newyear's eve pt.2

PHONE

 

Here we go, the super late fiction from me~

 


 

 

 Marie Claire Magz Interview Jan 2016 with Wu Yifan.

Q: Will you go public with your relationship with your future 'girl'friend?

A: Depends on the situation, I'd want to respect 'her' thoughts. But for me, if I had everything, I'll definitely want to tell everyone. I hope that everyone will wish me well.

(Tergantung situasinya, aku ingin menghargai pendapatnya. Tapi untukku, jika aku sudah memiliki semua hal, aku pasti akan memberi tahu semua orang. Aku harap semua mengharapkan yang terbaik untukku)

.

.

.

 

  Yixing masuk ke kamar hotel bersama titik-titik salju yang menempel di mantel tebalnya. Salju turun untuk dini hari pertama tahun baru di Shanghai, tidak lebat memang. Hanya cukup untuk membangkitkan memori-memori kecil secara abstrak. Yixing mungkin salah satunya.

  Setelah meletakkan barang-barang bawaannya di salah satu sofa, Yixing berniat ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk mandi. Tapi lagi-lagi situasi yang sangat familiar mendatanginya.

  Saat dimana ponselnya berbunyi nyaring di tengah malam, rasa rindu yang meledak-ledak, serta satu nama yang akan selalu ada di pikirannya untuk setiap situasi yang sama.

"Hmm.. Ada apa?"

  Yixing melupakan keinginanannya untuk mandi, yang ia lakukan sekarang adalah menyamankan dirinya berbaring di sofa sambil menunggu jawaban dari sang penelpon dini hari.

"Sudah sampai hotel?"

  Awalnya Yixing hanya mengangguk tapi segera sadar bahwa sosok disana tidak bisa melihat gerakannya, "Ya. Aku baru sampai dan sekarang sedang berbaring di sofa."

  Ada diam yang menjeda dalam keheningan. Memberi waktu untuk keduanya tenggelam dalam satu memori yang sama. Saat satu tahun yang lalu keberuntungan kecil menghampiri mereka hingga perayaan malam tahun baru bisa mereka lalui dalam kebersamaan.

"Mau berkencan denganku malam ini?"

  Orang itu memang selalu penuh dengan kejutan sialan. Tapi untuk yang satu ini adalah yang paling sialan bagi Yixing.

"Aku sedang tidak ingin bercanda ya, Wu Yifan."

  Changsa-Shanghai bukanlah jarak yang dekat. Meski Yixing juga tidak memungkiri bahwa ia sangat mengharapkan pacarnya itu melakukan hal gila, seperti menemuinya saat ini.

"Pergilah ke rooftop hotel. Aku juga akan melakukan hal yang sama disini. Kita akan kencan di bawah langit yang sama, sayang."

  Ada udara yang di buang Yixing untuk menenangkan diri. Ide Kris mungkin terdengar menyedihkan, seperti orang yang terlalu depresi pada hubungan jarak jauh. Tapi anehnya Yixing menyukai idenya, mungkin ia sama depresinya dengan yang disana.

"Aku pakai mantelku dulu. Kamu juga harus pastikan dirimu tetap hangat, Kris. Changsa akan dingin sekali di malam musim dingin."

"Yes, mom."

  Ah, orang sialan kesayangan Yixing.

.

.

.

.

.

.

.

  Dan disinilah mereka. Yang Kris sebut kencan, di bawah langit yang sama, serta puluhan kilo jarak yang memisah mereka. Yixing mengenakan empat lapis pakaian untuk menghalangi dingin menembus masuk kulitnya. Salju masih sesekali turun, masih juga tidak lebat. Seperti takdir memang mendukung suasana 'kencan' mereka.

"Shanghai turun salju."

  Hanya gumaman dari Yixing, tapi terdengar sebuah jawaban melalui earphone putih yang Yixing gunakan.

"Kamu kedinginan disana?"

  Yixing menggeleng, "Tidak juga, sedikit lebih hangat karena seseorang-berada-di langit-yang-sama sedang bicara denganku saat ini."

"I know it's cheesy but think that you should'nt joke about that when I really mean for it, Xing."

  Ini dia, Wu Yifan yang sedang ngambek akan sangat tidak peduli bahasa mana yang ia pakai. Bahkan Yixing sampai di buat tak percaya saat dulu Kris pernah mengomelinya dengan bahasa Korea yang fasih. Salah satu dari banyaknya kebiasaan si tinggi yang selalu berhasil mengembangkan senyum seorang Zhang Yixing.

  Seiring dengan langkah yang membawanya mendekat pagar pembatas, Yixing memberi jawaban. "Hey!"

  Kris diam. Berhenti mengoceh ini itu yang bahkan tidak sepenuhnya Yixing mengerti. Menurut Yixing, bahasa inggrisnya masih payah terlebih Kris bicara sangat cepat seolah dia sedang latihan rap atau apa.

"I love you and sincerely mean it too."

  Kalimat indah itu terucap dengan tulus, Kris bisa merasakannya dari sisi lain disana. Yixing seorang yang serius jika sudah menyangkut hal seperti ini. Sama sekali tak ada celah untuk Kris menghindar dan menggodanya seperti biasa.

"Ah those words.." Kali ini Kris yang bergumam, Yixing benar-benar membuatnya kehilangan kata-kata.

"Kenapa? Aku mengungkapkannya lebih baik di banding dirimu?"

"Ck, kamu saja yang tidak pernah serius menanggapi pernyataan cintaku."

  Yixing tertawa dalam rindunya yang semakin menyesakkan. Bisa tidak sih Wu Yifan ada di hadapannya sekarang untuk ia peluk erat-erat?!

"Aku selalu serius, mungkin kamunya yang menganggap semua omonganku itu candaan."

"Habis wajahmu lucu, Xing."

  Di balas tawa yang sama dari seberang sana, mungkin juga memiliki arti yang sama.

"Aku penyanyi, bukan pelawak!"

"Aku juga penyanyi tapi bahkan fans menertawakan rambut yang kupotong habis."

  Ah, sesi curhat dadakan dari pacarnya. Biasanya Yixing akan tertawa jika Kris mulai mengeluh ini itu tentang banyak hal. Tapi tidak untuk situasi sekarang. Karena hell yeah, Wu Yifan yang ia kenal delapan tahun ini adalah orang dengan tingkat ke-pede-an super. Lalu Wu Yifan yang mengeluh tentang penampilannya adalah sesuatu yang sangat salah di mata Yixing.

"Yak!" Yixing juga bisa bicara dalam bahasa lain jika sedang kesal, terutama bahasa Korea yang perbedaan formal dan informalnya sangat jelas. Memang Yixing tak akan mau bersikap hormat pada sosok Yifan yang seperti sekarang. "Sejak kapan peduli komentar orang lain? Wu Yifan yang ku kenal akan dengan senang hati mengabaikan itu semua, dia bahkan tidak peduli jika orang-orang tau bahwa dia mencintai seorang laki-laki. Jadi apa masalahnya dengan mereka yang menghina penampilanmu?! Kamu tetap yang terbaik di mataku dan orang-orang yang mencintaimu."

  Ada jutaan alasan untuk mencintai seseorang dan Kris yakin, Zhang Yixing punya jutaan cara lain untuk tetap membuat Kris memiliki alasan jatuh cinta lebih jauh lagi padanya.

  Saat ini salah satu dari jutaan cara itu. Ketika Yixing bicara untuk menyemangati Kris yang putus asa, tak ada lagi hal yang Kris butuhkan untuk terus maju dan melakukan semua hal yang ia sukai tanpa beban. Zhang Yixing secara ajaib mengangkat beban Kris hanya dengan kalimat-kalimat penyemangat yang pada faktanya sedikit menyebalkan.

"Yixing.. Bisa tidak sih kamu berada di sini sekarang buat aku peluk erat-erat?!"

  Eh, sepertinya kalimat itu tidak asing..

"Aku bukan guling atau semacamnya, sayang."

  Kris tidak memberi jawaban, masih sibuk dengan tawanya. Dan Yixing memilih menyamankan diri dengan bersandar pada pagar pembatas. Kerlipan lampu penduduk Shanghai memanjakan penglihatannya. Akan lebih sempurna jika ia tidak sendirian menikmati malam, tapi seperti ini saja sudah cukup. Kris memang tidak sedang bersamannya, tapi tawanya terdengar jernih dari seberang sana. Lagipula bukankah hampir dua tahun memang seringnya mereka begini? Lebih banyak mendengarkan suara via jaringan telekomunikasi di banding melihat wajah satu sama lain secara langsung.

"Jangan melamun, Xing."

"Tidak, hanya sedikit berpikir."

"Mau membicarakan soal resolusi di tahun ini?"

  Entah mereka satu pikiran atau bagaimana, yang pasti Yixing juga sedari tadi memikirkan hal yang sama. Tentang keinginan sederhananya di antara ambisi besar yang ingin dia raih.

  Dan Yixing menyukai saat Kris memulai pembahasan yang Yixing inginkan.

"Tentu, kamu duluan, Kris."

"Ck ladies first, please~"

"Sialan!"

  Obrolan mereka kembali terjeda oleh tawa kecil Kris disana. Yixing hanya mendengus menahan kesal karena pacarnya memang sudah terlahir menyebalkan seperti itu.

  Sampai akhirnya Kris berhenti tertawa dan berdehem untuk membuat kesunyian kembali menyapa. Seperti ini, Yixing menebak bahwa mereka masuk lagi ke dalam sebuah pembicaraan serius.

"Tahun lalu hampir semua keinginanku bisa tercapai. Hanya satu yang membuatku gagal dan kamu tahu pasti apa itu."

"Menikahiku?" Yixing menebak dengan nada enggan. Meski hatinya yang sedikit bergetar tak bisa berbohong.

"Ya. Jadi aku akan menjadikan itu resolusi di tahun ini juga."

"Serius tidak ada yang lain?"

  Terdengar 'mmmmm' yang panjang dari seberang telepon. Kris sedang berpikir dan Yixing sedikit yakin jika itu bukan sesuatu yang bagus.

"Bisa tampil di satu acara denganmu, mungkin. Dalam sebuah proyek film lebih bagus. Aku benar-benar ingin orang-orang melihat interaksi kita lagi, Xing."

  Tadinya Yixing mau menjawab jika keinginan Kris yang ini sama tidak memungkinkannya dengan yang pertama. Tapi mendengar Kris mengucapkannya dengan intonasi yang serius, Yixing jadi tidak tega.

"Well, tidak ada yang tidak mungkin kan?"

"Kamu tau? Orang-orang jadi mengira aku dan Luhan ada apa-apanya hanya karena beberapa kali kami tampil di satu acara."

  Tentu saja Yixing tahu rumor yang satu itu dan selalu hanya tawa geli yang muncul saat mendengarnya. Kris dan Luhan jika di satukan sebagai pasangan mungkin akan meledakkan dunia.

"Ya ya. Silahkan saja selingkuh dengan Luhan kalau kamu mau, Wu."

"Oh tidak terimakasih banyak. Aku tidak ingin bersaing dengan remaja-remaja labil seperti Sehun atau Jongin."

  Yixing tertawa lagi, Kris bicara memang tanpa di saring lagi. Jika Luhan mendengarnya, habislah sudah si tinggi nan bodoh ini.

"Lalu Jessica sunbaenim bagaimana~"

"Lalu Krystal bagaimana? Apa harus rangkul-rangkulan di depan publik begitu?"

  Ck. Sepertinya Yixing malah membangkitkan jiwa pencemburu tingkat akut milik pacarnya.

"Kenapa malah bertanya balik sih?!"

"Kamu yang mulai duluan ya, Zhang Yixing."

  Oke, Yixing yang mengalah dan mengambil udara untuk ia hirup banyak-banyak lalu di hembuskannya kuat. Jika tidak di cegah dari sini mungkin akan jadi pertengkaran yang lebih besar lagi. Yixing masih ingat rasanya bertengkar hebat dengan Kris waktu itu hingga satu kata terlarang akhirnya mereka ucapkan. Sebuah perpisahan.

"Oke, lupakan dua hal itu dan mari dengar resolusiku."

"Deal!"

"Eh tunggu.. Kamu sendiri sudah selesai dengan keinginanmu, hanya itu saja?"

  Seingat Yixing Kris baru menyebutkan dua resolusi yang tidak begitu penting, yah meski diam-diam Yixing juga berharap kalau semua itu bisa segera cepat terjadi.

"Mungkin akan terdengar sombong dan arogan, tapi kurasa untuk saat ini aku sudah memiliki semuanya. Karier, fans, keluarga yang mendukungku, bahkan aku mendapatkan lagi basket yang dulu sempat aku tinggalkan. Jadi kupikir hanya Zhang Yixing yang belum sepenuhnya jadi milikku."

  Perasaan nyaman yang tidak terdefinisi itu hadir. Kris memang gombal seperti biasa, kalimatnya selalu manis dan penuh pujaan. Tapi kali ini.. Ketulusan begitu besar Yixing rasakan meski mereka tidak saling bicara secara langsung. Hanya melalui sambungan telepon juga udara yang bergerak menyampaikan semua itu pada mereka yang di pisah jarak.

  Yixing menggigit bibir bawahnya untuk menahan senyum agar tak semakin lebar, "Terimakasih banyak. But actually, I'm yours no matter what."

  Kris di sisi lain juga tersenyum bahagia.

"Then let the whole world know about that. You are mine and I am yours."

  Satu lagi ucapan manis yang menghangatkan di tengah udara beku. Saat-saat seperti ini yang membuat Yixing merasa sangat-sangat beruntung memiliki Wu Yifan di hidupnya.

"Ya, suatu saat nanti."

  Diantara keduanya tidak ada yang berani membayangkan berapa lama waktu sampai saat itu tiba. Mungkin bisa lebih cepat atau mundur lebih lama lagi. Mereka hanya ingin menikmati waktu sekarang dengan apa adanya, tidak menuntut sebuah pengakuan dan persetujuan dari orang banyak, hanya hati yang saling menikmati rasa.

"Ayo dengarkan resolusimu."

  Kris memecah kesunyian. Mengembalikan Yixing dari dunia lamunnya. Lalu menghirup kuat-kuat udara sebelum mulai bicara.

"Aku ingin terus bersamamu." Kris yang paham bahwa Yixing belum selesai mengeluarkan isi pikirannya memilih diam, meski dalam hati ia sedang excited mendadak karena merasa mungkin ini pertama kalinya mendengar Yixing membahas hal ini.

 "Aku tau hal itu akan mustahil jika yang kumaksud adalah konotasi yang sebenarnya. Tapi aku benar-benar ingin tetap bersamamu, Wu."

  Yixing sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan. Penyusunan katanya gagal, tapi tetap berharap Kris-nya yang biasanya bodoh bisa tetap mengerti keinginan terbesarnya di tahun ini.

  Dan Wu Yifan memang di takdirkan untuk menjadi yang paling mengerti Zhang Yixing, "Aku tahu. Kita akan tetap bersama dalam waktu yang sangat lama. Jarak yang terpisah itu bukan apa-apa kan? Kita sudah berhasil melaluinya hampir dua tahun ini."

  Tentu semua akan baik-baik saja selama mereka tetap bersama. Yixing berdecak keras saat merasa jantungnya berdebar. Susunan kalimat, suara berat Kris, serta udara dingin di malam pertama bulan Januari, adalah kombinasi mamatikan untuk membuatnya hanyut dalam rasa haru.

"Ternyata hubungan kita tidak semenyedihkan yang kupikir."

"Jadi selama ini kamu pikir berpacaran denganku itu menyedihkan?!"

"Iya, habisnya kadang kamu kalau bodoh kelewatan."

"Zhang Yixing, astaga, bicaramu!"

"Aku bercanda, Wu Yifan sayang~"

"Rayuanmu ituloh, Zhang. Mematikan."

  Tawa kecil dari Yixing yang seketika mampu menghangatkan udara Changsa yang Kris hirup. Karena Zhang Yixing memang akan selalu menjadi mataharinya, sumber kehangatannya.

"Jadi kapan menemuiku?"

  Kris terbatuk-batuk di sana karena pertanyaan mendadak Yixing yang kembali melenceng dari topik.

"Kenapa tiba-tiba bertanya?"

"Memang tidak boleh?"

  Sambil berdehem keras Kris memikirkan apa jawaban yang tepat untuk sekarang. Jadwalnya ke depan akan sangat sibuk dan ia tidak mau menjanjikan Yixing hal yang belum pasti.

"Ya tentu saja boleh."

"Jadi?"

"Saat ada kesempatan sekecil apapun aku akan menemuimu."

"Aku bercanda, Wu! Jangan memikirkanku terus. Aku tahu kamu juga sibuk. Pacarku sekarang kan sudab jadi worldwide star~"

  Diam-diam Kris menghela nafasnya lega. Zhang Yixing-nya masih tak berubah. Tidak pernah menuntut dan penuh pengertian.

"Itu sebuah pujian atau sedang meledekku?"

"Terserah kamu mau anggap seperti apa." lengkap dengan tawa kecilnya yang manis. Kris tersenyum lagi saat visinya dapat membayangkan apa yang Yixing lakukan disana.

"Kembali ke kamar, Xing, kencan tengah malam kita sudah selesai."

"Bahkan kita melewatkan fireworks party-nya."

"Nanti kita buat fireworks party sendiri di acara pernikahan kita."

"Kututup teleponnya sekarang ya?"

  Ah menghindar lagi. Kris disana menggerutu dalam hati saat Yixing tak menanggapi kode yang ia lemparkan.

"Ya. Dengarkan aku dulu sebelumnya."

"Apalagi?! Aku sudah membeku disini, di tambah tidak ada yang aku peluk untuk menghangatkan diri."

"Well, coba tebak siapa yang terobsesi ingin bertemu denganku saat ini?"

"Zhang Yixing."

"One hundred persen correct, dear."

  Tuhan.. Kris butuh bintang jatuh agar bisa memohon untuk di datangkan Zhang Yixing sekarang juga, akan ia peluk dan cium sampai hembus nafas terakhirnya.

"Okay.. Dengarkan aku, setelah itu langsung masuk kamar, mengerti?"

"Aku mendengarkan."

"Zhang Yixing, I love you so much! Till I can't find any words to describe it for you. Just feel it, okay?! I always love you with every breath of my life. Let's be happy on this new year, dear!"

 

Pip pip pip pip

 

  Yixing bengong untuk beberapa detik. Menatap tak percaya pada layar ponselnya yang mati dan terfokus pada nada panggilan berakhir dari earphone-nya. Wu Yifan itu.. Kurang ajar kan? Seenaknya memutus sambungan setelah mengoceh dengan bahasa inggris yang untungnya masih bisa Yixing mengerti.

  Satu decakan penuh kekesalan ia keluarkan bersama dengan senyum yang tak bisa bibirnya tahan lebih lama.

  Bahkan tanpa pertemuan pun hubungan mereka masih menyenangkan.

.

.

.

To : Wu ❤

01-01-2016   02:42 AM

You lil ! Tolong jangan mengoceh panjang lebar dengan pamer bahasa internasional seperti itu! Dan lagi, apa kamu tidak ingin mendengar jawabanku, bodoh?! Well.. Aku memang hanya akan menjawab sebatas 'I love you so much too' karena kamu selalu berhasil membuatku kehilangan kata-kata. Dasar penggombal sialan! Tidur yang nyenyak, makan yang baik, jaga dirimu agar tetap sehat saat menemuiku nanti. Oh! Dan jangan selingkuh!

 

From : Wu ❤

01-01-2016   02:45 AM

Yes, mom!!!

.

.

.

.

.

.

.

.

...

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aku ga mau munafik, semua author butuh feedback berupa komen atau semacamnya. Tapi aku juga ga mau pakai cara yang membuat kalian harus memohon buat sekedar baca karyaku yang masih jauh di bawah standard. Jadi mari saling menikmati FanXing dalam hubungan timbal balik yang harmonis~

By the way, thanks a lot for everything, readers-nim, meski aku jarang balesin komen kalian tapi percayalah kalian penyelamat nomor satu saat otakku sendiri memblock keinginan menulisku yang besar/? Keep sailing with FanXing ^^ *throw a million love sign*

Ps: please ignore my broken english XD

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh