newyear's eve

PHONE

You shine like you came down from the sky
Like a shadow from the faraway darkness
You’re like a star fallen on top of my head
After time passes and seasons pass
I hope we won’t change, I hope it won’t end
I make this wish
- Desember, 2014

.

.

  Malam ini semua terasa membekukan. Beku disini dalam konotasi yang sebenarnya, mengingat suhu udara yang diperkirakan bisa mencapa minus tiga belas derajat celcius. Disisi lain, ini juga malam yang hangat untuk sebagian orang bersemangat menanti pergantian tahun.

  Kris salah satunya. Ia tampak berdiri menggerutu ditengah udara dingin karena nyatanya beberapa lapis pakaian yang ia kenakan serta coat hitam dan syal merah marun (hadiah dari Yixing di ulang tahunnya kemarin) masih belum cukup mengalahkan serbuan hawa dingin di tanggal 31 Desember ini. Mungkin akan lain cerita jika seseorang yang ditunggunya sudah datang nanti. Pacarnya itu selalu membuat Kris merasa hangat hanya dengan kehadirannya. Suasana di Yuexiu Park tentu saja ramai, acara pergantian tahun di kota Guangdong memang selalu di pusatkan disini. Tahun ini bukan kali pertama Kris ikut serta dalam kerumunan warga lokal yang menanti acara malam pergantian tahun di Yuexiu, karena tempat ini lumayan dekat dari rumahnya di Guangzhou dulu. Jadi Kris tidak asing dengan suasananya.

  Gerutuan Kris semakin parah ketika sepasang-yang nampaknya-kekasih melewatinya dengan saling merangkul mesra. Menurut Kris itu norak sekali, ia dan Yixing bisa melakukan hal yang lebih manis dari itu. Ya dengan kata lain, Kris ingin Yixing segera datang! Jam tangannya sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam dan artinya pergantian tahun hanya tinggal satu jam lagi. Natal kemarin mereka tidak bertemu karena pekerjaan yang tidak bisa ditolerir. Jadi Kris rela merengek dan memohon pada Yixing untuk menghabiskan malam tahun baru berdua, meski nyatanya dirinya sendiri dan EXO memiliki jadwal mengisi acara tahun baru di stasiun tv yang berbeda. Dengan alasan acara mereka diselenggarakan di kota yang sama, Kris berhasil membuat Yixing mengangguk setuju untuk bertemu. Caranya mereka tak akan mengikuti acara sampai selesai. Lalu sekarang Kris mulai ragu, jika Yixing akan mendapat izin dari manager dan Joonmyeon selaku leader.

  Kris membenarkan posisi syal hingga sampai menutupi mulut dan hidungnya saat merasa orang-orang disekitar mulai melihat kearahnya. Ia yakin ini bukan tentang mereka yang mengenal Kris sebagai Wu Yifan si bintang film, tapi lebih kearah kesendiriannya saat ini yang tampak menyedihkan. Berdiri seorang diri di bawah pohon oak tua yang daunnya tertutup salju, sementara disekitarnya semua orang tampak saling bersenda gurau baik itu dengan keluarga, teman, atau seperti yang tadi lewat di depan Kris, kekasih. Sialan. Kris tidak jomblo kok, dia punya pacar, hanya saja pacar tercintanya itu sedikit terlambat. Ingin sekali Kris meneriakkan hal seperti itu sekarang!

"Maaf terlambat."

  Secepat kilat Kris menoleh ke sumber suara di sampingnya, menemukan sosok yang menjadi objek penantiannya sedang mengatur nafas yang terengah karena berlari. Kris tersenyum lebar sambil mengambil langkah lebih dekat. Yixing-nya mengenakan mantel tebal kebesaran dengan bulu-bulu yang tampak hangat dibagian kerahnya serta masker hitam yang kontras dengan kulit wajahnya. Begitu saja Yixing tampak cute sekali, membuat Kris ingin menariknya ke dalam sebuah pelukan. Jadi Kris melakukannya.

"Kupikir kamu ga akan datang, Xing."

  Dan saat dua tangan Yixing juga ikut melingkari tubuhnya, kehangatan yang tadi Kris bayangkan benar-benar ada. Entah makhluk macam apa Zhang Yixing itu hingga suhu minus tiga belas derajat celcius berubah menjadi hangat karena kehadirannya.

"Jalanan macet, Kris. Ini saja aku langsung turun dari mobil manager hyung dan berlari kesini."

  Sekarang Kris mulai merasa bersalah karena hanya bisa menggerutu saat menunggu tadi, tanpa tahu perjuangan pacarnya untuk bisa sampai ke hadapannya sekarang. Kris menarik nafasnya sebelum melepas pelukan mereka. Menatap mata Yixing yang terlihat bersinar malam ini. Atau hanya Kris yang melihatnya seperti itu.

"Maaf ya, seharusnya aku tadi menjemputmu saja."

  Meski masker hitam menutupi bibirnya, tapi Kris tau pasti jika sekarang Yixing sedang tersenyum. Karena mata Yixing ikut melengkung indah. Kris rasa ia sedang jatuh cinta lagi. Pada orang yang sama. Juga entah untuk yang keberapa kali. Zhang Yixing.

"Ku beri maaf untuk satu cup coffee, bagaimana?"

"Siap, nyonya! I'll be your Santa in this newyear's eve."

"Santa itu kan saat natal, Kris, bukan tahun baru."

"Khusus untuk Zhang Yixing si anak baik, Santa akan ada setiap saat. Ayo!"

  Yixing masih tersenyum mendengar ucapan Kris yang terasa menggelikan. Lalu Kris yang mulai menautkan jemari-bersarung tangannya di sela jemari milik Yixing, membuat Kris menyadari sesuatu dan menahan langkahnya.

"Suhu di bawah titik beku begini dan kamu ga pakai sarung tangan, Xing?! Ini kode agar aku menggengam tanganmu terus semalaman atau apa?"

  Benar-benar, bahkan dibalik sarung tangannya Kris bisa merasakan dingin yang menjalar dari telapak tangan Yixing. Buru-buru ia melepas sarung tangannya dan memakaikannya pada Yixing. Tidak menyadari senyum Yixing yang semakin lebar dibalik masker hitamnya. Entah kenapa Yixing merasa malam ini pacarnya sedikit berbeda, semua tindakannya terasa manis sekali. Juga fakta bahwa ini pertama kali ia melihat secara langsung gaya rambut Kris yang baru.

"Aku suka warna rambutmu sekarang. Seperti salju." lalu tanpa sadar tangan kanan Yixing yang sudah selesai dipakaikan sarung tangan oleh Kris terangkat, memberi sentuhan lembut pada objek yang tadi disebutnya. Meski sudah terlapis sarung tangan tapi Yixing masih bisa merasakan helaian rambut pacarnya disana. Kris mengutuk-ngutuk dalam hati saat dirasa jantungnya berdetak terlalu cepat saat ini. Tujuh tahun mengenal Yixing, dan jantungnya masih bereaksi sama untuk setiap sentuhan yang laki-laki manis itu berikan.

  Kris kembali bernafas normal saat tangan Yixing sudah turun dari kepalanya dan sekarang mata itu menatap penuh tanya kearahnya. Ck. Kalau saja ini bukan tempat umum, Kris pasti sudah melumat sesuatu dibalik masker hitam Yixing.

"Terimakasih, sayang." senyuman tulus dari Kris serta jemari yang kembali bertaut menjadi langkah awal mereka berjalan menyusuri taman ini.

"Tadi aku buru-buru jadi lupa pakai sarung tangan. Kamu gapapa sarung tangannya aku pakai?"

  Saat Kris menoleh, mata Yixing memancarkan kekhawatiran. Dan Kris memilih mengeratkan genggaman tangannya, "Tidak apa-apa, asal jangan pernah lepas genggaman tanganmu atau aku akan langsung mati beku!"

"Berlebihan sekali!"

  Lalu tawa mereka melebur jadi satu. Kembali mengundang tatapan orang disekitar. Kali ini bukan karena kesendirian Kris yang tampak menyedihkan, tapi karena aura kebahagiaan yang melingkupi mereka.

"Kris, apa ini aman? Disini ramai sekali, kalau ada yang mengenali kita bagaimana?"

  Yixing yang mendekatkan wajahnya ke telinga Kris untuk berbisik berhasil membuat Kris merinding. Dia mulai berpikir mesum tentang seharusnya ia memilih menyewa hotel saja untuk menghabiskan malam tahun barunya bersama Yixing. Tapi ya sudah terlanjur di luar, nikmati saja "Semuanya juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing kok, sayang, tidak akan sempat memperhatikan sekitar. Termasuk untuk memergoki Lay EXO dan Wu Yifan saat sedang berkencan sekarang."

  Lalu tangan Yixing segera mendarat keras di bahunya, membuat Kris sedikit meringis.

"Itu terdengar menyeramkan!"

"Apa? Kita kan memang sedang berkencan!"

"Ya tapi jangan diucapkan!" Yixing kembali menatap ke depan untuk menyembunyikan wajahnya yang sepertinya sudah memerah. Oh ya, dia lupa jika ada masker yang menutupi separuh wajahnya. "Aku malu tau.."

  Rasanya Kris seperti mendengar Yixing bergumam sesuatu tentang 'malu', jadi ia menatap heran Yixing yang berjalan disampingnya.

"Kamu bilang sesuatu?"

"Tidak. Sudah jalan dan belikan aku kopi!"

 

***

"Bagaimana kakimu? "

  Yixing menyesap cup berisi cappucinonya perlahan, masker hitamnya ia turunkan sebatas dagu. Lalu setelah itu baru menoleh kesamping dimana orang yang mengajukan pertanyaan berada. Mereka memilih menikmati kopi panas itu sambil kembali berjalan, tenggelam dalam keramaian yang ada disekitar.

"Sudah tidak apa-apa. Seminggu ini aku jadi anak baik yang penurut."

"Ya, kukira Yixing si penurut sudah punah." Kris tersenyum paksa saat Yixing memberinya lirikan maut mematikan, "Bercanda."

"Ucapkan terimakasih pada dua orang cerewet yang tidak bisa berhenti mengocehiku."

  Suasana benar-benar ramai dijalan setapak yang tidak begitu besar ini. Yixing sampai terdesak kesana-kemari oleh orang-orang yang lewat. Hingga lengan besar melingkari sekitar pundaknya dan mendekap Yixing lebih dekat kearahnya. Ck, Yixing jadi merasa mereka sedang go public karena ini pertama kalinya mereka jalan atau-yang Kris sebut-kencan di tempat umum yang ramai begini.

"Kamu itu diomongin berkali-kali saja masih dilanggar apalagi cuma sekali dua kali?!"

  Oh sepertinya akan dimulai lagi ocehan si nyonya sok tampan ini. Tapi Yixing putuskan menikmati yang seperti ini. Berada dalam dekapan Kris dan deep voice-nya yang khas, semua terasa sudah cukup bagi Yixing.

"Sudah hampir setengah dua belas loh, Kris. Katanya mau liat fireworks? Dimana tempatnya?"

  Yixing menoleh ke samping dan baru sadar jaraknya dengan Kris sekarang sangat dekat bahkan bibirnya nyaris menyentuh pipi kiri Kris. Pacarnya itu memang ahli dalam hal mengambil kesempatan. Sementara Kris sendiri langsung lupa lanjutan kalimat berisi nasehat untuk Yixing tadi, aroma cream lembut yang masih selalu menguar dari Yixing membuat orang-orang disekitar menghilang lalu hanya ada dirinya dan Yixing. Andai dunia seperti yang dipikirkan Kris.

"Ck malah bengong."

"Emang kamu tanya apa tadi?"

  Yixing memilih meminum lagi kopinya untuk mengurangi rasa jengkel pada pacarnya. Isi otak si tampan itu sedang mengecil atau apa, karena akhir-akhir ini Yixing merasa mengobrol dengan Kris makin tidak nyambung. "Katanya mau liat fireworks?"

  Beberapa detik Yixing masih melihat Kris yang hanya berkedip-kedip aneh, sampai "Ah, Fireworks. Tentu saja, disini ada." lengkap dengan senyum lebarnya yang tampak kaku.

  Yixing yang merasa ada keanehan pada tingkah pacarnya memutuskan untuk berhenti melangkah, yang otomatis Kris juga melakukannya. Mereka berdiri diam di tengah kerumunan orang yang terus berjalan menuju tempat utama perayaan tahun baru. Kris tambah  salah tingkah saat Yixing menghadapnya dengan sempurna. Ia tidak mengerti kenapa bisa segugup ini. Bahkan tanpa sadar cup berisi americano miliknya digenggam erat.

"Kamu kenapa? Sudah kubilang kalau lelah tidak usah dipaksakan bertemu, Kris."

"Apa? Aku tidak lelah."

"Lalu kenapa jadi aneh begini? Seperti bukan Wu Yifan yang aku kenal."

  Kris berdecak frustasi. Yixing-nya memang peka dan mudah sekali khawatir, tidak sadar bahwa tingkahnya juga suka membuat orang lain mengkhawatirkannya. Lagipula Kris sedikit malu menjelaskan alasannya yang terdengar konyol. Karena terlalu merindukan Yixing. Oh, ia seperti remaja baru puber saja.

"Kris?"

  Si pemilik nama mengangkat pandangnya, menelan ludah susah payah saat mata Yixing yang menurutnya bersinar itu masih menyorot penuh kearahnya. Zhang Yixing itu.. kenapa makin terlihat sempurna?

"Aku hanya terlalu merindukanmu, oke? Dan tidak tau kenapa jadi gugup seperti ini."

  Tanpa menunggu balasan untuk ucapannya Kris kembali membawa tangan Yixing dalam genggaman, menuntun langkah mereka menyusuri jalan setapak yang masih saja saling berdesakan. Sebisa mungkin mengabaikan tatapan Yixing padanya.

"Jangan tertawa, Xing. Aku tau sikapku seperti anak remaja labil."

"Siapa juga yang ingin tertawa? Tidak ada yang lucu."

  Dan benar saja saat Kris menoleh ia melihat Yixing dan wajah seriusnya, dengan ketenangannya yang tampak anggun ia menyesap lagi cappucino traktiran Kris yang sempat terabaikan. "Itu justru manis sekali."

  Oke, Kris sedang menolak mentah-mentah fakta bahwa pipinya memanas saat Yixing mengucapkan kalimat itu lengkap dengan senyum dan dimple yang sekarang tak tertutupi masker hitam sialan. Kris hanya bisa berterimakasih pada lilitan syal merah di leher yang membuat wajah merahnya tak terlalu kentara.

"Oh Tuhan, Zhang Yixing! Kamu itu emang niat bunuh aku pelan-pelan ya?!"

"Apaan sih?" Yixing panik sendiri menatap sekitarnya yang mulai berbisik menatap mereka karena laki-laki tinggi disebelahnya yang memekik heboh begitu.

"Kenapa sebulan lebih kita ga ketemu kamu makin manis? Sekarang aku gugup tapi juga ga tahan buat ciu.."  untunglah tangan Yixing bergerak cepat melepas tautan tangan mereka dan beralih membekap erat mulut pacarnya yang nyaris mengucap kata mesum nomor dua setelah 'seks'. Uh.

"Aku masih ingin jadi member EXO yang bebas dari skandal, oke? Lebih baik cari tempat yang lebih sepi agar kita bisa bicara dengan privasi!"

  Bisikan Yixing itu langsung diangguki setuju oleh Kris. Karena kata 'sepi' dan 'privasi' disana terdengar menarik untuk Yifan dan pikiran kotornya. Well, taman jauh lebih menantang dibanding kamar hotel kan?

.

.

  Gelapnya malam semakin pekat seiring dengan waktu yang terus bergerak menuju pergantian tahun. Yixing pilih pasrah dan menuruti Kris yang menuntun jalan mereka untuk benar-benar meninggalkan pusat keramaian di taman Yuexiu ini. Minumannya telah ludes dan Kris belum ada tanda-tanda akan berhenti melangkah. Padahal menurutnya mereka sudah berjalan jauh terbukti dengan kaki-kaki Yixing yang mulai terasa pegal.

"Masih jauh, Kris?"

  Lalu Yixing sudah bersiap melayangkan kepalan tangannya saat yang ditanya tak berniat memberi jawaban, sampai tiba-tiba Kris berhenti dan menoleh kearahnya dengan senyum lebar "Sudah sampai, sayang."

  Yixing mengedip-ngedipkan matanya sementara otaknya memproses sesuatu. Saat mulai sadar arti kalimat Kris, ia mulai mengedarkan pandangan kesekeliling yang hanya ada pohon-pohon dengan daun tanggas tergantikan salju yang menumpuk. Membuatnya tak lagi bisa menebak jenis pohon apa itu. Pohon-pohon itu sungguh melingkari tempatnya dan Kris berdiri sekarang, seolah mengurung mereka dari dunia luar.

"Tempat apa ini?"

  Melihat wajah terpukau pacarnya, Kris terkikik kecil. Tidak sia-sia otaknya terus bekerja selama berjalan tadi untuk mengingat tepatnya letak tempat ini. Yah, meski jujur saja ia sempat membawa Yixing tersesat tadi karena salah memilih jalan. Untung saja Yixing tidak sadar.

"Suka tidak?"

  Pada akhirnya Kris kembali menjadi pusat perhatian Yixing yang tadi sibuk memperhatikan sekitar. Senyuman yang Yixing tunjukkan jadi jawaban seberapa ia menyukai suasana disini.

"Tidak usah dijawab deh, aku tau kamu menyukainya. Ayo! Disudut sana ada bangku taman untuk duduk."

  Tangan besar Kris terulur minta disambut genggaman oleh Yixing yang masih saja pamer senyum manisnya. Jika mereka masih di tengah keramaian seperti tadi, Kris pasti akan langsung menyuruh pacarnya berhenti tersenyum karena ia sedang tidak ingin berbagi miliknya dengan orang lain.

  Lagi-lagi Yixing menurut, menautkan tangan mereka entah untuk yang keberapa kalinya malam ini. Melewati detik demi detik berakhirnya tahun penuh kesulitan dengan saling menggenggam tangan satu sama lain. Dalam hati berharap jika tahun yang akan datang beberapa menit lagi akan terasa lebih mudah dijalani dengan kebahagiaan yang menyertai.

.

 "Kamu pernah kesini sebelumnya?"

  Yixing mulai membuka suara. Sejak duduk di bangku taman ini hampir lima menit diliputi sunyi. Kris tampak serius menatap langit gelap di atasnya dan entah kenapa Yixing sedikit enggan mengganggu kegiatan aneh pacarnya itu. Tapi ya kan lama-lama Yixing bosan juga.

  Sebuah rangkulan dibahunya kembali Yixing rasakan, dan Kris tetap sebagai pelaku tunggalnya. Meski begitu sepertinya Zhang Yixing masih kalah menarik dengan kegelapan langit sana, laki-laki tercinta di sampingnya tetap tak mengalihkan pandangan padanya.

"Pernah lah, aku dulu tinggal tidak jauh dari taman ini. Jadi cukup sering berkunjung kesini."

"Sama siapa?"

  Kali ini pertanyaan Yixing berhasil membuat Kris menoleh kearahnya. Wajah mereka lagi-lagi berada di posisi yang sangat dekat karena Kris dengan sengaja menundukkan kepala untuk menatap langsung bola mata Yixing yang nyaris sama hitamnya dengan langit malam ini. Dan demi apa Yixing ingin sekali menoyor kepala Kris agar menjauhkan jarak mereka. Tapi sebelum sempat melakukannya, suara berat Kris justru terdengar membuat Yixing merinding.

"Menurutmu?"

  Rangkulan sialan di bahunya menahan Yixing berinisiatif untuk jadi yang bergerak menjauh, "Sama pacarmu, mungkin."

  Diam-diam Yixing bertanya dalam hati tentang kemana sosok manis pacarnya yang malu karena terlalu merindukannya tadi? Sekarang di hadapannya hanya ada pahatan tampan dengan kilauan mata yang tampak liar. Jadi jangan salahkan Yixing jika saat ini ia mengira Kris punya semacam kepribadian ganda.

  Pada akhirnya sesuatu mendarat sempurna di bibir Yixing. Ya mustahil dengan jarak sedekat itu Kris bisa menahan diri untuk tak mengambil kesempatan mengecup lembut bibir tebal yang selalu terasa manis baginya. Memang hanya kecupan. Sesuatu yang lebih 'panas' ia akan berikan pada waktu yang tepat nanti.

"Ya, mungkin saja. Aku tidak begitu ingat."

  Kris kembali pada posisinya semula, duduk tegak sempurna di samping Yixing dengan lengan tetap melingkari bahu pacarnya yang membuat mereka tetap saling menempel di bangku taman yang cukup luas ini. Bersikap seolah tak melakukan apapun yang berarti. Sementara Yixing-nya tengah menahan kesal entah karena kecupan mendadak yang ia rasakan atau.. 

 Topik pembicaraan yang sedang mereka bahas.

"Oh tentu saja. Kamu itu kan dulu player, jadi tidak ingat wanita mana saja yang diajak kencan disini."

  Sadar nada bicara Yixing berubah ketus serta tindakannya membuang muka jadi tanda bahwa pacarnya sedang dalam mode merajuk. Kris menahan tawanya. Ide untuk menggoda Yixing muncul begitu saja.

"Kaya kamu dulu ga pernah punya pacar wanita saja, Xing."

  Dan Yixing menoleh kearahnya dengan mata melotot lebar, "Dengar ya, tuan Wu yang sok tampan. Sebelum denganmu aku hanya pernah berpacaran sekali! Itupun dengan teman masa kecilku. Sementara kamu? Semua jenis wanita didunia ini juga pasti pernah kamu kencani!"

  Kris sudah benar-benar tertawa sekarang, tapi langsung berhenti setelah pukulan penuh cinta mendarat dikepalanya. Serta tatapan tajam dari Yixing yang menyorot kejam ke arahnya.

"Oke oke, nyonya Zhang Yixing yang memang manis. Dengar, mungkin dulu aku memang seperti itu. Tapi percayalah, tujuh tahun ini cuma kamu yang aku cintai setengah mati!"

  Yixing diam sebentar pandangannya menerobos masuk ke mata hitam Kris yang juga menatapnya. Sialnya, Yixing menemukan sebuah kejujuran disana. Jadi yang ia lakukan hanya meletakan kepalanya di bahu kiri Kris yang selalu tampak nyaman untuk dijadikan tempatnya bersandar. Kris sekarang bengong karena sifat manja pacarnya yang muncul.

"Fireworks-nya lama sekali."

  Iya, Yixing mengalihkan pembicaraan setelah sadar ia terlalu kekanakkan tadi. Lagipula ia memang tak punya pilihan lain saat ini selain percaya sepenuhnya pada Kris. Karena kepercayaan adalah hal terpenting dalam sebuah hubungan, bukan?

"Sebentar lagi, sayang. Sekitar dua puluh menitan."

  Kris mengecek jam melalui ponselnya. Lalu berpikir jika mereka bisa sambil mendengarkan lagu selama menunggu waktu tahun akan berganti. Melepaskan rangkulan tangannya pada bahu Yixing sejak tadi untuk mulai memasangkan earphone-nya ke ponsel, "Mau lagu apa?"

  Yixing mengangkat kepalanya sedikit tanpa mengubah posisi bersandar nyamannya di bahu Kris. Ia menemukan laki-laki dengan rambut mencolok sewarna salju itu tengah serius men-scroll ponselnya.

"John Legend, all of me?"

"As your wish, baby.”

  Setelah menemukan lagu yang diinginkan, Kris mulai memasang earphone di telinga kirinya dan yang kanan pada Yixing. Lalu suara baritone John Legend mulai bermain memecah kesunyian disekitar mereka. Yixing bergerak untuk mencari posisi ternyaman dirinya di bahu Kris dan tanpa sadar matanya terpejam. Meresapi setiap lirik yang Kris selalu bilang itu untuknya. Kali ini Yixing merasa tersentuh dengan gombalan sang pacar yang lebih sering berakhir menggelikan.

“Maaf ya, Yixing.”

“Untuk apa?”

“Membuat 2014-mu berjalan buruk.”

  Yixing menghembuskan nafasnya yang menghasilkan gumpalan asap putih di udara dingin. Ia membuka matanya kembali dan saat menoleh kearah Kris, lagi-lagi ia menemukan si tinggi sedang menatap ke langit diatas sana. Yang baru Yixing sadari beberapa letupan kecil fireworks sudah menghiasi. Jadi Yixing berakhir dengan ikut menatap ke langit. Tahun ini memang tidak begitu baik, bahkan Yixing sempat mencapai titik terendahnya untuk tetap bertahan. Tapi orang-orang disekelilingnya selalu bisa memberinya alasan untuk tidak menyerah. Membernya, fans, keluarga, Luhan, juga si tinggi tercinta di sampingnya sekarang.

“Kamu berpikir tahun ini adalah tahun yang buruk?”

“Ya, keputusanku berakhir buruk untuk sebagian besar orang.”

“Kuberitahu, aku ini termasuk sebagian kecil orang yang tidak termasuk ‘sebagian besar orang’ itu.”

  Di tengah lirik ‘cause all of me loves all of you’, Yixing bisa mendengar suara kekehan kecil Kris di sampingnya. Dan Yixing bersumpah moment ini terasa sangat sempurna untuknya.

“Kuberitahu juga, Zhang Yixing itu termasuk dalam daftar keberuntunganku di tahun ini.”

“Hanya tahun ini? Payah sekali.”

“Oh ya Tuhan, harus ya aku menjelaskannya lebih detail? Keberuntunganku dimulai tujuh tahun lalu, saat seorang pria aneh berpapasan denganku di tangga dan memuji wajahku yang tampan, terus berlanjut untuk tahun-tahun penuh kesulitan yang selalu kulewati bersamanya, juga untuk entah berapa tahun ke depan yang akan hidupku lalui. Laki-laki itu akan tetap selalu menjadi keberuntunganku.”

You’re my downfall, you’re my muse, my worst destruction, my rhtym and blues

  Mungkin mulai sekarang Yixing harus benar-benar percaya bahwa setiap lirik yang ada di lagu ini adalah ungkapan perasaan tulus seorang Wu Yifan padanya.

“Aku tidak mengerti, Wu.”

“Ck aku sudah menjelaskan panjang lebar dan romantis begitu..”

“Aku tidak mengerti kenapa kamu selalu buat aku jatuh cinta lebih dalam dan dalam lagi? Kamu itu sialan tau ga?”

  Ucapan sinis Yixing justru malah menghasilkan senyuman lebar Kris yang tampak sangat idiot. Rasa bahagianya selalu meledak-ledak setiap kali Yixing mengucapkan kalimat cinta yang walau pada kenyataannya tidak manis sama sekali. Yah yang terpenting ia tahu bahwa laki-laki manis pemilik senyum mematikan ini mencintai sama besar dengan dirinya.

“Aku tau, dan si sialan ini sangat amat mencintaimu, mengerti?”

“Sangat amat mengerti.”

  Sekarang intro terakhir lagu mengiringi tawa mereka yang pecah. Kris kembali memberi rangkulan hangat pada tubuh yang masih betah bersandar padanya, mendekapnya semakin erat. Di tahun ini sempat terlintas di pikirannya bahwa ia akan benar-benar kehilangan sosok Zhang Yixing karena keputusan yang ia ambil. Tapi ternyata ia salah, Yixing terlalu kuat untuk mengikuti arus yang ada. Saat semua mulai berpaling dan tidak peduli, Zhang Yixing tetap berdiri tegak menghadapnya dengan senyum.

“Mau mendengarkan yang lain?”

“Kamu aja yang pilih lagunya.”

  Letupan fireworks di atas langit sana semakin banyak, menandakan waktu pergantian tahun yang semakin dekat. Yixing tak lagi berniat mengetahui berapa lama lagi tahun akan berganti. Lebih memilih menikmati tiap detik yang tersisa di tahun ini dengan Kris yang mendekapnya hangat.

“Baiklah, lagu ini saja.”

  Yah, pacarnya itu tetaplah Wu Yifan yang dengan percaya dirinya memutar lagunya sendiri. There is a Place

“Narsis sekali pilih lagu sendiri.”

“Suaraku tidak kalah merdu dengan John Legend, Xing.”

“Ya terserah.”

  Yixing benar-benar ingin menjaga mood super baiknya saat ini, jadi diabaikannya saja tingkah Kris yang mulai absurd. Suasana tetap hidup meski tak ada lagi yang bersuara setelah itu. Letupan fireworks di atas mereka penyebabnya. Keduanya sama-sama menengadahkan kepala keatas untuk melihat keindahan warna-warni fireworks yang meletup di tengah pekatnya langit gelap.

“Tebak apa resolusiku tahun 2015?”

“Menikahiku?”

  Tebakan asal Yixing membuat Kris menoleh dengan cepat dan menatapnya takjub, “Kok tahu?”

“Isi otakmu itu terlalu mainstream, Wu! Dan maaf saja resolusimu tidak akan bisa terwujud untuk tahun ini.”

“Jahat sekali. Aku belum berusaha apa-apa sudah ditolak.”

“Jangan macam-macam, Wu. Masih banyak hal penting lain untuk dicapai tahun ini selain menikahiku.”

  Kris melenguh kecewa, lamarannya ditolak untuk yang kesekian kali secara tidak langsung. Ia memilih kembali menatap langit yang sudah tampak gemerlap berkat fireworks yang melutup.

“Bagiku hal yang paling penting itu adalah menjadikanmu milikku seutuhnya.”

  Ucapan cheesy dari Kris nyatanya selalu bisa membuat Yixing merinding karena tingkat keposesifan di dalamnya. Yixing meremas telapak tangannya sendiri yang terlapis sarung tangan hitam milik Kris, “Kamu bilang padaku akan jadi aktor yang hebat, musisi dan pencipta lagu yang jenius, bermain dalam pertandingan basket sungguhan. Semua itu bisa coba kamu wujudkan di tahun 2015 nanti.”

“Itu semua ada di daftar selanjutnya resolusiku, Yixing. Yang nomer satu tetap saja menikahimu. Oh dan kamu melupakan keinginanku untuk membuka pameran lukisan sendiri.”

“Jadi sampai sekarang pun kamu masih percaya diri dengan hasil gambarmu itu, Wu? Astaga..”

“Tentu saja. Aku ini terlahir dengan jiwa seni yang besar tau!”

  Yasudah terserah Kris saja deh. Yixing berkomentar apapun juga tak akan didengarkan, ia akan tetap menganggap dirinya yang terbaik. Well, sebenarnya Yixing juga mengakui Kris adalah yang terbaik untuknya.

  Lagu sudah tidak lagi terdengar dari earphone yang tersambung. Kris mulai men-scroll lagi ponselnya untuk mencari lagu yang akan lanjut mereka dengarkan, “Ingin lagu lain?”

“My dear-nya Jeff Bernatt.”

  Intro lagu yang diminta Yixing mulai terdengar berlomba mengalahkan suara letupan fireworks yang semakin ramai. Liriknya kali ini tak kalah menyentuh, jadi gambaran perasaan Yixing untuk laki-laki tinggi yang amat dicintainya. Juga nada yang mengalun lembut semakin mencipta keromantisan intim diantara mereka malam ini. New Year’s eve kali ini sungguh yang terbaik bagi mereka.

“Sekarang giliranmu menebak resolusiku.”

“Menikah denganku?”

“Jangan merusak suasana dan moodku, Wu Yifan.”

  Kris nyengir lagi mendapat lirikan mematikan dari pacarnya, “Oke, aku menyerah. Lalu apa?”

“Jadi yang terbaik.”

“Mainstream.”

“Bekerja lebih keras sebagai Lay, tidak lagi terluka dan membuat fans khawatir, membuat keluargaku semakin bangga dan bahagia, jadi kakak yang bisa jadi panutan untuk semua adikku di EXO, jadi adik yang kuat untuk Joonmyeon dan Minseok hyung juga Luhan. Lalu terakhir jadi pacar yang semakin dicintai olehmu.”

“…”

“Bagaimana? Masih mainstream tidak, Wu?”

3

 

2

 

1

“Happy new year, sayang.”

  Semua berjalan cepat. Saat Kris tiba-tiba bangkit dari duduknya untuk berdiri, Yixing yang bengong melihat tubuh pacarnya berdiri menjulang tepat dihadapannya yang masih terduduk di bangku. Ucapan selamat tahun baru yang dilanjutkan dengan Kris mencondongkan tubuhnya lebih dekat. Melumat juga dengan cepat namun lembut bibir Yixing yang sejak bertemu tadi sudah menjadi target utamanya. Tangan-tangannya yang besar itu mengurung tubuh Yixing diantara tubuhnya dan sandaran bangku taman. Earphone sudah terlepas dari telinga mereka masing-masing, jadi hanya tinggal suara letupan demi letupan fireworks di atas langit yang menemani keintiman di antara mereka.

  Kris bergerak semakin liar menelusuri seluruh rongga hangat mulut Yixing, membelit lidah satu sama lain dan mengabsen setiap deret gigi disana. Terlebih saat sadar Yixing yang biasanya cukup pasif dalam hal ciuman kini mulai mencoba mendominasi. Melingkari tangannya dileher Kris yang menunduk dalam. Melumat dan menghisap kasar bibir Kris penuh nafsu. Oh, tidak ada lagi udara dingin bersuhu minus di bawah nol saat ini. Semua berubah serba panas.

  Lima menit pertama di tahun yang baru mereka lalui masih dengan saling melumat dan mengecup bibir penuh nafsu. Sampai nafas Yixing yang mulai memberat karena kebutuhan oksigen yang menipis karena Kris benar-benar tak memberinya kesempatan mengambil udara. Yixing mulai bergerak gelisah, tangannya yang tadi melingkar sensual di leher Kris kini bergerak turun kearea dada untuk mendorong raksasa mesumnya menjauh. Entah pacarnya itu makhluk macam apa hingga tak membutuhkan udara saat nafsunya sedang berada di puncak, tapi Yixing itu manusia normal yang butuh bernafas! Masih butuh beberapa detik untuk membuat Kris benar-benar melepas tautan bibir mereka.

  Yixing sebenarnya ingin sekali langsung meneriaki si pacar mesumnya tapi ia lebih memilih memasok oksigen banyak-banyak dulu untuk paru-parunya.

“Aku mencintaimu beserta semua keinginanmu di tahun ini. Ayo tetap bersama untuk mewujudkan semuanya, Xing.”

  Hilang sudah keinginan Yixing untuk berteriak pada Kris, sesuatu tengah menyusup nyaman ke setiap sel tubuhnya. Kris yang liar tadi dalam sekejap berubah jadi pangeran berhati lambut saat mengucapkan semua kalimat itu. Tak ada lagi yang bisa menahannya untuk tidak tersenyum saat ini. Kris dihadapannya menatap lembut dan sarat akan kesan memuja, membuat keinginan Yixing di tahun baru ini langsung terwujud. Merasa semakin dicintai oleh Kris.

  Dan satu kecupan kecil Yixing berikan di sudut bibir Kris sebagai hadiah.

“Aku tidak tahu apa terimakasih masih cukup untuk membalas semua yang sudah kamu berikan di setiap tahun hidupku. Tapi, terimakasih banyak, sayang. Kamu tau seberapa besar aku juga mencintaimu.”

  Kris langsung menghambur memeluk Yixing yang masih dalam posisi duduknya, sangat erat karena bahkan Kris tak mengizinkan udara dingin menyusup diantara peluknya.

“Wu?”

“Hmm..”

“Kenapa fireworks-nya sudah tak ada lagi?”

“Apa aku lupa memberitahumu? Disini pertunjukan fireworks yang sebenarnya hanya akan berlangsung selama lima menit.”

“Jadi sudah selesai pertunjukannya?”

“Ya, salah siapa tadi terlalu bernafsu melumat bibirku.”

“Wu?”

“Iya, sayang.”

“Jangan menemuiku lima bulan ke depan untuk membayar lima menitku yang tadi.”

.

.

.


 

 

Krik..

Seriously, aku ga tau gimana caranya meng-end-kan chapter ini. jari tanganku terus bergerak di keyboard ga mau berhenti, guys.. dan jadilah ini sampai 4k words lebih -_-
terus apa lagi itu *nunjuk kissing scene* bikin begitu aja aku merinding setengah mati, apalagi kalau disuru bikin tahap lebih lanjut? Aku bisa mati kaku, kawan-kawan~ haha
resolusiku di tahun 2015, pengen tamatin semua ff aku secepatnya jadi aku bisa lebih cepat juga buat segera hiatus(?)  selanjutnya mainstream sih, pengen jadi orang yang lebih lebih baik lagi, Yifan Yixing kepergok nge-date, terus ga lama mereka mutusin buat go public (resolusi macam apa ini)
Kalian juga ya semoga keinginannya di tahun depan bisa tercapai semua! Dan ga ada lagi itu namanya nangis-nangisan buat bias disana karena semoga mereka juga bisa hidup dengan baik dan lebih bahagia.

2014 kemarin mungkin tahun yang berat buat semua fangirl bukan cuma EXO-L aja tapi jangan benci tahun 2014 ya, karena di tahun ini kita jadi tahu seberapa solid dan kuatnya kita tetap berdiri untuk mereka disana. Keep Fangirling and give EXO more love!

Juga makasih udah support semua fiksi abal aku disini, I LOVE YOU SO SO SO MUCH! ^^

 

Last, lets pray for AirAsia QZ8501..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh