Differents

PHONE

22 chapter.. samwan plis kilmeh -_____-

 

 


.

.

25 Juni 2015

 

 

  Jangan tanyakan ini hari apa. Karena Kris akan langsung berteriak ‘hari super sibuk yang melelahkan!’. Dia pikir masih ada sedikit waktu yang bisa ia curi pada hari pertamanya tiba di Paris. Jalan-jalan untuk berbelanja misalkan. Tapi beberapa pemotretan serta fitting baju untuk acara nanti sudah sangat menyita waktu dan tenaganya seharian ini. Jadi saat semua kewajibannya selesai pukul sembilan tadi, ia memutuskan untuk langsung pulang ke hotel dan menolak mentah-mentah tawaran salah satu crew-nya untuk sejenak melepas lelah di salah satu klub malam tenar di Paris. Hell, baru kemarin ia mengemis maaf dari pacarnya, lalu sekarang akan berbuat hal nista lagi? Tidak akan. Tekad Kris sudah bulat ingin menjadi lebih baik untuk Yixing mulai sekarang.

  Ngomong-ngomong tentang Yixing, ia langsung bergerak cepat mengambil ponselnya yang tadi ia lempar ke ranjang. Berbaring tengkurap disana dengan jemari mulai aktif menyentuh layar datar ponselnya. Zhang Yixing memang akan selalu jadi obat lelah paling ampuh untuknya. Berdosis rendah, manis, menyembuhkan, dan yang terpenting di konsumsi beberapa kalipun tidak akan habis, gratis pula. Jika Yixing mendengar isi pikiran pacar bodohnya ini, bisa di pastikan satu jambakan sadis akan mendarat di kepalanya.

“Hai, sayang.”

“Hmm..”

“Kaya ga semangat gitu sih, Xing, aku menelpon.”

  Sedikit dengusan terdengar oleh Kris, “Apa aku harus bersemangat saat bunyi ponsel berisik yang membangunkanku di jam tiga pagi?!”

  Saat itu juga Kris baru meyadari perbedaan waktu enam jam yang sekarang ada di antara dirinya dan sang kekasih tercinta nan cerewet itu. Dia di Paris dan Yixing di Beijing. Sadar kesalahannya, Kris masih tetap tidak melepas senyum lebarnya. Jangankan mendengar omelan Yixing, mendengar deru nafas laki-laki manis itu saja sudah mampu membuat lelahnya sedikit demi sedikit terangkat.

“Aku sudah di Paris sekarang.”

“Terus? Mau pamer sama aku?”

“Hanya laporan. Seperti pasangan-pasangan lain, Xing.”

“Remaja labil banget tau, Wu.”

  Meski begitu, Kris dapat keyakinan besar jika Zhang Yixing disana dengan wajah polos non make-up tengah bersemu merah. Kris bisa merasakannya dari suara Yixing yang sedikit bergetar. Hal ini di anggap sebagai peluang besar untuk Wu Yifan dan seribu satu rayuannya.

“Aku merindukanmu.”

“Please, baru seminggu yang lalu kita bertemu.”

“Seminggu itu lama sekali, sayang, lagipula kemarin itu hanya sebentar. Aku belum puas.”

“Kata puas akan selalu ambigu jika kamu yang mengatakan.” 

“Kamu saja yang mesum.”

“Wu, ini masih dinihari jangan membuatku mengomel tidak jelas.”

  Kris menahan tawanya dengan menekan kepalanya ke kasur empuk yang sedang ia tempati. Bayangan wajah pacarnya yang muncul saat ini menggemaskan sekali.

“Tidak ingin berkomentar soal penampilanku hari ini di bandara?”

  Hembusan nafas kasar terdengar jelas dari ujung sambungan. Kris masih menahan tawa sambil mempersiapkan diri jika Yixing akan semakin menambah intensitas omelannya malam ini.

“Berhenti melakukan hal-hal seperti itu, Wu Yifan. Kamu membuat kita semakin terlihat jelas.”

  Kris menyeringai, ia tahu Yixing akan cepat paham untuk urusan seperti ini.

“Ya, memang aku ingin membuat semuanya semakin jelas.”

“Kris!”

  Dan ia juga tahu Yixing akan sangat tidak suka pada caranya yang terlalu frontal. Jadi Kris memilih diam kali ini, menunggu reaksi selanjutnya yang akan muncul.

“Semua tattoo itu tidak permanen kan?” suara disebrang sana melembut. Kris tahu pasti akan sangat sulit bagi Yixing untuk marah dengan serius padanya. Perlahan senyum Kris kembali muncul.

“Aku akan membuatnya jadi permanen dengan izinmu.”

“Tidak, tidak akan pernah kuizinkan sampai mati.”

“Jangan bawa-bawa kematian kenapa, Xing.”

  Lalu sunyi. Kris sempat khawatir jika Yixing benar-benar marah padanya.

“Aku hanya tidak mau kamu menyakiti diri sendiri lagi, Wu, cukup dua yang ada di tubuhmu.”

  Tapi Yixing tidak melakukannya. Kris sempat tertegun karena Yixing yang justru berbalik mengkhawatirkannya begitu jauh. Memperhatikan setiap detail perasaannya dengan rinci. Membuat Kris merasa sangat diberkati hidup di dunia dengan Yixing di sisinya.

  Dulu sekali, mungkin Kris akan mendecih malas jika ada seseorang yang menentang keinginannya, kebebasannya. Lalu lihat sekarang? hanya Zhang Yixing yang membuatnya merasa terikat dan dengan mudah menerima semua masukan yang di berikan. Kalau saja bukan Zhang Yixing, mungkin ia masih lah sebrengsek dulu.

"Aku menurut."

"Tidak seperti biasanya."

"Aku cinta kamu, jadi aku menurut."

"Ga nyambung, please."

  Kris tertawa lagi, benar-benar merasa seluruh rasa lelahnya menghilang bersamaan dengan suara Yixing yang mengalun di udara sekitarnya. Keinginan memeluk erat laki-laki di Beijing sana kini semakin besar. Kris pikir mungkin hal pertama yang akan ia lakukan setelah pulang dari sini adalah memeluk Yixing.

"Hey.."

"Apa?!" bentakan dari seberang membuatnya mengkerut di tempat. Siapa bilang orang manis kalau marah tidak menyeramkan?

"Ayo pergi ke Paris bersama lain kali."

  Tiba-tiba saja ide untuk berlibur bersama Yixing memenuhi kepalanya. Bersenang-senang berdua, seperti pasangan lain yang hanya ingin menikmati dunia dengan cinta mereka.

  Tapi untuk sekarang, sepertinya itu adalah hal mustahil dari kumpulan hal yang paling mustahil. Kris menghela nafas. Bisa saling bicara di line telpon dalam waktu lama bersama Yixing saja sudah suatu keberuntungan besar baginya.

"Ya, Paris terdengar menyenangkan."

  Seperti aura suram dari Kris juga terasa sampai ke Beijing, Yixing berusaha menghibur lewat kalimatnya. Dia juga merasa itu masih terlalu jauh untuk terwujud. Semua perbedaan di antara mereka masih membentang terlalu lebar.

"Kapan?"

"Tunggu sampai kamu menikahiku."

  Kalimat santai dari Yixing nyatanya mampu membuat Kris melonjak dari ranjangnya. Berdiri di tepi ranjang dengan tampang shock yang sangat tidak elit. Padahal niat Yixing hanya berniat untuk menghiburnya dan mencairkan sedikit suasana. Tapi memang pada dasarnya kata 'menikah' itu akan mempengaruhi banyak hal di diri Kris, apalagi jika Yixing yang mengucapkannya.

"Kalau begitu, ayo menikah!!"

  Tawa kecil nan manis terdengar dari sosok yang juga manis di sebrang benua sana, "Caramu melamarku sama seperti mengajak liburan tadi."

"Ck, yasudah, kita liburan sambil menikah saja."

"Omonganmu mulai melantur. Tidur sana!"

"Yixing~"

"Jangan merengek padaku, menggelikan."

  Kris benar-benar akan mengigit Yixing sampai habis jika laki-laki itu ada di hadapannya sekarang. Bikin gemas saja omongannya itu.

"Kamu yang mancing duluan ya, Zhang Yixing!"

"Salah kamu sendiri suka di pancing."

"Okay! Aku mau tidur!"

"Ya tidur sana!"

  Kris membanting sekali lagi tubuhnya ke ranjang dengan perasaan jengkel luar biasa. Ia kira sambungan telpon akan langsung mati, tapi ternyata masih tetap online dengan suara deru nafas di salah satu sisi yang terasa menenangkan bagi Kris.

"Yifan.."

  Suara lembut kesukaannya lagi, Kris tidak bisa untuk tidak tersenyum di balik guling yang ia peluk erat.

"Ya, sayang."

"Favorite-ku, It's all about differences. Terdengar bagus dan cocok untukmu."

  Ah, refleks Kris langsung melirik daerah pergelangan tangan kirinya. Tempat kalimat yang favorite pacarnya itu tertulis disana. Ia tersenyum lagi dengan segala perasaan nyaman, matanya terpejam dan secara otomatis memunculkan bayangan seseorang disana.

"Itu untuk kita, kamu dan aku."

"I know. Thanks, Wu."

  Kris hanya ingin semua orang tahu bahwa perbedaan bukan untuk di perdebatkan. Ia memilih jalan berbeda dengan yang lainnya, tapi justru dalam perbedaan itulah dia menemukan kebahagiaan dan rasa nyaman yang selama ini ia cari dalam hidupnya. Ini semua tentang perbedaan yang ada di dirinya, tentang Zhang Yixing. Kebahagiaannya.

"Aku mulai mengantuk, Xing."

"Tidurlah, tidak akan kumatikan sebelum kamu benar-benar pulas."

  Suara Yixing seperti menghipnotisnya untuk segera bergeser mencari posisi paling nyaman untuk segera terlelap.

"Mau ku bawakan sesuatu saat pulang nanti?"

"Tidak perlu, cukup jaga dirimu dan kembali dengan selamat untukku. Selamat malam. Aku mencintaimu, Yifan."

 

  Tidak lagi ada jawaban. Kris membawa rasa nyaman yang Yixing berikan ke alam mimpi.

.

.

.

.

.

.

....


 

 

 

 

 

 

 

Kode mereka beneran ganggu idupku banget deh, kenapa makin hari makin frontal?! Pake segala di tulisin satu-satu di badan lagi, si om yifan mah seneng banget bikin aku yg ngeliat sekarat.

 

 

P.s : aku buat akun ig baru untuk fanxing dan phone, mungkin beberapa foto yang berhubungan sama phone dan kode-kode dari mereka akan aku post disana. So, yang mau cek silahkan, tapi maaf banget aku ga terima follback tapi yang komen disana pasti bakal aku bales kok hehe.. Here you are, @llaaaa__

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh