009

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

Jaehyun kembali ke kelas beberapa menit sebelum gurunya datang. Ia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan duduk dibangkunya tanpa sedikitpun melirik pada Chanyeol, namun sekarang pelajaran sejarah; bagaimanapun mereka harus membicarakan proyek kliping mereka dan Jaehyun bersumpah untuk tidak mengawali pembicaraan.

“Kau ingin memeriksanya dulu?”

Chanyeol menggeser kliping mereka—yang tergeletak diatas meja—kedepan Jaehyun. Jaehyun melirik Chanyeol dengan ujung matanya sekilas, kemudian gadis itu menghela nafas panjang sambil memejamkan mata dan tanpa basa-basi langsung mengambil kliping itu; memeriksa isinya. Ia senang Chanyeol lah yang berbicara duluan, tapi dia masih merasa sakit hati dengan ucapan Chanyeol tadi pagi.

Jaehyun berhenti sebentar saat dia menatap cover klipingnya;

Byun Jaehyun & Park Chanyeol.

‘Uh manisnya jika ini adalah undangan untuk pernikahan kami.’ Diam-diam Jaehyun nyengir membayangkan dia dan Chanyeol akan menikah.

‘Tidak, tidak! Apa yang aku pikirkan?’ Jaehyun menggeleng-gelengkan kepala dengan bodoh. Chanyeol yang melihat padanya mengangkat satu alis merasa heran.

“Apa kau tidak puas?”

“Hm?” Jaehyun menoleh pada Chanyeol dan mengelengkan kepalanya tiga kali dengan gerakan cepat, Chanyeol hanya tersenyum dan membuat Jaehyun merasa lebih bodoh. Gadis itu kembali membuka-buka halaman kliping hasil kerja mereka.

‘Tidak ada cacat kurasa...’ Jaehyun menutup halaman terakhir lalu menyodorkannya kembali pada Chanyeol.

“Chanyeol Park dan teman sebangkunya.” Chanyeol dan Jaehyun berdiri ketika bu guru memanggil mereka untuk penilaian tugas kliping yang mereka berdua kerjakan.

“Hm... komentar kalian panjang-panjang sekali. Aku harap kalian tidak hanya asal menulis karena aku akan memeriksanya.”

Guru sejarah mereka membuka-buka halaman kliping sambil menyeringai menyeramkan tanpa melihat pada Chanyeol maupun Jaehyun, tapi tetap saja aura menegangkan masih terasa sampai ke ubun-ubun.

“baiklah, kalian boleh duduk.”

Guru tersebut menceklis daftar nilai; sekalipun tidak melirik pada kedua murid didepannya. Jaehyun dan Chanyeol—kedua murid itu—kembali ketempat duduk dengan perasaan lega.

Setidaknya mereka tidak bernasib seperti Jongin dan Sehun yang dimarahi gara-gara hanya menuliskan sebaris komentar disetiap beritanya.

*

Saat bel istirahat, Jaehyun begitu saja pergi meninggalkan kelas. Gadis itu bahkan meninggalkan Sulli yang masih memasukan buku-bukunya kedalam tas.

“Ck, anak itu...” Chanyeol mendengus, lalu keluar dari kelasnya juga.

.

Sepanjang hari, dengan sekuat tenaga Chanyeol berusaha untuk tidak peduli. Seperti biasa, ia memilih untuk menjadi egois dan memutuskan untuk menjadi yang paling benar.

‘Ocehan anak itu memang bikin pusing kok!’.

Chanyeol melempar bukunya kedalam tas dengan malas-malasan dan sedikit frustrasi. Ekor matanya sesekali melirik pada Jaehyun yang sepertinya benar-benar tidak ingin bicara lagi pada Chanyeol untuk sepanjang sisa hidupnya.

“Kau di panggil Cho Sem ke ruang guru.” Sebelum berlalu, Chanyeol memberi tahu Jaehyun tentang panggilan ke ruang guru tersebut. Jaehyun hanya melongo sambil melihat pada punggung Chanyeol yang semakin menjauh lalu menghilang dibalik pintu kelas.

.

“Membolos dipelajaranku hah?”

Cho Sem—guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas dua—memandang kedua murid didepannya dengan mata berapi-api. Punggungnya disenderkan disenderan bangku putarnya yang nyaman, sedangkan satu tangannya meremas rambutnya yang berantakan-- tangan yang lainnya terkulai lemas disamping tubuhnya. Kedua murid dedepannya tertunduk lesu.

“Maafkan saya Sem,” suara Jaehyun—salah satu dari kedua murid itu—bergetar. Tangannya dengan gelisah memilin-milin ujung blazernya.

‘Ini semua gara-gara si Park Chanyeol brengsek!’ dahinya mengerut saat memikirkan anak bodoh itu. Jaehyun bahkan tidak mengerti kenapa anak itu duduk disampingnya sekarang.

“Apa kau sama sekali tidak menyesal Park Chanyeol?” Cho Sem, menyentakan dagunya sambil memandang Chanyeol—muridnya yang lain. Chanyeol mengangkat wajahnya menatap guru bahasa Inggrisnya tersebut. Jaehyun menoleh pada Chanyeol sedikit terkejut.

‘Apa ini? Kenapa dia harus menyesal?’

“Ya, saya menyesal Sem,” memang terdengar ada sesal dalam nada bicara Chanyeol, tapi wajahnya yang tanpa ekspresi berkata lain. Wajah datarnya itulah yang membuat Cho Sem semakin marah. Guru tersebut memang sangat tidak suka—membenci—anak-anak didiknya yang meremehkan mata pelajarannya.

“Kau terlihat tidak menyesal.” Cho Sem berkata sinis sambil mencibir, diam-diam Jaehyun menunduk kembali saat Chanyeol memutar bola matanya dan sepertinya akan melihat kearahnya.

“Kalian pergi bersama-sama?”

“Huh?” Jaehyun tersentak, ‘pergi bersama? Yang benar saja?’

“Ti-tidak, ah Sem... kenapa Anda berpikir begitu? he-he-he.” Jaehyun terkekeh-kekeh, Cho Sem sama sekali tidak terhibur dan malah mengalihkan pandangan menyelidik pada Chanyeol.

“Lalu kenapa kalian menghilang secara bersamaan?”

“Huh?” Jaehyun memandang gurunya dan Chanyeol secara bergantian. Dia bingung, ‘Sebenarnya apa yang terjadi? Apa mungkin tadi pagi Chanyeol mengejar dan mencariku?’

‘Aish, tentu saja tidak!’ Jaehyun mengerejap sambil menggeleng pelan.

“Kalian pergi bersama?” Cho Sem kali ini memandang Jaehyun; gadis itu menggeleng cepat.

“Ti-tidak.”

“Kemana kalian pergi? Hm, aku sungguh penasaran. tapi jika kalian tidak ingin mengatakannya juga, tidak apa-apa.” Cho Sem tersenyum, membuat Jaehyun bernafas lega; ujung-ujung bibir gadis itu terangkat naik. Disampingnya, Park Chanyeol mendesah tak nyaman.

“Nah, mulai besok kalian akan menjalani detensi.” Senyum Jaehyun langsung lenyap seketika.

.

“Tidak adil, Sulli dan Baehyun tidak dapat detensi waktu mereka bolos!” Jaehyun menghentakan kakinya dengan kesal sambil menggerutu saat dia sudah berada cukup jauh dari kantor guru. Chanyeol yang berada dibelakangnya diam-diam tersenyum melihat sifat asli Jaehyun muncul kembali.

“Tapi kenapa kau juga di hukum?” Jaehyun menoleh—secara tiba-tiba—dan menatap Chanyeol sambil memiringkan kepalanya. Mata Chanyeol membulat terkejut dan ia pun langsung pura-pura berdehem melegakan tenggorokan.

Jaehyun bengong menyadari apa yang barusan dilakukannya, dia baru sadar... seharusnya kan dia tidak bicara apapun pada Park Chanyeol. Jaehyun menggigit bibir lalu berbalik dan lari.

*

“Baekhyuuuuuun!!!!” Jaehyun menerobos masuk ke kamar Baekhyun saat kakak kembarnya sedang berbaring dikasur sambil membaca komik.

“Apa?” Baekhyun menanggapi tanpa menoleh pada adiknya. Jaehyun manyun mendapati Baekhyun mengabaikan kehadirannya. Segera saja ia merebut komik yang dibaca Baekhyun dan melemparkannya keatas meja belajar.

“Ya! Apa yang kau lakukan?” Baekhyun tersentak bangun. Jaehyun hanya memutar bola matanya sambil melipat tangan didepan dada, ia menghempaskan tubuhnya keatas kasur disamping Baekhyun.

“Benar-benar tidak adil!”

“Apaan sih?” Baekhyun berdecak kesal sambil kembali berbaring; ia merasa kesenangannya terganggu.

“Waktu itu kau dan Sulli bolos tapi tidak dapat detensi!”

“Hahaha, jadi kau kena detensi nih?” bukannya menghibur, Baekhyun malah menghina. Jaehyun mendelik, namun Baekyun tidak berhenti tertawa. Anak itu bahkan tertawa heboh sambil memukul-mukul pahanya sendiri.

“Hentikan Byun Baekhyun!”

“Hahaha, kasian amat sih.”

“Ku bilang hentikan!!” Jaehyun meraih bantal dibelakang kepalanya dan memukul Baekhyun dengan benda itu; keras, dan bertubi-tubi.

“Ya, ya, ya!” Baekhyun memblok serangan-serangan Jaehyun dengan cara menutupi wajahnya. Lalu, anak itu juga mengambil bantal dibelakang kepalanya dan membalas Jaehyun.

“Aw, sakit!” Jaehyun merintih sambil melindungi kepalanya dengan bantal.

“Anak nakal, seenaknya saja memukul Oppa-mu sendiri.” Baekhyun menyerang Jaehyun; keras dan bertubi-tubi.

“Baiklah, hentikan oke?” Jaehyun melemparkan bantal yang melindungi dirinya dan mengangkat kedua tangan tanda menyerah.

“Dasar!” Baekhyun mencibir sambil meletakan bantalnya kembali kebelakang kepala. Ia pun berbaring lagi.

“Kira-kira detensi apa ya yang menantiku? Hm...” Jaehyun mendengus gelisah.

“Cho Sem itu mengerikan tau kalau sudah menyangkut hukuman. Jongin pernah dihukum mengelap piala sampai mengkilap. Kau tahu kan piala di sekolah kita sebanyak apa?” Baekhyun bicara seakan-akan dia sedang menakuti anak kecil yang sedang merengek minta sesuatu. Jaehyun hanya memandang kakaknya dengan malas.

Jaehyun tahu, curhat pada Baekhyun sama sekali tidak akan menolongnya. Tapi bagaimanapun ia ingin bicara dengan—tidak peduli—siapa. Gadis itu mengambil bantal yang tadi ia lemparkan dan memeluknya erat. Jaehyun membaringkan kepalanya dipundak Baekhyun.

“Oppa, apa Chanyeol mencariku tadi?” Jaehyun mendongak untuk melihat Baekhyun hanya bergeming.

“Apa dia mencariku?” Jaehyun mengulang pertanyaannya, Baekhyun mengerjap dan nyengir garing.

“Oh, kurasa begitu.”

“Benarkah?” Jaehyun nampak tak yakin namun matanya berbinar cerah.

“Dia mungkin tidak menemukanmu, dia kembali ke kelas dengan tampang penuh sesal. Memangnya kenapa sih kalian bertengkar lagi?”

“Dia mengataiku pengganggu. Ck, dasar brengsek!”

“Ey, tapi kau menyukainya kan? Maafkan saja dia.” Baekhyun nyengir menggoda adiknya.

“Haruskah?” Jaehyun berdecak, lalu menatap langit-langit tak fokus.

“Tapi Oppa, kenapa kau juga tidak memaafkannya?”

“Haish, aku tidak ingin membahas itu.”

“Apa mungkin kalian bermusuhan gara-gara Sulli?”

“Ya ampun, alasan macam apa itu. Aku bahkan baru mengenal Sulli tahun ini.”

“Benarkah? Tapi kelihatannya kalian sedang merebutkan Sulli.”

“Apa kau cemburu?”

“Tidak!”

“Ah, kau cemburu.”

“Aku tidak mood bercanda Baekhyun!”

“Rasanya menyenangkan sekali mendengarmu memanggilku Oppa.” Baekhyun mencibir.

“Haha, baiklah Oppa, bagaimana hubunganmu dengan Sulli?”

“Baik-baik saja.”

“Aish, bahkan kau tidak pernah mengajaknya kencan.” Jaehyun mencibir. Baekhyun tercenunung, tiba-tiba saja ia terbayang wajah Kyungsoo saat mengedip.

“Kau harus memperlakukan pacarmu dengan baik Oppa.” Jaehyun mendongak menatap kakaknya sambil tersenyum.

“Baiklah...” Baekhyun mengerang.

*

Baekhyun memikirkan ucapan Jaehyun sepanjang malam.

‘Kau harus memperlakukan pacarmu dengan baik Oppa.’

‘Tapi kan Sulli bukan pacarku, dan lagi Kyungsoo menyukainya.’

Baekhyun berguling gelisah diatas kasurnya dan tidak bisa tertidur. Jam sudah melewati angka 12 saat ia menyibakan selimut dengan frustrasi. Ia berjalan kedapur untuk mengambil minum. Pada akhirnya ia menyalakan televisi dan tertidur di sofa.

.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D