birthlay pt.2

PHONE

 

 

 

 

 

 

 

You born, to me just a bless  -Happy Birthday by Kim Jonghyun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

  Meski para crew sudah memberinya tanda bahwa acara telah berakhir, Yixing masih melambai dan tersenyum untuk mereka yang hadir disana sembari melangkah mundur menjauhi pusat stage. Hampir satu menit Yixing melakukan hal itu sebelum akhirnya memasuki lorong untuk meninggalkan stage utama.

  Tugasnya tidak selesai sampai disini. Jika tadi ia membungkuk, tersenyum dan melambai pada fans yang hadir, kini giliran seluruh crew yang ia berikan semua itu. 

"Terimakasih. Terimakasih atas kerja kerasnya."

  Yixing memberikan bow nya pada setiap crew yang ia temui di lorong, disertai ucapan terimakasih dan senyum tulus yang sama dengan yang ia berikan pada fans sebelumnya. Sifat sopannya memang tidak main-main, semua orang yang mengenal Zhang Yixing sudah membuktikan hal tersebut. Sebagai balasannya ia mendapat cinta dan rasa peduli yang lebih banyak. Dan malam ini, crew yang ia sapa membalasnya dengan doa kecil serta ucapan selamat ulang tahun.

  Ya, hari ini masih resmi tanggal tujuh Oktober meski jam sudah nyaris menunjuk angka dua belas. Lima belas menit menuju akhir dari satu hari specialnya dalam setahun.

  Langkahnya terhenti saat seorang pria-yang Yixing duga sebagai salah satu crew berdiri tepat di hadapannya. Yixing mengernyit saat melihata bola basket berwarna orange berada di dekapannya. Mungkin salah satu property acara? Tapi Yixing tidak ingat ada hal yang menyangkut basket saat acara tadi.

"Ya, ge, ada apa?"

  Tapi pertanyaan Yixing di abaikan. Laki-laki kurus tinggi itu hanya tersenyum kecil, lalu mengulurkan bola di tangannya. Yixing semakin bingung, ia melirik sekeliling berusaha mencari tahu apa yang diinginkan gege crew-nya ini? Tapi crew lain di sekitarnya justru memasang senyum yang sama. Senyuman penuh arti tapi tak bisa Yixing artikan soal apa.

"Ambil saja, Yixing." Oke, Yixing menurut. Berpikir mungkin ini salah satu hadiah ulang tahunnya lagi. Jadi ia mendekap bola basket yang di berikan, lalu baru sadar ada sebuah sticky note persegi berwana ungu yang tertempel di bagian bawah bola.

  Yixing menarik pelan sticky note disana dan menemukan tulisan cukup berantakan yang sepertinya familiar untuk matanya. Alisnya mengernyit semakin dalam saat ia mulai membaca satu per satu huruf hangeul yang di tulis dengan tinta putih.

 

'Aku pernah sangat ingin menjadi pemain basket karena aku mencintai olahraga tersebut. Lalu sekarang, aku hanya ingin terus berada di sampingmu, satu-satunya orang yang aku cintai jauh lebih besar dibanding basket. Zhang Yixing, Happy Birthday. Tetap disisiku untuk menjaga hati yang telah kau ambil alih.'

 

  Apa-apaan ini?! Yixing mengigit bibir bawahnya agar kalimat itu tidak ia teriakan, atau yang sebenarnya adalah ia sedang menahan untuk tidak tersenyum senang. Ia mengalihkan pandangannya dari kertas pada crew gege yang kini sudah menyingkir dari jalannya. Masih dengan senyum yang kini sudah bisa sedikit ia mengerti.

"Apa ia ada disini?" bisikan kecil yang Yixing tujukan pada siapapun disana yang mendengar. Tak ada jawaban karena mereka semua sepakat untuk tidak bicara, secara tidak langsung menyuruh artis mereka untuk mencari tahu sendiri jawaban dari pertanyaannya. Dan Yixing benci itu, dibuat penasaran setengah mati begini.

  Tiga hari yang lalu si bodoh tercintanya menelpon, memberi kabar menyebalkan bahwa lagi-lagi mereka tak bisa bertemu di tanggal tujuh Oktober ini. Kris punya jadwal di luar Shanghai yang tentu saja tidak bisa dibatalkan, terlebih dengan alasan untuk merayakan hari ulang tahun mantan member satu grupnya dulu. Tapi memang sepertinya Wu Yifan itu penipu sialan yang manis.

  Langkah mulai ia tapaki lagi, kali ini dengan bola basket yang semakin erat ia peluk. Gemas sendiri dengan kelakuan seseorang yang berada di balik kejutan ini. Baru lima langkah ia berjalan, seseorang yang kali ini perempuan juga tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tersenyum, dengan plushie naga kecil berwarna merah dengan detail orange di bagian sayap serta plushie unicorn putih yang ujung tanduknya berwarna ungu, masing-masing ada di kedua tangan.

"Untukmu, Yixing."

  Tidak ada lagi pertanyaan atau raut heran yang Yixing tunjukkan, sepenuhnya paham akan kemana hal-hal tidak terduga ini berlanjut.

 

'Orang bilang, aku adalah naga dan kau adalah unicorn. Dua makhluk fiksi yang masih di ragukan eksistensinya. Seandainya kita berdua memang makhluk dunia fiksi, bukankah akan mudah meraih happily ever after kita sendiri? Happy Birthday, sayang! Ayo tetap bersama meraih akhir yang bahagia.'

 

  Dekapan pada kedua plushie di tangannya mengerat, ia merasa note-note kecil di tangannya teramat bodoh.. tapi romantis. Khas Wu Yifan sekali. Dan Yixing tidak tahu apa yang akan ia lakukan ketika orang itu akhirnya muncul di depannya nanti, mungkin menendangnya. Setelah itu baru menciumnya hingga deru nafas terakhir.

  Seterusnya tetap seperti itu. Setiap lima langkah yang ia ambil, akan ada crew-nya yang menghalangi jalannya dengan berdiri tepat di hadapannya. Dengan note dan masing-masing benda berbeda di tangan. Sebagian dari crew yang bekerja dengannya di Tiongkok memang sudah mengetahui hubungan Yixing dengan mantan membernya yang tetap baik-baik saja. Meski mereka mengetahui hubungan yang dimaksud hanya sebatas sahabat, seperti dengan Luhan. Ada saatnya nanti Yixing akan memberitahu kebenaran pada semua orang yang bekerja dengannya. Entah kapan.

  Satu kepingan bintang ukuran sedang berwarna perak menjadi benda ketiga yang ia terima.

 

'Aku suka bintang. Karena sepotong namamu ada disana. Aku hanya terlalu menyukai dirimu dan semua hal kecil yang ada padamu. Happy Birthday, my favorite Míngxīng ever!'

 

  Lalu benda selanjutnya sedikit membuat Yixing berdecak kesal, ia malu lebih tepatnya. Sebuah potret polaroid dirinya yang sedang menangis dalam sebuah acara di tahun 2014, di belakangnya tertulis lagi kalimat demi kalimat dengan tulisan tangan yang masih sama berantakannya.

 

'Yixing, maaf terlalu banyak menyakitimu. Jangan menangis lagi untukku. Bertahanlah. Kemudian ajarkan aku cara membuatmu selalu bahagia.'

 

  Membuang nafas panjang untuk mengosongkan paru-parunya. Yixing berusaha mengatur lagi perasaan haru berlebihnya yang tadi sudah bisa ia kendalikan, sebelum ulah Kris kembali membuatnya hilang kendali.

  Langkah kembali ia ambil dan kali ini, masih potret polaroid yang sama, hanya saja itu adalah foto dirinya yang sedang tersenyum lebar memperlihatkan deretan putih gigi depannya. Mungkin saat di salah satu konser EXO atau acara lainnya. Pikiran Yixing sudah tidak terlalu fokus untuk bisa mengingat sesuatu.

 

'Di dunia ini ada lima hal yang paling kusukai. Basket, musik, Zhang Yixing, senyum Zhang Yixing, dan Zhang Yixing lagi. Ah, bahkan aku baru sadar bahwa kamu sudah terlalu banyak mengambil alih perasaanku. Jadi birthday boy, tolong tunjukkan senyum terbaikmu untuk fans nomor satumu ini!'

 

  Fans apanya?! Kris itu lebih mirip seperti sasaeng di Korea sana! Yixing menggerutu dalam hati, sepenuhnya mengabaikan tatapan para crew disana yang tertuju hanya padanya. Karena memang ia seperti menjadi pusat hari ini.

  Bibir bawahnya ia gigit, menahan sebuah senyum yang akan muncul. Ia ingin mengakhiri semua permainan ini dengan cepat. Lalu senyum terbaiknya akan ia tunjukkan jika orang itu ada dihadapannya. Orang istimewa yang akan mendapat semua hal terbaik yang Yixing punya, karena Yixing pun selalu mendapatkan hal yang sama darinya.

  Sudah lebih dari lima langkah sejak foto Polaroid tadi di berikan padanya dan belum ada lagi crew yang menghampirinya. Jadi Yixing terus berjalan di lorong yang sebenarnya akan menuju ruang tunggu yang telah disiapkan untuknya setelah acara selesai. Sedikit kerepotan dengan barang-barang yang berada dalam rengkuhan kedua tangannya. Yixing memperhatikan sekitarnya sekali lagi, masih para crew acara yang berlalu lalang. Mereka tidak lagi menjadikan artisnya pusat perhatian seperti tadi. Justru sekarang kebalikannya, bersikap seolah Yixing tidak ada di lorong itu karena tidak ada yang menyapanya saat berpapasan. Bahkan gege dan jiejie yang tadi memberikan barang-barang pada Yixing sudah tidak ada di belakang sana.

  Yixing semakin bingung dan dibuat pusing dengan pertanyaan yang menyerbu muncul dalam pikirannya. Kris-nya ada disini? Ia jadi ragu untuk menjawab iya, takut nanti ia yang akan kecewa dengan harapannya sendiri. Si bodoh itu memang selalu penuh kejutan, tapi tidak jarang juga hasilnya mengecewakan. Jadi Yixing tidak mau terlalu berharap banyak malam ini.

Woof woof

  Untuk kesekian kali Yixing berhenti, menundukkan kepala dan menemukan gumpalan bulu coklat anjing kecil yang kini menghalangi langkahnya. Senyum gagal ia tahan, walau di repotkan dengan benda di tangan, Yixing berusaha jongkok untuk mendekatkan dirinya pada anjing mungil jenis Poodle yang ia kenal sejak kira-kira tiga bulan lalu. Rourou.

"Hey hey kenapa Rou ada disini, hm?" -membuat harapanku pada majikanmu semakin besar saja Yixing melanjutkan kalimatnya dalam hati.

  Tidak ada jawaban, poodle coklat itu hanya menatap Yixing dengan mata besarnya. Yang sialnya semakin membuatnya merindukan orang itu dan berharap ia benar-benar ada disini, bersamanya, di detik-detik terakhir hari kelahirannnya.

"Apa kamu hanya datang sendiri?"

Woof!

  Apa? Yixing menguasai bahasa Korea dan sedikit English, tapi tidak dengan bahasa anjing. Apa artinya gonggongan antusias dari Rou itu? Kenapa Wu Yifan itu bodoh sekali hingga membuatnya ingin berkomunikasi verbal dengan seekor anjing. Ah, Yixing begitu di buat frustasi malam ini.

  Setelah sempat menggerutu sejenak dan meletakkan beberapa benda di lantai, tangannya tanpa sadar mulai menyentuh bulu-bulu halus Rourou. Yixing jadi ingat sebuah jawaban yang Kris berikan saat ia bertanya tentang alasan laki-laki sembrono sepertinya memutuskan mengadopsi seekor anjing.

Hampir lima tahun aku tinggal bersama sebelas orang, tapi satu tahun ini aku lebih sering seorang diri. Kamu juga semakin sibuk. Jadi kurasa aku butuh ditemani selain denganmu. Jangan cemburu padanya ya, Xing.

  Yixing berdecak dalam senyumnya. Telapak tangannya masih merasakan kelembutan bulu-bulu sang anjing mungil, sepertinya Kris merawatnya dengan cukup baik. "Semoga misimu berhasil, membuatnya tidak lagi kesepian. Karena aku sendiri sudah gagal melakukannya."

  Sekarang apa? Yixing jadi kembali melankolis dan semakin ingin bertemu dengannya.

  Sampai ia menyadari sebuah gulungan kertas putih yang diikat dengan pita kecil berwarna ungu di salah satu kaki Rourou. Yixing meraih sang anjing mungil dan membawanya ke dalam dekapan. Pelan-pelan membuka ikatan pita disana untuk kemudian menarik gulungan kertas dari sana. Sebuah tulisan tangan yang sama, hanya saja kali ini di tulis dengan bahasa mandarin. Tidak seperti note-note tadi yang di titipkan, sengaja memakai bahasa asing agar privasi dari isi pesan mereka tetap terjaga. Yixing penasaran tentang bagaimana otak orang itu yang berjalan jauh lebih baik dari biasanya.

 

'Aku sering bermimpi tentang kamu yang akhirnya meninggalkanku. Melihatmu perlahan berjalan menjauhiku. Rasanya aku tak akan pernah berani membayangkan hal itu terjadi dalam kenyataan. Di hari ulang tahunmu kali ini, tolong bantu aku berdoa agar hal itu tak pernah terjadi, agar aku selalu punya cara untuk mempertahankanmu di sisiku bagaimanapun keadaannya.'

 

  Ia melihat Yixing meninggalkannya di dalam mimpi, sementara Yixing sendiri sudah mengalami hal tersebut secara langsung. Di tinggalkan. Meski bukan dalam arti yang sama. Tapi tetap saja menimbulkan rasa sakit yang tidak jauh beda. Dan Yixing pastikan permintaan orang itu akan masuk daftar doa penting yang akan ia minta di pertambahan umurnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

  Pada akhirnya Yixing menyerah untuk menunggu kelanjutan rencana Kris malam ini, karena setelah Rourou tak ada lagi yang datang padanya walaupun ia sudah menunggu di lorong dengan berjongkok bersama Rourou yang ia mainkan bulunya. Jadi setelah mengambil lagi benda-benda miliknya di lantai, Yixing melanjutkan perjalanannya menuju ruang ganti, diikuti Rourou yang tanpa perlu ia suruh lagi langsung berjalan di sampingnya.

  Susah payah ia membuka pintu waiting room yang menjadi tujuan awalnya, mengingat tangannya di penuhi barang pemberian orang yang sok misterius. Bohong jika Yixing tidak kesal, orang itu sedang mengerjainya atau apa? Kenapa tidak langsung muncul..

"Mengharapkanku datang, tuan?"

  Sialan. Sebuah umpatan yang justru pertama kali terdengar dari Yixing setelah beberapa detik yang menjeda keheningan.

"Karena menjadi yang pertama itu sudah biasa, aku akan melakukan yang luar biasa untukmu. Happy birthday, sayang! Ini jadi ucapan terakhir yang kamu terima kan?"

  Si tinggi nan bodoh kesayangannya ada disana. Tepat di hadapan Yixing yang baru saja menutup pintu ruangan. Tersenyum, dengan kue yang di dominasi cream putih di tangannya. Yixing yang sejak awal hari sudah terlalu melankolis kini diuji lagi ketahanan terhadap rasa harunya. Ia ingin menangis tapi juga bibirnya tak bisa berhenti mengukir senyum.

"Tiup lilinnya dulu sebelum hari specialmu benar-benar terlewati."

  Jadi Yixing melangkah satu-satu, sedikit diseret. Mendekati sosok tinggi yang jika dilihat dari senyumnya, merasakan kebahagiaan yang sama besar dengan yang Yixing rasakan.

  Sebelum moment dimana Yixing menutup mata untuk berdoa, dua pasang bola mata disana berhasil bertemu dalam satu garis lurus. Yixing ikut tersenyum kecil, lalu matanya tertutup dan mulai melafalkan permintaannya dalam hati.

  Kris ada di hadapannya. Meski bukan lagi jadi yang pertama seperti tahun-tahun sebelumnya, ia tetap satu yang special. Menjadi kebahagiaan penutup di penghujung rentetan kebahagiaan Yixing sepanjang hari ini. Seperti yang istimewa diantara keistimewaan lainnya.

  Hanya butuh hembusan nafas kecil untuk memadamkan api di lilin yang membentuk angka 24. Lalu Yixing membuka mata, tidak lagi bisa menjelaskan apa yang sedang ia rasakan sekarang. Ketika berdoa, dan salah satu doa tersebut terasa seperti langsung menjadi nyata saat membuka mata.

"Doaku langsung terkabul." gumaman yang nyaris tidak terdengar itu membuat Kris tersenyum dengan tatapan mata yang semakin lembut. Yixing rasa ia bisa meleleh dalam tatatapannya.

"Apa doanya?"

"Bersama denganmu."

  Kris meletakkan kue di atas meja, lalu mengambil alih benda-benda di tangan Yixing untuk ia letakkan juga di tempat yang sama. Bukan bermaksud mengabaikan pengakuan manis dari pacarnya, ia hanya tidak mau ada yang menghalanginya mendekap tubuh Yixing yang masih berbalut sweater putih. Kris melingkarkan tangan-tangan besar yang kehangatannya sudah sangat familiar untuk sang pemilik tubuh yang ia peluk.

"Well, aku memang selalu bersamamu. Tak perlu meminta hal itu."

  Ada dua hal yang membuat Yixing semakin larut dalam moment nyamanya. Suara berat Kris dan detak jantung lumayan cepat yang terdengar jelas karena posisinya yang sekarang. Yixing menunduk dalam untuk menyandarkan keningnya tepat di dada Kris. Dan ia menangis lagi disana, di tempat persembunyian paling aman di dunia, dekapan seorang Wu Yifan.

"Kenapa bisa ada disini?" masih suara lembut yang sama milik Zhang Yixing. Kris jadi semakin tak bisa menahan senyumnya.

"Aku kan fans super ekslusifmu, ya harus hadir di acara seperti ini."

"Lalu kenapa membohongiku?"

"Kupikir sedikit mengerjaimu akan menyenangkan." Dan satu pukulan kecil Kris terima di lengannya. Tidak sakit. Zhang Yixing mana pernah menyakitinya, "Kenapa menangis?"

"Aku tidak menangis."

"Bajuku basah seperti ini."

"Jadinya intinya tidak suka aku mengotori bajumu?!"

  Yixing hendak menarik dirinya lebih dulu dari pelukan yang sejak tadi belum ada tanda-tanda akan merenggang, tapi tangan-tangan besar Kris yang melingkari punggungnya jauh lebih kuat untuk menahannya agar tetap berada diposisi nyaman mereka yang hangat.

"Sudah kubilang birthday boy itu jangan terlalu banyak marah."

  Sekarang justru mereka semakin tenggelam dalam sebuah pelukan. Yixing merapatkan tubuh yang masih memakai outfit panggungnya pada Kris, mencari kehangatan yang ia rindukan dari tubuh raksasa pacarnya.

"Biarkan saja, ini sudah lewat ulang tahunku." Kris melirik jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya dan ya, pukul dua belas lewat lima belas menit. "Dimana hadiahku? Jangan bilang note-note penuh resiko yang kamu titipkan pada crew-ku itu sebagai hadiah!"

  Terdengar tawa khas dari orang yang memeluknya. Yixing berpikir sudah berapa lama ia tak mendengar langsung suara tawa yang selalu menjadi favoritenya.

"Pacarmu ini romantis sekaligus jenius, Xing, bersyukurlah."

"Kalau salah satu diantara mereka ada yang paham dengan isi notemu bagaimana?!"

"Ya artinya mereka tahu aku ini pacarmu."

  Bukan romantis dan jenius, tapi gila dan nekat. Itulah pacarnya Zhang Yixing.

  Yixing tak menjawab lagi selain decakan malasnya. Ia pilih menikmati detakan dari jantung orang yang memeluknya. Mungkin nyaris lima tahun ini mereka bukan pasangan yang sempurna. Jauh dari kata sempurna. Mereka bertengkar terlalu sering, saling memaki terlalu banyak, juga merasa kesal terhadap satu sama lain. Dan Yixing masih tidak bisa mengerti kenapa mereka bertahan sejauh ini, bahkan ia tidak yakin pasangan 'normal' sekalipun akan bisa bertahan hingga ke tahap mereka sekarang. Ia tidak pernah bisa berhenti mencintai Kris, begitupun sebaliknya. Akan selalu ada kata maaf yang begitu mudah di terima saat salah satu diantara mereka memintanya. Apa Kris sudah membuatnya jatuh begitu dalam hingga tidak lagi bisa berdiri sendiri tanpa topangan darinya? Tidak tahu. Yixing merasa cinta itu memang hal sialan yang manis.

  Cukup lama sunyi menjeda interaksi di antara mereka, sampai dengan sangat perlahan Kris menarik dirinya lebih dulu dari pelukan, dengan tangan-tangan yang tetap melingkari pinggang Yixing posesif. Meski merasa terganggu tapi Yixing akhirnya menurut untuk menjauhkan sedikit jarak diantara mereka.

  Dan saat mata mereka bertemu satu sama lain dalam satu pandangan, Kris tersenyum dengan kelembutan yang membuat Yixing benar-benar merasa akan meleleh.

"Selamat ulang tahun, sayang. Selalu di berkati dan tetaplah bahagia. Walaupun aku tidak bisa selalu di sisimu, tapi aku akan memastikan hal itu untukmu."

  Yixing ikut tersenyum, senyum yang kata Kris menjadi salah satu hal kesukaannya di dunia ini. Yixing tidak tahu kalimat apa yang harus ia ucapkan sebagai ungkapan terimakasihnya pada sosok tinggi di hadapannya. Rasanya tak ada yang bisa menggambarkan betapa Yixing sangat bersyukur bersama dengan Kris malam ini.

"Thanks, Wu."

  Masih dengan senyum yang sama, Kris mulai menipiskan lagi jarak diantara mereka. Pelukan tadi bukan sajian utama skinship mereka malam ini. Tapi sebuah lumatan lembut yang tengah Kris berikan pada bibir penuh Yixing. Mengecap rasa manis yang begitu satu sama lain rindukan. Hingga Yixing mulai membuka bibirnya yang terkatup, mengizinkan Kris mendominasi ciuman dengan cara yang lebih liar. Hisapan pada lidah, saliva yang bercampur menjadi satu, memanaskan suhu ruangan yang tengah dilanda musim gugur di luar sana. Cengkraman tangan-tangan Kris semakin mengerat saat yang di dominasi menyuarakan lenguhan nikmatnya. Nafsu semakin menguasai dan kedua kaki Yixing seperti jelly saat Kris semakin kuat mengulum bibir bawahnya, Yixing melenguh dan meremas kuat kemeja sang dominan di bagian punggung. Oksigen di paru-paru Yixing mulai menipis dan seperti biasa masih tak ada tanda-tanda Kris akan melepaskan tautan basah mereka. That damn good kisser.

  Hingga Kris memastikan Yixing benar-benar butuh pasokan oksigen, ciuman itu baru terlepas, meninggalkan lelehan saliva di sudut bibir Yixing yang sudah pasti semakin memerah. Sementara Kris sibuk dengan pikiran kotornya, Yixing meraup udara disekitarnya dengan rakus

Telat lima menit Kris melepasnya, mungkin Yixing sudah pingsan karena kehabisan oksigen.

"Tiga belas Desember dua ribu dua puluh empat."

"Hah?"

"Hadiah lain dariku, sayang. Happy Birthday."

  Malam ini, Kris memastikan arah mana yang akan ia dan Yixing tuju ke depannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

To ZYX : Happy belated birthday, my everything! Sorry for being(?) selfish yesterday. Sorry for keep thinking how to give up on both of you. Furthermore, I just wanna love you and him in my way, no matter what it is. Terserah orang lain mau anggap hubungan kalian kaya apa, mereka yang ingin kamu tetap sama seorang perempuan nantinya. Buat sekarang biarin aku jadi orang jahat ya, Xing, berharap kamu sama Yifan punya something yang ga semua orang mau percaya sepenuhnya. One more a very happy birthday from me!
So whats your wish for Yixing on his 24 year old? 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh