phone

PHONE

ENJOY ^^

  Yixing mengambil smartphone-nya di meja nakas dan melihat '01:20 AM' tertera disana. Ini sudah dinihari, dan kantuk belum juga mau menyapanya. Ia mengutuk sesuatu bernama ‘insomnia’. Saat-saat seperti ini biasanya ia akan membangunkan orang itu dan menyuruh untuk menemaninya begadang. Entah itu menonton TV bersama, browsing internet, mendengarkan Yixing bermain gitar, atau hanya sekadar bercerita keluh kesah tentang pekerjaan mereka hari ini. Ya, itu kebiasaan mereka jika insomnia menyerang. Tapi kini bahkan orang itu sedang tidak ada. Hanya ada Luhan yang sekarang meringkuk tidur di ranjang miliknya. Yixing tentu tidak akan tega membangunkan gege kasayangannya itu. Tidak, setelah Luhan yang baru berhenti menangis 3 jam yang lalu kemudian  tidur karena lelah.

  Ia memutuskan untuk keluar kamar dengan membawa smartphone miliknya. Pria lembut itu memilih balkon untuk tempat menyendirinya. Angin sangat tenang malam ini,tapi tentu saja tetap mampu membuat rasa dingin menusuk kulit  terlebih Yixing hanya mengenakan t-shirt putih dan celana training panjang. Tubuh kurusnya ia sandarkan dipagar pembatas balkon, iris coklatnya memandang kegelapan pekat diatasnya. Malam ini bintang masih tak mau muncul, mungkin di galaksi sana juga sedang ada masalah-pikir Yixing. Hell, galaksi dan masalah, membuat satu nama kian memenuhi isi kepalanya.

   Yixing memperhatikan lagi smarthphone-nya, seekor naga dalam bentuk kartun memenuhi wallpaper disana. Dengan segera ia membuka fitur kontak dan menekan daerah hijau saat nomor orang itu ia temukan dengan mudah. Orang yang biasa bertanggungjawab dengan insomnia Yixing. Si tinggi blasteran naga dan makhluk dari galaksi-well,itu menurut Yixing. Orang yang membuat rasa khawatir dihatinya menjadi permanen sejak tiga hari yang lalu.

  Beberapa detik panggilannya masih belum diangkat, namun di detik ke lima belas(Yixing benar-benar menghitungnya)..

“Halo..”

“O oh, hai..”

  Yixing mengutuk jantungnya yang berdebar kencang saat suara berat disebrang sana terdengar. Dan sekarang ia bingung apa yang harus dibicarakan.

“Xing?”

“Ya..”

  Terdengar helaan nafas disana. Membuat Yixing jadi tambah gugup.

“Insomnia?”

  Oh! Apa selain terbang orang ini juga bisa membaca pikiran? Hah, otak Yixing semakin absurd saja.

“Ya. Dari mana kau tahu?”

“Aku kenal kamu tujuh tahun dan tiga hari ga ketemu ga akan buat aku lupa kebiasaanmu.”

  Suaranya yang dalam dan tenang itu membuat Yixing merinding. Kenapa aura orang itu masih terasa dengan jarak sejauh ini? Dan bicara soal waktu, yah mereka saling mengenal tujuh tahun dan baru tidak bertemu tiga hari terakhir ini masuk akal jika orang itu masih mengingat kebiasaannya. Tapi bagaimana jika ‘tidak bertemu’ disini sudah hitungan tahun? Akankah orang itu masih mengingatnya? Dan Yixing mengutuk airmata yang mengalir tanpa ijin darinya. Menelpon orang itu membuat ‘mengutuk’ jadi hobinya.

“Apa kalimat itu sama artinya dengan ‘aku merindukanmu,yixing’ ?”

  Yixing tahu kalo kalimat-kalimat itu tidak saling berhubungan. Ia hanya bingung harus bicara apa untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan sekarang. Jadi orang disebrang sana tak harusnya terkekeh geli!

“Kalimatmu itu juga bisa berarti ‘Wu Yifan, I miss you so badly!’ hahaha..”

  Sialan! Orang itu sekarang malah tertawa keras. Tapi biarkan saja, toh Yixing juga sudah lama tak mendengar tawa itu.

“Ya ya ya. Aku merindukanmu! Puas, mr.Wu? ”

“Hehehe aku juga sangat merindukanmu.”

“Jadi kenapa tidak kembali saja lalu kita bisa saling melepas rindu?”

  Hening cukup lama disana. Namun suara hembusan nafas yang masih terdengar membuat Yixing yakin jika ia masih belum menutup telponnya. Syukurlah, karena pertanyaan tadi masuk dalam ‘hal sensitif’ saat ini. Yixing masih mencoba untuk tidak egois. Dan akhirnya suara itu terdengar lagi, meski bukan untuk memberi jawaban melainkan sebuah pertanyaan baru.

“Bagaimana keadaan yang lain?”

“Lebih spesifik, keadaan siapa yang ingin kau tahu? Aku akan menjawab satu-satu”

“Hmm, Tao?”

“Tadi pagi aku masih menemukannya menangis. Lingkaran hitam dimatanya bahkan mengalahkan panda yang asli.”

“Suruh ia mengompres matanya dengan es batu setelah menangis. Luhan?”

“Ia juga masih menangis tadi. Bahkan sekarang ia tertidur diranjangmu.”

“Bilang padanya bahwa ia pria kuat,Xing. Luhan pasti terhibur. Maknae line?”

“Sehunnie dan Jongin tak banyak tingkah hari ini. mereka berubah jadi maknae manis yang penurut dan itu membuatku takut.”

“Yang termuda bukan berarti kekanakan, mereka sedang berusaha menyikapi masalah dengan dewasa. Jangan khawatir. Lalu trio rusuh? hehehe”

  Yixing menghirup udara banyak-banyak,memenuhi paru-parunya yang sesak dengan angin malam. Mengeratkan gengaman pada smartphone-nya. Ia sudah menyerah dengan airmata yang tidak mau berhenti mengalir. Lagipula Kris tak bisa melihatnya. Hanya tinggal berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu tanpa isakan yang berhasil lolos. Yixing tak habis pikir bagaimana bisa ia bertanya setenang itu?

“Ehm.. Baekhyun,Chanyeol,Jongdae. Aku tidak mendengar suara mereka hari ini, mereka sangat tenang. Apa kau pikir mereka masih sanggup merusuh ditengah rumitnya masalah hah? “

“Hehehe jika mereka merusuh biarkan saja,Xing. Mereka akan membuat suasana lebih baik. Mmm, partner dapurmu? Kyungsoo?”

“Dia datar, tak menunjukan ekspresi apapun saat memasak tadi. Omong-omong, tadi ia memasak sup ayam jahe. Mood nya masih cukup bagus untuk bisa membuat makanan enak.”

“Kau ikut membantunya? Bilang padanya jangan masak yang terlalu sulit untuk saat ini jika hanya membebaninya.”

“Jika aku membantu, rasa sup-nya akan buruk karena mood ku sangat buruk hari ini dan sejak kapan memasak menjadi beban untuk Kyungsoo? Itu caranya menghibur diri! Jangan melarangnya!”

“Baiklah baiklah, Tuan Zhang yang mood-nya sedang buruk. Bagaimana dengan Minseok?”

“Minseok hyung seharian ini berada di kamar, aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya keluar untuk makan. Nafsu makannya tetap baik.”

“Hmm, bisakah kau menemaninya saat sedang sendiri? Bukan hanya Minseok tapi member lain juga. Kalian harus saling mendukung dan menguatkan,oke?”

  Astaga! Yixing ingin sekali melempar wajah tampan Kris dengan sesuatu. Sikap pria itu seolah sedang memberi nasihat pada anak-anaknya yang sedang memiliki masalah. Oke,posisinya memang seorang ‘ayah’ di grup. Tapi apa ia tidak sadar siapa tokoh utamanya disini? Bukankah lebih mudah jika ia kembali sekarang dan membatalkan sesuatu? Memilih untuk tetap kembali berjalan bersama.

“Xing?”

“Ya, aku mungkin bisa melakukannya.”

“Thanks. Selanjutnya, hmm.. Kim Joonmyeon?”

“Aku bersumpah jika kau seharusnya tidak bertanya tentangnya. Ia yang paling terluka saat ini.”

  Lagi-lagi Yixing mengenggam erat smartphone ditangannya saat bayangan salah satu leadernya itu melintas. Mereka memiliki dua orang leader yang kuat. Tapi saat salah satu terjatuh,yang lain akan kehilangan keseimbangannya. Suho orang baik, pemimpin sempurna menurut Yixing tapi karena masalah ini ia tak bisa berhenti menyalahkan dirinya. Dan itu membuat siapapun yang melihatnya ikut terluka.

  Sementara di sisi lain, juga tidak lebih baik. Kris yang sejak tadi menelpon sambil berdiri seketika merasa lututnya lemas dan memilih untuk duduk di sofa terdekat. Menghirup udara dengan sedikit tergesa karena merasa seolah paru-parunya kosong seketika. Baiklah, mereka akan bicara soal Joonmyeon lain kali. Atau mungkin Kris sendirilah yang akan menghubunginya. Mungkin.

“Lalu Zhang Yixing? Bagaimana dengannya?”

“…”

“Bagaimana denganmu? Apa kau masih percaya padaku?”

“…”

“Apa hingga detik ini kau masih dipihakku?”

“…”

“Apa.. apa.. kau.. masih mencintaiku?”

  Dunia seakan berhenti berotasi saat pertanyaan itu terlontar. Yixing menahan nafasnya sebentar berharap suaranya terdengar normal saat bicara nanti. Cinta? Sampai kapanpun perasaan itu akan terus ada untuk Wu Yifan-nya.

“Ya..”

“Jawaban itu untuk pertanyaan yang mana?”

“Aku masih mencintaimu”

  Lalu dunia mereka kembali bergerak meski dalam tempo lambat.

“Lalu bagaimana dengan pertanyaanku yang lain? Kau bilang akan menjawabnya satu-satu.”

“Cinta butuh kepercayaan. Cinta akan terus mengikuti kemanapun orang yang ia percayai berada. Benar atau salah, baik atau buruk, cinta tak memandang hal-hal itu. Aku mencintaimu dan tidak ada yang bisa kulakukan selain percaya dan ada disisimu. Jadi jangan coba mengkhianatiku karena cinta itu akan kejam jika ia tersakiti.”

  Airmata sama-sama jatuh dari dua pria yang kini sedang terhubung oleh telpon. Saling mengucap syukur dan terimakasih satu sama lain karena disaat seperti ini mereka masih memiliki cinta yang bisa menyatukan mereka.

  Dan mulai saat ini, ketakutan Kris perlahan menghilang. Terlepas dari benar salahnya keputusan yang ia ambil, yang ia tahu Yixing bersamanya. Orang yang sangat ia cintai ada dipihaknya. Itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

“Kau tahu betapa aku berterimakasih dengan keberadaanmu di duniaku. Aku mencintaimu,Yixing.”

  Yixing bisa tersenyum. Mereka saling mengenal hampir tujuh tahun. Dan di tahun keempat mereka memutuskan untuk mengakui perasaan masing-masing, siap menerima semua resiko yang ada. Meski sudah selama itu bersama, Yixing masih saja membeku saat mendengar kata-kata yang pria tinggi itu lontarkan. Ia masih belum bisa percaya bahwa pria yang kata orang lain sempurna itu, mencintainya. Well, meski menurut Yixing sendiri tak sesempurna itu.

“Apapun yang terjadi kau harus bahagia,oke? Aku berkorban banyak untuk terus bisa mencintaimu.”

“Kau jadi terdengar pamrih dalam mencintaiku”

“Biar saja. Sesekali aku juga ingin menjadi orang jahat.”

“Kau tidak jahat.”

“Apa aku harus berselingkuh dengan Jongdae dulu agar terlihat jahat? ”

“Ya, bisa saja. Kau menjadi penjahat dan aku menjadi pembunuh. Pasangan yang unik,bukan? “

“Dasar gila! Yasudah aku mulai mengantuk! Menelponmu terlalu lama membuatku sakit kepala.”

  Mengurut keningnya pelan, pembicaraan ini sungguh memaksa otak Yixing bekerja maksimal. Padahal biasanya otaknya itu akan berjalan cukup lama. #maaf xingieee~

  Suara berat itu kembali terkekeh. Kris senang sekali jika Yixing-nya sudah marah-marah seperti itu. Pasti bibirnya mengerucut imut. Astaga, Kris jadi ingin menciumnya. Setelah tawanya sedikit reda, pandangannya teralih pada jam dinding di ruangannya. Pukul tiga dinihari. Tak terasa sudah selama itu mereka saling terhubung lewat telpon. Meski masih ingin mengobrol lebih lama dengan Yixing, ia tak mau egois. Yixing-nya sudah melewati hari yang berat tentu butuh istirahat yang cukup. Ia tak pernah mau melihat pria manis itu sakit.

“Baiklah, selamat malam..”

“Kris!”

“Astaga, kau mengagetkanku. Ada apa lagi?”

“Kau benar-benar akan menutup telponnya?”

“Tentu saja, tadi kau bilang mengantuk. Aku tidak mau terus menelponmu saat tidur. Panggilan internasional mahal tahu!”

“Tapi kan aku yang menelponmu”

“Haaahhh, jadi apa yang harus kulakukan,Yixing sayang?”

“Tidak tahu”

  Seandainya saja Yixing ada didepannya sekarang. Dengan senang hati Kris akan menciumnya hingga kehabisan nafas. Sungguh membuatnya gemas!

“Jika mengantuk, tidur saja. Kau kan masih bisa menelponku besok, aku janji akan selalu mengangkat panggilan darimu.”

“Aku tidak mau menelponmu jika ada member lain. Bagaimana jika bertemu? Kau akan menemuiku?”

  Kris kembali terdiam. Menemui Yixing adalah hal yang paling ingin ia lakukan saat ini, tapi..

“Akan kupikirkan. Sekarang tidur!”

“Mmm, baiklah..”

“Tunggu dulu!”

“Sekarang kau yang membuatku kaget”

“Kau harus kuat,sayang. Berada di pihakku membutuhkan kekuatan yang lebih.”

“Aku tahu. Kita masih punya 10 kekuatan lainnya. Jangan khawatir.”

“Dua belas kekuatan menjadi satu. Kedengarannya keren.”

“Tentu”

“Baiklah. Selamat malam, Nyonya Wu.”

“Selamat malam, Tuan tampan”

PIP

FIN

 

Aku cinta KRAY dan EXO! jadi aku cuma mau percaya sama mereka. Gak sama RUMOR manapun! karena aku bukan fans Rumor/? *sigh*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh