unstable

PHONE

Their unstable emotion, like me. So, forgive me.

 

 

 


 

  Kris mempercepat langkah menuju tempat parkir mobilnya, sesekali masih menyapa beberapa crew film yang ia temui. Shooting hari ini selesai pukul satu pagi dan Kris buru-buru seperti sekarang bukan karena ingin segera pulang dan berbaring di ranjang nyaman apartement-nya, tapi karena sore tadi Yixing mengabarkan kalau lokasi shooting filmnya juga tidak begitu jauh dari tempat Kris sekarang. Hanya berjarak satu jam perjalanan menyetir mobil, menurut Kris segitu tidak jauh. Jadi selesai shooting, Kris berencana menjemput Yixing diam-diam, semacam surprise. Kris hanya memastikan bahwa shooting Yixing juga akan selesai lewat tengah malam, ia berdoa semoga saja belum terlambat, tidak apa-apa jika ia yang harus menunggu nanti karena yang terpenting baginya adalah Yixing akan pulang bersamanya setelah hampir dua minggu mereka tidak bertemu.

  Setelah menutup pintu Audi-nya dan memposisikan diri di depan kemudi dengan sheetbelt yang sudah terpasang, Kris mulai menghidupkan mesin sembari sibuk memasang headset di telinga berniat menghubungi Yixing sebelum menjalankan mobilnya. Nada sambung terdengar beberapa kali sampai akhirnya Kris menahan senyum lebarnya saat suara Yixing di seberang sana menyapanya.

"Kris?"

  Yang di sapa masih sibuk tersenyum, memilih mulai menekan persneling agar mobilnya mulai melaju meninggalkan area parkir.

"Wu, ada apa?"

"Tebak apa, Xing."

"Apa?" Yixing menjawabnya dengan nada malas, kenapa pacarnya ini berbelit sekali.

"Aku punya kejutan untukmu."

"Apa itu, tuan Wu Yifan yang tampan?"

  Senyum Kris makin lebar mendengar pujian yang terlontar. Ia memutar kemudi di belokan pertama yang ia temui.

"Aku sedang dalam perjalanan menjemputmu. Tunggu aku, okay?"

  Dalam benak Kris saat ini Yixing-nya sedang tersenyum penuh rasa haru karena pacarnya sudah rela menjemputnya dini hari seperti ini padahal mereka sama-sama baru menyelesaikan jadwal yang melelahkan. Kris juga membayangkan sebuah pelukan serta ciuman lembut yang akan di dapatkannya nanti.

"Tidak perlu menjemputku, Kris, kamu langsung pulang saja dan beristirahat."

  Tapi jawaban Yixing nyaris membuatnya menginjak rem mendadak, apa-apaan penolakan ini. Laju mobil yang kini sudah memasuki jalan raya ia perlambat seiring dengan proses menenangkan diri agar emosi tidak menguasainya lebih jauh.

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku sudah terlanjur di jalan menuju tempatmu."

"Tapi akunya yang tidak bisa. Aku ada janji dengan seseorang."

  Kali ini Kris benar-benar menginjak rem setelah menepikan mobil ke salah satu sisi jalan, bahkan ia lupa menyalakan lampu sen hingga beberapa pengguna jalan lain memberinya klakson peringatan. Kris hanya cari aman, ia tidak ingin mengemudi dengan emosi yang semakin meningkat seperti ini.

  Setelah mobil berhenti sempurna, Kris mulai bicara lagi dengan nada mendesis geram. "Siapa?"

"Cheney ge." entah sadar atau tidak, tangan-tangan Kris yang masih menggenggam stir kemudi mengepal erat. Membuat kulit putih di sekitar sana memerah, "Sudah beberapa hari ini dia menawarkanku untuk makan malam bersama lagi, tapi aku selalu menolak karena jadwal yang padat. Besok aku free, jadi kuputuskan menerima tawarannya malam ini."

  Mungkin di seberang sana Yixing bisa mendengar decihan meremehkan dari lelaki tinggi yang tengah emosi ini, tapi Kris tidak peduli, justru ia berharap Zhang Yixing disana bisa merasakan betapa kesalnya dirinya sekarang. Menolak di jemput karena ada janji dengan pria lain? Oh bagus sekali, Yixing tidak menyadari seburuk apa efek alasan itu pada pacar posesif dan pencemburunya.

"Batalkan." lagi-lagi hanya sebuah desisan tertahan.

"Apa?"

"Aku bilang, batalkan janjimu. Kamu pulang denganku malam ini juga."

  Final dan tidak dapat diganggu gugat. Kris sangat berharap Yixing tidak membantahnya lagi atau keadaan akan semakin bertambah buruk.

"Jangan mulai bersikap kekanakkan, Wu Yifan."

  Nama aslinya yang disebut Yixing di saat seperti ini membuat decak kesal Kris bertambah kencang. Kalimat Yixing tadi memberi tahu Kris dua hal, Yixing membantahnya dan sangat serius akan hal itu.

"Kekanakkan? Kurasa ini sikap yang wajar ketika pacarku memilih makan malam dengan pria lain ketimbang di jemput oleh aku. Berhenti mengira kamu yang paling dewasa dalam hubungan ini, Yixing, aku bahkan lebih tua setahun darimu."

  Sebenarnya bertengkar dengan Yixing adalah hal terakhir di bumi yang ingin Kris lakukan, tapi malam ini semua terasa ingin meledak. Rasa lelah mereka, dua minggu tidak bertemu, berbagai kesibukkan juga masalah yang bertubi-tubi datang membuat keduanya berada di titik yang tidak stabil. Emosi menguasai dan ledakkan amarah adalah hasilnya.

"Kumohon jangan datang ke hadapanku sekarang, Yifan."

  Kris tertawa. Tawa aneh yang Yixing rasa tidak pernah mendengarnya sebelumnya. Seperti Kris tertawa tapi tangannya sedang terkepal penuh dan siap melayangkan kepalan itu pada apapun.

"Kenapa? Biar kamu bisa bebas selingkuh malam ini ya?"

  Nyatanya, Yixing yang selalu dalam posisi sabar dan akan menjadi pihak yang mengalahpun kini tidak sanggup lagi. Ia sungguh yakin akan benar-benar menampar Kris jika laki-laki tinggi itu ada di hadapannya sekarang.

"Sialan. Tutup teleponnya sebelum aku mengucapkan hal yang tidak-tidak, Yifan."

"Hal apa? Seperti memintaku mengakhiri hubungan ini?"

  Ada sesuatu yang menyakitkan saat Kris mengucapkan hal itu dari bibirnya sendiri. Demi Tuhan, situasi macam apa yang sedang mereka hadapi sekarang ini? Kris masih ingat sore tadi mereka masih saling mengirim pesan mesra untuk sekedar menanyakan kabar satu sama lain. Tapi sekarang? Bahkan kalimat terlarang dalam suatu hubungan dengan mudah ia lontarkan.

"Aku tidak mengatakannya. Kamu yang mengatakannya."

"Tapi kamu punya niat itu, Yixing. Jadi kita akan berakhir semudah ini? Hanya karena kamu lebih memilih makan malam dengan pria lain daripada bertemu pacarmu yang sudah dua minggu tidak kamu temui? What a tragedy!"

  Di satu sisi, Yixing sangat ingin menangis dan menolak semua itu. Tapi di sisi lain, ia merasa Kris sudah sangat keterlaluan. Selama ini Yixing sudah mengeluarkan seluruh kesabaran serta rasa pengertiannya pada Kris. Semuanya, keseluruhan dari yang ia punya. Hingga Yixing merasa semua itu telah mencapai batas limitnya malam ini.

"Sepertinya kamu yang lebih menginginkannya." suara Yixing menipis tenggelam bersama pekatnya udara malam yang Kris hirup. Laki-laki tinggi itu melayangkan kepalan tangannya pada setir kemudi dengan kuat, tidak peduli dengan nyeri yang bisa membuat memar kebiruan disana. Sekarang Kris berharap bahwa suara Yixing tidak pernah ada dan diciptakan hingga ia tidak perlu mendengar kalimat menyakitkan yang diucapkan suara kesukaannya.

"Sejak awal kamu yang pertama pergi kan? Baiklah, aku akan melepasmu kali ini."

  Tidak. Jangan. Yixing, please. Kris menggumamkan tiga hal itu dalam hati, sama sekali tidak memiliki keberanian membawa keluar suaranya. Tangannya yang masih terasa nyeri mulai merambati kepalanya untuk menjambak beberapa jumput rambut disana.

"Kita berakhir, Wu Yifan."

  Berakhir. Bukan hanya hubungan mereka. Dunia juga seolah berakhir untuk keduanya. Yixing di sisi sana sudah menangis berharap ia punya tambahan keberanian untuk segera menarik kata-katanya dan bilang bahwa itu hanya sebuah candaan. Tapi tidak, bahkan ia memilih untuk menjadi pecundang paling menyedihkan saat ini.

"Kamu pilih orang itu, Yixing?"

"Tidak ada orang lain, Yifan, ini semua murni karena.. aku lelah. Aku yang selalu jadi pihak mengalah." dan kenapa tidak kali ini kamu yang mengalah, memohon padaku untuk menarik kembali kalimat sialan itu? Yixing melanjutkannya dalam hati.

  Kris kembali melampiaskan emosinya pada stir kemudi yang ia pukul kuat-kuat. Apapun itu, ia berharap rasa sakit pada tubuhnya akan membangunkannya dari situasi yang mungkin saja mimpi buruk. Meski sakit di hatinya seolah terus berteriak bahwa semua ini nyata, Zhang Yixing mencapai titik lelah dalam menghadapinya.

"Yifan, kalau kamu mau kita bisa bicarakan lagi nanti. Sekarang kamu telpon temanmu, siapapun itu, dan minta dia mengantarmu pulang. Jangan menyetir sendiri."

"Aku mati pun, itu bukan lagi urusanmu kan, tuan Zhang? Silahkan nikmati makan malammu dengan calon pacar barumu!"

"WU YIFAN!"

  Tawa mengerikan itu hadir lagi, diselingi isakan yang lolos bersamaan dengan airmatanya yang mulai turun. Melecehkan harga diri seorang Wu Yifan lebih jauh.

"Bahkan sekarang namaku yang kamu sebut pun jadi terdengar menyakitkan. Tidak usah mempedulikanku lagi."

  Tujuh tahun Yixing mengenal Kris, tapi kali ini ia sama sekali tidak mengenal siapa seseorang yang sedang bicara dengannya di line telpon. Wu Yifan yang ini sangat menakutinya.

"Aku mencintaimu dan aku peduli."

"Tapi kamu tidak bisa bertahan lebih lama lagi kan?"

"Maafkan aku. Aku akan berusaha menemui besok."

PIP

.

"Tidak perlu, Yixing. Aku tidak akan sanggup mendengarnya langsung di hadapanmu."

.

.

.

.

.

.

.


 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh