014

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

“Terima kasih sudah mau berbaikan dengannya, Oppa.”

Jaehyun memeluk tubuh Baekhyun yang terduduk kaku disampingnya. Ia tersenyum lebar sekali sampai rasanya ujung bibir gadis itu hampir menyentuh telinga.

“Hm, senang rasanya bisa melihatmu tersenyum lagi.”

Ujung bibir Baekhyun pun tak dapat menahan kedutan karena ingin ikut tersenyum juga melihat adiknya yang tampak bahagia. Telapak tangannya yang menganggur ditepuk-tepukan dengan lembut diatas tangan Jaehyun yang melingkar ditubuhnya.

Jaehyun mengerucutkan bibir sembari menyenderkan kepalanya dengan manja dilekukan leher Baekhyun. Gadis itu mendengus sebelum berbicara lagi.

“Aku tahu ini berat. Apapun yang membuatmu membenci Chanyeol sepertinya sangatlah buruk. Aku bingung harus bagaimana Oppa... Aku ingin memihakmu tapi aku juga menyukainya. Aku tidak ingin kalian saling membenci.”

Jaehyun memainkan kancing kemeja Baekhyun, merasa sedikit gugup saat dada kakaknya bergerak naik membusung untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia takut kakaknya tersinggung atau marah.

Baekhyun menarik nafas dalam-dalam mendengar kekhawatiran adik kembarnya. Baekhyun pada awalnya tidak mengira kalau Jaehyun bingung menentukan sikap karena permusuhannya dengan Chanyeol, ia pikir selama ini Jaehyun hanya marah pada Baekhyun saja dan tidak mempedulikan perasaan kakaknya itu.

‘Apakah jika aku menceritakan semuanya Jaehyun akan mengerti?’

Terlintas dipikiran Baekhyun untuk menceritakan semuanya. Tentang Chanyeol yang sebenarnya menyukai Baekhyun, tentang ketidaktulusannya berteman lagi dengan mantan sahabatnya itu, tentang sebuah perjanjian rahasia antara dirinya dengan Chanyeol. Akankah Jaehyun mengerti dan menerima? Ataukah Jaehyun akan sedih dan marah padanya?—pada Chanyeol?

“Sudahlah, lupakan saja. Toh sekarang kami berteman lagi.” Baekhyun membelai rambut Jaehyun penuh sayang. Nafasnya masih panjang-panjang dan tampak jelas masih mengkhawatirkan sesuatu.

Pada akhirnya Baekhyun memutuskan untuk hanya memendam keresahannya sendirian. Menghindari resiko kesedihan dan kemarahan Jaehyun dan penyesalannya sendiri. Diam-diam Baekhyun masih berharap kisah dramatis hidupnya berakhir bahagia—melihat Jaehyun bersama dengan Chanyeol yang normal, juga mendapati dirinya sendiri bersanding dengan pasangan hidupnya yang layak; seorang perempuan cantik nan cerdas. Namun otaknya yang mumet entah kenapa tiba-tiba saja menghidupkan kenangan tentang malam itu; malam saat Chanyeol memeluknya erat.

‘Kalau begitu itu saja sudah cukup...’

‘...aku yakin kau akan mencintaiku suatu saat nanti...’

‘...aku akan membuatmu mencintaiku, Baekhyun.’

Baekhyun takut. Baekhyun takut Chanyeol akan kecewa lebih dalam lagi.

 

*

Jaehyun sama sekali tidak memerhatikan bagaimana keadaan membaik begitu cepat. Mungkin karena ia terlalu asyik saat Chanyeol memohon maaf dan meminta untuk memulai semuanya lagi dari awal. Gadis itu juga tidak memerhatikan betapa drastisnya perubahan sikap Chanyeol padanya, seakan-akan dinding es yang Chanyeol bangun untuk membentengi dirinya dari Jaehyun dilelehkan seketika. Ia tidak memerhatikan kenapa itu terjadi. Ia hanya merasa... karena begitulah seharusnya. Dinding es itu memang seharusnya tidak pernah dibangun dari awal. Tapi dia tidak ingin tahu kenapa semuanya terjadi secara tiba-tiba seperti itu. Ia hanya meyakini Chanyeol sebenarnya menyayangi Jaehyun juga.

Lalu tiba saatnya Baekhyun muncul bersama Kyungsoo melalui pintu kelas. Saat itu Jaehyun sedang mengobrolkan kostum konyol untuk pesta halloween sambil tertawa-tawa dengan Chanyeol—tentu saja hal itu rasanya sedikit aneh—,tadinya Jaehyun kira Baekhyun akan melotot saat menolehkan wajah kearahnya dan mendapati adiknya begitu bahagia mengobrol dengan Chanyeol. Namun diluar dugaan, Baekhyun malah tersenyum kecil sambil mengangguk samar. Jaehyun tidak bisa tidak terkejut melihat tingkah Baekhyun yang janggal, ia mengerjap dan menatap Baekhyun lagi untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia sedang tidak berhalusinasi, dan Jaehyun menyadari ia memang sedang tidak berhalusinasi, ia juga menyadari hal lain; Baekhyun tidak tersenyum padanya—bukan pada Jaehyun tepatnya. Gadis itu langsung tahu saat ia menolehkan wajah kearah teman sebangkunya dan melihat ia juga sedang tersenyum.

‘Mereka berbaikan.’

Gadis itu pun turut tersenyum.

Jaehyun akhirnya mengerti kenapa Chanyeol tiba-tiba merubah sikapnya terhadap Jaehyun. Jaehyun senang, akhirnya Baekhyun dan Chanyeol berbaikan juga. Tapi gadis itu sama sekali tidak ingin peduli dan memikirkan bahwa mungkin Baekhyun berjuang keras untuk—hanya sekedar tersenyum pada Chanyeol. Pun ia tidak memedulikan bagaimana bisa kebahagiaan Chanyeol begitu saja meluap-luap setelah berbaikan dengan Baekhyun. Chanyeol seperti bertransformasi dari balok es dingin menjadi api unggun yang hangat hanya dalam sekejap karena ia berbaikan dengan Baekhyun? Entahlah, Jaehyun hanya berpikir mungkin selama ini kehangatan Chanyeol terpendam oleh kebekuan sikap Baekhyun padanya, dan saat Baekhyun mulai mencair, Chanyeol akan kembali seperti dulu—walau Jaehyun sama sekali tidak punya bayangan bagaimana Chanyeol sebelum bermusuhan dengan Baekhyun; gadis itu cukup yakin Chanyeol memang berkepribadian hangat. Hal itu cukup memuaskan hatinya, bagaimana keduanya bisa saling menghangatkan—bisa saling bersahabat lagi. Jaehyun senang karena ia rasa Chanyeol sepertinya benar-benar menyayangi Baekhyun. Tidak punya sedikit pun pikiran tentang hal lain.

.

“Ya! Kenapa berpelukan seperti itu dilingkungan sekolah?” Baekhyun dan Jaehyun terperanjat seraya menoleh kebelakang. Dilihatnya Luhan sedang berkacak pinggang sambil memutar pandangan kesekeliling taman dengan cepat, bibirnya nyinyir mencibir. Saat Luhan meluruskan pandangannya lagi, ia melihat dua wajah serupa menatapnya, dan tentu saja Luhan tidak bisa pura-pura tidak terkejut. Ia terhenyak kebelakang dan memegangi dadanya untuk mengekspresikan rasa keterkejutannya. Agak berlebihan memang.

“Yah, Wajah kalian itu sungguh menakutkan jika dilihat bersebelahan begitu.” Luhan mengibaskan tangannya menunjuk Baekhyun dan Jaehyun secara bergantian dengan gerakan cepat. Tangannya yang lain masih nangkring dipinggangnya yang kurus.

Baekhyun hanya mencibir saat Luhan berjalan kearah tempatnya berada sekarang dan seenak jidat beringsut duduk ditengah-tengah bangku taman yang panjang diantara Baekhyun dan Jaehyun. Jaehyun bergeser memberi ruang untuk Luhan tanpa menunjukan sikap keberatan. Luhan tersenyum manis kepada Jaehyun atas sikapnya yang menerima Luhan dengan senang hati, dan tiba-tiba saja Jaehyun merasa gugup melihat senyum Luhan itu.

“Nah sekarang lebih baik.” Luhan nyengir lebar sambil menyenderkan punggungnya kesenderan dan meletakan kedua tangan panjangnya di belakang leher Baekhyun dan Jaehyun. Akhirnya ia bisa duduk dengan nyaman dan menyamarkan keanehan yang ditimbulkan dari kedua wajah Byun yang sama persis itu.

Baekhyun memukul-mukul lengan Luhan karena kelakuannya seniornya itu, Baekhyun tidak suka dirangkul-rangkul oleh anak cowok. Sejak mengetahui Chanyeol menyukainya, Baekhyun jadi paranoid dan berpikiran mungkin teman-teman dekat lainnya juga gay. Mengingat wajah tampannya sendiri, Baekhyun yakin gay manapun akan menyukainya.

Baekhyun menyirami seniornya dengan cacian kejam saat Luhan menyeringai menggoda dan memainkan rambut belakang Baekhyun, matanya dikedip-kedipkan aneh. Untuk sesaat, Baekhyun yakin ia baru saja melihat sosok perempuan pada diri seniornya ini. Namun lama kelamaan Luhan malah tertawa keras menanggapi sikap defensif Baekhyun yang kekanakan—kemudian sosok perempuan itupun lenyap. Walaupun Luhan sudah biasa menghadapi Baekhyun, ia sungguh tak tahan untuk tertawa keras saat ini.

Disisi lain tubuh Luhan, Jaehyun hanya diam sambil membenamkan gigi dibibir bawahnya, dadanya berdebar kencang sekali saat ia memandang lengan Luhan masih bertengger dipundaknya. Aneh sekali rasanya tidak tertawa disaat situasi sungguh lucu. Jaehyun memejamkan matanya, kedua telapak tangannya mengepal diatas roknya.

‘Kendalikan dirimu Jaehyun.’

Ada perasaan asing setiap Jaehyun berada didekat Luhan. Entah apakah itu, Jaehyun tidak yakin. Beberapa kali Jaehyun pernah menanyakan kepada dirinya sendiri; apakah ia menyukai Luhan? Perasaan berdebar, senyumnya yang membuat Jaehyun ingin pingsan, sikap hangatnya yang aneh, ketampanannya yang luar biasa. Siapa juga yang tidak menyukai makhluk seindah Luhan kan? Tentu saja semua suka. Dan Jaehyun tidak ingin menampik perasaan sukanya pada keindahan diri Luhan. Jaehyun rasa, ia hampir selalu gugup didepan Luhan; karena merasa rendah diri? Jaehyun tak yakin. Yang Jaehyun masih yakini seratus persen adalah bahwa hatinya hanya untuk Chanyeol.

“Jadi kalian akan datang ke pesta halloween kan?” Luhan bertanya saat ia sudah bisa menghentikan tawanya sendiri. Luhan menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, menatap Baekhyun dan Jaehyun sambil menyeringai.

“Kenapa mengadakan pesta bodoh begitu sih Hyung?”

“Yah! Apanya yang bodoh? Kita berusaha sangat keras agar acara itu bisa diadakan tahun ini. Kau tahu? tanggal pelaksanaannya sangat cocok untuk refreshing anak-anak dari ujian tengah semester kemarin. Anak kelas tiga sangat ingin mengadakan pesta sebelum lulus.”

“Kan ada prom night. Dasar anak kelas tiga inginnya hura-hura melulu, seharusnya kalian belajar untuk masuk ke perguruan tinggi.”

“Ya! Si brengsek ini.” Luhan menjulurkan tangannya untuk mencekik Baekhyun. Bukannya mati kehabisan nafas, Baekhyun malah belingsatan karena geli.

“Tenang saja Oppa, semuanya senang akan ada pesta kok. Hanya si Baekhyun saja nih yang ngakunya ogah-ogahan.” Jaehyun mencibir kearah Baekhyun yang kelihatannya tidak peduli pada apapun selain melepaskan diri dari Luhan.

“Yah! Byun Jaehyun, apa kau bahkan sudah membaca aturan pesta tersebut?” Baekhyun mencibir dan Jaehyun langsung terdiam. Hanya ada satu arti dari diamnya itu.

Belum, Jaehyun belum membaca aturan pestanya. Saat Luhan menjulurkan selebaran itu, Jaehyun hanya membaca judulnya saja, itu pun karena tulisannya besar-besar. Jujur saja Jaehyun tidak begitu tertarik—tidak karena kekhawatirannya akan Chanyeol tadi pagi sangat mengganggu Jaehyun sampai Jaehyun tidak memerhatikan dan memedulikan apapun bahkan pesta yang kelihatannya sangat menyenangkan. Dia juga tidak sempat membacanya lagi saat menempelkan selebaran itu dibelakang kelas; pertama karena Chanyeol, kedua karena teman-temannya langsung berkerumun disana.

‘Apakah peraturannya mengerikan?’

Jaehyun bertanya-tanya dalam hati, menyesali keacuhannya pada lingkungan sekitarnya sedari pagi. Hana tadi sempat berteriak-teriak membahas pesta halloween dengan Miho, Jaehyun pikir karena pestanya akan menyenangkan. Tapi Jaehyun baru memikirkannya lagi sekarang... mungkin Hana sedang marah-marah dan bukannya terbakar api semangat karena tak sabar.

Wajah Jaehyun mengeras saat ia melihat Luhan menoleh kearahnya sambil menyeringai seram.

“Pastikan kau datang Jaehyun.”

Jaehyun sekarang benar-benar yakin kalau aturan pestanya mengerikan. Ia juga semakin yakin kalau Luhan itu aneh.

*

Wajah Jaehyun menegang saat membaca selebaran yang tadi pagi dipajangnya dibelakang kelas. Bibirnya terkatup membayangkan dirinya hadir dipesta itu 31 Oktober nanti.

Dilarang berdandan Cantik/Tampan. Berdandan Cantik/Tampan maka kami akan mendandanimu.

Seluruh siswa wajib hadir kecuali kau sekarat.

Tidak hadir, sanksi menunggumu.

Padahal Jaehyun sudah membayangkan dirinya terbalut gaun disney princess di pesta nanti. Aurora atau mungkin Cinderella. Ia ingin tampil cantik, tentu saja. Disaat ia baru berbaikan dengan Chanyeol, ia tidak ingin menampilkan wajah jeleknya. Ia tidak ingin terlihat jelek didepan Chanyeol.

.

“Apa kau masih memikirkan tentang kostum untuk halloween?”

“Hm.” Jaehyun merengut sambil mengaduk-aduk gelas minumannya dengan sedotan. Tampak tidak bergairah sama sekali.

“Oh ya ampun, si Luhan itu memang sinting. Dia hanya ingin melihat murid-murid memakai baju bodoh dan menertawainya.” Krystal mengomel disela-sela kegiatannya mengambil makanan dengan sumpit.

“Ku dengar dia mengobrol dengan anak-anak kelas tiga yang lain bahwa pesta itu akan sangat berkesan untuk mereka. Apa kalian pikir mereka akan merencanakan sesuatu yang gila. Misalnya....” Luna menggantung kalimatnya, lama sekali.

“Misalnya apa?” Sulli berpaling dari makanannya dan menatap pada Luna dengan tatapan penuh rasa ingin tahu yang kentara. Jaehyun pun turut memberikan segenap perhatian dan berhenti memutar-mutar sedotan dalam gelas.

“Misalnya saja dia mau mengerjai seseorang... atau mengerjai kita.”

“Maksudnya?” Krystal mengerutkan kening tak mengerti.

“Bisa saja kan mereka tiba-tiba membuat skenario kalau tiba-tiba muncul hantu sungguhan dipesta.”

“Itu bodoh.” Sulli tertawa setengah hati.

“Memang. Mereka kan idiot.” Krystal mencibir sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

“Siapa? Apa sih yang kalian bicarakan?” Jaehyun menatap ketiga sahabatnya dengan tampang kebingungan. Luna dan Sulli langsung melirik pada Krystal lalu kembali menatap Jaehyun. Jaehyun sama sekali tidak mengerti kenapa mereka membicarakan Luhan dan anak-anak kelas tiga lainnya seperti itu. Terlebih Krystal yang sepertinya membenci mereka sampai keubun-ubun. Ia sebenarnya kurang yakin juga kalau mereka sedang membicarakan Luhan yang wajahnya sedang terbayang oleh Jaehyun sekarang.

“Luhan. Dia itu ketua osis dan dia agak sinting, kau tahu?” Luna tersenyum penuh arti sambil berbisik nyaring ketelinga Jaehyun.

Luhan ketua osis? Wah kemana saja Jaehyun selama ini?

“Selama mengorientasi kami dia sudah di pengurus osis dan dia sering menghukum kami dengan cara yang aneh kalau kami melakukan kesalahan. Pokoknya sampai dia dan panitia yang lain tertawa atau bosan. Kami merasa.. kami hanyalah lelucon,” jelas luna.

“Semua orang menganggapnya lucu dan keren walaupun sebenarnya dia kejam.” Krystal menambahkan dengan enggan.

“Kurasa dia memang baik.”

Jaehyun tak menyadari kalau dia baru saja membela Luhan. Bibir Jaehyun langsung dikatupkan saat dilihatnya Krystal sedang menatapnya dengan sikap bermusuhan. Luna dan Sulli saling pandang lalu tersenyum penuh arti lagi.

“Mungkin karena dia berteman dengan Baekhyun.” Krystal mengangkat bahu dan bersikap tak acuh lagi.

Jaehyun mengangguk-anggukan kepala, mengekspresikan kelegaannya karena Krystal tidak mengomel padanya.

“Nah, bagaimana dengan Baekhyun? Bagaimana pendapat kalian tentang dia?” senyum Jaehyun mengembang disela-sela kedua telapak tangannya yang menangkup pipi. Kali ini Luna bertukar pandang dengan Krystal dan Sulli tampak gelisah. Jaehyun langsung tahu dia sudah melakukan kesalahan.

.

“Apa menurutmu Luhan itu agak sinting?”

Jaehyun bertanya pada Chanyeol disela-sela pelajaran geografi yang membosankan saat ia menyalin tulisan dari papan tulis.

Chanyeol langsung menolehkan kepala dengan alis mengerut mendengar pertanyaan Jaehyun yang aneh dan tiba-tiba. Ia menatap mata gadis itu yang langsung terlihat gugup, pupil matanya terlihat bergerak-gerak dan entah hanya perasaan Chanyeol atau bukan, tangan Jaehyun yang memegang pena sedikit gemetaran.

Sejujurnya Jaehyun memang gugup; dilema antara rasa senang ditatap dalam-dalam seperti itu dan takut diteriaki karena telah melontarkan pertanyaan aneh saat Chanyeol sedang berkonsentrasi menulis. Belum lagi Chanyeol mengerutkan alisnya...  Chanyeol dengan alis dikerutkan mengingatkannya akan Chanyeol yang dulu—Chanyeol yang dingin dan acuh. Jaehyun jadi takut kalau tiba-tiba Chanyeol membentaknya dan menyuruhnya tutup mulut dan menulis saja.

“Dia mungkin sinting betulan.” Tak diduga Chanyeol malah mengangkat bahu dan ditambah tersenyum miring disamping  melakukan apa yang sempat terbayangkan oleh Jaehyun. Jaehyun diam-diam menghela nafas lega karenanya.

“Memangnya kenapa?” Chanyeol bertanya dengan suara rendahnya yang dipelankan sambil kembali menulis.

“Kami membicarakannya tadi siang, Krystal sepertinya sangat tidak menyukai Luhan.” Lidah Jaehyun hampir saja terpeleset menyebutkan ‘membenci’ disamping ‘tidak menyukai’. Kan Jaehyun tidak tahu pasti kebenaran tentang Krystal yang membenci Luhan atau tidak?

“Setiap orang punya pandangan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D