011

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

Baekhyun mendengus tak percaya melihat Chanyeol berdiri tapat beberapa langkah dibelakangnya, matanya berkilat—tentu saja, dia kan baru mengetahui hubungan cinta Baekhyun dan Sulli hanya bohongan.

Baekhyun memutar kepalanya menghadap kearah depan lagi, entah apa yang akan dihadapinya kali ini. Baekhyun diam-diam menunggu kata-kata Chanyeol selanjutnya saat cowok tinggi itu terdengar sedang berjalan mendekat. Mungkin Chanyeol akan mencemoohnya atau bahkan menghinanya secara terang-terangan?

“Kenapa?” tanyanya saat sudah tepat didepan Baekhyun. Baekhyun terkejut saat nada bicaranya tenang malah mendekati lemah.

Kenapa? Baekhyun hanya ingin bersenang-senang.

Baekhyun mendongak menatap wajah Chanyeol menampilkan kekecewaan yang sungguh jelas.

“Apa kau melakukannya untuk membuatku menyerah?” Chanyeol tersenyum sakratik yang dipandangi Baekhyun dengan mata menyipit. Baekhyun memang hanya berniat bersenang-senang kok, tapi mungkin hal itu juga membuat Chanyeol menyerah mendekatinya. Mungkin Chanyeol memikirkan kebahagiaan Baekhyun dengan Sulli dan memutuskan untuk tidak mengganggu mereka, tapi saat mengetahui semuanya hanya bohongan... itu benar-benar terasa seperti Baekhyun ingin membuat Chanyeol jauh-jauh darinya.

“Bukan urusanmu.” Baekhyun mendengus lagi, kali karena Chanyeol duduk disampingnya terlalu dekat.

“Jadi kau single sekarang?” Chanyeol mencondongkan tubuhnya kesisi kepala Baekhyun, nada bicaranya lebih ceria. Nafasnya yang hangat memantul didaun telinga Baekhyun membuat tengkuk anak itu merinding.

“Ya!” refleks Baekhyun melotot dan mendorong Chanyeol menjauh darinya, Chanyeol terkikik geli melihat ekspresi Baekhyun.

“Kau sungguh imut Baek.”

‘Aku? imut?’ memikirkannya saja sudah membuat wajah Baekhyun merah menyala. Ia membuang muka dari Chanyeol dan berdiri tanpa menolehkan wajah menghadap Chanyeol.

“Hahaha, wajahmu merah.” Chanyeol menertawai Baekhyun yang salah tingkah sambil memukuli pahanya. Baekhyun memutar bola mata sambil berdiri dan pergi dari situ.

“Kau mau kemana?” Chanyeol langsung berdiri mengejar langkah cepat-cepat Baekhyun.

“Pulanglah, jangan ikuti aku.” Baekhyun bersenandung sambil terus berjalan cepat tanpa menoleh sedikitpun pada Chanyeol.

“Kau dan Kyungsoo... apa karena Sulli?” Baekhyun hanya mendengus dan memilih untuk tidak menanggapi. Namun dirasakannya keheningan saat Chanyeol terdiam seperti menantikan jawaban. Baekhyun jadi merasa tak nyaman, ia tidak ingin menjawab, dia tetap tidak akan menjawab.

“Jadi benar?” Baekhyun bisa merasakan kalau Chanyeol tersenyum memandangnya. Baekhyun menjilat bibirnya yang kering karena merasa gugup dan mulai berjalan lebih cepat.

“Jangan jilat bibirmu seperti itu Baek.” Baekhyun benci Chanyeol terkikik seperti itu.

‘Apa-apaan ini?’ Baekhyun memutar bola matanya tanpa menghiraukan kata-kata Chanyeol barusan.

‘Jangan jilat bibirmu seperti itu? Oh ya Tuhan, ini kehidupanku! Aku bahkan bebas menjilat ketek ayam.’

“Jadi kau akan memberi tahu semua orang kalau kau dan Sulli putus, besok? Ck, kau sungguh tidak berperasaan Baekhyun.. pertama aku, dan sekarang gadis itu.”

“Kau? Apa yang kulakukan padamu?” Baekhyun menghentikan langkahnya dan menoleh memandang Chanyeol dengan tatapan dingin, Chanyeol mengangkat bahunya dan tersenyum pahit.

“Kau menendangku. Kau menendang semua orang yang menyayangimu.” Baekhyun memutar bola matanya dan berjalan lagi.

“Bahkan adikmu sendiri.” Langkah Baekhyun terhenti, ia memutar badannya menghadap Chanyeol yang masih berdiri ditempat tadi.

“Aku tidak menendang siapapun!”

“Yeah, kau memang tidak menendang bokong siapapun kok.” Chanyeol menekankan kata ‘bokong’ dan nyengir lalu berbalik, berjalan menjauh memunggungi Baekhyun.

“Sampai jumpa besok, aku benar-benar sudah tak sabar.” Katanya sambil mengangkat tangan ke udara, sama sekali tidak berbalik untuk menghadap Baekhyun lagi.

Baekhyun mendengus memandang punggung Chanyeol lalu meneruskan langkahnya untuk pulang, matahari sudah benar-benar hampir tenggelam saat Baekhyun mendongak dan menyadari langit semakin gelap.

*

Jaehyun masih tidak ingin berbicara pada Baekhyun keesokan harinya. Gadis itu berangkat kesekolah pagi-pagi sekali naik bus pertama tanpa menunggui kakak kembarnya. Baekhyun mendengus sebal mengetahui Jaehyun meninggalkannya.

“Kalian bertengkar?” Ibunya yang masih belum berangkat kerja menanyai Baekhyun sambil menyodorkan susu putih kehadapan putranya itu.

“Biasalah, hanya salah paham.” Baekhyun mengambil gelas berisi susu itu dari tangan ibunya dan langsung meneguknya sampai habis.

“Kuharap begitu, jangan bertengkar terlalu lama Baekie. Tidak baik berselisih antara saudara.” Ibunya tersenyum saat mengambil gelas kosong dari tangan Baekhyun dan sebelum melangkah ke bak cuci piring untuk menaruh gelas kosong tersebut. Dibelakang ibunya, Baekhyun mencibir karena tidak suka dipanggil Baekie.

.

“Jae, Baekhyun mana?”

Jaehyun menghentikan langkahnya dihadapan gerombolan anak laki-laki teman sepermainan Baekhyun. Dilihatnya Luhan, Xiumin, dan Jongdae menatapnya dengan raut wajah menunggu—Namun Kyungsoo yang melontarkan pertanyaan itu malah memandangnya kesal karena tak kunjung menerima jawaban. Alih-alih menjawab, Jaehyun hanya mengangkat bahu lalu pergi. Keempat cowok itu terhenyak merasa heran.

.

“Sulli kau sudah sembuh?” Raut kesal Jaehyun tergantikan oleh senyum sumringah kala dia melihat Sulli duduk dibangkunya sambil menulis sesuatu. Sulli mendongak dan refleks langsung berdiri, sudut-sudut bibirnya terangkat saat lengan Jaehyun melingkar dipinggangnya.

“Maaf aku tak sempat menjenguk.” Jaehyun merengut sedih saat Sulli melonggarkan pelukan dan menatapnya.

“Tidak apa-apa, hanya flu biasa kok.” Sulli tersenyum cerah, namun senyumannya yang secerah matahari pagi terasa janggal dengan mata yang bengkak seperti itu.

“Apa kau juga sakit mata?” Jaehyun bertanya polos sambil memiringkan kepalanya memandangi mata Sulli. Gadis itu hanya terkekeh ringan, berusaha untuk menyembunyikan rasa gugupnya dengan menghindari bertatap mata dengan Jaehyun. Memandang mata Jaehyun rasanya seperti memandang mata Baekhyun, dan Sulli tidak ingin berakhir dengan mengingat kejadian kemarin sore.

‘Oh sialan, aku malah mengingatnya!’ Sulli mengutuk dalam hati saat bayangan Baekhyun yang ‘menolaknya’ terputar jelas. Tangan Sulli sedikit gemetar.

“Kemarin aku habis nonton film sedih.” Katanya berbohong, namun Jaehyun kelihatannya tidak percaya begitu saja.

“Aku bosan, jadi aku memutuskan untuk menonton film lama di komputerku.” Sulli segera menambahkan dan pada akhirnya kerut dikening Jaehyun menghilang. Sulli menghela nafas lega melihat cengiran Jaehyun.

“Ku kira kau putus dengan Baekhyun...” Itu suara Chanyeol.

Chanyeol yang sedari tadi memperhatikan Sulli dan Jaehyun sambil menyenderkan punggung di bingkai pintu akhirnya memutuskan untuk menyeruak masuk dan berdiri dihadapan Sulli dan Jaehyun. Dilihatnya Jaehyun meliriknya dengan gurat wajah ingin tahu sedangkan Sulli menatapnya dengan tatapan tak percaya—bibirnya terkatup tidak mengatakan apapun. Kejadian kemarin sore berputar dikepalanya sekali lagi dengan sangat jelas.

“Banarkah?” sungguh diluar dugaan mendengar kata tanya Jaehyun yang tidak melengking, gadis itu malah bertanya dengan suara rendah ditekan, terkesan sinis dan dingin. Pupil mata Sulli bergerak-gerak dengan gelisah saat Jaehyun menatapnya dengan tampang menuduh.

“Kau putus?” Suara Jaehyun semakin terdengar sedingin es ditelinga Sulli. Sulli hanya menatap Jaehyun dengan tatapan rasa bersalah dan sedih. Bersalah karena tidak pernah bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi dan sedih karena... Sulli tak tahu mengapa, ia hanya sedih.

“Bergembiralah Sull, kalaupun kau putus dengannya itu berarti kau punya kesempatan dekat dengan cowok lain.” Chanyeol menepuk pundak Sulli dengan lembut dan mengedipkan sebelah matanya ketika gadis itu mendongak menatap Chanyeol. Jaehyun memandang kejadian ini tak percaya.

‘Apa Chanyeol baru saja mengedip pada Sulli?’

‘Apa aku tidak salah lihat?’

Jaehyun mengerjap beberapa kali saat melihat Chanyeol melenggang menuju bangkunya. Rasa kesal Jaehyun pada Sulli karena Chanyeol mengedip pada gadis itu kini jauh lebih besar daripada rasa kesalnya pada hal yang Sulli coba rahasiakan padanya. Jaehyun mendengus sebal sambil berjalan menghentakan sepatunya menuju bangkunya disebelah Chanyeol.

.

Baekhyun tersenyum lesu saat ia melewati keempat sohibnya ditempat tongkrongan mereka yang biasa. Baekhyun tidak ingin berhenti disana dan tertawa-tawa seperti biasanya. Moodnya jelek gara-gara ia terus kepikiran Sulli—lagian disana ada Kyungsoo—Baekhyun jadi mengkhawatirkan gadis itu terus namun takut untuk menelepon menanyakan keadaannya, takut malah memperburuk keadaan yang sudah buruk, takut menumbuhkan lagi harapan yang sudah dibunuhnya. Kenapa Baekhyun jadi begitu mengkhawatirkan Sulli sekarang saat dia sudah memutuskan untuk meninggalkannya? Kenapa Baekhyun baru sadar kalau dia cowok brengsek? Jika seandainya dari awal Baekhyun memperhatikan Sulli dan menyukai gadis itu, apakah Kyungsoo akan mengerti jika seandainya Sulli lebih memilih Baekhyun? Atau Kyungsoo akan tetap meninggalkannya juga seperti sekarang? Baekhyun bahkan tak tahu kenapa Kyungsoo menjauhinya.

“Ikut aku.” Sebuah tangan mencengkram pundak Baekhyun saat ia sudah beberapa langkah dari kerumunan temannya. Baekhyun menatap tangan itu kemudian mendongak dan menemukan Kyungsoo sedang menatapnya dengan serius. Kyungsoo melenggang berjalan mendahului Baekhyun dan Baekhyun pun dengan patuh mengikutinya.

Baekhyun tidak terkejut saat Kyungsoo menuntunnya keatap gedung paling timur, disana sepi... mungkin Kyungsoo ingin membahas hal-hal penting yang tidak ingin ia perdengarkan walaupun pada orang yang numpang lewat yang tidak akan peduli tentang apapun yang mereka bicarakan.

Kyungsoo masih terus berjalan saat mereka sudah mencapai atap, mereka sama sekali tidak berbicara apapun saat dalam perjalanan. Kyungsoo tak pernah berbalik untuk memastikan Baekhyun mengikutinya atau tidak, karena Kyungsoo cukup yakin Baekhyun tidak sepengecut itu.

“Aku sudah memberitahunya untuk berhenti berharap.” Baekhyun berhenti melangkah dan dengan gamblang mengatakan hal itu untuk memecah keheningan diantara dirinya dan Kyungsoo.

Tangan Kyungsoo mengepal, rahangnya mengeras dan hatinya bergolak tak nyaman. Angin mendayu membelai wajahnya membuat hatinya sedikit ringan, namun hal itu lantas tak membuat gemetar ditubuhnya surut. Kyungsoo menarik nafas lalu berbalik, tanpa basa basi melayangkan tinju tepat pada tulang pipi Baekhyun. Baekhyun hanya bergeming, memejamkan mata dan berpikir akan lebih baik jika Kyungsoo memukulnya lagi.

“Kau benar-benar bodoh Byun Baekhyun!” Kyungsoo berteriak frustrasi sambil menendang lekukan lutut Baekhyun dengan keras. Baekhyun berlutut dihadapannya tanpa melawan.

“Ku kira kau tak sebodoh ini. Kurelakan dia karena kau bilang kau menyukainya! Tapi sekarang apa? kau membuatnya menangis lagi!” Kyungsoo berbalik membelakangi Baekhyun sambil memijat pelipisnya yang berkedut. Dibelakangnya, Baekhyun mendongak memandang punggung Kyungsoo dengan takjub.

‘Jadi karena itu?’

Benar, Kyungsoo memang sudah merelakan Sulli untuk Baekhyun karena Baekhyun pernah bilang ia menyukai gadis itu. Kyungsoo bahkan berhenti membalas pesan Sulli dan memutuskan untuk tidak pernah mengangkat teleponnya lagi, berpikiran akan lebih baik jika orang yang saling menyukai tetap bersama. Ia memutuskan untuk tidak ingin mengenal Sulli lagi, melupakan gadis itu dan berharap bisa menemukan gadis lain yang ia sayangi dan akan menyayanginya juga—memutuskan untuk menjauhi Baekhyun untuk beberapa waktu, karena Kyungsoo tidak bisa tidak kesal dan iri saat melihat Baekhyun. Apa yang Sulli lihat dari Baekhyun? Pfft, Tentu saja semua gadis mellihatnya termasuk Sulli, Baekhyun sangat sempurna dilihat dari sisi manapun; Dan saat melihat Baekhyun, Kyungsoo juga membenci dirinya sendiri karena dia merasa bukan apa-apa dibandingkan dengan Baekhyun. Namun Kyungsoo berubah pikiran saat Sulli mencoba meneleponnya berkali-kali tadi malam.

“Kau lebih cocok dengannya daripada aku.” Baekhyun berbicara getir sambil duduk bersimpuh dilantai beton yang kotor. Kyungsoo mencibir sambil meludah kemudian berbalik menghadap Baekhyun dengan tatapan penuh kebencian.

“Aku benci melihat gadis yang kusayangi menangis, apalagi menangisi pecundang sepertimu.” Kyungsoo menekankan kata ‘pecundang’ dalam kalimatnya sambil berjongkok dengan tumpuan satu kaki menyejajarkan posisi dengan Baekhyun. Salah satu sudut bibir Baekhyun terangkat naik saat wajah Kyungsoo sudah sejajar dengan wajahnya. Ia tersenyum sangat janggal dan membuat kesabaran Kyungsoo hampir habis, tangannya mulai mengepal gemetaran ingin menjotos Baekhyun lagi.

“Aku senang kau menyayanginya sebesar itu.” Kyungsoo mengerjap dengan bibir masih terkatup.

“Aku hanya tidak ingin dia terus menyayangi orang yang salah, aku harap suatu hari dia akan sadar ada orang yang sangat peduli dan menyayanginya yang patut ia sayangi sepenuh hati juga... dan menyadari orang itu bukan aku; tapi kau.” Kini kedua sudut bibir Baekhyun terangkat naik, anak itu tersenyum—senyuman yang sungguh-sungguh dan tulus. Seperti virus yang cepat menyebar, senyuman itu menular secepat kilat pada Kyungsoo sesaat setelah Baekhyun tersenyum sambil memandang kedalam mata Kyungsoo.

“Sejujurnya aku lebih menyukaimu dari pada Sulli, aku tak tahan melihatmu menghindariku terus.” Baekhyun mengedipkan mata kirinya dengan manja membuat Kyungsoo mendelik ngeri dan mendorongnya hingga jatuh terpental.

.

Rasanya menyenangkan sekali bisa tertawa bersama Kyungsoo lagi, walaupun hanya sebentar anak itu menjauhinya, Baekhyun tak tahan menerima picingan mata penuh kebencian dari Kyungsoo lebih lama lagi. Tak disangkanya, Kyungsoo ternyata merelakan diri untuk mundur hanya gara-gara yakin Sulli bisa bahagia dengan Baekhyun yang ia sukai. Baekhyun tidak yakin sekarang tentang rasa sayangnya jika dibanding-bandingkan dengan rasa sayang Kyungsoo pada Sulli, anak itu merelakan segalanya untuk orang yang ia cinta... bahkan kebahagiaannya sendiri.

Baekhyun masuk kedalam kelas dengan perasaan seringan kapas, namun saat ia memandang Sulli hatinya meleos. Dirasakannya semua mata penghuni kelas memandang kearah Baekhyun—kecuali Sulli yang terus menunduk sambil menuliskan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D