airport

PHONE

Banyak yang bilang sayang kalo moment ini di anggurin/? So, here you go, chapter 23~

 

 

 

 


  Mungkin kata lelah sudah seharusnya menjadi bagian darinya. Yixing sedang dalam sebuah van putih yang akan membawanya dari Myeondong ke Incheon airport untuk selanjutnya terbang menuju Beijing, lagi. Akhir-akhir ini intensitasnya menaiki pesawat nyaris sama seperti orang normal yang bepergian dengan bus kota, jika Luhan ada di posisinya sekarang ia yakin si manis itu akan langsung kolaps. Dan omong-omong, Yixing sendiri juga sudah nyaris jatuh dalam tidur duduknya sebelum alunan lagu pada headset yang sedang terpasang di telinganya berhenti, bersamaan dengan getaran ponselnya yang terasa begitu jelas. Ia membuka lagi matanya yang sudah tertutup, menatap ponsel dalam genggaman yang terus bergetar menandakan sebuah panggilan yang masuk. Dan satu-satunya orang yang menelpon saat posisi Yixing sedang nyaman-nyamannya, ya orang itu.

"Ya?"

"Kamu ke Beijing hari ini?"

"Benar sekali, tuan stalker."

  Dan si tuan stalker di seberang sana tertawa lembut, mau tak mau Yixing disini juga ikut tersenyum.

"Kalau begitu, sampai bertemu nanti."

"Hah?"

  Tawanya terdengar lagi. Kali ini perasaan Yixing jadi tidak enak.

"Aku akan ada disana saat kamu tiba nanti."

"Jangan macam-macam! Aku tidak butuh jemputanmu."

  Kris itu gila atau apa. Menjemput Yixing di bandara dengan fans berjubel disana sini serta ribuan kamera mengawasi, itu bukan go public namanya, tapi bunuh diri. Yixing sampai mengepalkan tangannya begitu kuat membayangkan tingkah bodoh apalagi yang akan di lakukan si aktor pendatang baru yang juga mantan anak boysgroup itu.

"Aku tidak menjemputmu, sayang, aku disana juga untuk perjalanan ke Nanjing."

  Ah, Yixing menurunkan lagi bahunya yang sempat tegang tadi. Hembusan nafasnya sampai terdengar oleh manager noona di samping kursi kemudi sana. Well, semua orang terdekatnya akan langsung tahu siapa yang bisa membuat lelaki kalem seperti Zhang Yixing bersikap absurd seperti itu. Wu Yifan, tentu saja.

"Membuatku takut saja. Yasudah, berpura-pura tidak tahu aku ada disana. Aku juga akan melakukan hal yang sama."

"Dengan satu syarat.."

  Seingat Yixing selama tujuh tahun mengenal pria itu, persyaratan yang ia ajukan tidak akan pernah baik. Kalau tidak bodoh, ya nekat.

"Pakai headset-mu. Kita akan tetap tersambung melalui line telpon selama disana, sampai pesawatku take off."

"Tidak, itu tetap akan terlihat jelas!"

"Atau lebih memilih aku menghampirimu dan memelukmu di depan mereka semua?"

  Yixing menghembuskan nafasnya lagi dengan kasar. Syarat kali ini mengandung dua unsur sekaligus, karena memang seperti itulah Kris yang ia kenal, bodoh dan nekat. Bahkan pilihan keduanya pun lebih buruk. Sama saja tidak ada pilihan selain setuju.

"Jangan membuatnya terlalu jelas, bodoh!"

"Oke, aku juga mencintaimu, sayang."

 

PIP

.

.

.

.

 

  Yixing melompat kecil di tempat saat getaran ponselnya kembali terasa. Ini dia, bahkan keluar dari gate kedatangan saja belum, tapi Kris seperti sudah tau jika pacarnya ini telah menapaki daratan lagi. Setelah memastikan sekeliling yang hanya ada beberapa orang asing dan kebanyakan adalah crewnya sendiri, Yixing memberanikan diri mengangkat panggilan.

"Yixing?"

"..."

"Jangan berpura-pura tidak dengar deh."

"Mau apa sih, Kris?!

  Sebisa mungkin Yixing membuat bibirnya hanya bergerak sedikit hingga suaranya hanya seperti desisan kecil, ia juga mengontrol ekspresi di wajahnya agar sebiasa mungkin.

"Bilang I love you sama kamu."

  Si penggombal sialan ini.. Yixing sampai tersandung langkahnya sendiri. Coordi noona dan manager mengerutkan kening lagi melihat tingkah anehnya dan kali ini disertai rona merah samar di pipi.

"Sayang, jangan terlalu fokus denganku, perhatikan jalanmu juga."

  Yixing segera melihat sekeliling, Kris mungkin sedang memperhatikannya disekitar sini. Jantungnya mulai berdebar tidak karuan tapi ia justru ingin tersenyum lebar saat ini.

"Kamu dimana?"

"Masih di ruang tunggu keberangkatan. Merindukanku?"

  Di depan pintu keluar dari gate kedatangan, Yixing disambut dengan kilatan kamera dan teriakan fans seperti biasa. Memotret penuh antusias semua gerakan yang Yixing lakukan. Ia sendiri tidak bisa fokus sepenuhnya pada keadaan sekitar, seseorang di line telpon dan pertanyaannya sangat menyita perhatiannya.

  Beberapa pengawal bersiaga di sekitarnya yang hanya bisa tersenyum dan sesekali melambai ke kerumunan, meski bibirnya tetap bergerak samar memberi jawaban untuk seseorang yang sedang menginjakan kaki di tempat yang sama dengannya.

"Ya, sangat. Bagaimana denganmu?"

  Jeda sebentar. Keramaian di sisi Kris sana juga bisa terdengar oleh Yixing. Beberapa suara memanggil-manggil nama orang tercintanya. Yixing tersenyum lagi. Sekarang ia merasa aneh karena sosok Kris terasa amat dekat dengannya.

"Merindukanmu setengah mati."

"Aneh, aku bisa dengan jelas merasakan kehadiranmu di dekatku. Benar sedang di ruang tunggu keberangkatan?"

"Aku juga sama, jangan-jangan kamu yang menguntitku sampai sini."

  Tawanya yang kelepasan, membuat Yixing mendapat senggolan kecil dari salah satu coordi noona yang memberi peringatan agar tidak terlalu mencolok. Yixing berdehem kecil sekali, kembali tersenyum dan melambaikan tangan untuk menyapa fans di sekitarnya.

"Well, aku bukan stalker handal sepertimu."

"Takdir jahat sekali ya, Xing, mempermainkan kita seperti ini."

"Maksudnya?"

"Kita saling merindukan. Kamu ada disini dengan jarak yang tidak lebih dari satu kilometer dariku, tapi tetap tidak bisa bertemu."

"Kamu membuat hubungan kita terdengar menyedihkan."

  Semua orang juga tahu betapa menyedihkannya hubungan jarak jauh, di tambah keadaan mereka sekarang yang sama-sama public figure mengharuskan untuk backstreet. Juga hubungan keduanya di masa lalu. Semua jadi serba menyedihkan.

  Kris di seberang sana menghela nafasnya berat. Bohong jika ia tidak lelah menjalani hubungan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, ia mencintai Yixing dan cara apapun akan ia lalui untuk mempertahankan itu.

"Jangan cemberut, foto-fotomu di bandara hari ini akan kurang bagus nanti. Kalau mereka berfikir bahwa kamu tidak merasa senang satu bandara denganku bagaimana?"

  Suara Yixing kali ini seperti bisikan halus yang menenangkan. Ia masih terus tersenyum seperti biasa tapi bayangan pacarnya di ujung sambungan yang sedang cemberut sangat mengganggu.

"Apa perlu aku memegang fanboard namamu selama berjalan nanti? Go public sekalian saja!"

  Tidak ada balasan dari Yixing. Samar-samar Kris mendengar jika ada seorang fans yang bertanya dan Yixing sedang coba menjawab sewajarnya. Dalam jeda, Kris berhasil tersenyum lagi. Daripada mengeluh, kenapa tidak mensyukuri moment langka ini? Toh bagi orang-orang yang peka akan menyadari dengan mudah percakapan di balik headset putih yang ia dan Yixing kenakan.

"Tadi kamu ngomong apa?"

"Aku tau kamu mendengarnya, hanya tidak ingin menanggapi kan?"

"Maaf, aku sedikit alergi dengan kata go public."

"Ah, dasar penakut."

  Kali ini Kris bangkit berdiri karena mendapat tanda dari crew-nya untuk segera memasuki pesawat. Di sisi lain, Yixing juga menutup mulutnya karena posisinya yang begitu dekat dengan kerumunan fans. Ia tidak mau mengambil resiko kepergok seperti ini.

"Hey?" Yixing memulai lagi karena diseberang sana diam terlalu lama hanya suara riuh memusingkan yang terdengar.

"Aku akan memasuki pesawat."

"Jadi di akhiri sampai sini?"

"Tidak, aku bahkan belum duduk di kursiku."

"Lalu mau apa lagi?"

"Coba sebut namaku."

  Sekali lagi Yixing tersandung, ia sampai menabrak seorang crew di depannya yang menatapnya aneh, cepat-cepat Yixing meminta maaf. Lalu mamaksakan diri tersenyum lagi. Kris memang sialan.

"Tidak mau."

"Zhang Yixing."

  Yixing merasa jantungnya berhenti berdetak sebentar lalu lanjut memompa darah dengan lebih cepat. Namanya yang di sebut lirih oleh Kris di tengah ramainya suara lain di sekitar. Ia begitu takut seseorang akan menyadarinya.

"Dengar? Aku menyebut namamu di depan mereka."

"Gila.."

"Yes, I'm crazy and you're out of your mind. So, do it!"

  Untung saja Yixing mengenakan kacamata hitamnya. Jika tidak ekspresi paniknya akan semakin terlihat jelas oleh kamera-kamera yang menyorot. Ia meremas kedua tangannya dengan gelisah berharap gesturenya ini tidak di ketahui siapapun, sama sekali tidak berharap ada seseorang yang memotretnya saat ini. Yixing berdoa dalam hati.

"Lakukan sekarang. Aku akan segera memasuki pesawat." nada tegas dari suara bariton yang selalu membuatnya merinding. Membuatnya semakin tertekan.

"Kris."

  Yixing menelan ludahnya bulat-bulat. Semoga si pacar sialannya puas dan berhenti menekannya.

"Nama asliku, kamu tahu aku selalu menyukai caramu menyebut nama asliku."

  Hembusan udara segar dari luar bandara telah terasa, Yixing tahu sebentar lagi ia juga akan meninggalkan area bandara karena mobil van lainnya telah menunggu di depan. Yixing mengambil nafas untuk menenangkan diri. Sebelum berhenti melangkah untuk satu detik.

"Wu Yifan."

  Dan kembali melanjutkan langkah seperti biasa. Ini seperti menguji kemampuan aktingnya. Tolong ingatkan Yixing untuk menghajar habis-habisan pacarnya jika bertemu nanti.

"Oke, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik."

  Tapi untuk saat ini, biarkan Yixing tersenyum dengan rasa rindu yang memenuhi auranya. Memancar dari balik pakaian biru yang ia kenakan hari ini di bandara utama Beijing.

"Kamu juga. Jaga diri dan jangan macam-macam, Wu."

"Lihat, kamu menyebutnya lagi. Sepertinya tuan Zhang ini sudah semakin siap go public."

"Sialan."

"I love you."

"Yeah, I do too, idiot."

.

.

.

.

.


 

 

 

 

 

 

Aku bakal post di ig moment dimana Yixing remes2 tangan sama muka cemberut kecenya Yifan, ntar malem tapinya hohoho eh apa malah udh pada liat?

Btw, ini cuma ngetik dua jam kelar.. Wedding berminggu-minggu napa ga selesai juga -___-

 

 

Ps: buat yg nanyain unforgotten, ya mungkin abis wedding dan tale ya *dibakar*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh