yifan's side : Telephaty?

PHONE

kali ini terinspirasi dari film favorit keluarga saya. kadar keromantisan yg  tinggi membuat saya menyebut film ini 'Terkampret Sepanjang Masa'
iya, kampret. karena setelahnya, saya selalu curiga kalau Kris itu punya nama belakang Cullen *halah!

 


 

 

  Mandi, sudah. Kaos oblong putih dan boxer, sudah kukenakan. BB Cream merk terkenal pun sudah teroles sempurna diwajah tampanku. Jika sudah begini, aku tinggal membanting diri dikasur dan menutupi seluruh tubuh dengan selimut. Oh, ini yang terbaik! Tapi lebih baik lagi kalo ada Yixing disampingku saat ini.

Drrrtt ddrrt

  Hampir tengah malam. Jadi wajar smartphone berwarna putih dimeja nakas sana bergetar. Memang sudah dua bulan begitu tapi tidak untuk lima hari kebelakang ini, kami sibuk masing-masing dan hanya sempat berkirim pesan singkat. Akupun meraih benda itu dengan amat sangat berat hati. Bukan, bukannya aku tidak senang ditelpon pacar sendiri. Hanya saja malam ini aku lagi-lagi merasa mengantuk karena berbagai pertemuan dan proses syuting yang melelahkan. Mungkin Yixing tidak akan marah jika malam ini percakapan kami cuma sebentar dengan alasan aku yang sedang mengantuk. Ya tentu saja, Yixing kan the most kind-hearted boyfriend in the world.

“Ya, sayang?”

“Ieuw, menjijikkan sekali Wu Yifan!”

  Aku langsung terlonjak dan beranjak duduk dikasur. Ini bukan Yixing, tapi partner in crime-nya, si makhluk setengah rusa. Luhan!

“Luhan!”

“Jangan berteriak, bodoh. Yixing bersamamu kan?”

  Masih setengah shock aku menggelengkan kepala tapi segera sadar orang yang bertanya tidak akan melihatnya. Tentu saja shock jika ini adalah pertama kalinya Luhan menghubungiku sejak, ehem, aku pergi. Ini pasti hal yang penting.

“Tidak, kenapa memang?”

“Aku terbangun dan Yixing tidak ada dikamar sudah aku cari keliling dorm juga tidak ada. Padahal sebelumnya kami tidur bersama..”

“Tidur bersama?”

  Hanya sedikit curiga. Luhan itu manis-manis juga berbahaya. Sejenis kaya Yixing.

“Tidur dikamar yang sama. Astaga, Kris! Sekarang gaada waktu buat cemburu.”

“Oke baiklah. Lalu sekarang bagaimana?”

“Yixing sungguh tidak bersamamu?”

“Tidak, Luhan. Untuk apa aku bohong padamu?”

“Kamu di Korea?”

  Aku diam sebentar. Keberadaanku masih harus jadi rahasia untuk beberapa minggu kedepan. Bahkan Yixing pun tidak tahu hal ini.

“Sudah menghubungi nomornya?”

“Sudah! Tapi tidak diangkat. Aku khawatir sekali. Tau sendiri pacarmu  itu ceroboh dan pelupa. Aku tidak bisa mencarinya keluar dorm sekarang.”

“Kenapa?”

“Ini kan sudah malam, diluar sepi dan gelap. Nanti kalo aku liat hantu gimana?”

  Benar-benar, seperti ini masih menyebut dirinya manly.

“Biar kucoba menghubunginya. Kamu tenang dulu. Yang lain tau?”

“Tidak ada yang tau. Cuma aku yang bangun sekarang. Apa sebaiknya aku beri tahu Joonmyeon?”

“Nanti saja setelah aku coba menghubungi Yixing.”

  Bisa kudengar Luhan kembali bernafas normal, aku menebak jika ia terlalu panik untuk sekedar memasok udara keparu-paru. Wajar sih, dia itu termasuk orang terdekat Yixing yang kadang membuatku panas sendiri melihat kebersamaan mereka. Jadi ia pasti tau parahnya dua sifat Yixing yang tadi disebut itu.

“Baiklah. Cepat hubungi aku jika sudah dapat kabar.”

“Ya, tentu..”

“Kris!”

“Apa lagi?”

“Terimakasih untuk sekotak permen dan coklat yang kamu kirim kemarin waktu itu. Kami bisa merasakannya, kebaikanmu.”

“…”

“Sudah ya!”

PIP

  Aku diam, rasanya nyaman sekali mendengar kalimat itu dari Luhan. Jawaban tentang alasannya menghubungiku untuk masalah ini, sudah kutemukan. Luhan seperti memberitahu jika ia masih percaya padaku. Uh, semoga bukan hanya pikiranku saja.

.

  Selanjutnya, rasa kantuk dan lelahku terhisap oleh satu nama. Aku memang tipe orang yang cuek menurut Yixing. Tapi bukan berarti aku tidak akan khawatir dan peduli jika orang yang kucintai keluyuran ga jelas malam-malam begini. Aku juga tidak bermaksud menjelek-jelekkan pacar sendiri, tapi mau bagaimana lagi, Yixing itu punya sifat pelupa level dewa dan sikap ceroboh tingkat dunia. Bisa saja dia lupa jalan pulang ke dorm atau terluka karena tersandung batu. Jariku bergerak cepat membuka fitur kontak dan mencari nama ‘Zhang Yixing’ disana, aku bukan orang yang suka menamai kontak pacar dengan panggilan menggelikan ya. Sedetik kemudian smartphone kembali menempel ditelingaku.

  Tidak diangkat. Aku mengernyit heran, ini pertama kalinya dia tak mengangkat panggilan dariku. Sial! Pikiran buruk diotakku sekarang makin meluas. Mengambil udara untuk menenangkan diri sebelum mulai menghubungi nomor Yixing lagi.

Tuuutttt

Tuuuuttt

Tuuuuttt

“Hai”

“Dammit, Zhang! Kamu bikin aku khawatir!”

“Jangan mengumpat seperti itu, Kris.”

  Aku diam sebentar untuk kembali bernafas normal. Mengatur emosi itu kelemahanku. Dan situasi sekarang menuntutku tetap tenang.

“Kamu dimana sekarang?”

“Kenapa?”

“Dijawab saja.”

“Apa kalo kujawab kamu akan datang menemuiku?”

  Pertanyaan seperti ini yang membuatku frustasi. Jawaban dariku hanya akan mengecewakannya . Lagi-lagi aku pilih jalan pengecut, menghindar.

“Luhan menghubungiku tadi. Dia sangat khawatir padamu. Kenapa keluar tengah malam begini?”

“Hanya ingin jalan-jalan. Lagipula Luhan itu berlebihan, pacarku saja bersikap biasa..”

“Aku juga mengkhawatirkanmu, sayang.”

“Tapi kamu ga mau menemuiku.”

  Yixing mulai lagi dengan sifat menuntutnya. Aku menuju balkon hotel untuk sekedar menjernihkan pikiranku yang penuh dengan melihat pemandangan malam kota Seoul. Sudah hampir dua bulan sejak terakhir kami bertemu, jadi Yixing yang seperti ini sangat wajar.

“Akan kupikirkan harinya.  Tapi sekarang kamu pulang dulu ya.”

  Terdengar helaan nafas berat. Aku tahu, aku telah membuatnya kecewa. Lagi.

“Aku sedang bosan dan ingin bermain.”

“Permainan apa yang dimainkan tengah malam begini, nyonya?”

“Telepati.”

“Yixing, berhenti bercanda dan cepat pulang. Diluar itu berbahaya!”

“Aku bukan anak kecil! Tahun ini aku akan jadi pria berumur dua puluh tiga tahun!”

“Ya. Sesuatu yang berbahaya juga bisa berlaku buat pria berumur dua puluh tiga tahun.”

  Ingin sekali kutambahkan ‘apalagi yang memiliki blood disorder sepertimu!’ tapi aku tak mau membuatnya kecewa lebih dari ini. Aku benci orang yang keras kepala. Untungnya yang satu ini kucintai setengah mati.

“Aku tau kamu lagi di Korea.”

  Keyakinanku soal Yixing yang juga seorang sasaeng sepertinya benar.

“Tau darimana?”

“Feeling. Sederhanakan?”

“Lalu sekarang giliranku menebak keberadaanmu?”

“Yap! Hampir dua bulan ini ternyata kamu tambah pintar.”

  Aku tersenyum mendengar suara tawa disana. Membayangkan manisnya dimple yang pasti sedang muncul bersama tawanya.

“Kalo aku menebaknya dengan benar janji akan segera pulang ke dorm?”

“Gimana ya? Aku bukan tipe yang suka menepati janji sih. Coba tebak dulu saja.”

  Baiklah. Sepertinya tidak ada cara lain selain mengikuti keinginannya itu. Menyenangkan pacar itu hal yang baik kan?

“Dongdaemun?”

“Salah.”

“Gangnam?”

“No! Aku ga suka daerah elit begitu.”

  Lah, kan dorm EXO ada di daerah itu. Yixing aneh.

“Kalau Namsan?”

“Aku akan jadi jomblo mengenaskan kalo kesana.”

“Kamu bukan jomblo, Yixing.”

“Satu kilometer jauh dari pacar itu jomblo. Teruskan menebak! Feelingmu itu payah sekali sih.”

  Kenapa dia semakin menyebalkan, ya Tuhaaaan!

“Aku minta clue!”

“Tidak ada hal semacam itu. Gunakan perasaanmu. Kamu harus jadi orang yang lebih peka, Kris”

  Benar. Zhang Yixing kadang punya misteri tersendiri, seperti langit gelap saat ini diatas sana. Kosong tapi penuh arti. Jadi ingat pertemuan terakhir kami waktu itu, Yixing semakin pintar menyembunyikan perasaannya dengan wajah tanpa ekspresi yang ia tunjukkan. Meski hal itu tidak pernah bertahan lama didepanku.

“Hangang?”

“…”

“Maaf, kalo salah lagi.”

“Aku di taman Jamwon.”

  Aku selalu menyukai suaranya yang lembut seperti ini. Bayangan senyumnya kembali memenuhi kepalaku.

“Berarti aku benar. Mau apa disana, nyonya? Bukan berencana menceburkan diri disungai kan?”

“Mengharapkan seseorang datang menemuiku lagi.”

  Salah pertanyaanku sih jadi harus kembali berakhir dengan sindiran begini.

“Yixing..”

“Apa aku harus melakukan hal-hal yang berbahaya dulu agar kamu datang menemuiku?”

“Ya Tuhan, Zhang Yixing! Apa yang kamu pikirkan itu sih?!”

  Perasaan dan pikiranku kembali dipenuhi hal buruk. Sebenarnya ada apa dengannya malam ini? Aku senang bisa mendengar suaranya lagi setelah lima hari, tapi bukan untuk mengatakan hal aneh begini.

“Seperti Bella Swan, Kris. Dia melakukan hal berbahaya dan berharap Edward akan datang untuk menyelamatkannya lagi.”

“Kali ini Baekhyun mengajakmu meraton nonton Twilight kan? Jangan berpikir macam-macam, nyonya. Kamu bilang sendiri tadi, kamu itu pria berumur dua puluh tiga tahun. Jadi berhenti memikirkan hal yang kekanakkan.”

“Sebenarnya saat ini aku masih dua puluh dua tahun, Kris.”

  Tangan kiriku menggenggam pagar pembatas balkon makin erat. Untuk pertama kalinya aku ketakutan memikirkan Yixing malam ini.

“Demi Tuhan, Yixing. Pulang ke dorm sekarang.”

“Aku ingin sekarang kamu menebak apa yang sedang kulakukan?”

“Jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, kamu tau aku bisa mati, Zhang.”

“Berbahaya itu belum tentu mematikan loh, Sayang.”

  Oke. Cukup. Aku tidak tahan dengan bayangan hal-hal buruk yang bisa dilakukan si Zhang itu saat ini. Berjalan cepat masuk kedalam kamar dan mengambil earphone untuk dipasang pada smartphone-ku,  memudahkanku untuk berganti pakaian dengan sambungan telpon yang masih terhubung dengannya. Iya. Aku akan menemuinya sekarang. Persetan dengan orang yang menyuruhku untuk tidak menemui siapapun member EXO saat ini. Zhang Yixing itu bukan hanya member EXO, tapi kekasihku. Ah, film Twilight sialan!

“Kris, kenapa diam? Sudah tidur ya? Tidak seru sekali.”

“Aku tidak tidur.”

“Kalau begitu tebak apa yang sedang kulakukan dong.”

“Bagaimana dengan kamu yang menebak itu dariku?”

“Kamu yakin?”

“Iya.”

“Hmmm, Wu Yifan sedang mengenakan jaket tebalnya?”

  Kalimatnya itu membuatku berhenti memasukkan tangan kanan kedalam bagian lengan jaket hitam yang akan kukenakan. Aku merinding. Ini Yixing kok jadi semakin mirip psikopat yang sedang memata-matai korbannya. Aku curiga dia mempelajari ilmu sihir akhir-akhir ini.

“…”

“Aku benar ya?”

“Ini menyeramkan, Yixing.”

“Memang benar ternyata. Ah, seperti ini aku jadi semakin yakin kamu itu takdirku.”

  Dia kembali tertawa disana. Aku mempercepat gerakanku memakai jaket dan segera melangkah kepintu, mengenakan sepatu, lalu keluar dengan terburu-buru. Mendengar ucapannya yang satu ini, aku tersenyum bangga. Mungkin dengan ini dia akan semakin cepat menerima ajakan menikah dariku. Eh, pikiranku terlalu jauh ya?

“Kamu tau ga?”

“Apa?”

“Cuma kamu yang berhasil buat aku ketakutan hanya dengan membayangkan sesuatu.”

“Oh ya? Ceritakan apa yang sedang kamu bayangkan tentangku saat ini?”

  Menelpon sambil berlari nyatanya hal yang sulit, ditambah harus menuruni tangga. Karena sambungan telponku dengan Yixing aku tidak bisa naik lift. Untungnya kamar hotelku hanya berada dilantai dua. Yixing juga tidak bisa mengerti kesulitanku lagi, hanya seperti ini saja teori telepatinya tidak dipakai. Tapi aku tetap berusaha bicara meski dengan nafas putus-putus, memastikan dia tak melakukan hal-hal buruk yang kubayangkan.

“Hah.. kamu berada dipinggir sungai dan siap terjun kesana.”

“Eih, berlebihan sekali. Aku ini jago berenang, hal seperti itu tidak berbahaya untukku. Apa lagi?”

“Hah hah kamu mendatangi sarang preman dan minta dipukuli.”

“Apaan? Di sini mana ada preman, memangnya di Beijing sana. Kamu nonton berapa drama sih akhir-akhir ini?”

“Aku tidak punya waktu untuk menonton drama tau!”

  Di loby hotel sudah sangat sepi hanya ada beberapa petugas kebersihan dan tamu yang akan check in, mereka menatapku dengan pandangan aneh. Masa bodo, dikira mereka aku peduli apa? Yang kupedulikan saat ini adalah memanggil taksi yang untungnya masih banyak terparkir di depan hotel. Dan satu lagi keberuntunganku adalah jarak hotel dan Jamwon Hangang Park tidak terlalu jauh, mungkin hanya butuh dua puluh menit.

“Lalu kenapa bisa membayangkan sesuatu yang sangat berlebihan seperti itu?”

“Aku tidak tau. Aku hanya terlalu khawatir padamu.”

“Hehe tidak salah aku mengikuti cara Bella Swan.”

  Taksi sudah ketemukan, aku langsung masuk dan segera bicara tanpa suara pada supirnya ‘ke hangang ya, pak’ dan ternyata supir taksinya orang yang peka, bapak tua itu mengangguk dan segera menjalankan taksi ini. Sambil menormalkan nafas yang terengah aku berpikir jika sepertinya aku kalah peka dengan si supir taksi. Bisa-bisa Yixing berpaling pada si bapak jika tau orangnya sepeka ini. astaga, pikiranku semakin melantur kemana-mana!

“Lalu aku akan jadi Edward Cullen yang menghisap habis darahmu!”

“Kamu bikin aku takut.”

  Oh, apalagi ini? Kenapa suaranya mendadak imut begini? Serangan aegyo Zhang Yixing sepertinya.

“Aku lebih takut denganmu dan semua kelakuanmu malam ini!”

“Memang apa yang salah dengan ingin bertemu pacar sendiri? Aku merindukanmu tau.”

  Dan ini jadi tambahan kekalahanku. Suara lembutnya yang mulai bergetar.

“Aku sudah kalah denganmu. Sekarang aku dalam perjalanan ke taman Jamwon.”

“Kamu ga kangen aku ya?”

“I MISS YOU SO BADLY, ZHANG! Karena itu aku memutuskan menemuimu sekarang. Jadi berhenti bicara aneh dan tunggu aku di lapangan basket sana!”

  This ’n emosion! Aku tidak bisa mengontrolnya lagi, saat aku benar-benar berteriak dan membentak padanya. Bisa kulihat supir taksi bahkan sampai melirikku lewat kaca spion. Untung saja aku bicara dengan bahasa inggris dan mandarin, bukan bahasa korea. Sekarang ini aku harus lebih berhati-hati. Setelah bentakan itu, Yixing diam cukup lama. Dan coba tebak siapa yang merasa bersalah disini? Si brengsek Kris. Itu aku.

“Yixing, dengar, aku..”

“Aku mengerti. Jangan merasa bersalah, aku tidak mau pertemuan kita nanti jadi canggung.”

  Telepati itu masih berlaku rupanya.

“Asal janji untuk berhenti bicara tentang Bella dan metodenya memanggil vampir.”

“Hehehe aku janji, Wu.”

“Jadi apa yang harus kita bicarakan selama perjalananku menuju tempatmu?”

“Mmm.. apa yang kamu lakukan lima hari ini?”

“Beberapa pertemuan dan pengambilan gambar untuk film..”

“Tidak jadi bahas itu deh.”

“Kenapa?”

“Mengingatkanku pada sesuatu yang bikin panas.”

  Ucapannya membawa tawa pertamaku malam ini. Zhang Yixing dalam mode cemburu itu akan sangat cute,

“Tao tetap dipihakku untuk membantuku memecahkan kepalamu jika itu benar.”

  Sekaligus sangat menyeramkan. Cemburu bisa membuatnya bicara seperti seorang psikopat. Aku berhenti tertawa, senyum pun sekarang susah. Ah, orang-orang sialan itu yang dibunuh Yixing harusnya.

“Mencintai orang selain dirimu adalah hal yang paling mustahil terjadi dalam hidupku.”

“Kris dan kadar gombalnya yang tinggi~”

“Aku serius, Zhang. Semua berita diluar sana hal yang mustahil, hanya bentuk sialan dari sebuah promosi.”

“Iya. Aku mengerti. Aku percaya padamu.”

  Zhang Yixing memang pacar terbaik didunia! Keheningan memberi kami jeda sebentar. Pemandangan diluar taksi hanya gelapnya malam yang dipenuhi lampu-lampu indah penghias kota. Seoul masih cukup ramai di jam yang hampir menunjukan pukul dua pagi, kesibukan memang tidak mengenal waktu. Aku juga sibuk sekarang, sibuk memikirkan orang yang akan kutemui sebentar lagi.

“Kamu ga ngantuk, Xing? Ini hampir jam dua pagi loh. Memang besok kalian tidak ada jadwal?”

“Insomnia, Kris. Tidak ada, makanya aku berani mengajakmu keluar sekarang.”

“Kamu yang insomnia tapi aku yang selalu repot.”

“Jadi ceritanya selama ini ga ikhlas nemenin aku yang susah tidur?”

“Tidak juga. Malah insomnia-mu itu menambah quality time kita berdua.”

  Aku menyandarkan punggungku ke jok taksi yang nyaman. Pemandang diluar jendela sana berubah jadi wajah Yixing yang tersenyum. Seperti ini aku jadi tidak sabar menemuinya.

“Kamu sendiri ada yang harus dikerjakan pagi nanti?”

“Seharian besok aku pengangguran. Kita memang berjodoh ya, nyonya.”

“Pengangguran? Ish, kapan mau suksesnya.”

“Kenapa? Tidak sabar ingin segera menikah dengan orang sukses?”

“Eh, aku baru ingat kalo aku selalu punya jadwal pribadi tiap harinya. Dan itu sangat melelahkan, Kris.”

  Tuh kan, dia selalu menghindar membahas hal seperti ini. Dasar, itu pasti karena dia malu. Aku diam saja. Memang hanya dia yang bisa ngambek dan kesal, aku juga bisa. Dan dalam mode diam ku ini taksi berhenti, setelah menengok kejendela lagi aku baru sadar jika sudah sampai. Pepohonan hijau yang rindang berjejer disepanjang jalan ini, masih tetap indah meski dalam gelapnya malam.

“Kris?”

  Supir taksi itu menoleh kearahku dan bertanya tentang ‘apa anda ingin turun disisi taman yang lain?’, aku melepas salah satu headset ditelingaku dan menjawabnya dengan berbisik ‘tidak usah, pak. Saya akan turun disini’. Aku ingin memberi kejutan pada Yixing, jadi aku tidak akan bilang jika sudah sampai.

“Kris? Kamu dengar aku gak?”

  Setelah membayar dan mengucapkan terimakasih pada si bapak supir taksi yang peka ini, aku keluar dan menutup pintu taksi dengan pelan. Agar orang yang masih terhubung denganku lewat telpon disana tak mendengarnya. Bapak supir itu selain peka juga pengertian. Aku turun disisi taman yang sudah dekat dengan lapangan basket disini, hanya butuh jalan kaki lima menit dan aku sudah akan bertemu kekasihku yang manis,

“HEY, JANGAN MENGABAIKANKU! BODOH!”

  Dan emosian. Astaga, telinga kiriku berdenging karena teriakannya. Aku segera memasang lagi headset yang satunya. Lalu buru-buru menjawab orang itu.

“Iya iya, aku mendengarmu. Tadi kamu juga mengabaikan pertanyaanku.”

“Jadi kamu marah? Ck kekanakkan sekali!”

“Orang bodoh juga tau siapa yang sedang marah-marah disini.”

  Angin malam yang berhembus membuatku harus menaikan resleting jaketku sampai leher. Bagaimana dengan Yixing yang sejak tadi disini ya? Awas saja jika ia tidak memakai baju hangat. Aku cium sampai tidak bisa bernafas!

“Kamu ga penasaran dengan jadwal pribadi yang aku kerjakan setiap harinya?”

“Jadwal seperti apa? Memasak?”

“Bukan. Itu mah sudah biasa, aku tidak mungkin lelah.”

“Ini sedang main telepati lagi ya?”

“Memang kelihatan seperti itu?”

  Aku melihatnya. Berdiri beberapa meter dihadapanku. Dia masih belum menyadari kehadiranku karena aku ada disisi kanannya. Hasilnya mengecewakan, Yixing mengenakan sweater hitam tebal yang panjang tangannya sampai menutupi jari dilengkapi jeans biru panjang sebagai bawahannya lalu earphone ungu yang menggantung dari telinga sampai terhubung dengan smartphone digenggamannya. Tidak ada topi atau syal yang menunjukan ia sedang menyamar. Ck dasar ceroboh, jika ada fans yang melihat bagaimana coba. Yang mengecewakan itu swaternya, aku jadi tidak bisa langsung menciumnya.

“Kris? Aku diabaikan lagi kan!”

  Perlahan aku jalan mendekatinya. Setiap langkah membuat detakan dijantungku semakin mengerikan.

“Kalau begitu, pekerjaan seperti apa?”

  Rasanya mau meledak senang melihat Yixing melakukan kebiasaannya menggigit bibir saat sedang berpikir. Jarakku dengannya mungkin hanya tinggal tiga langkah lagi. Tapi dia terlalu sibuk memikirkan jawaban untukku dibanding menyadari kehadiranku disini.

  Cepat jawab, Yixing. Aku tidak yakin bisa menahan diri lebih lama untuk tidak langsung memelukmu.

“Mencintaimu. Itu pekerjaan paling melelahkan sekaligus menyenangkan dalam hidupku.”

  Kulit putih diwajahnya berubah merah semu. Aku juga tidak mengerti kenapa dia begitu bersinar ditengah kegelapan? Jadi dengan mudah aku melihat wajahnya yang membuatku ingin menangis karena terlalu merindukannya.

  Dan jawabannya membuat pertahananku runtuh.

  Tubuhnya menegang saat aku mendekapnya erat dari samping. Tapi perlahan mulai rileks seiring dengan gerakanku memutar tubuhnya agar kami saling berhadapan lalu aku bisa memeluknya lebih nyaman, bahkan ia menumpu berat tubuhnya padaku karena terlalu lemas mungkin. Aku menikmatinya, aroma cream lembut yang menguar dari tubuhnya. Serta rambut hitam favoritku yang akhirnya kembali bisa kulihat dan kusentuh secara langsung. Tangannya yang semula hanya menggantung lemas kini mulai membalas pelukanku, sangat erat, sampai bisa kurasakan remasan pada bagian belakang jaketku.

“Aku juga mencintaimu, Yixing.”

“Aku merindukanmu, sangat.”

  Yang aku tahu, rasa bahagia itu bisa membuatku ingin meledak.

 


 

ini chapter tersulit yang saya bikin, krn memahami dari sisi Kris itu susah -_-"
jadinya makin absurd dan cheesy banget, yaTuhan! iyuh..

aneh begini masih mau dilanjutkah?
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh