Krisday pt.2

PHONE

 

 

You bear the strong scent that deceived me. You confine me in the room of eternity

-Jonghyun, Dyhilleia Grayi

 

 

 

 

 


Beijing

151106  11:40 AM

 

 

Drrrrttt drrrrttt drrttt

  Getar berkali-kali pada saku jaket denimnya, berusaha Kris abaikan di awal. Ia bahkan terlalu malas menggerakkan tangan untuk merogoh ke dalam sana.

Drrrrtttt drrrrttttt drrrttttt

  Dan ponsel pun nampak tidak menyerah untuk terus mengganggu tuannya, hingga sang manager yang tengah menyetir di kursi kemudi sana meliriknya tajam lewat kaca spion, secara paksa menyuruh artisnya mengambil tindakan agar getar ponsel miliknya tidak lagi mengganggu suasana hening dalam mobil.

  Kris pun menyerah, selalu begitu. Ia menggeser layar ke area hijau tanpa melihat nama yang tertera disana.

"Kadang aku berpikir.." hanya sebuah suara yang sangat ia kenal. Seseorang yang selalu bisa membuat lelahnya menguap begitu saja bersama udara. "Kenapa kita bisa bersama di tengah perbedaan yang ada?"

  Kris baru akan membuka mulut untuk menjawab, tapi dia yang disana tak memberi kesempatan untuk itu.

"Kamu gila fashion, perfeksionis. Mungkin Zitao akan lebih cocok untukmu." tawa Kris muncul, cukup keras hingga membuat manager kembali meliriknya tajam. Tao? Jangan bercanda, Kris bisa mati berdiri menghadapi sikap kekanakannya yang lebih parah dari Sophia. "Atau dengan Luhan saja yang juga gila olahraga. Dia menyukai basket sama sepertimu." tidak, terimakasih. Kris menggeleng pelan dan berhenti tertawa. Apa bagusnya punya saingan dua anggota termuda di grup? Lagipula Luhan terlalu cerewet untuknya.

"Bisa juga bersama Kevin Shin yang selalu mengerti semua hal tentangmu."

  Oke. Kris mulai tak berekpresi apapun untuk menekan rasa kesalnya. Ia tak pernah suka jika Zhang Yixing sudah memulai teori 'perbandingannya'. Membandingkan dirinya sendiri dengan hal-hal yang menurutnya jauh lebih baik. Padahal Kris selalu berceloteh tentang Zhang Yixing yang akan selalu menjadi hal terbaik di hidupnya.

"Kenalanmu setaraf Fan Bingbing, Kendall Jenner, Angelica Cheung, Ricardo Tisci.." jeda dalam detik, sosok di seberang sana Kris yakin tengah mengambil nafas untuk melanjutkan kalimat. "Lalu Zhang Yixing? Seperti debu halus saja di antara nama-nama itu."

  Kris berdecih malas, genggaman tangan pada ponselnya semakin erat. Lihat sampai level mana Yixing mampu membuatnya melempar ponsel keluar jendela mobil.

"Tapi maaf ya, aku tidak akan melepasmu untuk mereka, juga tidak untuk semua orang di dunia ini. Wu Yifan hanya milikku."

  Udara tengah malam mendadak hangat. Ini yang Kris tunggu sejak awal obrolan yang hanya terjadi satu arah. Menebak arti dari semua ocehan Yixing pada menit-menit terakhir hari ulangtahunnya.

"Selamat ulang tahun, sayang. Selalu di berkati dan di lindungi oleh-Nya. Aku berharap satu hal tahun ini, agar aku semakin sering di beri kesempatan ada di sampingmu, memastikan kebahagiaan selalu ada untukmu."

  Mungkin Yixing hanya belum menyadari bahwa dalam bentuk apapun, dirinyalah alasan Kris untuk bahagia. Laki-laki lainnya yang sejak awal tak punya kesempatan bicara, terdengar membuang nafasnya kasar. Memejamkan mata seiring dengan tubuh tingginya yang ia buat bersandar di kursi mobil. Berusaha mendapatkan bayangan sosok sempurna di ujung telpon sana yang terakhir kali ia temui satu bulan lalu.

"Maaf, tidak bisa ada di sampingmu tahun ini, Wu." gumaman lainnya dari sang penelpon. Kris masih tak memberi respon selain hembusan nafasnya yang seolah bisa membuat Yixing disana sedikit tenang.

"Aku sedang berpikir bahwa sekarang kamu berakting, lalu saat sampai di hotel nanti aku menemukanmu berbaring di ranjang dengan tatapan menggoda minta di terjang."

  Manager ge di depan sana sampai terbatuk-batuk mendengar perkataan artisnya yang kelewat mesum itu. Jangan tanya Yixing di seberang sana, jika malam ini bukan ulang tahun Kris, ia akan langsung menutup sambungan telpon mereka.

"Liar sekali fantasimu, birthday boy!"

  Kris tertawa kecil, terdengar menyebalkan untuk Yixing. Tapi sekali lagi, ia menahan diri untuk pacar tercintanya yang sedang bertambah umur ini.

"Masih ada yang ingin kamu ucapkan, sayang?"

  Giliran Yixing yang menjeda percakapan dalam diamnya. Sedikit terkejut Kris yang mesum bisa jadi sosok lembut seorang pengeran dalam sekejap.

"Happy birthday?"

"Tadi kan sudah."

"Maaf."

"Aku tidak marah, tidak perlu meminta maaf. Selain itu?"

  Ah, Wu Yifan memang seorang penggoda nomor satu. Yixing mengutuk dalam hati untuk jantungnya yang berdebar keras hanya untuk mengucapkan dua kata yang rasanya sudah lama sekali tidak ia suarakan.

"Aku mencintaimu."

  Kris bisa merasakan ketulusan yang sama seperti saat pertama kali Yixing mengucapkan hal itu. Entah kapan tepatnya, yang Kris yakin bahwa tahun telah banyak berganti dalam hubungan mereka.

  Tentu saja Kris bukan remaja belasan yang masih kekanakkan dalam mengatasi masalah long distance relationship begini. Tapi untuk kali ini, ia sungguh sangat ingin memeluk Zhang Yixing hingga rasanya ingin menangis seperti anak lima tahun agar keinginannya terwujud.

"Aku akan menemuimu secepat yang aku bisa, jangan menangis, Wu."

"Aku seorang dominan berumur dua puluh lima tahun, tidak akan menangis."

"Tapi kamu pernah nangis karena merindukan mommy mu~"

  Jika Zhang Yixing sudah mulai menggodanya seperti ini, biasanya baru akan berhenti saat Kris menciumnya hingga kehabisan nafas. Lalu karena sekarang mereka hanya tersambung lewat telpon, Kris pilih menikmati saja suara menggemaskan di seberang sana.

"Yixing?"

"Apa?"

"Terimakasih sudah menjadi yang terakhir di tahun ini."

  Senyum manis dari Yixing bisa jelas Kris rasakan saat ia kembali memejamkan mata. Sejak awal, Zhang Yixing memang bukan yang pertama untuknya, begitu juga dirinya untuk Yixing, tapi diam-diam mereka telah bertekad menjadikan satu sama lain sebagai yang terakhir.

"Sama-sama. Sekali lagi maaf karena tidak bisa menemanimu malam ini."

  Yixing tidak bisa untuk tidak merasa bersalah, kemarin saat ulang tahunnya Kris bisa menemuinya untuk sekedar memberi pelukan dan kecupan mesra. Sekarang saat si tinggi itu yang berulang tahun, Yixing tidak berdaya di hadapan jadwalnya sendiri.

"Yixing?"

"Apa lagi, sayang?"

"Aku hanya mau mengakhiri semuanya denganmu. Bukan Zitao, Luhan, apalagi Kevin."

  Kris mendengar tawa kecil di ujung sambungan sana, membuat sesuatu di dalam hatinya selalu berdesir nyaman. Zhang Yixing, memang solusi terbaiknya untuk menenangkan diri.

"Aku tahu aku tahu, tadi kan cuma bercanda, Wu."

"Tidak lucu sama sekali."

  Bayi besarnya Zhang Yixing memang mudah sekali ngambek akhir-akhir ini, jadi Yixing hanya menghelan nafasnya sekali lagi. Seperti ini tentu pihaknya yang harus bisa menahan diri agar masalah sepele tidak menimbulkan ledakan emosi yang lebih besar. Yixing sudah belajar banyak untuk itu. Kris juga, sedikit.

"Tidak meminta hadiah dariku?"

"Memang apa yang akan aku dapatkan tahun ini?"

  Sebuah decakan kecil dari Yixing, bayi besarnya mudah sekali di alihkan perhatian.

"Aku titipkan pada Kevin, dia bilang akan menemuimu besok sore."

"Kevin?!"

"Ya, Kevin Shin sahabat sejatimu."

  Kris menegakan duduknya, alisnya menukik tajam tanda ia sedang berpikir keras. Bagaimana bisa Yixing dan Kevin bertemu? Pertanyaan semacam itu yang memenuhi isi kepalanya.

"Kalian bertemu?"

  Yixing tertawa lagi, kali ini Kris hiraukan kemerduannya karena ia tengah dibuat penasaran setengah mati.

"Memang Kevin tidak pernah cerita kalau kami sering bertemu saat di luar?"

"Dia tidak bercerita apapun. Hey, Zhang Yixing jangan coba-coba menyelingkuhiku dengan sahabatku sendiri ya!"

  Ini alasan Yixing sejak dulu suka sekali menggoda Kris, mudah sekali di pancing dan di bodohi.

"Aku bercanda, bodoh. Apa kamu ga bisa menyaring dulu ucapanku sebelum memutuskan untuk percaya atau tidak?!"

  Hampir saja Kris berencana mencekik Kevin saat bertemu besok. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah rela membagi Yixing pada siapapun, termasuk sahabatnya itu, terkadang dengan fans Yixing saja Kris masih sering cemburu buta.

"Lalu? Kenapa menemuinya bisa tapi menemuiku tidak bisa?"

"Kebetulan aku membaca status weibonya yang sedang berada di Shanghai. Jadi ya, aku memintanya bertemu untuk menitipkan hadiah dariku untukmu."

"Memang apa hadiahnya?"

"Lihat saja besok."

  Dahinya kembali berkerut, perasaan Kris saja atau memang suara Zhang Yixing barusan terdengar malu-malu. Kris jadi semakin penasaran.

"Bukan sesuatu yang bisa membuatku berakhir masturbasi seorang diri kan?"

  Lagi. Manager ge terbatuk beberapa kali sambil melempar kotak tissue di dashboard pada artisnya yang omongannya semakin kotor.

"God! Jangan samakan aku dengan otak bodohmu yang mesum itu."

"Lalu apa?"

"Kubilang lihat saja besok!"

  Kadang Kris Lupa seberapa keras kepalanya sang pacar tercinta.

"Kututup telponnya ya? Aku butuh istirahat."

"Tidak bisa lebih lama lagi?"

  Ada nada merengek disana. Entah Yixing harus gemas atau mual mendengarnya.

"Tidak, aku mengantuk. Kamu juga langsung istirahat saat sampai nanti. Jangan mabuk, jangan pergi ke pesta manapun lagi, jangan lupa mandi lebih dulu sebelum tidur. Sudah makan malam kan? Pastikan kamu ga kelaparan jadi tidurmu bisa lebih nyenyak."

  Kris sangat menikmati saat-saat dimana Zhang Yixing bertransformasi menjadi mommy-nya. Dengan segala ocehan serta nasihatnya, membuat Kris semakin ingin mengganti marga Yixing dengan marga keluarganya sendiri.

"Aku mengerti, nyonya."

"Kukira kamu sudah berhenti memanggilku seperti itu."

"Hanya saat kamu cerewet seperti ini. Selebihnya aku sudah berjanji akan lebih menghormati harga dirimu sebagai laki-laki."

  Yixing kira angka 25 sudah sangat cocok untuk sosok Wu Yifan yang sedang tersambung di line telpon dengannya.

"Ya~ berhenti membuatku semakin mengagumi sosokmu, Wu."

"Terdengar seperti Zhang Yixing yang sedang menggombaliku."

  Tawa diseberang sana terdengar lagi, membuat Kris merasa hari ulang tahunnya sangatlah sempurna.

"Anggap saja sebagai hadiah tambahan dariku. Jadi bisa kututup telponnya sekarang?"

"Tidak, sebelum berjanji untuk tidak terlalu dekat dengan Show Luo itu. Aku yakin seratus persen bahwa dia memiliki rasa padamu."

"Berhenti menilai semua orang gay hanya karena mereka dekat denganku."

"Aku hanya memperingatkan sebelum keadaan jadi bertambah rumit."

"Kami hanya berteman. Satu-satunya orang yang kucintai untuk saat ini hanya dirimu."

  Kris diam sebentar, menggigit bibirnya agar senyumnya tidak terlalu lebar. "Hanya saat ini?"

"Harus kubilang 'selamanya'? Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan sana, jadi aku hanya ingin mencintaimu untuk saat ini. Karena kudengar apa yang terjadi di masa depan tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang. Ah aku terlalu banyak bicara, ku tutup telponnya ya?"

"Ck, kenapa kamu selalu membuat dirimu semakin kucintai?! Tutup telponnya dan temui aku sesegera mungkin, Zhang Yixing!"

"Siap, sayang. Bye."

 

PIP

 

"Sial, bahkan aku belum mengucapkan terimakasih sekali lagi padanya."

  Kris lanjut menggerutu sembari memandangi ponselnya yang sudah tidak tersambung kemanapun. Tiba-tiba muncul notifikasi dari aplikasi chatting yang ia miliki, tanpa berpikir dua kali ia segera mengeceknya saat tahu bahwa ID yang muncul adalah milik sang penelpon tadi.

  Sebuah selca dengan pose mata tertutup dan bibir tebal yang dikerucutkan seolah mengirimkan ciuman tak langsung untuk Kris yang terkikik geli.

 

'Tidak perlu berterimakasih lagi, aku bahkan tak melakukan banyak hal di hari ulangtahunmu. Sebagai gantinya, kukirimkan satu ciuman hanya untukmu. Chu~'

 

"Ya Tuhan, dia terlalu menggemaskan untuk di tangani."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Jadi.. Apa kira-kira maksudnya hanya memberiku sebuah t-shirt, Kev?"

"Mungkin Yixing juga punya t-shirt yang sama atau mirip. Jadi kalian punya couple items atau semacamnya. Sebaiknya tanya langsung saja dengannya, aku hanya mengantarkan titipannya."

"Hey, aku yang terlalu bodoh atau dirimu yang terlalu pandai menebak ya?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sorry telat lagi. Aku sedang sangat membutuhkan dukungan agar bisa tetap konsisten nulis dan nge-ship FanXing. So, could you gimme some comment to support?

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh