007

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

“Kita mulai dari mana?”

Jaehyun meletakan guntingan-guntingan koran hasil pencariannya keatas lantai di depan Chanyeol yang sudah duduk bersila.

“Kau sudah dapat berapa?” Chanyeol bertanya sambil melirik kearah tumpukan guntingan koran itu.

“Dua puluh tiga.”

Chanyeol manggut-manggut. ‘Lebih baik dari yang kuduga.’

“Aku sudah dapat dua puluh lima.”

Chanyeol juga mengeluarkan guntingan-guntingan koran keatas lantai. Jaehyun menatap tumpukan kertas itu dengan semangat, berpikiran bahwa dia sungguh bodoh mengira bisa mengerjakan semua ini sendirian.

Jaehyun memeriksa berita guntingan Chanyeol, berharap tidak ada berita yang sama dengan punyanya.

“Oh tidak!” Jaehyun berteriak membuat Chanyeol tersentak. Ia memandang gadis itu dengan malas.

“Penarikan tentara Amerika dari Vietnam! Aku juga ada berita itu.” Chanyeol mengerutkan kening lalu ikut menyibak-nyibak tumpukan koran yang berserakan dilantai.

“bagaimana bisa?” Chanyeol menghela nafas dengan frustrasi menatap dua berita yang sama persis dilantai. Chanyeol lalu mengeluarkan isi tasnya. Ia mengeluarkan kertas hvs, lem, dan gulungan koran yang masih utuh.

“Aku belum memeriksa ini.” Chanyeol meletakan gulungan koran itu didekat Jaehyun. Jaehyun mengambilnya dan membaca-baca isinya.

“Aku sudah muak membaca koran.” Setelah membaca sekilas, Jaehyun meletakannya kembali kelantai. Didepannya, Chanyeol menatap gadis itu dengan mata menyipit. Jaehyun nyengir kuda.

“Jadi kita mulai dari mana nih?”

Mereka pun akhirnya memulai pekerjaan mereka dengan menempel-nempelkan berita dari koran itu ke kertas hvs. Setelah itu, mereka membagi dua berita yang sudah ditempel itu untuk dirangkum, mengabaikan empat berita yang belum ketemu.

“Eomma pulang!!!”

“Itu ibuku!” Jaehyun melonjak berdiri dengan senang lalu keluar dari kamarnya meninggalkan Chanyeol.

“Eomma!!!” Jaehyun berlari menuju ibunya dan memeluk wanita itu dengan erat.

“Hallo sayang!! Apa kita kedatangan tamu?” Ibunya menoleh sekilas pada sepatu converse didekat pintu lalu menatap anak perempuannya lagi dengan senyum menggoda.

“Hm, temanku.” Entah kenapa pipi Jaehyun terasa panas.

“Laki-laki?” ibunya masih tersenyum menggoda sambil melangkah ke konter dapur.

“Hm, kami sedang mengerjakan tugas sejarah.”

“mengerjakan tugas di Jumat malam? Anehnya...” Nyonya Byun memasang tampang bingung yang dibuat-buat untuk menggoda anak perempuannya. Jaehyun memukul lengan ibunya dan tersipu.

“Eomma!”

“Temanmu pasti lapar, ajak dia makan. Ibu sudah beli banyak makanan. Dan dimana Baekhyun?”

“Di kamarnya, aku akan memanggilnya juga.”

Dengan begitu Byun Jaehyun pun pergi meninggalkan ibunya yang mulai menyiapkan makan malam. Nyonya Byun memang wanita yang sibuk, menjadi single parent membuatnya harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Jadi sayang sekali dia jadi jarang memasak untuk anak-anaknya.

“Baekhyun, ayo makan malam.”

Jaehyun melongokan kepalanya ke kamar Baekhyun, kakaknya sedang berbaring sambil bermain PSP.

“Baekhyun!”

“Iya, iya!” Baekhyun menjawab dengan kesal namun matanya masih menatap layar PSP. Jaehyun menghela nafas sebal sambil berjalan ke arah kakaknya, dia mengambil PSP dari tangan Baekhyun dan bum! Suara mengerikan terdengar dari benda itu.

“Aku hampir naik level!” Baekhyun berteriak sambil melotot pada Jaehyun, tapi Jaehyun tidak peduli.

“Bisakah kau bersikap baik pada Chanyeol?” Baekhyun membuang muka dan mengeluarkan desisan marah atas apa yang Jaehyun katakan.

“Tolonglah Baek..”

“Kau tahu aku tidak bisa, kau tahu aku membencinya!” Baekhyun bangun dari tempat tidurnya dengan rusuh, taruhan dia masih merasa emosi atas kejadian tadi, dan sekarang adiknya...

“Setidaknya aku menyukainya...” Jaehyun berkata dengan pelan namun Baekhyun tentu saja dapat mendengarnya. Baekhyun yang sudah beberapa langkah jauhnya dari tempat Jaehyun, membeku seketika mendengar penuturan adiknya, jantungnya serasa berhenti berdetak, namun setelah beberapa saat jantungnya serasa memukul-mukul rusuknya dengan liar. Baekhyun berbalik dengan gerakan kaku dan menatap adiknya dengan tatapan tak percaya.

“Kau apa?”

“Lupakan saja.” Pipi Jaehyun memerah, ia mengabaikan tatapan kakaknya dan berjalan cepat keluar dari kamar Baekhyun. Saat melewati dapur, Jaehyun terperangah mendapati Chanyeol sedang membantu ibunya menyiapkan makan malam.

“Oh, Jae. Ayo makan. Baekhyun mana?” Ibunya melambaikan tangan, dan Jaehyun pun berjalan dengan canggung kearah meja makan.

‘Kenapa aku merasa canggung dirumahku sendiri?!’

“Oh Baek!” Baekhyun berjalan cepat mendahului Jaehyun yang mulai berjalan lambat seperti siput pincang. Jaehyun mendesis melihat kakaknya mengambil kursi disebelah Nyonya Byun. Chanyeol dengan tanpa kekakuan sedikitpun menarik kursi didepan Baekhyun membuat anak itu mengerang dalam diam.

“Sudah lama sekali Chanyeol tidak berkunjung, eomma kira kau dan Chanyeol sedang marahan.” Nyonya Byun bertanya pada Baekhyun, namun anak laki-lakinya hanya mendengus dan tidak menjawab.

‘Memang benar.’ ketiganya membenarkan dalam diam.

“Ah tidak, kami hanya sedikit sibuk.” Disamping Baekhyun yang mengelak, Chanyeol lah yang melakukannya. karena Chanyeol bagaimanapun lebih kalem dari Baekhyun untuk saat ini.

“Tapi Kyungsoo masih sering berkunjung.” Nyonya Byun menuang nasi di mangkuk Baekhyun.

“Kyungsoo di klub yang sama dengan Baekhyun.” Chanyeol tersenyum dengan sopan.

‘Bagaimana bisa aku lupa kalau Chanyeol pernah bersahabat baik dengan Baekhyun?! Tentunya dia kenal baik eommaku.’

“Ah, Chanyeol di klub basket kan hm?” Chanyeol mengangguk. Tiba-tiba nyonya Byun menyeringai melirik anak perempuannya dengan lirikan menggoda. Jaehyun mendongak dan mengerutkan kening menatap ibunya yang bersikap aneh.

“Bukankah Jae juga di klub basket?” entah kenapa wajah Jaehyun terasa panas lagi. Gadis itu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk samar.

“Nah sekarang Chanyeol tidak punya alasan untuk tidak main kesini.”

“Eomma!” Jaehyun merengut, pipinya merona. Baekhyun melirik adiknya sekilas lalu mengabaikannya yang mulai merengek manja.

‘Bagaimana bisa?!’ Baekhyun memutar bola matanya dan masih bertanya-tanya dalam hati.

.

Setelah makan malam, Jaehyun dan Chanyeol mencuci piring bekas makan mereka. Nyonya Byun pergi beristirahat sedangkan Baekhyun menyalakan televisi dan menonton pertandingan sepak bola yang sempat ditinggalkannya.

“Sebenarnya kau tidak usah ikut mengerjakan ini.” Jaehyun memandang Chanyeol yang sedang fokus menggosokan spon berbusa pada permukaan piring.

“Tidak apa-apa.” Chanyeol tersenyum pada Jaehyun, membuat pipi Jaehyun berubah menjadi pink.

‘Apakah aku benar-benar menyukainya sekarang? Benarkah!?’

Jantung Jaehyun berdegup kencang saat Chanyeol menjulurkan piring yang sudah dibilas untuk dikeringkan oleh Jaehyun.

“Wajahmu merah, apa kau sakit?”

‘Wajahku merah? Yang benar saja!’

“Ti-tidak, aku hanya kepanasan.” Chanyeol mengangkat bahu cuek lalu mulai mencuci piring lainnya.

.

Mereka mengerjakan tugas lagi setelah itu, Chanyeol sudah hampir selesai merangkum saat Jaehyun baru selesai setengahnya.

“Aku benar-benar bisa gila!” Jaehyun menatap jam dindingnya yang sudah hampir menunjukan pukul sepuluh malam.

Merangkum berarti membaca isi berita dan menemukan pokok-pokok beritanya. Hal itu sama sekali tidak mudah, jika konsentrasi tiba-tiba lenyap itu berarti kita harus membaca ulang. Konsentrasi Jaehyun sering buyar setiap saat dia menatap Chanyeol.

“Aku lelah,” Jaehyun mengeluh lalu menyandarkan kepalanya ketepi ranjang dibelakang tubuhnya. Chanyeol tidak merespon, dia sedang berkonsentrasi membaca.

Mereka berdua sama-sama lelah, perut yang kenyang, kamar yang hangat, dan pelupuk mata yang semakin berat. Chanyeol mendengus menatap Jaehyun yang sudah tertidur sambil memegang pulpen ditangannya. Chanyeol beringsut duduk disamping Jaehyun dan menyenderkan tubuhnya ditepi kasur juga. Ia mengantuk, dan tugas ini belum selesai.

Pada akhirnya, Chanyeol juga tertidur.

“Aish, mereka pasti lelah.” Nyonya Byun melongok ke kamar Jaehyun dan mendapati anak gadisnya dan Chanyeol sudah tertidur dengan posisi duduk yang tidak menyenangkan.

Nyonya Byun membereskan barang-barang yang berserakan dilantai dan meletakannya diatas meja belajar. Setelah itu ia lalu mengguncang-guncang tubuh Jaehyun dengan pelan.

“Jae.. ayo pindah ke kasur.” Ibunya bekata lembut, Jaehyun mengerang malas namun antara sadar dan tidak dia bangun dan membanting tubuhnya keatas kasur.

“Chanyeol..” Nyonya Byun kali ini mengguncang lengan Chanyeol, cowok itu menggeliat lalu membuka matanya yang berat dengan perlahan.

“Uh, sudah tengah malam?” mata Chanyeol membulat saat menatap jam dipergelangan tangannya.

“Ah, maafkan aku eomonim aku benar-benar ketiduran.” Chanyeol refleks langsung mengambil tasnya dan berdiri.

“Aku akan pulang.”

“Aku sudah menelepon ibumu, aku bilang kau akan menginap. Dia sudah mengizinkan.”

“Ah, tidak usah. Aku akan pulang saja.”

“Orang tuamu pasti sudah tidur. Kau tidak mau menganggu istirahat mereka kan? lagian ini sudah tengah malam dan besok libur.” Nyonya Byun tersenyum, Chanyeol entah mengapa merasa sedikit gugup. Dia sering menginap dirumah ini, namun rasanya beda karena dia dan Baekhyun sedang marahan.

‘Dimana eomonim akan menyuruhku tidur? Tidak mungkin dengan Jaehyun kan?’

“Kau akan tidur dengan Baekhyun.” Nyonya Byun tersenyum dan berjalan mendahului meninggalkan kamar Jaehyun.

‘Tidak!’

.

“Baek, kau belum tidur?”

Chanyeol dengan gugup mengekor dibelakang punggung Nyonya Byun, Nyonya Byun sedang melongok kedalam kamar anak laki-lakinya.

“Ada apa eomma?” Baekhyun yang sedang berbaring langsung menghampiri ibunya yang tidak bergerak diambang pintu. Jika ibunya bersikap seperti itu biasanya beliau akan meminta bantuan pada Baekhyun.

“Baek, Chanyeol akan tidur dikamarmu malam ini. Hm?” Ibunya tersenyum sambil mengelus-elus lengan Baekhyun. Mata anak itu membulat, kepalanya terjulur untuk melihat Chanyeol berdiri dengan tidak nyaman dibelakang ibunya.

“Hm, ayo Chanyeol.” disamping menunjukan ketidaksukaannya, Baekhyun malah menyeringai dan membukakan pintu kamarnya dengan lebar.

“Nah Chanyeol, tidur yang nyenyak oke?” Nyonya Byun mengusap puncak kepala Chanyeol dan mencium kening Baekhyun. Baekhyun mendesis dan merengut melihat ibunya tersenyum menggoda. ‘Rasanya seperti diejek!’.

Baekhyun memutar kedua bola matanya setelah dia memandangi Chanyeol cukup lama. Ibunya tentu saja sudah menghilang dibalik pintu kamar miliknya saat Baekhyun melakukan itu.

“Aku akan tidur disofa.” Chanyeol baru saja hendak melangkah keruang tengah, namun Baekhyun malah menahannya dengan mencengkram pergelangan tangan Chanyeol.

Chanyeol memandang tangan Baekhyun dipergelangan tangannya dengan hampa, ia masih merasakan desiran menyenangkan dibawah permukaan kulitnya setiap Baekhyun menyentuhnya, namun perasaannya juga hampa untuk sekian banyak alasan. Chanyeol mendongak menatap Baekhyun, wajah cowok itu memerah.

“Aku tidak ingin ibuku tahu kita marahan.” Cengkraman Baekhyun mengendur sampai benar-benar lepas. Bayangan merah muda terlihat jelas dipipi Baekhyun membuat Chanyeol tersenyum senang.

“Baiklah kalau begitu.” Chanyeol melangkah kedalam kamar dan meninggalkan pemiliknya masih membeku diambang pintu.

‘Apa yang baru saja kulakukan?!’ Baekhyun berteriak dalam kepalanya. Ia menutup pintu dengan keras mengingat betapa bodohnya memutuskan untuk menyentuh Park Chanyeol.

“Kau benar-benar tidak apa-apa kan?” Chanyeol bertanya sambil membaringkan tubuh tingginya diranjang Baekhyun, matanya mengikuti setiap gerakan yang Baekhyun lakukan.

Baekhyun memutar bola matanya dan berjalan kearah tempat tidurnya dengan langkah cepat setelah selesai mematikan lampu.

“Tidak usah pedulikan aku.” Kemarahan tanpa alasan menguasai Baekhyun lagi, dia membanting tubuhnya disebelah Chanyeol dan membelakanginya.

“Baekhyun...”

Chanyeol memanggil nama Baekhyun dengan lembut, membuat Baekhyun merasa gelisah dan gugup. Baekhyun sama sekali tidak menjawab, ia malah mengambil selimut didekat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D