga sok tahu apa yang baik dan yang tidak baik untuk Jaehyun. Kenapa sih Baekhyun begitu peduli? Jangan-jangan bukan karena alasan sayang pada Jaehyun, melainkan karena ia ingin menghancurkan hidup Jaehyun.

“Kau kenapa sih?” Jaehyun memutar kursi yang diduduki Baekhyun sehingga mau tak mau sekarang cowok itu berhadapan dengan adiknya.

Suara Jaehyun yang kedengaran frustrasi membuat Baekhyun merasa bersalah juga. Dengan enggan, ia akhirnya mendongakan kepala untuk memandang mata Jaehyun yang kelihatan berkilat marah. Mungkin kalau Baekhyun jadi Jaehyun ia juga akan kesal, kakakmu tiba-tiba marah karena kau berpelukan dengan pacarmu ditempat umum dan disaksikan banyak orang—sedangkan menurutmu itu normal, dan juga... kau tak tahu kalau pacarmu gay—sedangkan kakakmu tahu.Baekhyun menghela nafas panjang, seolah-olah sedari tadi ia menahan nafas lama sekali.

“Besok ada ulangan, kau tidak belajar?” Baekhyun bertanya kalem, ia bahkan menatap Jaehyun dengan sorotan mata menenangkan, yang sebenarnya bertujuan untuk mengalihkan topik pembicaraan yang tidak ingin dibicarakan Baekhyun.

Dilihatnya Jaehyun memutar bola mata, lalu ia menatap tajam kakaknya. Sepertinya ia tidak kemakan pengalih perhatian tersebut.

“Aku mulai tidak suka kau mencampuri urusanku!” Jaehyun berbicara to the point, jelas dan tegas. Gadis itu semakin menundukkan posisi badannya untuk menatap Baekhyun lebih dekat, berharap yang ditatap mengerti dengan jelas makna ucapan dan tatapan galaknya itu. Ia tidak ingin Baekhyun ikut campur urusannya dengan Chanyeol, tidak lagi!

Baekhyun bergerak diatas kursinya dengan gelisah saat ia mendengar Jaehyun mulai berani mengancam,  ia kelihatan sama tak nyamannya dengan singa yang baru sadar sedang duduk diatas kursi berduri alih-alih kursi empuk dari busa. Baekhyun membenarkan posisi duduknya terkesan tak sabar, lalu dengan gerakan lambat ia pun menegakkan badan siap mengaum. Matanya yang tadinya menyorot Jaehyun dengan tatapan tenang nan bosan, kini berkilat penuh ancaman.

“Kau adikku.” Katanya, pelan namun tandas. Menegaskan bahwa kau adikku, dan aku berhak berbuat begitu.

“Tapi kau tidak bisa seenaknya menyuruhku ini itu dan melarangku ini itu!”

“Aku Cuma menjaga kehormatanmu!”

“Kau Cuma mengganggu kesenanganku!”

Mereka kini sudah adu pelototan. Jaehyun sepertinya benar-benar marah, ia kelihatannya berusaha keras sekali untuk tidak mengedip.

“Baiklah, terserah kau saja! Lain kali, pelukan saja sana ditegah lapangan, biar semua orang bisa menonton. Tapi jangan pernah sekalipun didepan wajahku, jangan pernah!”

Baekhyun mendorong kedua tangan Jaehyun yang masih memegangi kursinya hingga terlepas. Jaehyun masih kelihatan marah, namun mendengar kata-kata Baekhyun barusan ia malah terenyuh dan jadi sadar akan kemungkinan bahwa Baekhyun benar-benar menjaga kehormatan Jaehyun—‘atau kehormatan dirinya sendiri’ pikir Jaehyun.

“Kuberitahu ya Jaehyun, aku benar-benar peduli dan mengkhawatirkanmu.”

*

Kuberitahu ya Jaehyun, aku benar-benar peduli dan mengkhawatirkanmu.

Baekhyun harap ucapannya tulus, Baekhyun harap ia benar-benar peduli dan mengkhawatirkan Jaehyun sepenuh hati dan bukan hanya mengumbar omong kosong hanya untuk menutupi kegelisahannya sendiri. Sayangnya, rasanya tidak seperti itu.

Keesokan harinya Baekhyun datang ke sekolah lebih awal daripada Jaehyun, bahkan lebih awal dari setengah jumlah siswa dikelasnya. Baekhyun memang sengaja menghindari adiknya pagi ini, selain tidak enak hati, Baekhyun tahu Jaehyun masih ngambek soal Baekhyun yang terlalu ikut campur masalah percintaannya. Tapi sepertinya ia juga percaya kalau Baekhyun Cuma peduli. Oh iya, Baekhyun memang peduli pada Jaehyun kok, sungguh!

Baekhyun harusnya tak merasa tak enak hati. Harusnya ia cuek-cuek saja karena Jaehyun dan Chanyeol tidak berpelukan atau bahkan berpegangan tangan. Mereka hanya memasuki kelas sambil mengobrol, Cuma mengobrol, tapi Baekhyun kok malah merasa tidak enak hati sih? Iya, Chanyeol dan Jaehyun masuk ke kelas barengan dan Baekhyun tiba-tiba jadi ingin marah-marah.

Saat matanya bertemu pandang dengan mata Chanyeol, Baekhyun memalingkan wajah untuk menghadap jendela. Bibirnya terkatup rapat, pandangannya kalut hampir tak fokus—ia gugup sekaligus merasa senang. Ia seharusnya tak merasakan apa-apa, ini terasa sungguh salah dan membuat Baekhyun ketakutan.

.

Jam istirahat makan siang tersita lagi deh, gara-gara Luhan menyuruh anak-anak band Dracula latihan. ‘Biar kalian tak usah latihan lagi nanti sepulang sekolah’, Janjinya. Akhirnya tak ada kuasa yang menolak tawaran tersebut.

Luhan menonton selagi band bermain, ia duduk disofa empuk sambil memandang kedepan tak fokus. Tak ada yang bisa memastikan apakah anak itu benar-benar menyimak permainan band atau pikirannya malah sedang keluyuran.

“Nah, cukup. Kalian masih punya waktu untuk makan siang sekarang.” katanya setelah band Dracula selesai bermain. Tak ada kritik, saran, atau masukan apapun dari Luhan. Hanya itu, kemudian Luhan pergi begitu saja meninggalkan personel band Dracula yang saling pandang keheranan. Mungkin dia stres, pesta halloweennya tinggal dua hari lagi.

Chanyeol menahan personel band Dracula lebih lama untuk menilai kemajuan band mereka dari presepsi mereka sendiri, dan juga mendiskusikan tentang kostum yang sebenarnya tidak perlu dilakukan saat perut meratap rindu ingin bertemu makanan. Tapi dia ingin band Dracula mempersiapkan segalanya secara mendetail dari jauh hari (padahal pestanya tinggal menghitung hari), memastikan tidak ada kesalahan yang berpeluang mempermalukan diri mereka.

“Kita bisa membahasnya besok, Yeol.” Seungyoon uring-uringan terus karena perutnya sudah melilit minta diberi asupan.

“Baiklah,” akhirnya Chanyeol menyerah, sepertinya semua orang tidak bisa berkonsentrasi karena kelaparan.

Mereka pun akhirnya membubarkan diri.

“Baekhyun,” Chanyeol memanggil nama Baekhyun saat anak itu hendak pergi bersama Kyungsoo. Keduanya sama-sama menoleh.

Chanyeol melirik ragu-ragu pada Kyungsoo, tak yakin apa yang harus dikatakannya pada anak itu agar ia meninggalkan Chanyeol berdua saja dengan Baekhyun. Namun, seakan sudah mengerti gerak-gerik Chanyeol, Kyungsoo berpaling memandang Baekhyun untuk berpamitan.

“Aku duluan.” Katanya lalu pergi.

Baekhyun melirik pada Chanyeol sekilas sebelum melangkah lambat, Chanyeol mengiringinya.

“Soal kemarin, aku minta maaf.”

Baekhyun tidak menanggapi, hanya berjalan disebelahnya dengan ekspresi malas seperti kemarin. Chanyeol bahkan ragu anak itu menganggap kehadirannya sekarang.

“Err... aku pikir, ku pikir tidak apa-apa kalau aku—“

“Kan aku sudah bilang, jangan didepan umum atau didepanku!” Baekhyun memotong ucapan Chanyeol cepat. Ia punya firasat kalau ia bisa menangkap apa yang akan Chanyeol bicarakan padanya setelah itu. Dia paling akan mengatakan ‘Aku pikir tidak apa-apa kalau aku mencium Jaehyun, ku pikir kau akan senang. Bukannya begitu ya seharusnya? Setidaknya untuk membuktikan bahwa aku cukup normal untuk berteman denganmu lagi. Blablablablah...’

Baekhyun mendelik pada Chanyeol untuk memastikan bahwa anak itu tidak melanjutkan ucapannya yang terpotong. 

Chanyeol membuang nafas, “Baiklah, lupakan...”

Baekhyun diam-diam menghela nafas lega sembari mengembalikan arah pandangnya ke depan.

“Ngomong-ngomong, kau ada acara tidak sepulang sekolah?”

*

Luhan sudah cukup lama tersembunyi dibalik pohon besar di halaman sekolah tanpa menimbulkan gerak-gerik mencurigakan. Dia sebenarnya tidak berniat berdiam diri disitu terus menerus, tapi sayang rasa ingin tahu memaksanya untuk tetap terus disana. Ia bisa saja pergi atau keluar dari persembunyiannya dan menampakan diri pada gadis-gadis yang sedang asyik bergosip tentangnya itu, tapi ia rasa itu tidak bijak.

Seperti biasa Luhan mendengar mereka membicarakan tentang ketampanannya, atau bahkan lebih menyakitkan harga dirinya—mereka kadang membicarakan tentang betapa cantiknya ia, tapi sayangnya setelah ‘sedikit pu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D