006

Digging Chanyeol's Secret
Please Subscribe to read the full chapter

“Baiklah. Aku akan berlatih. Kau... ajari aku.” Jaehyun melakukan chestpass pada Chanyeol dengan pandangan mata membara masih tertuju pada cowok didepannya itu.

“Wah, tiba-tiba aku lelah. Aku mau istirahat dulu ah.” Kris menggaruk belakang kepalanya lalu ngacir kepinggir lapangan dan diikuti oleh pemain lain yang sama-sama ngemodus karena suasana dilapangan jadi lebih panas dari biasanya. Jadi dilapangan hanya ada kerumunan cewek-cewek yang mulai bubar, juga Chanyeol dan Jaehyun.

Chanyeol maupun Jaehyun tidak menghiraukan kepergian Kris dan yang lainnya ke tepi lapangan. Mereka sedang sibuk saling menatap.

“Hapus air matamu dan ambil posisi. Aku akan menyerang sedangkan kau akan menahanku.” Nada bicara Chanyeol datar, namun rasanya terdengar sangat menusuk ditelinga Jaehyun.

Jaehyun sebenarnya tidak menangis. Matanya memang berair karena sedih dan marah—mungkin juga itu hanya keringat. Namun, kini kemarahan lebih menguasainya daripada rasa sedih yang tidak berguna. Tanpa gadis itu sadari, tangannya sudah mengepal erat dan gatal ingin menjotos wajah Chanyeol. Tapi nyatanya Jaehyun hanya bisa mencibir saat Chanyeol menggiring bola ke tengah lapang dengan langkah pelan membelakanginya. Gadis itu sudah mengambil posisi kuda-kuda siap menghalau serangan saat Chanyeol menghadapnya lagi. Sudut bibir cowok itu naik, menunjukan senyum mengejek yang picik, dan tentu saja Jaehyun tidak bisa tidak mengerang melihat itu.

‘Erghhhhh!!! Kau pikir kau siapa?!’ gigi Jaehyun bergemeretak, bahkan jantungnya serasa akan meledak saking dongkolnya.

Chanyeol kemudian memantulkan bola dengan tempo yang lebih cepat, kakinya dengan gerakan lincah mulai berjalan teratur menuju ring. Jaehyun berjalan maju, ia merentangkan satu tangannya menghalangi dan dengan tangan yang lain ia berusaha untuk merebut bola dari tangan Chanyeol.

“Kau pikir kau bisa merebutnya?” Chanyeol masih tersenyum mengejek sambil sesekali melakukan gerakan cepat untuk mengelabui Jaehyun. tapi Jaehyun masih dalam posisinya yang semula, dia tidak terpancing gerakan tipuan Chanyeol yang menurutnya terlihat bodoh.

“Cih!”

Jaehyun maju lebih dekat, dia menempeli sisi tubuh Chanyeol dan menjulurkan tangannya untuk meraih bola, tapi tentu saja Chanyeol lebih kuat dan lebih tahu tentang bagaimana cara bermain basket daripada Jaehyun. Chanyeol pun menggiring bola menyamping dan membuat tubuh Jaehyun yang melekat disamping tubuhnya ikut terdorong mundur mengikuti langkah kakinya. Dah hap, Chanyeol berputar lalu berlari cepat ke arah ring, tentu saja ia berhasil memasukan bola ke ring dengan mulus tanpa dihalangi oleh Jaehyun.

“Yah! Apa yang kau lakukan disana? Hanya melihatku memasukan bola?” Chanyeol memungut bola dan berjalan kearah Jaehyun yang masih mematung sambil mengerutkan kening.

Chanyeol hanya melewati gadis itu... dia kembali ketengah lapangan dan memantulkan bola dengan santai.

“Berusahalah lebih keras.” nada suara Chanyeol masih sama datarnya, juga masih sama menusuknya.

Jaehyun menarik nafas panjang, ia menjilat bibirnya seraya membungkukan badan bersiap untuk serangan berikutnya.

‘Jangan remehkan aku Park Chanyeol!’ mata gadis itu menatap lurus dan tajam bagaikan elang kearah Chanyeol yang mulai berlari mendekat.

Chanyeol berlari cepat menuju ring. Namun, dengan sama cepatnya, Jaehyun mencegah cowok itu dengan menempelinya lagi, kali ini lebih rapat.. lebih rapat sampai-sampai Chanyeol merasa tidak nyaman dengan posisi sedekat itu dengan seorang gadis.

Mata Chanyeol membulat.

“Yah! apa yang kau lakukan!?”.

Chanyeol menjerit saat Jaehyun—secara tidak sengaja—memeluk pinggangnya saat dia mulai berputar berniat menghindari gadis itu. Jaehyun mendongak menatap skeptis wajah Chanyeol yang memerah, namun dengan cepat ia sadar dari keskeptisannya dan merebut bola. Chanyeol juga segera tersadar dari kebengongannya saat Jaehyun berlari ke ring dengan bola merah ditangannya. Jaehyun berlari dengan cepat, tapi Chanyeol juga mengejarnya dengan cepat. Cowok itu tiba-tiba saja sudah ada didepannya saat Jaehyun berniat melompat untuk memasukan bola. Jadi, Jaehyun mengurungkan niat untuk melakukan shot dan hanya memantulkannya kembali ke permukaan lapangan.

“Kau melakukan technical foul!” Chanyeol menjulurkan tangannya untuk merebut bola, namun Jaehyun dengan sigap melakukan pivot dan membelakangi Chanyeol.

“Aku tidak menyentuh tanganmu!” Jaehyun membentak marah, dia mendengus kesal kemudian berlari maju dan berniat untuk berputar lalu melakukan shot. ‘persetan dengan foul!’ Chanyeol masih dibelakangnya, menempelinya seperti perangko. Tangannya yang panjang terjulur pada bola di tangan Jaehyun. Tiba-tiba saja Jaehyun dapat ide brilian. Dia berencana untuk membuat sedikit kecelakaan pada Chanyeol. Dia akan berlari dengan cepat, berhenti sebentar saat Chanyeol sudah sangat dekat, lalu dia akan meleos kesamping, dan tada!!!

“Ouch!” sayangnya, Jaehyun tidak memikirkan kemungkinan kalau Chanyeol akan menabraknya sebelum dia menghindar.

“Yah!” Chanyeol mendengar Baekhyun berteriak dari tepi lapangan, namun Chanyeol hanya memutar bola matanya dan melihat kesal pada Jaehyun yang sedang terpuruk dilapangan.

“Dasar bodoh, kenapa kau tiba-tiba berhenti?” Jaehyun menatap Chanyeol dengan sebal sambil berdiri, lututnya sedikit tergores tapi tidak berdarah. Dia kesal, marah, dan sekarang ditambah lagi lututnya perih, namun sikap Chanyeol membuat dada Jaehyun terasa lebih perih.

“Giliranmu!” Jaehyun tidak menjawab pertanyaan Chanyeol yang sepertinya memang tidak dibutuhkan. Gadis itu melemparkan bola basket pada Chanyeol dan berjalan ke tempat dimana dia akan menghadang Chanyeol lagi.

“Jaehyun kau tidak apa-apa?” Baekhyun berteriak dari tepi lapangan. Ibu jari Jaehyun teracung tinggi, gadis itu sedang membungkuk menanti kedatangan serangan Chanyeol tanpa menoleh pada kakak kembarnya.

“Jae, Kris bilang kau sudah boleh pulang!” Baekhyun berteriak lagi, tapi Jaehyun sepertinya tidak mendengarkan.

“Nikmati saja dulu Baek!” Minho menepuk pundak Baekhyun sambil nyengir lalu menonton duel dilapangan lagi.

“Kakakmu berisik sekali!” Chanyeol berdecak saat Jaehyun sudah berada didepannya. Jaehyun tidak merespon, perhatiannya ia tanamkan penuh pada bola basket ditangan rival bodohnya itu.

‘Sedikitnya aku harus memasukan bola itu ke ring walaupun hanya sekali.’

“Jae ayo pulang!” Baekhyun berteriak lagi—kali ini terdengar frustrasi.

Chanyeol mengerang sebal saat mendengar suara Baekhyun yang membuyarkan konsentrasinya, Chanyeol melirik sebentar pada sosok kecil yang sedang berdiri ditepi lapangan itu, lalu ia pun bergerak cepat. Jaehyun berlari mengejar, tangannya yang bebas tanpa bola membawanya berlari lebih cepat dari Chanyeol. Baru saja gadis itu akan menghalangi Chanyeol, tubuh Chanyeol menubruknya lagi. Kali ini lebih keras, sampai-sampai pantat Jaehyun terasa ngilu karena jatuh terduduk, sikunya juga terluka karena menahan tubuhnya saat jatuh. Nafas Jaehyun sesak karena berlari dan kesal, ia memejamkan mata lalu menelentangkan tubuhnya dilapangan.

‘Apa yang aku lakukan?’ air mata frustrasi merembes dari sudut mata Jaehyun. seingatnya dia tidak pernah memperlakukan Chanyeol dengan buruk, dia hanya berusaha menjadi teman, dia hanya berusaha membuat Chanyeol melihat kehadirannya, dia memang ingin tahu rahasia Chanyeol yang Baekhyun sembunyikan, tapi Jaehyun tidak pernah berlebihan. Dia tidak pernah mengintili Chanyeol sampai ke rumahnya, dia tidak pernah membongkar-bongkar barang pribadi Chanyeol. Dia melakukannya dengan normal tanpa melanggar norma.

‘...tapi kenapa?’

“Jae!!!” Baekhyun langsung berlari ke tengah lapangan diikuti member tim basket lain dibelakangnya.

“Sepertinya dia pingsan.” Minah berbisik pada Sojin saat dia tengah berjalan cepat disamping Sojin diantara kerumunan.

“Sepertinya..” Sojin menatap tubuh Jaehyun yang tergeletak dengan tatapan prihatin.

“Jaeeeeeeee!!!!” lutut Baekhyun jatuh ke permukaan lapangan dengan dramatis.

“Yah Park Chanyeol! Apa yang kau lakukan pada adikku?!” Baekhyun langsung berdiri lagi saat ia teringat akan kehadiran Chanyeol yang membuat adiknya pingsan. Tangannya mengepal seraya matanya yang tajam memandang Chanyeol dengan penuh kebencian. Disisi lain, Chanyeol hanya menunjukan wajah tanpa emosi.

“Aku baik-baik saja Baekhyun.” Tangan Jaehyun mencengkram pergelangan kaki Baekhyun. Mata gadis itu masih terpejam, tubuhnya masih telentang diatas permukaan lapangan dengan lemah.

“Aku baik-baik saja.” Jaehyun bangun dari posisi tidurannya dan berdiri dengan mantap.

“Eyyy, aku tahu kau tidak pingsan.” Amber merangkul pundak Jaehyun dan menjitak belakang kepala gadis itu dengan cukup keras.

“Aw, sakit tauk!” Jaehyun merengut, anak-anak lain yang ikut ke tengah lapang juga nyengir-nyengir lega.

“Nah, kurasa kita semua sudah boleh pulang sekarang.” Kris melemparkan senyum pada Jaehyun lalu menatap Chanyeol yang masih memasang mimik wajah datar memandangi keadaan disekitarnya.

“Ayo Baekhyun!” Jaehyun berusaha menggeret lengan Baekhyun karena kaki Baekhyun tampaknya terpaku ditempat ia berdiri, mata Baekhyun sama sekali tidak pernah meninggalkan tatapan benci itu dari Chanyeol sedari tadi. Sedangkan Jaehyun sedang berusaha membuat Baekhyun bergerak, yang lain satu persatu meninggalkan ruangan dan pada akhirnya menyisakan mereka bertiga.

“Ayo!!!!” Jaehyun berusaha lebih keras sampai akhirnya Baekhyun bergerak dan mereka berduapun berjalan menjauh meninggalkan Chanyeol sendirian di tengah lapangan.

Chanyeol masih sama diamnya, masih sama datarnya. Bibirnya membebaskan helaan nafas panjang yang lemah dari paru-parunya yang sesak saat kedua kembar itu hilang dari pandangan. Dadanya masih sesak, paru-parunya mungkin terendam air mata yang sedari tadi ditahannya dengan susah payah. Kini mereka pergi, Chanyeol bebas menangis, tapi sayang.. tak setetes air mata pun keluar dari pelupuk matanya.

Chanyeol tak pernah menginginkan ini, dia selalu bersikap baik dan menjadi anak baik. Dia benci tatapan terluka yang ditunjukan wajah Jaehyun.. dia benci tatapan benci Baekhyun.. dia hanya..

“Ergh!” Chanyeol melemparkan bola basket kearah ring dengan satu tangannya. Bola itu mengenai papan ring dan memantul dengan cepat sama seperti kedatangannya. Chanyeol hanya sedang tidak ingin memikirkan semua ini! Mungkin dia harus minta maaf.. atau mungkin tidak. Entahlah.. dia hanya bingung.

*

Hari-hari berikutnya semua berjalan kelewat normal. Jaehyun yang tidak berisik, Jaehyun yang tidak mengganggu Chanyeol, Baekhyun yang seru bercanda dengan teman-temannya yang lain tanpa menghiraukan kehadiran Chanyeol, Baekhyun yang selalu memalingkan muka saat bertemu pandang dengan Chanyeol. Semuanya kelewat normal, semuanya jadi terasa abnormal. Chanyeol senang Jaehyun tidak berisik, tapi dalam hati kecilnya dia sedikit merasa rindu. Disisi lain, Chanyeol tidak pernah merasa senang dengan ide tentang Baekhyun yang menghindarinya, dia memang harusnya senang kan? Tapi sebenarnya dia tidak pernah senang melihat Baekhyun bercanda seru dengan teman-temannya yang lain tanpa dirinya. ‘seharusnya aku ada diantara mereka..’ hatinya perih setiap kali memikirkan itu. Teman-teman sekelas Chanyeol sejujurnya tidak keberatan dengan keberadaan Chanyeol, mungkin hanya sedikit canggung karena Baekhyun sedang marahan dengannya, dan lagi Chanyeol menarik diri dari pergaulan yang menyenangkan dikelasnya, berevolusi menjadi anak rajin dan pendiam.

“Kalian sudah mengerjakan tugas sejarah?” Sulli bertanya pada Jaehyun dan Chanyeol suatu ketika saat jam kosong, tapi tak satupun dari keduanya berminat membahas tugas kelompok itu.

Chanyeol memandang Sulli sekilas, lalu ia memalingkan wajahnya dari gadis itu dan meneruskan bermain game dihandphonenya lagi. Jaehyun kesal karena dia merasa hanya dia saja lah yang peduli tentang tugas ini, tapi dia tidak menunjukannya—tentu saja.

“Masih tiga minggu lagi kan?” Jaehyun pura-pura cuek, padahal dia sedang mikir keras. Dia sudah membeli beberapa kilogram koran bekas tahun-tahun dahulu untuk menemukan berita tentang perang bodoh yang ditugaskan guru sejarahnya, namun sejauh ini hanya baru ketemu lima berita.

“Hei, jangan disepelekan. Lebih baik kalian cari beritanya dari sekarang. Lima puluh berita itu banyak banget loh.”

“Kau sudah sejauh mana?” Chanyeol bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel.

“Aku dan Jiyeon sudah dapat tiga puluh.”

“Oh.”

Dan pembicaraan tentang tugas sejarah itu lewat begitu saja...

.

Hari-hari berikutnya setelah pembahasan masalah tugas sejarah dikelas bersama Sulli—juga Chanyeol, orang-orang mulai ramai membicarakan tugas itu lagi, bukan hanya dari kelas Jaehyun saja ternyata, tapi dari kelas lain juga, sepertinya semua kelas 2 dapat tugas itu. Mereka mengeluh betapa tugas ini sungguh tidak penting, dan melelahkan, tapi tentu saja pada akhirnya mereka mengerjakannya juga. Bagusnya, mereka semua punya patner yang tidak seperti partner Jaehyun. Mereka mengerjakan tugas ini bersama, Jaehyun mengerjakan tugasnya sendirian, mencari potongan berita-berita dari masa lalu seorang diri, merasa perih mengingat dia akan membagi nilai hasil jernih payahnya pada Chanyeol. Tapi lebih baik mengerjakannya sendiri kan? Setidaknya, ia dapat nilai. Untuk saat ini memang lebih baik sendiri. Jaehyun bisa saja meminta Chanyeol untuk mencari berita juga. Tapi Jaehyun malas. Lebih baik tidak pernah bicara lagi padanya.

“Hei, kalian sudah selesai bikin kliping belum?” Minah yang sedang memasukan barang-barangnya ke loker langsung buru-buru duduk manyun mendengar pertanyaan Amber.

“Ah.... jangan bahas itu!!”

Jaehyun diam-diam merutuki pertanyaan Amber juga, dia menghela nafas lalu menutup pintu lokernya dan mengencangkan tali sepatu.

“Tugas sialan!” Amber merutuk. Sojin, Hayoung, dan Namjoo yang beda tingkatan kelas dengan Amber terkikik geli. Amber mencibir melihat dua senior dan satu juniornya tertawa tertahan.

“Namjoo, kau tidak boleh ketawa. Tahun depan kau juga akan dapat tugas ini. Dan lihat saja, aku akan menertawaimu!” Namjoo masih terkikik geli.

“ah, tahun depan masih lama Unnie..”

Dan pembicaraan tugas sejarah itu berlalu begitu saja.

.

“Baek, kau sudah mengerjakan tugas sejarah?” suatu malam Jaehyun menyelinap masuk ke kamar Baekhyun.

“Eh Jae..” tapi rupanya disana tidak hanya ada Baekhyun. Kyungsoo sedang duduk dilantai kamar didepan Baekhyun dan ia nyengir menatapi Jaehyun yang berdiri diambang pintu masih dengan keadaaan kaget.

“Kami sedang mengerjakannya.” Baekhyun merespon, ia tidak melihat pada Jaehyun, matanya sedang fokus pada koran yang sedang ia potong. Bibir Baekhyun bahkan ikut monyong-monyong saat ia menggunting berita itu.

“Ya ampun!!! Kalian sudah sejauh mana?” Jaehyun yang kaget melihat Kyungsoo di kamar kakaknya langsung panik, kakinya dengan tergesa-gesa melangkah mendekati mereka dan gadis itu pun langsung duduk bersila di samping Kyungsoo. Jaehyun menatapi guntingan koran yang sudah banyak dengan tambah panik.

“Haaaaa... sudah banyak!!!!”

“Baru lima belas.” Kyungsoo menatap Jaehyun dengan tampang bete.

“Lima belas banyak, bodoh!” Jaehyun mencibir.

“Aku juga akan mencari lagi.” Jaehyun bangun dan berjalan tergesa-gesa meninggalkan kamar Baekhyun dan berniat mencari lagi.

“Dia masih tidak bicara pada Chanyeol?” Baekhyun hanya mengangkat bahu sambil membolak-balikan halaman koran dipangkuannya.

“Itu sedikit kejam.” Baekhyun mendongak dan menatap Kyungsoo dengan alis mengerut.

“Dia marah padaku. Kenapa harus melampiaskan pada Jaehyun? itu tidak adil Kyungsoo.”

“Hmmmmmm.. mungkin dia bingung.... Kalian mirip sih.” Kyungsoo nyengir garing.

.

Hari berganti rasanya begitu cepat. Tugas sejarah itu harus selesai kurang dari seminggu ini dan Jaehyun baru dapat duapuluh berita! Belum lagi rangkuman dan tanggapannya! Jaehyun bisa stres. Bahkan kakaknya yang tengil dan sahabatnya yang sama-sama tengil sudah hampir dapat lima puluh berita. Sulli dan Jiyeon sudah tinggal merangkum dan memberi tanggapan. Guru sejarahnya selalu tersenyum mengingatkan disetiap akhir jam pelajaran, membuat telinga Jaehyun panas dan membu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baekkswag #1
Chapter 30: Dan kenyataanya sampai sekarang kai dan d.o mengalami hal ini... bedanya cuman lagi menunggu d.o jujur pada dirinya/terima kenyataan that he loving him too...??
Cbhhkscm #2
Chapter 30: Gila, suka banget ceritanya
baeeki6104 #3
Hoho baeek malu tapi mau
koko_loey #4
Chapter 1: Rahasiaa apa?? baru chapter 1 udah penasaran bgt gw?
koko_loey #5
Aku reader baru, izin baca yaa
unni_fanna #6
Chapter 13: Keren banget ff nya..bikin yang kayak gini lagi dong kak hehe.. semangat nulisnya ^^
can_tbeempty #7
Chapter 30: Wah baek menjerit2 kenapa tuh......Hahaha. Seru bgt thor ceritanya!! Suka bangeett!!!!
can_tbeempty #8
Chapter 15: Complicated sekali yaaa
keyhobbs
#9
Chapter 30: berakhir sudah..hihi~akhirnya baek ngakuin juga tuh... Eh eh tpi jaehyun ama luhan jadinya gmana??kyungsoo sama sulli juga?kok bisa tiba2 putus gitu aja kan kasian kyungsoo nya...
ikabaek12 #10
Chapter 30: Yess!!! Chanbaek!!! Selalu dihati!!! #CBHS Luv you author sayang keep writing ya, all of chan love all baekh :v hehe *kibarbenderachanbaek semangat terus ya buat ff chanbaek lagi ya ya ;) Fighting!! Sequel leh uga, :D