meet up pt.2

PHONE

 

Based on theirs weibo update today

 

 

 


 

  Seperti biasa, tengah malam tidak selalu menjadi waktu tidur untuk Zhang Yixing. Ia sibuk berkemas untuk berangkat besok pagi ke Bangkok, menyusul member lain yang sudah berangkat dari Seoul sana. Yixing menarik nafas perlahan saat berpikir tentang ia yang harus meninggalkan China lagi untuk keperluan jadwal konsernya. Satu minggu yang ia jalani kemarin rasanya terlalu singkat karena hanya di penuhi jadwal super sibuk tanpa bisa melakukan hal lain yang sangat ia inginkan, bertemu Kris misalnya. Sejak insiden putus dengan tidak elit itu, mereka belum pernah bertatap muka secara langsung. Yixing sibuk, Kris juga sama. Sudah bisa mengobrol lewat Skype selama setengah jam saja mereka sangat bersyukur. Yixing jadi bisa leluasa meledek pacarnya karena kedua pipi Kris yang sekarang tampak lebih bulat terlihat di layar, atau Kris yang tak bisa berhenti menggerutu soal Yixing yang justru terlihat kurus, si tinggi bodoh itu masih menggunakan alasan yang sama dalam protesnya

‘kurus itu tidak seksi, Xing!’

   Yang langsung mendapat sindirin telak dari Yixing

‘Kendall Jenner lebih seksi kan?’ 

  Lalu di mulai lah seribu gombalan ala Wu Yifan untuk membantah kalimat Yixing. Muncul satu senyum berbagai arti dari Yixing saat mengingat satu persatu momennya dengan Kris beberapa hari lalu. Ada kesal, konyol, rindu, dan tentu saja cinta. Seaneh apapun itu Wu Yifan atau Kris atau apapun orang memanggilnya, Yixing merasa tak pernah ada yang berubah untuk cintanya. Yixing mungkin pernah merasa lelah menjalani keadaan yang mengharuskannya lebih banyak mengalah di banding Kris, lebih sering tersakiti, lebih sering di buat kesal, tapi ia juga yakin bahwa Kris pasti pernah merasakan hal serupa padanya. Kris manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, begitupun Yixing. Mereka hanya selalu merasa sempurna jika terus bisa memiliki satu sama lain.

 

drrrtt drrrtt drrttt

 

  Yixing berhenti bergerak saat tanpa sengaja melihat ponselnya di nakas sana yang bergetar. Ini tengah malam, panggilan yang datang akan selalu jadi milik satu orang. Setelah meletakkan beberapa barang yang akan ia masukan koper, Yixing menyambar ponselnya dengan gerakan cepat. Lalu tanpa mengecek lagi siapa si penelpon, benda tipis nan mahal itu sudah menempel di telinganya.

“Halo?”

“Terdengar bersemangat sekali.”

“Tidak, aku biasa saja.”

  Ya, sikap Yixing biasa saja. Kecuali senyumnya yang terlalu lebar dan sebuah pekikan senang yang nyaris keluar dari mulutnya.

“Kalau begitu, tuan yang biasa saja, tolong buka pintu kamar hotelmu.”

“Hah?”

“Bukan Hah, sayang, tapi buka pintu kamar hotelmu sekarang.”

“Kamu sedang menjahiliku ya?”

“Aku sedang mencintaimu. Jadi buka pintu, sekarang.”

PIP

  Si sialan Kris dan sikapnya yang begitu menyebalkan. Oh Tuhan, kenapa Yixing bisa cinta mati dengan laki-laki seperti itu?

  Dengan langkah yang sedikit di seret malas, Yixing mendekati pintu kamar hotelnya, memutar kuncinya lalu membukanya perlahan. Dalam hati bersumpah akan membakar Ace-yang sedang dititipkan padanya- jika Kris hanya mengerjainya dan memberi harapan palsu bahwa saat ini tubuh tingginya sedang berdiri tegap di depan pintu kamar Yixing.

  Dan Ace dapat ‘hidup’ lebih lama lagi rupanya.

“Surprise?”

  Kris dengan seringainya memang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Dengan kaos putih polos lengan panjang dan celana jeans pendeknya, serta topi sebagai bentuk penyembunyian identitasnya. Yixing masih sibuk berkedip-kedip mengumpulkan nyawanya yang sempat melayang saking terkejutnya.

“Sepertinya aku semakin tampan sampai kamu shock seperti ini.”

“Kamu jelek! Kamu laki-laki paling jelek yang pernah aku lihat, jahat, menyebalkan, idiot, sok keren..” Yixing tidak lagi bisa melanjutkan makiannya, isakan serta airmata yang turun semakin deras mengganggunya. Ia tidak peduli jika Kris menganggapnya lemah dan cengeng, Kris harus tahu bahwa dirinya adalah satu-satunya sumber kelemahan Zhang Yixing. Rindu sudah menumpuk terlalu tinggi, dan itu rasanya sesak sekali.

  Laki-laki lainnya yang menjadi objek tentu saja terkejut dengan tangisan Yixing yang menyambut kejutannya. Kris melangkah lebih dekat untuk membawa Yixing ke dalam dekapannya. Sekali lagi menjadi tempat Yixing bersembunyi bersama tangisnya.

“Aku kangen kamu.”

“Bilang kangen aja pakai menghina dulu sih, Xing.”

  Puncak kepala Yixing di hujani kecupan lembut, menenangkannya dari ledakan emosi tadi. Yixing hanya terlalu terkejut dan begitu merindukan sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu kamar hotelnya, lalu sekarang tengah mendekap tubuhnya erat. Pacarnya memang selalu penuh kejutan yang menyebalkan meski terkadang manis.

“Kenapa bisa disini?”

“Sebaiknya kita masuk dulu, kalau ada yang liat, aku tau kamu belum siap go public.”

  Yixing menarik diri, menatap tajam Kris sebisanya dengan mata yang memerah sembab. Ia bahkan lupa  jika saat ini mereka masih di depan pintu dan siapapun orang yang lewat bisa menyaksikan gratis adegan drama picisan yang mereka buat.

“Memangnya kamu sudah siap?!”

“Jangan meremehkanku, aku bahkan berani menciummu di depan puluhan kamera yang menyorot.”

“Gila!”

“Akh!”

  Setelah menendang tulang kering pacarnya, Yixing berbalik untuk melangkah masuk kamar dengan tawa kecil dan gerakan tangan yang mengusap wajahnya yang basah karena airmata tadi. Masih merutuki dalam hati kenapa ia selalu terlihat lemah jika di hadapan Kris? Mungkin Kris mendominasi dirinya terlalu jauh selama ini.

.

.

.

.

 

“Jangan menghancurkan dapurku, Wu!”

  Tidak ada tanggapan berarti untuk protes Yixing, si tinggi masih mondar-mandir di dapur dengan berbagai bahan masakan yang ia dapat dari menggeledah isi lemari es. Si pemilik kamar hotel sendiri masih di sibukan dengan barang-barang miliknya yang harus ia kemas ke dalam koper, jadi tidak sempat mencegah pacarnya yang entah akan melakukan apa di dapur kamar hotel miliknya.

“Pertama, ini bukan dapurmu, sayang. Kedua, aku hanya akan memasak bukan menghancurkan.”

  Kris balas berbicara sembari mengeluarkan beberapa butir telur dari lemari es. Zhang Yixing memang selalu menyediakan bahan makanannya sendiri dimanapun dia berada, bahkan saat ia hanya akan menginap seminggu di hotel, isi lemari esnya juga akan lengkap. Kris selalu heran berapa banyak lagi sifat ajaib yang pacarnya ini miliki.

“Memasak bagimu hanya kata lain dari menghancurkan dapur. Aku akan membuatkanmu makanan setelah ini selesai, jadi keluar dari dapur dan lebih baik membantuku berkemas.”

  Tawa Kris terdengar dari dapur sana, Yixing yang sudah menduga Kris bukan tipe pacar penurut dengan sikap manis hanya mendengus kesal, melanjutkan kembali pekerjaannya yang belum selesai. Terserah si bodoh satu itu akan melakukan apa, Yixing hanya tinggal menelpon 911 jika kegiatan memasak Kris akan berakhir dengan membakar seluruh isi kamar hotel yang ia tempati.

“Kamu cerewet itu manis sekali loh, sayang.”

“Itu tidak terdengar seperti pujian bagiku.”

  Yixing berusaha mengabaikan lagi tawa yang terdengar di dapur. Ia ingin segera menyelesaikan kegiatannya agar bisa ke dapur untuk mengawasi seseorang yang katanya sedang memasak disana. Atau sekedar memberikan perhatiannya secara penuh pada seseorang yang nyatanya sangat ia rindukan.

  Setengah jam berikutnya Yixing sudah mengemas semua barang yang ia rasa perlu di bawa untuk keperluan konser besok. Koper berukuran sedang miliknya sudah ia tutup dan di letakkan di sudut ruangan. Satu urusannya selesai dan sekarang giliran menengok keadaan dapur yang sejak tadi tidak terdengar suara mencurigakan, sepertinya Kris memasak dengan cukup tenang. Yixing baru sampai ruang tengah saat Kris memberitahunya kalau makanan sudah siap.

“Dumpling?” gumaman dari Yixing saat melihat bentuk makanan yang sedikit mirip dumpling dengan warna putih pucatnya. Selebihnya itu terlihat hanya seperti gulungan terigu yang di rebus.

“Yes! Ayo dicoba, sayang!”

  Kris bersikap gentle dengan mengulurkan tangan kanannya pada Yixing yang mengerutkan kening dan mendengus geli. Yixing sudah seperti tokoh princess dalam Disney yang diajak dansa pangerannya. Meskipun begitu, uluran tangan Kris tetap ia sambut genggaman hangat. Sepertinya sudah sangat lama ia kembali  merasa tangannya di genggaman dengan begitu pas, seolah mereka memang ditakdirkan bersama satu sama lain. Dalam hati Yixing berdoa dengan tulus untuk lima kalimat terakhir. Ditakdirkan bersama satu sama lain.

“Kebiasaan deh selalu melamun mendadak.”

  Kalimat Kris menyadarkannya, bahkan ia juga baru sadar kalau sekarang ia sudah duduk manis di kursi meja makan. Mungkin Kris yang menuntun jalannya tadi. Kris masih berdiri di samping Yixing, matanya menyorot penuh rasa khawatir, sampai Yixing akhirnya tersenyum barulah ia bisa bernafas lega.

“Aku baik-baik saja.” Yixing dan suara lembutnya yang menenangkan akan selalu menjadi salah satu kesukaan Kris.

  Sejak kejadian malam itu, dimana mereka memutuskan untuk break sejenak dalam sebuah hubungan. Kris selalu dibayangi kekhawatiran berlebih. Tentang Yixing, tentang perasaannya, apa Yixing akan tersakiti oleh sikapnya, posesifnya yang berlebihan, kecemburuannya, ada banyak hal yang membuat Kris bahkan terlalu takut untuk memikirkannya.

“Sekarang tebak siapa yang melamun?” sentuhan hangat itu terasa di wajahnya, Kris mengedip karena jaraknya yang begitu dekat dengan suatu keindahan. Zhang Yixing yang menatapnya tepat di mata selalu menjadi titik lemah, juga sentuhan telapak tangan Yixing yang menjalari kehangatan serta rasa nyaman yang berlebih. Kris merasa saat ini ia harusnya tersenyum lebar karena sumber kebahagiaannya hanya berjarak beberapa senti di depan wajahnya.

  Satu kecupan kecil nan manis berhasil Kris curi dari bibir pacarnya, “Baiklah, waktunya mencoba masakan Chef Wu.”

  Yixing tertawa bersamaan dengan Kris yang mendudukkan diri pada kursi di sampingnya. Lalu selebihnya Kris lah yang mengambil alih situasi. Kris yang memilihkan bentuk dumpling paling bagus untuk Yixing, menuangkan sup ke mangkuk, menyiapkan air putih. Sementara Yixing hanya memperhatikan dalam diam dan menikmati ‘pelayanan’ yang pacarnya berikan tanpa banyak protes. Sesekali dimanjakan bukan hal yang buruk juga.

“Ini, selamat makan~”

  Yixing tersenyum setelah menatap bergantian Kris dan semangkuk sup dihadapannya. Ada hal yang sedikit berubah dalam diri Kris, dan itu justru membuat Yixing khawatir.

“Darimana tau cara membuatnya?” Kris memberikan sendok yang langsung di terima Yixing. Mengaduk kuah sup beserta dumpling yang ada di dalamnya. Bohong jika Yixing tidak penasaran dengan rasanya, meski bentuknya tidak terlalu bagus tapi bukankah ada pepatah yang menyebutkan jangan menilai sesuatu dari penampilan? Yixing berharap pepatah itu berlaku untuk makanan buatan Kris ini.

“Internet. Aku sudah mencoba yang terbaik.”

“Oke, aku coba.”

  Suapan pertama dari Yixing. Beberapa menit masih sibuk mengunyah dan mendalami rasa yang ada, Kris dibuat berkeringat karena tegang menunggu penilaian untuk masakannya. Ia jadi seperti sedang mengikuti kontes memasak kelas dunia. Yixing menatapnya setelah berhasil menelan suapan pertama. Alis tebalnya sedikit terangkat dan matanya berkedut pelan, Kris rasa ekspresi pacarnya bukanlah pertanda baik.

“Bagaimana?”

  Kris sudah pasrah jika akhirnya masakannya gagal dan Yixing pilih memuntahkannya kembali, tapi senyum Yixing mengembalikan lagi rasa optimisnya. Yixing menganggukkan kepalanya sekali sebelum kembali mengambil suapan lainnya dari mangkuk, “Tidak buruk untuk tipe pemula yang bisanya hanya menghancurkan dapur saja.”

“Benarkah? Kamu ga bohong cuma untuk buat aku senang aja kan?”

“Well, kalau boleh jujur, kamu memasukan terlalu banyak garam dan dumplingnya belum terlalu matang.”

    Kris melemas di tempat, Zhang Yixing memang selalu juara untuk urusan memainkan perasaannya. Merasa aura di sekitarnya menjadi suram, Yixing menoleh dan tertawa melihat ekspresi Kris yang seperti atlet gagal di olimpiade.

“Tapi masih bisa aku makan, Wu, ini cukup enak.”

“Jangan di makan kalau rasanya aneh, nanti kamu malah sakit perut.”

“Aku bilang ini enak. Niat tulusmu membuatkanku makanan jauh lebih penting dari rasa.”

  Selanjutnya Kris melihat sendiri Yixing yang terus menyuapkan isi sup ke dalam mulutnya, masih dengan senyuman dan tatapan yang lurus ke arahnya. Rasanya menyenangkan, saat orang tercintamu memuji niat tulusmu walau hasilnya tidak begitu baik. Rasanya juga menyenangkan, saat memasak makanan untuk orang tercinta. Mungkin ini yang selalu dirasakan Yixing setiap kali menyiapkan makanan untuk dirinya maupun member lain di dorm.

“Ambil mangkukmu dan ikut makan bersama. Aku tidak mau gagal diet sendirian.”

  Giliran Kris yang sibuk tertawa, semantara Yixing mengambil inisiatif untuk menyiapkan semangkuk lagi untuk pacar menyebalkan yang tampan itu. Momen seperti ini terasa sudah terlalu lama tidak terjadi. Kesibukan mereka mungkin memang bisa menjauhkan satu sama lain, atau memicu pertengkaran kekanakkan seperti kemarin. Tapi selama itu masih bisa diatasi dan rasa cinta tetap ada, semua akan baik-baik saja.

  Kris menerima mangkuk yang sudah terisi sup dan dumpling, “Aku diet wajar, kalau kamu? Sudah kurus seperti itu masih mau diet lagi? Jangan ikut-ikut Luhan dan tips kecantikannya, Xing.”

“Jangan membicarakan Luhan, aku jadi semakin merindukannya.”

“Aku tidak kamu rindukan?”

  Pertanyaan Kris membuat Yixing menunda suapan yang sudah di depan mulut, ia meletakkan kembali sendok ke mangkuk dan menatap Kris yang juga tidak jadi menelan makanannya. 

“Apa masih kurang aku nangis tadi? Sakit tau, Kris, di putusin saat sedang kangen-kangennya.”

  Pembahasan soal malam itu lagi, nafsu makan Kris jadi menghilang tertiup angin pendingin ruangan. “Maaf.”

“Aku maafkan.”

“Semudah itu?”

“Kalau aku persulit nanti semakin banyak rasa sakitnya. Jadi di maafkan dan mulai kembali dengan lebih baik.”

“Sebenarnya aku pacaran dengan manusia atau malaikat sih?”

  Yixing menjauhkan mangkuknya, memutar sedikit tubuhnya agar bisa saling berhadapan dengan si tinggi bodoh yang amat dicintainya. Berapa kali ia harus katakan bahwa Kris itu sialan dengan segala macam gombalannya yang manis? Membuat Zhang Yixing jatuh berkali-kali ke dalam dekapannya.

“Jawab aku, kenapa tiba-tiba datang saat kamu jelas-jelas sedang ada jadwal di kota yang berbeda denganku? Lalu memasak untukku dan arti tatapanmu padaku tadi? Aku tau ada yang aneh padamu malam ini, Wu Yifan.”

  Telak sekali. Yixing memang terlalu peka untuk dibohongi, terlalu peduli untuk melewatkan sekecil apapun hal yang tidak biasa Kris lakukan. Komunikasi paling jujur yang bisa mereka lakukan adalah lewat tatapan mata, saling menatap akan memberitahu mereka perasaan apa yang sedang coba di sembunyikan. Jadi Yixing melakukannya, menahan wajah Kris dengan kedua telapak tangannya agar fokus hanya berada pada dirinya.

“Yifan..”

“Aku hanya merasa harus berubah. Menjadi lebih baik, lebih peduli, lebih sering mengalah. Dengan begitu aku bisa percaya diri memintamu untuk selalu berada di sisiku.”

  Yixing diam. Mendengarkan. Ia tahu masih banyak hal yang harus Kris keluarkan lewat ucapan.

“Yixing dengar, mungkin ke depannya bukan hanya sekali aku memintamu untuk pergi. Aku pasti akan melakukannya lagi dan lagi, menyakitimu. Tapi tolong tetap jadi keras kepala, pertahankan aku sebisamu. Karena aku juga akan melakukan hal yang sama jika kamu meminta aku pergi.”

“Setuju, aku akan melakukannya.” Jawabannya begitu tenang untuk permintaan menggebu yang Kris ajukan. Senyuman serta lesung manis miliknya yang muncul membuat Kris hampir menangis karena ingat ia sempat akan nyaris kehilangan sang pemilik senyuman favoritenya.

“Aku takut jika harus melepasmu.”

“Kalau begitu jangan lakukan. Jangan pernah melepasku dan juga jangan berubah terlalu banyak. Jangan sampai membuatku merasa mencintai orang lain, bukan Wu Yifan. Pacarku hanya Wu Yifan dan aku mau dia bersikap seperti Wu Yifan yang aku kenal. Laki-laki payah yang tidak bisa masak, kurang peka, tukang gombal, genit, mesum..”

“Ck, itu pujian atau hinaan tepatnya.”

“Kamu seperti itu saja aku sudah cinta mati, apalagi jika kamu nantinya berubah jadi lebih sempurna? Pasti makin banyak yang naksir.”

  Tawa yang hadir dari keduanya melunturkan rasa takut yang berkembang di hati masing-masing. Kris dengan ketakutannya yang besar akan kehilangan Yixing, dan Yixing yang takut pada sikap Kris yang tidak biasa.

“Kamu juga banyak yang suka.”

“Masih cemburu sama Cheney ge?”

“Jangan pura-pura tidak tahu, kamu suruh dia menjelaskannya padaku kan?”

  Jarak sedekat tadi mulai sedikit menjauh, Yixing yang melakukannya. Karena terlalu dekat dengan Kris tanpa melakukan apa-apa sangat mempengaruhi detak jantungnya. Yixing tersenyum dengan raut jahilnya yang terlihat.

“Aku tebak sekarang aku sudah berhasil membuat kalian berteman.”

“Aku memfollownya karena dia janji akan membantuku mengawasimu.”

“Kenapa aku harus diawasi?”

  Ekspresi terkejut Yixing yang menggemaskan, membuat Kris gagal menahan keinginannya menggigit kecil ujung hidung Yixing.

“Karena kamu kelinci menggemaskan yang banyak diincar karnivora kelaparan, sayang.”

“Kamu juga karnivora yang selalu kelaparan!”

“Aku beda, aku pacarmu. Jadi bebas ‘melahapmu’ kapan saja.”

“Ini sudah mulai menjurus mesum ya?”

“Sedikit.”

  Yixing sudah bersiap menambah lagi jaraknya untuk bisa semakin menjauh dari hadapan Kris, tapi Kris lebih cepat menahan punggungnya dan justru menarik Yixing lebih dekat untuk di peluk erat. Menghirup lama aroma khas Zhang Yixing yang nyaris ia lupakan karena waktu terus mengundur pertemuan mereka. Kehilangan Yixing mungkin tidak akan pernah ada dalam perancanaan hidupnya yang sekarang, juga untuk kehidupan yang akan datang. Atau jika ia bereinkarnasipun ia ingin Yixing menjadi miliknya lagi.

“Jangan pernah meninggalkanku, Wu.”

“Tidak akan. Aku janji.”

“Jangan berjanji. Aku akan semakin takut.”

“Lalu aku harus apa?”

“Teruslah mencintaiku dengan caramu.”

“I love you so badly.”

“I love you too.”

.

.

.

.

.

.

 


 

 

 

  

 

  

 

 

 

Masih kurang manis? Perlu aku minta daddy junmyun beliin pabrik gula terus isinya suru tumpahin ke nih ff? -______-sejauh ini 21 chapter, mau aku nyelesain sampe berapa chapter biar mereka go public? Ngode mulu ga cape apa..

 

p.s : wedding sama tale abis lebaran, titik dua bintang muach!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh