Jealous Xing

PHONE

 

 

Foto yang dimaksud nanti, pada tau kan ya? Katanya itu bukan rokok, cuma pen notes atau semacamnya lah~ da aku mah bisa apa selain percaya sama om yifan..

 

 


 

  Malam ini jadi salah satu malam yang langka bagi semua member. Tidak ada pekerjaan, tidak ada tekanan, hanya berkumpul dan bicara sebagai sebuah keluarga yang hangat. Urusan makan malam menjadi tanggung jawab Kyungsoo dan Yixing di dapur sana. Chanyeol dan Jongin sedang bertarung SuperStar SM Town di ruang tengah, mereka punya pendukung masing-masing di sampingnya yang membuat suasana dorm tak mengenal kata sepi, Baekhyun untuk Chanyeol dan Jongdae dipihak Jongin. Tao sibuk melatih Candy agar anjing mungil itu tau caranya bersalaman. Maknae mereka yang lain seperti biasa berkutat dengan layar iPad-nya, duduk manis di salah satu kursi ruang makan. Lalu yang tertua disana tampak tenang dalam acara rebahan di sofa dengan cemilan ditangan, Joonmyeon dan Minseok berusaha konsentrasi dengan seri terbaru dari film The Hunger Games yang sudah satu jam mereka putar.

"Okay, kids. Stop playing right now~"

  Itu suara Yixing yang masih disibukkan dengan menu makan malam untuk sembilan orang disana. Kesal juga lama-lama mendengar keributan disana-sini sementara ia dan Kyungsoo berjuang menyelamatkan asupan gizi semua member EXO.

"Apa-apaan, Yixing hyung bicara bahasa inggris seperti itu.. Jadi semakin mirip Kris hyung saja."

  Gumaman Jongin yang jemarinya masih aktif bergerak di layar ponsel untuk menekan tombol-tombol sesuai ritme lagu senior mereka, menghasilkan anggukan setuju dimana-mana.

"Iya, gaya rambutnya sekarang bahkan sangat mirip dengan Kris hyung. Ah! Oke jangan mengajakku bicara, Jongin." Chanyeol yang melewatkan satu poin penting dalam game-nya, membuat Baekhyun sang pendukung memekik frustasi. Dan Jongdae yang tertawa nyaring. Sepertinya perintah Yixing tadi sama sekali tak berpengaruh.

"Bukan hanya gaya rambut, cara berpakaian, make up, sampai sifatnya yang semakin aneh. Itu kan Kris ge banget."

  Satu lagi member yang ikut menggerutu ditengah tindakannya mengusak gemas bulu putih lembut milik Candy, Tao sempatkan melirik para hyung-nya di tengah ruangan sana.

"Sepertinya itu efek terlalu kangen." - Jongdae

"Bukan, tapi sudah masuk ke tahap kode ingin segera bertemu." - Baekhyun

"Bagus. Baekhyun si ahli cinta. Tau deh yang sudah ga jomblo~" Dan Chanyeol dapat geplakan manis nan menyakitkan di kepalanya, ia mengerang kesal untuk beberapa poinnya yang meleset dan terbuang, "Yak! Katanya kamu dipihakku, Baek!"

.

"Dalam hitungan ketiga tak ada di meja makan. Jatah makan malam kalian akan lenyap!"

  Yixing kembali berteriak dengan nada yang lebih tegas, jangan kira ia tidak mendengar apa saja yang menjadi topik pembicaraan di ruang tengah sana. Demi Tuhan, jarak ruang tengah dan dapur hanya beberapa meter saja ditambah volume suara mereka itu tak ada yang di level normal, semuanya masuk ke level luar biasa. Kyungsoo yang mendengar suara ribut grasak grusuk dari ruang tengah cekikikan sendiri, mensyukuri bahwa masih ada sosok seperti Yixing di dorm untuk mengatur manusia-manusia tampan dengan sifat brutal seperti EXO.

"Satu!" Sambil meletakkan piring-piring berisi menu makan malam di meja bersama Kyungsoo, Yixing mulai menghitung. Ia tidak main-main dengan ancamannya yang tadi. "Dua!"

  Hitungan kedua Chanyeol sudah memasuki ruang makan dengan wajah paniknya yang lucu, Kyungsoo dan Yixing nyaris tertawa ngakak karena tampang sang rapper yang semakin konyol. Lalu kemudian disusul member lain dengan wajah panik yang hampir sama.

"Tiga!"

  Tao masuk bersamaan dengan teriakan Yixing yang terakhir, nafasnya terengah karena tadi ia mengejar Candy dulu yang justru berlarian mengelilingi ruangan dan sekarang anak anjing itu sukses ia dekap dengan erat.

"Letakkan Candy di kandangnya, Tao, lalu cepat cuci tangan." Kyungsoo selesai lebih dulu dengan penataan piring berisi makanannya, tersisa semangkuk kimchi lagi yang sedang diambil Yixing.

"Tapi aku tetap dapat jatah makan kan, Soo?"

  Kyungsoo menghela nafas sebelum menarik mundur kursi disamping Joonmyeon untuk ia duduki, lalu menatap seluruh membernya dengan mata-bulat-bikin-gemas-andalannya.

"Apa kalian benar-benar berpikir Yixing hyung akan sekejam itu?"

  Semua kompak mengangguk dengan tampang memelasnya.

"Orang yang sedang kangen itu sensitif dan berbahaya, Soo."

"Oh aku mendengarmu~ Byun Baekhyun sayang~"

  Suara Yixing yang terdengar merdu itu justru membuat Baekhyun meringkuk sembunyi pada tubuh tinggi Chanyeol disampingnya.

.

  Dari awal keributan terjadi hanya satu orang yang tampak tenang tak terganggu aktifitasnya. Sehun masih belum menyadari aura mematikan yang bersumber dari tatapan seseorang disana. Suasana mulai tenang dan makan malam mereka sudah akan dimulai. Tapi si bayi besar masih tak mengangkat pandangnya dari layar datar iPad.

"Sehun, berhenti bermain karena kita akan mulai makan." Joonmyeon merasa yang paling bertanggungjawab dengan sikap member termuda itu. Tapi sayang, ia masih terlalu lembut untuk menangani manusia tengil seperti Sehun yang tak memberi reaksi apapun pada teguran sang leader.

"Seh.."

"Letakan benda itu sekarang juga, Oh Sehun!"

  Penanganan sang maknae tanpa aba-aba langsung diambil alih oleh Yixing yang menurut member lain memang sedang dalam masa sensitifnya malam ini. Semua memilih diam, bahkan Joonmyeon yang tugasnya diambil alih. Memandang Sehun seolah pemuda itu adalah seorang terpidana mati.

"Yixing hyung.."

"Apa?!"

"Kenapa Kris hyung masih belum berhenti merokok?"

Tik

Tik

Tik

  Tiga detik terlewat dengan kerutan heran di kening setiap orang disana.

"Apa maksudmu?"

  Sehun tidak bicara lagi, ia langsung memperlihatkan layar iPad pada Yixing yang otomatis member lain juga dapat melihatnya.

  Hampir satu menit masih belum ada tanda-tanda Yixing akan bereaksi. Ia tampak serius membaca salah satu artikel di situs terkenal Korea. Sementara member lain yang sudah mulai mengerti inti berita itu, mulai menahan nafas tegang menanti reaksi lead dancer mereka.

  Sampai saat diakhir artikel ditampilkan sebuah foto yang menjadi intinya.

"Si brengsek itu.." geraman Yixing masih bisa didengar oleh seluruh penghuni ruang makan. Bahkan Minseok dan Jongin yang duduk di sampingnya beringsut mundur saat aura gelap laki-laki yang biasanya bersikap lembut itu semakin menguat, "Teruskan makan malam kalian. Aku punya urusan dengan aktor pendatang baru itu."

  Masih tak ada yang berani bicara saat Yixing mulai bangkit dari duduknya, menggeser kursi dengan kasar dan melangkah cepat menuju kamarnya. Satu yang mereka yakini malam ini..

"Kris hyung tidak akan selamat."

.

.

.

"Halo?"

  Bagus. Suara wanita. Sepertinya semua aspek di bumi sedang berlomba-lomba meledakkan emosi Yixing.

"Maaf. Apa aku salah sambung? Karena setauku pemilik nomor ini adalah seorang laki-laki."

"Oh, Yixing? Ingin bicara dengan Yifan ya? Sebentar.."

  Yixing tidak peduli image sopannya hilang saat bicara dengan nada sinis tadi. Wanita itu sedikit panik memanggil satu nama yang entah posisinya sedang dimana dan melakukan apa. Bisa dengan jelas dentuman musik dan keramaian orang terdengar dari seberang sana. Jika pacarnya itu tidak sedang di tempat karaoke, mungkin diskotik atau semacamnya.

"Yixing?"

  Rasanya campur aduk saat suara Kris yang kali ini terdengar, tapi Yixing masih bisa mendengar wanita tadi-yang ia tahu siapa itu-kembali bicara soal 'yang lain menunggumu'. Yixing tahu itu sebuah peringatan agar Kris tak terlalu lama bicara dengannya lewat sambungan telepon.

"Hey, ada apa?"

"Bisa ga kamu keluar dari sana sekarang agar kita bisa bicara?"

"Sekarang? Tapi.."

"Ga bisa? Oke."

Pip

  Setelah mengakhiri panggilannya, ponsel mahal berlogo apel itu dilempar sembarangan ke ranjangnya. Yixing menghentakan langkahnya menuju kamar mandi di kamarnya, mengambil handuk sebelum memasuki kamar mandi lengkap dengan pintu yang dibanting keras-keras. Ia ingin mandi, meski tadi sore dia sudah melakukannya. Tapi malam ini rasanya Yixing ingin menenggelamkan diri dalam air untuk mendinginkan emosinya. Yixing bahkan berjanji dalam hati untuk merengek pada Joonmyeon si orang kaya agar mau membuatkan kolam renang dalam apartement dorm mereka!

.

  Hampir satu jam Yixing menghabiskan waktu untuk mandi. Masa bodo dengan kulit telapak tangannya yang mulai berkerut karena terlalu lama bersentuhan dengan air, juga luka di dekat pergelangan tangannya yang tampak kembali terbuka, atau tubuhnya yang mulai menggigil dibalik piyama tidurnya. Kedinginan itu lebih baik dari pada 'panas' meledak-ledak seperti tadi.

  Yixing sedang menyampirkan handuk basah ke tempatnya saat sebuah lagu yang tidak asing terdengar. Ia ingatkan dirinya untuk mengganti dering panggilan ponselnya nanti, karena untuk saat ini lagu itu terdengar menyebalkan sekali ditelinganya. Dengan langkah malas Yixing berjalan ke arah ranjangnya. Sama sekali tidak berniat menyentuh ponsel yang tadi ia lempar kesana. Yixing hanya ingin merebahkan dirinya dan tidur dengan lagu There is Place yang masih mengalun tanda si penelpon belum menyerah untuk bisa bicara dengannya. Sampai akhirnya lagu itu berhenti, Yixing baru meraih ponselnya. Ga heran kalau ada notif panggilan tak terjawab sampai tiga puluh tujuh kali disana. Kris itu memang keras kepala. Dan Yixing tak kalah keras kepala. Jadi jangan pikir ia akan luluh begitu saja.

  Ponselnya kembali berdering dan suara Kris kembali mengalun bersama nada lagu. Oke, kali ini Yixing yang mengalah. Mungkin efek nada lembut serta suara orang itu yang Yixing tidak bisa berbohong bahwa ia merindukannya.

"..."

"Goddammit! Kamu bikin aku takut, Yixing! Daritadi aku menghubungimu tapi ga diangkat, aku hubungi member lain mereka bilang tidak berani mengganggumu."

"..."

"Yixing?"

"..."

"Sayang, aku salah ya?"

  Nyaris saja Yixing mengeluarkan makiannya untuk pertanyaan Kris yang satu ini. Tapi tidak jadi, diam untuk sekarang adalah emas.

"Yixing, Please. Aku minta maaf kalau kamu ngerasa aku bersalah."

"..."

"Yixing aku harus apa biar.."

"Aku capek."

  Dua kata itu berakhir dengan Yixing yang menahan nafas, sadar akan suaranya yang mulai bergetar lemah. Sialan!

"Apa?"

"Aku capek sama hubungan kita yang kaya gini terus, Yifan."

  Disebrang sana Kris juga dibuat membeku. Suara Yixing, nada kecewanya, caranya menyebut nama asli Kris. Semua seperti memberi tamparan gratis untuknya.

"Oke, aku yakin disini pasti aku yang salah. Sungguh aku minta maaf. Maafkan aku, Xing."

"Kamu minta maaf memang tau dimana letak kesalahanmu?"

"Tidak.."

  Si idiot ini.. Yixing bangun dari posisi berbaringnya, melangkah ke sisi kamar dimana ada sebuah jendela kecil disitu. Jika Kris masih bersamanya sekarang disini, ia ragu bisa menahan diri untuk tak mendorong tubuh tinggi itu hingga terjun dari jendela.

"Kamu lagi dimana sekarang?"

  Bayangan foto tadi, serta nama satu wanita membuat rasa tidak nyaman untuk Yixing semakin nyata. Demi apapun Yixing ingin sekali bersikap seperti biasa saat ia sedang kesal, meneriaki Kris dan mengomeli pacar tingginya itu panjang lebar. Tapi kali ini ia terlalu lelah untuk melakukan hal yang seperti biasanya.

"Di tempat parkir?"

"Sebelumnya, Kris."

  Lagi, ada jeda cukup lama untuk pertanyaan Yixing. Tanda-tanda akan berbohong, Yixing paham itu.

"Seorang teman mengundangku ke acaranya, aku ada di salah satu club malam sekarang. Maaf."

  Yixing cukup terkejut saat Kris memilih jujur. Atau mungkin laki-laki itu sadar bahwa Yixing sudah terlanjur memergokinya tadi.

"Kenapa minta maaf? Itu bukan urusanku. Kamu punya kehidupan sendiri yang bisa dijalani. Begitupun aku."

  Dua kata yang terucap lemah diakhir. Kris disana semakin panas dingin. Omelan Yixing akan jauh lebih baik saat ini.

"Yixing, please.."

  Yixing mengenal Kris sebagai manusia dengan tingkat ego tertinggi yang pernah dia kenal. Kris jarang memohon. Tapi sekarang ia memohon entah apa pada Yixing dengan segala kerendahan harga dirinya. Kris hanya ingin pacarnya itu bersikap seperti biasa lagi. Memaki, mengumpat, apapun itu asal bukan kalimat-kalimat bernada dingin dan tidak peduli seperti ini.

"Kris, aku benar-benar kesal malam ini sampai rasanya ingin meledak."

"Aku.."

"Jangan memotong ucapanku, Wu!"

  Bentakan bernada tinggi dari Yixing membuat Kris memilih diam kali ini. Meski ia tetap tersenyum mendengar Yixing yang kembali memanggilnya seperti biasa. Kris pernah bilang bukan, bahwa ia selalu menyukai cara Yixing mengucapkan marganya. Bahkan dalam sebuah bentakan sekalipun. Apalagi saat Yixing sedang mendesah.

"Dengar, pertama, aku sungguh tidak suka hubunganmu dengan Jinglei jie. Bukan berarti aku cemburu, oke?! Kenapa juga aku harus cemburu! Hanya saja hubungan kalian kesannya terlalu berlebihan dan maksa!"

  Kris mati-matian menahan tawanya, membayangkan wajah manis pacarnya itu yang merengut lucu karena cemburu-meski tidak mau diakui.

"Kedua, jangan bikin skandal yang bisa merepotkan kita lagi, please.."

"Skandal yang mana?"

"Aku bilang jangan memotong ucapanku!"

  Yixing memekik, Kris sungguh berjanji untuk lebih mengontrol mulutnya kali ini.

"Sudah kubilang kalau aku tidak ingin bertemu denganmu saat di Changsa kemarin, tapi kepalamu yang bebal itu memang tidak pernah digunakan untuk berpikir jernih! Manager hyung langsung menelponku dan menyuruhku kembali saat itu juga, karena kabar keberadaanmu di Changsa. Padahal liburanku masih ada beberapa hari lagi, sialan!"

  Mengingat hari itu, Yixing berusaha keras untuk tetap tenang. Tapi seharusnya ia kan bisa lebih lama lagi menghabiskan waktu dengan keluarganya saat itu.

"Err sudah boleh bicara?"

"Belum!"

"Oke."

"Ketiga, sejak kapan kamu mulai merokok lagi?"

"Tunggu dulu!"

  Kali ini Yixing memilih diam. Ia memang berniat memberi kesempatan laki-laki di ujung telpon sana membela diri. Karena untuk yang satu ini, ia masih sepenuhnya percaya pada Kris. Yixing kembali melangkah ke arah ranjang dan duduk di tepiannya. Menunggu gerutuan penyangkalan dari pacarnya.

"Untuk yang pertama dan kedua aku masih bisa terima! Tapi yang ini?! Astaga, Yixing, kamu yang paling tau kapan tepatnya aku berhenti total dari rokok!"

  Bisa terdengar deru nafas Kris disana, Yixing mengerti seberapa kesal pacarnya saat ini. Tepatnya Yixing tidak begitu ingat memang, hanya kelebatan peristiwa saat masa trainee dulu dimana ia dan Kris baru saling mengenal beberapa hari sebelum Yixing tau bahwa laki-laki tinggi itu adalah seorang perokok. Dan dengan polosnya Yixing mengatakan langsung ketidaksukaannya akan hal itu, bahkan sudah akan berniat menjauhi Kris.

"Aku berhenti total karena waktu itu kamu bilang ga mau menemuiku lagi! Yixing, darimana sih kamu dapat berita murahan seperti itu?!"

"Diluar sana orang-orang sedang ramai membicarakanmu, bodoh! Jangan salahkan aku yang hanya memastikannya langsung padamu."

"Aku tidak peduli jika itu orang lain! Tapi ini, Zhang Yixing. Pacarku sendiri bahkan tidak percaya padaku. Kamu bisa bayangin seberapa kecewanya aku sekarang?"

"Memang kapan aku bilang kalau aku ga percaya sama kamu? Aku hanya bertanya! Memastikan kebenaran apa yang orang lain bicarakan tentang pacarku. Jadi aku bisa membelamu!"

  Sungguh malam ini rasanya Yixing ingin menangis saja sambil menjambak rambut Kris yang masih berwarna putih itu. Ia kesal setangah mati! Masalah kedekatan pacarnya dengan perempuan produser itu saja belum berhasil ia atasi, sekarang kekesalannya makin menumpuk karena perdebatan konyol malam ini. Sejak awal Yixing memang tak sedikitpun percaya berita itu meski ada sebuah foto sebagai bukti, ia mengenal Kris lebih baik dari siapapun.

"Yixing?"

"Apa!"

"Saat itu aku memilih berhenti karena tidak mau kamu menjauhiku. Sampai detik ini juga begitu, Yixing. Aku tidak ingin dibenci olehmu."

"Maaf, Wu."

"Kenapa minta maaf, sayang?"

"Karena membuat otakmu bodohmu berpikir kalau aku sudah tidak mempercayaimu."

  Bisa Yixing bayangkan detik ini Kris yang entah ada di negara mana, sedang tersenyum lembut. Menenangkan Yixing dan rasa bersalahnya. Heol, padahal kan yang tadi mengemis maaf darinya itu Kris. Kenapa sekarang malah giliran Yixing yang meminta maaf.

"Aku kok mendadak ingin menciummu ya, Xing?"

  Tidak. Wajah Yixing tidak memerah kok, ia sudah terlalu biasa dengan Kris yang spontan dan mesum disaat bersamaan. Yang ada keinginan Yixing untuk menjambak rambut Kris semakin besar. Kata cium terdengar mengganggu sekali.

"Omong-omong tentang cium, Kris. Aku sudah melihat loh teaser kissing scene-mu."

  Kris di seberang sana kesulitan menelan ludah. Masalah malam ini masih belum selesai rupanya. Yixing yang cemburu itu berbahaya, menurut Kris.

"Oh ya? Memang sudah di release ya? Hehehe."

  Yixing mengernyit bingung. Apa maksud kekehen pacaranya di akhir itu? Benar-benar cari masalah.

"Bagaimana rasanya berciuman lagi dengan seorang wanita, Wu? Membuatmu mengingat masa lalu?"

"Tidak. Malah saat itu aku jadi ingin sekali menemuimu dan merasakan bibirmu."

"Si mesum satu ini.."

"Kamu cemburu kan?"

"Hah? Dari awal sudah kusebutkan kalau aku tidak cemburu! Kenapa aku harus cemburu sih?!"

"Karena kamu mencintaiku, tentu saja."

"Ak.."

"Zhang Yixing dengar, "  Suara Kris yang dalam semakin memberi intimidasi. Yixing tak bisa lagi mengoceh jika Kris sudah seperti ini. Ia membanting diri di ranjang, menjadikan langit-langit kamarnya sebagai pusat pandangan. Sementara telinganya ia pasang baik-baik.

"Itu hanya adegan film, oke? Aku melakukan itu hanya sebatas pekerjaan. Tidak ada perasaan, tidak ada getaran apapun yang aku rasakan. Karena semua perasaanku hanya untukmu, tidak ada tempat untuk orang lain lagi."

"Tapi kedekatanmu dengan Jinglei jie bukan lagi sekedar untuk pekerjaan kan?"

"Kami hanya bersahabat, Yixing, demi Tuhan!"

"Aku dan Luhan juga bersahabat, tapi aku maupun Luhan tak ada yang berani mengangkat panggilan dari salah satu ponsel kami. Dan wanita itu melakukannya tadi, Wu."

  Tak ada yang tau Yixing diam-diam sudah mengakui dirinya yang sedang cemburu, kesal, marah, dan semua perasaan negatif yang terkesan kekanakkan. Ia hanya merasa hal diantara pacarnya dan wanita itu mulai tidak wajar.

"Baiklah, tunggu sebentar."

  Yixing tidak mengerti kenapa ia disuru menunggu, sementara di ujung telpon sana mulai terdengar gesekan sepatu Kris dengan aspal tanda laki-laki itu sedang mengambil langkahnya terburu-buru. Semakin lama suara langkah Kris makin tidak terdengar, mulai berganti dengan dentuman musik yang sempat Yixing dengar saat menelpon Kris diawal. Yixing masih diam, menurut pada sang pacar untuk menunggu.

"Jie, " lebih dari lima menit dan suara Kris kembali terdengar di tengah musik yang berdentum berisik, membuat Yixing sedikit berjengit karena kaget. Demi apa suara Kris yang sudah seperti om-om itu berteriak, dan ponsel Yixing masih menempel sempurna di telinga. "Jangan pernah mengangkat panggilan dari ponselku lagi! Selain itu tindakan yang sedikit kurang ajar, pacarku juga tidak menyukai hal itu. Aku mulai lelah bertengkar dengannya karena dirimu."

  Beberapa menit terlewat setelah nada tegas serta penuh kekesalan dari Kris terdengar. Yixing masih bengong dengan mulut yang terbuka, mengekspresikan rasa terkejutnya dengan tidak elit. Sama sekali tidak menduga bahwa Kris akan melakukan hal seperti itu. Membentak sang objek utama perdebatan mereka malam ini. Yixing tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi wanita itu sekarang, dibentak oleh aktor yang film-nya ia produseri. Yixing mencibir tentang sikap mana yang lebih kurang ajar sekarang.

"Yixing?"

  Tak ada lagi musik berisik yang terdengar sekarang, hanya suara Kris yang kini melembut kembali. Sepertinya laki-laki itu sudah ada diluar lagi.

"Apa-apaan itu?"

"Menegurnya, aku ga mau kamu marah-marah lagi karena hal seperti ini."

  Uh, Kris bodoh. Dan anehnya Yixing justru merasa tersentuh kali ini.

"Kamu benar. Aku memang cemburu."

"Thanks."

"Apa? Kenapa berterimakasih?"

"Karena cemburu itu kata lain dari 'aku mencintaimu'."

"Ck konyol!"

  Lalu ia di seberang sana tertawa. Yixing menggigit bibir agar senyumnya tak terlalu lebar. Satu lagi hal sulit yang berhasil mereka atasi bersama. Membuat Yixing semakin yakin akan hubungannya dengan si ganteng-tinggi-idiot itu adalah hal serius. Ya karena bukan sekali dua kali Yixing sempat berpikir bahwa laki-laki seperti Wu Yifan itu hanya bermain-main dengannya.

"Makanya, cemburu itu tidak enak kan? Jadi jangan salahin aku yang sering marah-marah kalau kamu deket sama orang lain."

"Iya, sayang."

  Yixing melepas tawa kecilnya, merasa sangat cheesy sekali saat ini.

"Jadi.."

"Kenapa lagi, Wu?"

"Apa lagi yang harus kita bicarakan sekarang?"

"Tak ada. Ini sudah malam. Aku melewatkan makan malamku bersama yang lain karena Sehun yang tiba-tiba menunjukkan berita tentangmu di internet. Jadi sekarang aku mau makan, laper tau!"

"Yah, tapi kan aku masih ingin mendengar suaramu~"

"Berhenti merengek, Wu Yifan. Menggelikan sekali."

"Mulutmu yang manis itu kenapa selalu jahat padaku sih?!"

"Baiklah, kuberi waktu lima menit lagi. Tanyakan apa saja."

"Eng kita beneran ga bakal ketemu lima bulan kedepan nih?"

  Oh, ini membuat Yixing mengingat malam tahun baru yang ia habiskan bersama Kris kemarin. Rasanya konyol sekali, belum lama mereka bermesraan dan sekarang hubungan mereka sudah dihiasi pertengkaran kecil. Yixing memejamkan matanya, bertanya pada dirinya sendiri tentang kesanggupan untuk tidak melihat pacarnya secara langsung dalam rentang waktu yang selama itu. Sepertinya mustahil.

"Kuberi keringanan tiga bulan."

"Dua bulan? Itu masih terlalu lama, sayang~"

"Kamu boleh saja sih menemuiku besok.."

"Benarkah?"

"Ya, supaya aku bisa melampiaskan kekesalanku. Sejak tadi aku ingin sekali menjambak rambutmu tau! Atau menendang tulang keringmu!"

"Aku lebih suka kamu kasarin aku di atas ranjang, Xing."

"Waktumu tinggal tiga menit dua puluh delapan detik, Wu."

"Oke oke. Bagaimana keadaan yang lain?"

"Siapa?"

"Anak-anak kita disana."

  Kris dan keidiotannya kambuh lagi. Tawa Yixing kembali terdengar lebih keras.

"Ngaco! Kamu sama Minseok hyung saja masih lebih tua dia."

"Lagian, pakai tanya 'siapa'. Kamu kan tau pasti apa maksudku."

"Hahaha oke, semua baik. Sehun dan Tao bertambah tinggi sepertinya, sayangnya Jongin sepertinya sudah tidak bisa bertambah tinggi, apalagi Kyungsoo dia makin imut dan menggemaskan bikin aku ga tahan buat cium-cium dia."

"Omong-omong aku tau itu, kamu yang cium-cium Kyungsoo. Genit banget sih!"

"Sudah kubilang anak itu menggemaskan sekali, Wu! Terus Baekhyun sama Chanyeol makin berisik, Jongdae tampak lebih tenang akhir-akhir ini. Joonmyeon makin kaya jadi makin sering di paksa untuk mentraktir kami. Minseok hyung jadi yang paling dewasa meski kadang masih sering adu keimutan dengan Sehun."

"Semua tampak baik ya, syukurlah. Luhan bagaimana?"

"Kemarin dia menelpon dan memaksaku untuk segera menonton filmnya, narsis sekali memang orang itu."

"Kalau aku? Kamu akan menonton film-ku?"

  Ini pertanyaan sulit, Yixing melenguh malas dan merubah posisi berbaringnya dengan tengkurap. Ada sedikit keinganan memang untuk menontonnya nanti, tapi masalahnya ia tidak yakin akan sanggup melihat wajah Kris saat bertemu nanti tanpa keinginan untuk memberi tamparan disana.

"Kalau sudah siap mental ya."

"Atau mau nontonnya bersamaku saja nih?"

"Ide bagus, aku bisa langsung menamparmu saat itu juga."

"Tuh kan brutal lagi."

  Tanpa sengaja pandangannya menangkap angka di jam dinding kamarnya, sudah pukul sebelas lewat dan ia belum makan malam pantas perutnya semakin bergejolak minta diisi. Kris ini memang selalu merepotkannya.

"Wu, aku benar-benar kelaparan nih sekarang."

  Helaan nafas kembali terdengar. Sepertinya Kris memang masih ingin sekali mereka mengobrol, "Baiklah. Makan yang banyak, sayang. Aku akan pulang dan tidur saja sepertinya."

"Acaramu?"

"Berakhir. Aku kehilangan mood untuk berpesta. Now, I want a party on your body."

  Lengkap dengan nada yang sengaja mendesah-desah. Seromantis apapun sosok Kris beberapa menit yang lalu, pasti akan selalu berakhir dengan kemesumannya yang semakin parah.

"Yasudah pulang dan tidur sana! Aku mau makan. Selamat malam~"

"Eh sebentar!"

"Ya Tuhan, apa lagi sih?!"

"Aku lupa satu kalimat penting, Xing."

"Apa?"

"Aku mencintaimu, Zhang Yixing. Good night!"

 

PIP

.

.

.

 


 

 

 

Ini ciyus chapter Phone paling ga masuk akal dan ga  nge-feel yang pernah aku buat! Ga ada sedikitpun keyakinan weyeep bakal bertindak se-gentle itu ke Yixing akoh! Hih cowok cemen gitu ah *dibejek yifan*

Kalo bukan karena terror ka finda dkk yang nagih  lanjutan ini, mungkin bakal langsung aku apus di notes hape huhuhu maaf ya ka hasilnya absurd kek muka om yifan T.T

Udah ya, siapa lagi disini yang ngerasa tersakiti oleh kissing scene itu? Kalo film-nya release nanti aku ga yakin bakal mau nonton, secakep apapun wyf disana! *pundung bareng xing*

 

Err ada yang minat ga sih kalo baca epep mereka (re : fanxing) dengan genre fantasy?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh