code

PHONE

Ini fiksi berdasarkan otakku! Jadi kalo ada yg ga setuju sama beberapa fakta yg kuartikan disini ya jangan marah, buat saja arti sendiri kode2 itu dengan otak kalian *mule nyolot*


 

 10 November 2014

 .

 .

 

  Semua barang keperluannya untuk beberapa hari di Jepang nanti sudah masuk kedalam koper besar berwarna cream miliknya. Zhang Yixing menutup kopernya hingga bunyi klik terdengar, menyeret benda itu ke sudut kamarnya dekat pintu. Meletakkannya disana agar saat berangkat siang ini mudah untuk langsung ia seret keluar. Lagipula alasan utamanya adalah memang hanya sudut disana yang masih punya space cukup luas, mengingat kamar yang sekarang ditempatinya seorang diri keadaannya tak lebih dari sebuah medan perang. Berantakan.

  Laki-laki dengan kulit putih terekspos karena kaos singlet hitam yang dikenakannya itu kembali berjalan menuju ranjangnya. Yang jadi sumber utama kata 'berantakan' diruangannya. Helaan nafasnya terdengar lelah bercampur frustasi, dia menyingkirkan ke lantai beberapa pakaian serta benda lain yang tak lolos seleksi untuk bisa dibawa ke Jepang bersamanya. Hingga tercipta cukup space untuknya berbaring disana. Ia ingin tahu jam berapa saat ini karena rasa kantuk belum juga mau menyapa mata, jadi sambil berbaring Yixing mulai meraba sekitar untuk menemukan smartphone miliknya. Jangan tanya soal jam dinding dikamar ini yang sudah tak bernyawa, Yixing tak punya waktu sekedar mengganti baterainya.

"Dimana sih ponsel sialan itu?!"

  Jangan salahkan Yixing yang mulai mengumpat, sudah sejak beberapa jam lalu ia menahan rasa kesal dan marahnya yang kian menumpuk. Malam ini seperti tak ada lagi hal baik tersisa untuknya. Ditengah kekesalan yang terus meningkat volumenya, benda-sialan-yang dicarinya berbunyi. Memperdengarkan alunan lembut musik serta suara bariton seseorang yang sangat ia kenali. Lalu rasa kesalnya menyatu dengan rindu akan sosok yang melantunkan lagu tersebut. Yixing memang butuh pacar Wu-nya untuk meredakan semua perasaan negatif yang menguasainya sejak tadi.

  Jadi pilihannya adalah ia bangkit dari acara berbaringnya dan mulai melihat sekeliling kamar-yang-sumpah-demi-apapun-sangat beratakan, merefleksikan rasa frustasi yang melanda pemiliknya. Cahaya ruangan yang redup membantunya melihat kedipan smartphone-nya di meja panjang disana, disamping benda bernama komputer yang tidak kalah sialannya dengan ponsel yang kata Yixing sialan. Melihat benda itu Yixing jadi ingin menangis lagi, teringat nasib 'anak-anaknya' yang hilang mengenaskan. Ia mengambil langkah cepat, menyambar smarphone yang masih memperdengarkan There is Place punya Wu Yifan-nya di meja itu lalu segera kembali ke ranjang. Sebisa mungkin menjaga jarak dengan komputer-sangat-sialannya.

  Ia sempat melihat angka untuk jam yang tertera dilayar utama smartphone. 00:12. 

  Pip

  Kamarnya kembali sunyi, Yixing segera berbaring lagi dengan ponsel yang menempel ditelinga.

"Hai, Yixing."

"..."

"..."

"..."

"Zhang? Are you okay?"

  Ia diam-diam tersenyum untuk pertama kalinya dimalam ini. Sang pacar sudah mulai bisa peka rupanya.

"Kalo aku bilang baik-baik saja, kamu percaya?"

"Hanya orang bodoh yang akan percaya, dan sayangnya aku ini cukup jenius."

  Suara tawa Yixing memenuhi kamar, lagi-lagi jadi tawa pertamanya untuk malam ini bahkan hari ini. Yixing sendiri lupa kapan ia tertawa tanpa beban begini. Dugaannya tepat, Wu Yifan pilihan terbaik untuk masalah perbaikan mood.

"Kamu itu idiot makanya aku cinta mati."

"Ya berarti kamu lebih idiot, cinta mati kok sama orang idiot?!"

  Tawanya masih terdengar kali ini dibarengi oleh tawa Kris disebrang sana.

"Lebih baik?"

"Sedikit.."

"Hobbi banget sama kata sedikit."

"..."

"Ada apa?"

  Helaan nafas kasarnya pasti bisa didengar oleh Kris disana, jadi pacarnya itu bisa tau seberapa frustasinya seorang Zhang Yixing saat ini.

"I lost 'my sons', 'our sons' "

  Hening sebentar. Yixing bisa memperkirakan Kris yang sama shock dengannya saat pertama kali hal sialan ini terjadi.

"Serius?"

"Aku terlalu frustasi untuk bisa bercanda, Wu!"

"Tapi.. Bagaimana bisa?!"

  Sebenarnya Yixing tak mau membahas ini lagi, pertanyaan Kris hampir sama dengan yang dilontarkan member lain yang sudah tau hal ini. Dan terakhir Park Chanyeol yang dengan kehebohannya memekik 'bagaimana bisa, hyung!', dapat lemparan bantal dari Yixing.

"Aku tidak tahu, saat menyalakan komputer dan boom! Tak ada apapun hanya beberapa kode binar yang rumit, Sehun bilang terkena virus atau semacamnya. Kami sudah meminta bantuan teknisi untuk memperbaikinya dengan berbagai cara tapi tetap saja harus berakhir dengan hard disk-nya yang di format ulang. Tak ada yang tersisa, Kris. Semua anakku hilang dan tak ada cara untuk mengembalikannya!"

  Kalimat terakhirnya disertai pekik frustasi, tanpa sadar satu tetes air matanya kembali jatuh. Teringat hari-hari saat ia bahkan tidak tidur untuk menyelesaikan lagu-lagunya, pemikiran tentang suatu saat ia dan member lain akan menyanyikan lagu itu diatas panggung untuk para fans yang mencintai mereka dengan tulus. Tapi dalam satu malam semuanya hilang tak berbekas. Juga beberapa lagu yang ia ciptakan bersama Kris dengan penuh perasaan. Membuat rasa frustasi dan kesalnya terus meningkat.

"Sayang, mau mendengarkanku?"

  Suara berat Kris mengintrupsi isakannya, Yixing mengambil nafas untuk sekedar mendapat sedikit ketenangan. Lalu ia menganggukan kepala, dan anehnya Kris seperti bisa melihatnya mengangguk setuju.

"Aku tau ini sangat berat, dan serius aku juga ikut frustasi mendengarnya. Tapi jika sudah terjadi mau bagaimana lagi? Semua hal selalu punya sisi baiknya, Xing. Kita tunggu saja. Lagipula kamu bisa segera membuatnya lagi beberapa yang masih kamu ingat, aku siap membantu jika kamu butuh."

"Tentu, kamu harus siap nemenin aku begadang lagi."

"Memang selama ini aku tidak pernah menemanimu yang selalu susah tidur malam itu?"

"Iya, terimakasih."

  Sekarang Yixing disibukkan dengan airmata yang dihapusnya menggunakan punggung tangannya. Ia mulai mensugesti dirinya jika semua yang dikatakan Kris tadi benar. Sudah terjadi mau bagaimana lagi? Terus menyesali dan memikirkannya akan membuang tenaga serta meledakkan kepalanya dengan rasa frustasi. Lebih baik tenanganya digunakan untuk memperbaiki yang masih bisa diperbaiki, mengerjakan lagu-lagu yang beberapa memang masih diingat jelas otaknya. Ya tapi tetap saja lagu sebanyak itu mana ia ingat semua. Ck belajar mengikhlaskan sesuatu memang sulit.

"Sama-sama, sayang. Dan soal 'anak kita' masa hanya papanya saja yang menyimpan? Kamu ga berpikir aku sebagai daddy juga menyimpan mereka?"

  Beberapa detik tak ada respon, Yixing dan otaknya sibuk memproses kalimat Kris yang terdengar aneh itu.

"Maksudnya?"

  Kekehan menyebalkan dari sebrang sana terdengar, membuat Yixing mengernyitkan kening.

"Untuk lagu kita aku kan juga menyimpannya, Xing. Nanti aku kirimkan ke email-mu segera. Jangan khawatir kalau tentang 'anak kita'. "

  Yixing bangkit untuk duduk dengan tergesa, senyumnya mengembang lebar dengan sempurna. Rasanya ingin sekali memeluk Kris sampai sesak nafas saat ini juga.

"Beneran kan?!"

"Aku terlalu frustasi untuk bercanda, Zhang."

  Ia bahkan tidak sadar jika pacarnya itu sedang meledeknya dengan kalimat yang tadi sempat ia ucapkan. Yixing terlalu sibuk untuk tersenyum. Setidaknya kenangannya bersama Kris saat masih bekerja dalam tim yang sama masih selamat.

"Kris, aku beneran pengen peluk kamu sampai sesak nafas sekarang tau!"

"Calm down, baby. Kamu bahkan bisa melakukan yang lebih saat kita kembali bertemu nanti, french kiss misalnya."

"Aku akan melakukannya, sungguh!"

"Wow agresif Yixing terdengar enak."

  Dan tawa mereka kembali melebur dalam sunyinya malam. Kali ini, Yixing tak peduli dengan member lain yang akan terganggu. Ia hanya butuh tertawa untuk setiap saraf wajahnya yang sejak tadi terus menegang.

"Omong-omong, Kris. Memang email-mu sudah diperbaiki?"

  Kris melenguh. Seperti ini Yixing jadi tau jika jawabannya pasti negatif.

"Kamu benar, temanku yang mengerti tentang itu sedang mengusahakannya. Ya Tuhan, kenapa semakin banyak saja orang iseng didunia ini?!"

"Yah aku penasaran hal baik apa yang akan terjadi setelah rentetan masalah ini."

"Hmm aku yang akan melamarmu?"

"Kalau sekarang, itu tetap akan jadi hal buruk."

  Kris dan obsesinya untuk segera menikah itu mengerikan. Yixing menunggu untuk lelaki disana kembali bicara, tapi hampir satu menit kesunyian itu masih belum pecah.

"Kamu marah?"

"Ya, tiba-tiba saja aku teringat sebuah foto."

"Foto apa?"

"Postingan-mu di instagram."

  Kembali Yixing diam untuk berpikir, foto apa yang dimaksud hingga membuat pacarnya yang tampan itu ngambek. Dan ya, satu foto terlintas di pemikiran Yixing.

"Ga mungkin masa kamu marah karena foto itu?!"

"Kenapa aku ga bisa marah? Kalian mesra begitu."

"Ya Tuhan, Kris. Wajar dong, aku kan sudah lama mengenalnya."

"SUDAH LAMA? BERAPA LAMA?"

"Kamu kenapa sih?! Tentu saja sangat lama, hampir sama seperti aku mengenalmu."

"Kenapa aku ga pernah tau?!"

"Kamu juga kenal dia dengan baik."

"Apa? Aku ga pernah ngerasa kenal dia, Yixing!"

"Kris, jangan begitu. Meskipun kamu sudah tidak bekerja sama dengannya lagi, tapi pura-pura tidak mengenal Lee Sooman seonsangnim orang yang berjasa dalam karier-mu itu kasar sekali."

"Tunggu.. Lee Sooman?"

"Iya, fotoku dengan Lee Sooman saem kan? Lagipula itu kan foto lama, Kris, kenapa baru dipermasalahin sekarang?"

  Kali ini jadi keheningan terlama yang terjadi diantara mereka. Kris mulai berpikir jika kehilangan 'anak' bisa mempengaruhi otak pacarnya yang memang lelet itu semakin parah. Ya tapi biar bagaimanapun juga, ia akan tetap mencintai Zhang Yixing.

"Sayang, sebaiknya pagi nanti kamu segera meminum vitamin ya.."

"Kenapa sih?"

"Bukan fotomu dan Sooman seonsangnim yang aku maksud, sayang. Tapi postingan terbarumu itu loh, bersama seorang aktor yang aku lupa namanya siapa."

  Didengar dari intonasi yang lembut, sepertinya kemarahan Kris sudah menghilang. Terlanjur lemas sendiri.

"Oh, Song Seung Hoon sunbaenim. Lalu kenapa?"

"Tak apa, sudah lupakan saja. Aku hanya ingin bilang lagi untuk jangan terlalu bersikap manis pada setiap orang. Jadi resiko aku kehilanganmu akan semakin kecil."

  Kris yang posesif selalu membuat Yixing merinding, meyakinkannya sebesar apa perasaan pacarnya itu. Yixing bahkan sudah lelah bersumpah untuk tak akan pernah meninggalkannya apapun yang terjadi. Tapi memang sudah menjadi hukum alam, dimana rasa cinta yang besar akan menghasilkan rasa takut kehilangan yang lebih besar.

"Kamu selalu berlebihan menanggapi sesuatu tentangku."

"Ini caraku, Yixing. Punya pacar manis dan disukai banyak orang, aku harus punya cara sendiri untuk mempertahankanmu."

"Hey, aku tak akan pernah meninggalkanmu, oke? Sudah pernah kukatakan ribuan kali kan?!"

  Jika Kris ada disisinya sekarang, Yixing bersumpah akan membawa laki-laki itu kedalam pelukannya. Berbisik tepat ditelinganya tentang seberapa besar cinta yang juga ia rasakan dan ketidakmampuannya hidup tanpa Wu Yifan. Ya, Yixing memang tidak sedang bersama Kris secara nyata, tapi ia dan Kris masih saling memiliki satu sama lain. Dengan cinta yang semakin besar tiap detiknya.

"Aku tau, hanya saja aku masih merasa perlu untuk tetap mengingatkanmu."

"Ya ampun aku tidak sepikun itu, Wu!"

  Dan tawa menyebalkannya kembali terdengar, Yixing juga tersenyum.

"Tapi serius, Xing. Banyak sekali orang-orang yang melakukan skinsip denganmu setelah aku tidak ada."

  Yixing menghela nafas, rasa cemburu pacarnya itu belum hilang juga rupanya. Berhubung ia sudah lelah menjelaskan jadi lebih baik dengarkan dulu saja semua ocehan Kris.

"Siapa? Aku tidak ingat.."

"Aku akan sebutkan satu-satu dan kamu harus kasih penjelasan sejelas-jelasnya!"

  Hal ini membuatnya penasaran apa ada orang lain yang punya pacar se-posesif pacarnya?

"Okaayy."

"Pertama, Shindong!"

  Duh, Yixing harus mengajari pacarnya ini sopan santun yang lebih sepertinya "Pake tambahan sunbae atau hyung gitu, Kris.."

"Itu bukan hal penting sekarang, Yixing. Coba jelasin maksudnya apa itu gendong-gendong kamu begitu? Kalo dia mau latihan gendong calon pengantinnya nanti ya jangan sama kamu lah! Dia udah tau kita pacaran kan?!"

"Ga ada artis SM yang ga tau kita pacaran kan?"

"Itu bukan pertanyaan utama, Zhang."

  Tuhan, kepala Yixing serasa ingin pecah lagi mendengar ocehan Kris yang seperti ibu-ibu. Ia mulai mencari posisi yang lebih nyaman lagi diranjangnya, berguling kesana kemari membuat baju yang masih tersebar di kasur jatuh ke bawah.

"Shindong hyung cuma bilang kalau dia gemas dengan tingkahku.."

"Tuh kan! Kamu sih suka bertingkah imut tanpa sadar!"

"Oke maaf ini salahku. Lagipula Shindong hyung itu straight, Kris, jangan khawatir."

"Ya siapa sih laki-laki straight yang ga jadi gay sama kamu! Kamu juga tau dulu aku seratus persen lurus tapi sekarang aku cinta mati sama Zhang Yixing kan?!"

  Ini baru satu orang, dan menjelaskan pada Kris sudah serumit ini. Jadi sungguh jangan salahkan Yixing jika nantinya dia benar-benar meledak!

"Baiklah, aku sungguh minta maaf jika kamu berpikir ini kesalahanku."

"Maaf diterima. Selanjutnya ini yang paling parah, BoA sunbae!"

  Ya, setidaknya tangan Yixing tak perlu bertambah gatal untuk menjambak Kris yang bersikap kurang ajar pada idolanya.

"Apa? Itu kan hanya dalam suatu acara, Wu."

"Ya tapi jelas-jelas kamu bilang kalau suka sama dia. Yixing, jadi selama ini aku kamu anggap apa sih?"

  Oh. Sekarang keinginan untuk menendang tulang kering pacarnya yang muncul. Sejak kapan Kris ketularan Luhan jadi drama queen begini.

"Wu, please. Rasa suka ku pada BoA sunbae jelas berbeda dengan perasaanku padamu, bodoh!"

"Memang seperti apa perasaanmu padaku itu hm?"

"Aku mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu! Puas? Atau perlu kutambah berapa lagi kata 'sangat' disana hah?"

"Ya memang sebenarnya aku masih kurang yakin sih.."

"Wu!!"

  Kris tertawa, menggambarkan seberapa puas dirinya karena sudah membuat sang pacar yang manis kesal setengah mati. Yixing merutuk, lagi-lagi mempertanyakan bagaimana ia bisa mencintai laki-laki dengan tingkat menyebalkan level dewa ini. Ck. Tapi anehnya, seluruh hal negatif yang tadi ia rasakan mulai melebur bersama tawa keras Kris disebrang sana.

"Oke, aku percaya. Tapi, Yixing sayang tolong ya, jangan lagi mengajukan diri untuk dance couple dengan siapapun. Kalau aku sih boleh saja."

"Tidak, terimakasih. Kamu penari yang buruk!"

"Setidaknya aku cukup lincah untuk mengimbangimu diatas ranjang."

"Tuhan, bisa tidak pacarku ini untuk sedetik diberi pikiran yang bersih.."

"Kamu berdoa seolah aku ini seorang maniak saja."

"Memang!"

  Jika Kris benar-benar ada disisinya saat ini, tak ada lagi pelukan, tapi kekerasan dalam rumah tangga. Itupun jika hubungan mereka sudah masuk tahap berumah tangga.

"Yasudah, jangan marah-marah lagi, sayang.. lebih baik lanjut memberi penjelasan.."

"Tidak mau!"

"Loh kenapa? Masih banyak nama-nama yang harus kupertanyakan kedekatannya padamu akhir-akhir ini."

"Kris, kamu sadar gak sih, sikapmu yang seperti ini menunjukkan betapa kamu tidak mempercayaiku."

"..."

"Pernah berpikir tentang bagaimana perasaanku jika menonton film-mu nanti? Aku sudah memberikanmu kepercayaan yang besar saat proses shooting berlangsung, jadi apa tidak bisa kamu memberikan hal yang sama padaku?"

  Jangan kira Yixing tidak lelah menghadapi kecemburuan Kris yang makin hari terasa makin parah. Yixing ingin sekali menyinggung tentang siapa yang memilih 'pergi' disini. Salah siapa jika pacarnya itu tak bisa selalu ada didekatnya. Tapi semua hanya ada dalam batas keinginan dalam hati saja, Yixing masih punya perasaan untuk tak membuat Kris merasa lebih kecewa apalagi menyesal atas keputusan yang sudah dia ambil ini.

"Aku memang akan jadi yang selalu salah disini ya, Xing?"

"Maaf, bukan maksudku.."

"Sudah kubilang aku yang salah disini, kenapa malah kamu yang minta maaf?!"

"Wu, dengar.."

"Maafkan aku, sungguh Zhang Yixing, maaf."

  Yixing selalu membenci setiap kata maaf yang diucapkan Kris seperti ini. Ia sudah lelah mencari dimana letak siapa yang salah dan benar, Yixing hanya tau ia akan berada disisi Wu Yifan apapun keadaannya. Langit-langit kamar berwarna putih gading yang sejak tadi menjadi titik pandang Yixing perlahan mulai memunculkan bayangan samar sosok laki-laki yang sangat dicintainya, Yixing tersenyum, merasa seolah Kris benar-benar ada disampingnya menatapnya.

"Wu? Kamu bilang There is a place untukku kan?"

"Tentu, sayang. Tanpa aku bilang secara langsungpun semua orang tau itu."

"Disitu kamu bilang 'with you by my side, I finally not wandering anymore' ?"

"Ya, memang."

"So, just lets not wandering anymore! Because I'll by your side till end. Okay?"

  Memutuskan untuk bangkit duduk diranjang seiring dengan senyumnya yang mengembang semakin lebar. Yixing jadi ingin mendengarkan lagu itu lagi, ya meskipun kualitas vokal Kris belum sebagus dan sesempurna Baekhyun, Kyungsoo, dan Jongdae (me: iyalah!) tapi fakta bahwa seluruh aspek di lagu itu untuknya adalah hal paling sempurna bagi Zhang Yixing saat ini. Terlebih penyanyinya, itu mutlak untuk Zhang Yixing!

  Disisi lain, Kris juga tak bisa menahan lagi cengiran lebarnya. Mengakui kebodohannya telah meragukan sosok kekasih sempurna seperti Yixing. Ingin sekali Kris teriak..

"Aku mencintaimu, Zhang Yixing! Tetap disisiku dan jadi milikku selamanya, itu sudah cukup untukku melanjutkan pilihan hidupku sekarang."

"Kedengarannya seperti seseorang yang sedang melamar kekasihnya untuk menikah, Kris."

"Ya, kalau begitu jawab 'ya, aku bersedia' lalu kita benar-benar menikah, Zhang."

"Nanti ya, sepuluh tahun lagi."

  Sekarang Yixing yang tertawa keras bayangan wajah aneh pacarnya yang sedang cemberut karena jawaban yang ia berikan. Salah siapa terlalu terobsesi menikahinya.

"Oke, tertawa saja sepuasmu. Sepuluh tahun lagi kamu akan mempertanggungjawabkan jawabanmu itu, sayang."

"Tanggung jawab apa? Memang aku menghamili anak gadis?!"

"Tidak lucu! Itu terdengar menyeramkan untukku."

  Ck Kris mulai lagi dengan sifat posesifnya. Yixing kembali berbaring, tapi kali ini dengan posisi menyamping yang secara kebetulan langsung menghadap meja nakas dan sebuah figura foto diatasnya. Ia tersenyum lagi, foto itu diambil saat ia mengunjungi flat Kris di Beijing untuk merayakan ulang tahunnya. Dan rasa rindu itu kembali ada, sesering apapun sekarang mereka bisa bertemu tapi rasa itu akan selalu muncul dengan sendirinya. Membuat keinginan Yixing untuk memeluk Kris kadang terlampau kuat.

"Sudah malam ya.."

"Ini bahkan sudah dini hari, Yixing!"

"Kamu masih marah?"

"Sedikit."

"Ck, hobbi banget sih ngikutin aku!"

"Sudah tidur sana!"

"Kenapa membentak?! Kalau tidak mau menemaniku mengobrol ya sudah matikan saja panggilannya!"

  Ya, ke-sensitif-an seorang Zhang Yixing malam ini belum sepenuhnya hilang. Kris menghela nafas jika Yixing yang mulai keras kepala maka ia lah yang harus menjadi lembut.

"Aku tau pagi ini kamu akan take off ke Jepang kan? Lalu konser selama dua hari, jadi lebih baik tidur untuk menenangkan lagi dirimu."

"Aku benar-benar membutuhkanmu disaat seperti ini, Wu."

"Aku tetap disini untukmu, jadi tidurlah. Tidak akan kututup telponnya."

  Kris memang selalu punya hormon aneh yang mampu membuat Yixing merasa tenang meski secara fisik mereka tak sedang berhadapan. Yixing mulai menyamankan posisi tidurnya diranjang dengan ponsel yang ia jepit diantara kepalanya dan bantal. Penenang paling ampuh untuk Zhang Yixing selain Wu Yifan adalah tidur.

"Kris.."

"Hmm?"

"Kira-kira sampai kapan ya kita akan tetap saling mencintai seperti ini?"

"Terkadang, waktu tahu lebih banyak dari kita. Jadi biar saja waktu yang menjawab pertanyaan anehmu itu."

"Kalau kamu, apa jawabanmu, Wu?"

"Jawabanku?"

  Kelopak mata Yixing mulai memberat kesadarannya diambang batas tapi kata demi kata yang diucapkan sang tersayang masih bisa ia dengar jelas, menjatuhkannya kedalam sebuah mimpi dimana dunia hanya memiliki dua orang makhluk.

  Zhang Yixing dan Wu Yifan.

"Tidak ada. Karena waktu tak bisa membatasi seberapa lama aku akan mencintaimu. Bahkan jika dunia berakhirpun, semua akan tetap sama. Aku mencintaimu, malaikatku. Selamat tidur."

.

.

...


 

 

 

 

As always, a cheesy sweety mesyum Wu. Aku agak kurang yakin wyf aslinya bisa ngomong begitcu manisnya sama zyx -_-"

Terus, apa? Masih ada yang mau nodong wedding kaya ka kiky sama ka finda (mana orangnya mana?) ? *nangis* wedding baik, guys hanya saja dia sedang tertidur untuk waktu yg belum bisa ditentukan menunggu seorang pangeran bermarga Zhang mencium authornya *kris keselek*

 

Comment ya? Akhir-akhir ini aku selalu suka baca komentar kalian berulang-ulang, bikin semangat aku buat lanjutin nulis muncul lagi meski harus tengah malem ngetiknya T.T

Sekali lagi, Thank you sooooo muccchh much much for y'all :*

  

 

 

 

Ps: dan ini siapa yg bikin PHONE sudah sampe 11 chapter begini ya?! Buset udah banyak amat ternyata aku nulis hahaha dan itu krn kalian readers tercintah yang jg teramat sangat mencintai FANXING! LETS KEEP OUR SPIRIT, SHIPPER!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh