008

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

Minggu pagi di kediaman keluarga Byun.

“Jadi, kau benar-benar mau kencan nih?”

Baekhyun dengan malas membuka-buka majalah fashion milik adiknya sambil berbaring telentang diatas kasur. Jaehyun pura-pura merengut saat kakaknya menyebut-nyebut tentang kencan.

“Tidak, kami Cuma jalan-jalan.” Jaehyun cemberut sambil menyisir rambutnya di depan meja rias, padahal sudut-sudut bibirnya berkedut menahan senyum.

“Kemana?” Jaehyun mengangkat bahu, namun tentu saja Baekhyun tidak melihat karena anak itu sedang menatapi model-model cantik di majalah.

“Jangan macam-macam hm? Dan belikan aku makanan saat pulang.”

“Macam-macam?” Jaehyun mengulang kata itu sambil memutar bola matanya dan meletakan sisir.

“Dia baru saja mau bicara baik-baik denganku dan kau pikir dia akan macam-macam?”

“Bukan Chanyeol, tapi kau!” Baekhyun bangun dan berjalan kearah adiknya yang masih berada didepan meja rias.

“Jangan macam-macam hm?” Baekhyun mengatakan itu lagi, kali ini sambil menepuk pundak Jaehyun dengan kedua tangannya dan tersenyum sangat manis kearah refleksi dirinya dan adiknya dicermin.

Jaehyun tidak mengerti kenapa kakaknya bicara begitu. ‘kenapa dia malah terdengar seperti mengkhawatirkan Chanyeol?’ gadis itu memutar bola matanya dan keluar dari kamar dengan langkah malas.

.

Setelah sepuluh menit lamanya Jaehyun menunggu kedatangan Chanyeol, bel di rumah keluarga Byun akhirnya berbunyi juga, Jaehyun yang sedang asyik nonton kartun bersama kakak dan ibunya langsung tersentak bangun.

“Oh, sepertinya pacarmu sudah datang.” Jaehyun merengut sebal saat ibunya tersenyum menggoda melihat anaknya tiba-tiba salah tingkah. Baekhyun menatap adiknya sekilas lalu memutar bola matanya menghadap televisi lagi.

“Eomma! Dia bukan pacarku!” Jaehyun manyun, pipinya yang sudah merah merona dikembungkan dengan imut.

“Baiklah, eomma akan bukakan pintunya untukmu.” Nyonya Byun tersenyum lalu melangkah ke pintu depan. Jaehyun mengikuti dari belakang sambil mengendap-endap. Bibirnya dirapatkan karena dia sudah tidak kuat untuk menahan senyum.

“Chanyeol!” Ibu Jaehyun bersorak riang saat mendapati anak laki-laki tampan yang tengah ditunggu-tunggu anaknya sudah berdiri didepan pintu rumahnya.

“Jaehyun benar-benar tidak sabar untuk pergi..”

“Eomma!!” Jaehyun menyikut perut ibunya sambil melotot, wajahnya semakin merah saja karena ia gugup dan malu.

“Baiklah, baiklah.” Ibunya menatap Jaehyun terganggu namun Jaehyun merasa dia lah yang lebih pantas merasa kesal.

“Pergilah, jangan jauh-jauh hm? Jangan macam-macam juga.”

“Baik, kami tidak akan jauh-jauh dan tidak akan macam-macam. Kami pergi dulu eomonim.” Chanyeol tersenyum geli dan membungkuk sopan. Ia pun lalu menggandeng tangan Jaehyun untuk pergi bersamanya. Jaehyun menggigit bibir bawahnya karena rasanya ia ingin meledak.

‘Chanyeol.... menggandeng... tanganku...?’

Jaehyun benar-benar meledak seperti kembang api.

*

Chanyeol mengemudikan mobilnya dengan cepat namun tenang. Di mobil hanya terdengar suara embusan nafas dan suara cempreng DJ di radio serta lagu-lagu yang secara acak diputar. Jaehyun merasa gugup karena Chanyeol tidak bicara padanya, ia juga merasa sangat bodoh karena mengenakan dress selutut berwarna pink yang terlampau amat manis. Dia terlalu berpikir jauh, menganggap ini kencan? ‘Yang benar saja! Ini hanya jalan-jalan. Lihat saja Chanyeol, dia hanya mengenakan jeans dan hoodie! Urgh, benar-benar payah!’

“Kau cantik sekali pakai baju itu.” Mata Jaehyun membulat saat Chanyeol tiba-tiba memecah keheningan dengan mengatakan...

“Apa?” Jaehyun menoleh pada Chanyeol dengan mata membulat. Chanyeol bergeming menatap jalanan tanpa menghiraukan Jaehyun.

‘Apa barusan ia mengatakan kalau aku cantik?’ Jaehyun menatap Chanyeol dengan gelisah, ia menunggu jawaban Chanyeol dan ingin memastikan apa yang barusan ia dengar adalah suara Chanyeol dan bukanlah khayalannya saja.

“Apa?” Chanyeol malah balik bertanya membuat Jaehyun mengerang sebal

“Ergh!!” gadis itu memutar bola matanya dan menghentakan punggungnya ke senderan jok mobil dengan keras.

“Kubilang kau cantik.” Jaehyun menoleh pada Chanyeol lagi, kali ini jaehyun mendengar Chnayeol dengan jelas. Bibir gadis itu berkedut menahan senyum saat Chanyeol memandang kearahnya sambil nyengir.

‘Dia benar-benar bilang kalau aku cantik.... kyaaaaa!!!’

“Tapi terlalu terbuka, apa kau sedang berusaha untuk menggodaku?”

“Ti-tidak! Yang benar saja! Ini mode tauk!” Jaehyun merengut dan menghentakan punggungnya ke senderan jok mobil lagi. Pipinya sudah merah terbakar malu.

‘Menggodanya? Yang benar saja!’ bahkan gadis itu masih terus mengomel didalam pikirannya.

“Baiklah, baiklah. Nah kita sampai!!!” Chanyeol bersorak riang saat ia memutar stir untuk memarkirkan mobilnya. Jaehyun tersenyum melihat Chanyeol bertingkah seperti itu, jarang sekali dia melihat Chanyeol bersorak selepas dan sebahagia ini. Seperti melihat Chanyeol yang lain—tentu saja Chanyeol yang lebih baik.

“Apa yang kau tunggu? Cepat turun!”

‘Aish, dia bahkan tidak membukakan pintu mobil untukku. Benar-benar tidak romantis!’ Jaehyun mencibir seraya mendorong pintu mobil dengan kesal. Segera saja angin pantai yang bertiup sepoi-sepoi menyambut Jaehyun dengan ramah saat gadis itu sudah berada diluar mobil.

“Wow!” Jaehyun terperangah melihat pemandangan disekelilingnya. Laut biru terlihat begitu menawan dan menyilaukan seratus meter didepannya. Jaehyun rasanya ingin menceburkan diri kesana sekarang juga.

“Bagaimana kau tahu tempat ini?” Jaehyun masih terperangah menatap laut didepannya. Tidak ada orang selalin mereka sekarang ini. Mungkin pantai ini bukan pantai tempat wisata seperti yang Jaehyun kira.

“Tau saja.” Chanyeol menyelubunyi pundak Jaehyun dengan sweater rajut berwarna putih yang berbau manis. Jaehyun menoleh pada Chanyeol dan tercengang.

‘Omg! Ini seperti di drama-drama!! Aaa!!!’ Jaehyun sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berteriak.

Baru saja Jaehyun terbang kelangit ketujuh, ia terbantingkan saat tersadar bahwa yang ia pakai sekarang adalah sweater perempuan. Dan wanginya benar-benar seperti perempuan.

“Punya siapa?” Jaehyun bertanya dengan nada suara yang dingin.

Chanyeol mencengkram lengan Jaehyun dan berbisik ditelinga gadis itu dengan nada serius. Jaehyun menggigil merasakan nafas Chanyeol ditelinganya, matanya membulat saat Chanyeol bilang..

“Pacarku.”

“Pacar?!” Jaehyun mendengar dengan jelas apa yang Chanyeol katakan, dan refleks, ia mendorong tubuh Chanyeol menjauh darinya.

‘Selama ini Chanyeol punya pacar?’ Jaehyun menatap Chanyeol tak percaya, matanya mulai berair karena rasa sakit hati dan kecewa menghujamnya secara bersamaan dan begitu tiba-tiba. Ia menyingkirkan sweater yang Chanyeol sampirkan dipundaknya dan melemparkannya kembali pada Chanyeol. Jaehyun dengan kaki dihentak-hentakkan, berniat berjalan kembali kedalam mobil.

“Ya ampun, lihat dirimu. Kau benar-benar menyukaiku hm?” Chanyeol nyengir sambil mencengkram pergelangan tangan Jaehyun, mencegah gadis itu pergi.

“Lepaskan!” suara Jaehyun bergetar, hampir menangis.

‘Aish, ini sungguh memalukan..’

“Ini punya kakakku. Pakailah, disini banyak angin.” Chanyeol menyodorkan sweater itu lagi pada Jaehyun. gadis itu berbalik menghadap Chanyeol dengan mata berair.

Chanyeol tertawa melihat tampang lucu Jaehyun yang sedang menahan tangis.

“Tidak lucu!” Jaehyun memukul Chanyeol dengan sweater rajut itu.

‘Ah... dia sudah tahu aku menyukainya. Memalukan sekali! Apa begitu jelas? Eh, tapi bukankah aku juga pernah mengatakannya? Benar-benar memalukaaaaan!!!’

.

“Chanyeol, apa kau sering kesini?” Jaehyun bertanya saat keheningan terasa terlalu mengganggunya, dan lagi ia ingin mengobrol dengan Chanyeol.

“Tidak.” Chanyeol—masih dengan mata terpejam, menjawab pertanyaan Jaehyun sambil meresapi angin sejuk yang membelai permukaan kulitnya. Dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat wajah gadis itu saat ini. Merasakan kehadirannya saja sudah cukup.

Chanyeol dan Jaehyun sedang duduk menyender dibatang pohon nyiur yang sama. Disana sungguh nyaman, sepi, tenang dan sejuk. Pantai ini memang sempit, lebih banyak peohonannya dari pada hamparan pasirnya, namun lautnya masih terlihat amat cantik. Dan yang terpenting.. mereka hanya berdua. Itulah yang paling Jaehyun suka.

“Chanyeol, kenapa tidak ada orang lain selain kita? Daaaan.. Kenapa kau mengajakku kesini?” Jaehyun bertanya lagi. Ia mengharapkan jawaban murahan nan romantis akan keluar dari mulut Chanyeol seperti...

‘Karena aku hanya ingin ada kita saja’ atau ‘karena aku ingin menghabiskan waktu denganmu tanpa ada yang mengganggu.’

Jaehyun berusaha menahan senyum dengan menggigit bibir bawahnya saat Chanyeol membuka mata dan matanya mulai terpaku pada mata Jaehyun.

“Apa kau ingin ketempat yang ramai?”

‘Jawaban yang sungguh payah!’ Jaehyun memutar bola matanya dan menatap laut dengan sebal.

“Kau tidak suka disini?”

“Suka kok.” Jaehyun menjawab dengan tampang bete.

“Kalau begitu kenapa cemberut?” Chanyeol mencubit pipi Jaehyun membuat gadis itu berteriak kesakitan sekaligus senang.

“Aku tidak cemberut.” Jaehyun memonyongkan bibirnya lalu menyenderkan kepalanya dipundak Chanyeol. Chanyeol membeku sesaat. Ia benci kontak fisik secara berlebihan dengan perempuan. Well menurut Jaehyun itu biasa.

“Kenapa?” Jaehyun mendongak menatap Chanyeol yang tiba-tiba diam. Kepalanya masih menempel dipundak Chanyeol.

“Apa aku terlalu berlebihan?” kali ini Jaehyun duduk tegak, ia masih melihat pada Chanyeol yang masih saja bergeming. Jaehyun khawatir Chanyeol tidak menyukai keagresifannya. Well, dia kira itu tidak terlalu agresif kan?

“Tidak.” Chanyeol menghela nafas dan mendorong kepala Jaehyun kepundaknya lagi, membuat Jaehyun tersenyum dengan puas dan juga membuat dadanya berdebar-debar.

“Jae, aku penasaran.. kenapa Baekhyun menyembunyikan tentang dirimu pada orang lain...” Jaehyun menghela nafas berat mendengar pertanyaan Chanyeol yang to the point. Penjelasan berarti mengungkit kenangan buruk. Dan Jaehyun benar-benar benci harus membayangkan kembali masa lalunya dan... menceritakannya kembali.

“Kau tentu tahu alasannya. Orang tua kami bercerai.” Chanyeol mengerang dalam diam. Dia tahu, tapi bukan hanya itu yang ingin ia dengar.

“Kan tidak usah merahasiakanmu juga.”

Jaehyun menarik nafas.

“Orang tua kami saling membenci. Mereka mempunyai perjanjian konyol tentang anak mereka. Aku akan dianggap sebagai anak tunggal dan hidup dengan ayahku saja, begitu pula dengan Baekhyun.” Jaehyun menghela nafas sambil merapatkan sweater yang menyelubungi tubuhnya.

“Bukan hanya Baekhyun yang merahasiakan keberadaanku, aku juga melakukan hal yang sama. Aku juga merahasiakan keberadaan Baekhyun dari teman-temanku.”

Jaehyun bisa merasakan Chanyeol bernafas dengan berat diatas kepalanya.

“Sampai akhirnya ayahku menikah lagi dan sikapnya mulai melunak jika aku membicarakan ibuku. Aku bahkan diizinkan bertemu dengan ibuku dan saudaraku lagi setelah sekian tahun!! dan bahkan aku diizinkan tinggal. Aku sangat senang!!!”

“Bagaimana ayahmu bisa melunak?”

“Pengaruh istri barunya kurasa. Dia tidak ingin aku mengganggu bulan madu mereka. yaaah, terserah saja. Aku malah bersyukur.” Jaehyun mendongak dan tersenyum, ia juga melihat Chanyeol tersenyum.

“Ku dengar ayahmu pergi karena bisnis.”

“Yah, bisa dibilang begitu juga. Sambil nyelam minum air. Negerti kan maksudku?”

Chanyeol hanya manggut-manggut pelan.

“Tapi aku kasihan pada eomma. Eomma harus bekerja keras untuk mendapatkan uang, ditambah sekarang aku ikut membebaninya.” Jaehyun merengut, Chanyeol mencubit pipi gadis itu karena gemas.

“Makannya, kau harus rajin belajar dan jangan memikirkanku terus.”

“Aish, apaan sih?” Jaehyun duduk tegak dan manyun. Chanyeol menatap Jaehyun dalam dan menyadari sesuatu yang membuatnya terganggu.

“Kau benar-benar bukan Baekhyun.” Chanyeol tersenyum kecil dan Jaehyun mengerang mendengar penuturan Chanyeol barusan.

“Tentu saja bukan, apa kau masih menganggap kalau aku Baekhyun yang berubah jadi perempuan karena—mu? Oh astaga!” Jaehyun membekap mulutnya sendiri dan menatap Chanyeol dengan panik.

‘Oh please jangan bahas itu!’ Chanyeol mengerang dan berdoa didalam hati supaya Jaehyun tidak membahas itu.

“Aku benar-benar minta maaf soal kejadian waktu itu. Aku seharusnya tidak mengatakannya pada Baekhyun. Dia benar-benar terobsesi menjadi cowok manly dan benci disamakan dengan perempuan. Tapi bukankah seharusnya kau tahu?”

“Entahlah..”

Chanyeol menghela nafas lega, dan kali ini dia lah yang menyenderkan kepala dipundak Jaehy

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D