Distance

PHONE

Gimme some reason to keep sailing with them? This is the prove that there's always a place for FanXing in my heart..

 


 

 

 

 

  Ya, mereka saling menjauh. Komunikasi yang terputus. Tapi sama sekali tak pernah terucap perpisahan. Tidak ada yang mempermasalahkannya, keduanya lelaki dewasa-terlalu dewasa diumurnya- dengan kesibukan menggunung nyaris mencapai titik tertinggi langit. Lantas sebuah hubungan romantis yang diinginkan hanya akan menjadi angan. Jika orang lain berkata bahwa komunikasi yang terpenting menjaga keharmonisan, bagi mereka hanya butuh kepercayaan satu sama lain pada banyaknya kata cinta yang terucap delapan tahun di hubungan mereka.

  Dan Zhang Yixing tahu, saat dering ponselnya pada tengah malam kembali terdengar setelah beberapa bulan terlalu sunyi, kata akhir itu memang tidak pernah berlaku untuk mereka.

"Ya?"

"God.."

   Penyebutan nama Tuhan disini, Yixing tidak tahu apakah ini caranya bersyukur? Atau kutukan pada keadaan mereka?

"Kris?"

  Rasa sang nama bahkan cukup asing. Yixing menggulung diri di ranjang dan mulai menangisi keasingan yang ada. Ia yakin ini tak akan berlangsung lama, hanya butuh satu dua hari kebersamaan untuk bisa membuat Yixing mengingat semua rasanya karena memang semua tetap sama, tetap berada pada tempatnya, hanya tertutupi oleh waktu dan kesibukkan.

"Yixing.." Kedengarannya sosok di seberang sana memiliki syndrom yang sama dengan Yixing.

  Jadi keduanya sama-sama beradaptasi.

"Bagaimana?"

"Apanya?"

"Kabarmu, perasaanmu?"

"Aku baik dan masih sangat mencintaimu, Xing."

  Disini, Yixing berada di titik bingung antara ingin menangis dan tertawa bahagia. Ia ingin kembali pada unsur rasa saling percaya yang mereka pegang selama ini, tapi rasanya terlalu sulit saat semua disekitarnya berlomba mematahkan kepercayaannya pada Kris. Mengatakan fakta dalam kebohongan atau berbohong di atas fakta yang nyata.

"Benarkah?"

"Kamu masih percaya padaku?"

  Ya. Yixing sangat ingin meneriakan satu kata itu sebagai jawaban. Tapi sekali lagi, terlalu sulit.

"Berikan aku alasan untuk itu, Wu."

"Tidak ada. Aku kehabisan alasan untuk menahanmu."

"Kamu bersumpah untuk tidak pernah melepasku."

"Lalu? Apa kamu bersedia untuk tidak kulepaskan?"

  Yixing menyembunyikan tangisnya dalam geraman frustasi. "Bisa tidak, berhenti mempersulit hubungan kita yang sudah sangat menyebalkan ini?!"

"Aku minta maaf. Karena telah mengabaikanmu, menghilangkan rasa percayamu padaku, menyakitimu."

  Belum ada jawaban, Yixing mencari satu pengampunan lain untuk diberikan pada Kris yang meminta. Jika dulu persediaan maafnya menumpuk, kini satupun begitu sulit dicari.

"Sakit, Kris." Bahkan bernafas pun Yixing kesulitan. Tanpa sadar airmatanya jatuh terlalu banyak malam ini.

"Percayalah, aku merasakan apa yang kamu rasakan, Xing."

  Aura kesedihan yang sama menguar dari sana, sekian kilometer jarak yang ada tak menghalangi telepati yang terjadi.

  Yixing menghapus kasar aliran air mata di wajah dengan punggung tangannya. Berusaha keras menghentikan kesedihan dan rasa sakitnya, menekan rasa kehilangan yang sempat mengurungnya. Kris tidak pernah meninggalkannya, hanya tidak selalu berada di sisinya. Hampir tiga tahun seperti itu harusnya Yixing sudah terbiasa tapi rasanya tetap saja menyakitkan. Saat apa yang nyatanya ia miliki, tidak bisa tersentuh oleh ujung jarinya.

"Kalau begitu, berhenti saling menyakiti." Bisikan Yixing nyaris tak terdengar.

  Tapi Kris punya cara tersendiri untuk mendengarkan, "Aku selalu mencoba untuk tidak menyakitimu dan selalu gagal dalam setiap percobaannya."

"Jangan mencoba, jalani saja." Yixing bahkan sampai pada tahap tidak mengerti apa yang ia ucapkan.

  Lalu tawa laki-laki sialan kesayangan Yixing disana hadir. Menjadi melodi ceria di tengah lagu ballad yang terputar.

"Apa kamu sebegitu menginginkanku?"

"Sangat." Yixing merasa tidak bisa hidup dengan baik tanpa Kris.

"Dan merindukanku?"

Sebuah anggukan kepala, "Sampai rasanya ingin mati."

"I miss you too, darl. But stop mention about a death."

"Jangan berbicara bahasa inggris padaku, itu membuatku kesal."

  Kris tertawa lagi, kali ini Yixing berhasil tersenyum tanpa paksaan.

"Kenapa memangnya?"

"Bisa saja kamu menggunakannya saat sedang bermain di belakangku."

  Yixing tahu itu sama sekali tidak ada hubungannya. Ia hanya tidak sabar untuk segera mendapatkan penjelasan tentang berita-berita sialan di luar sana dan tampaknya Kris tidak akan membawa pembicaraan itu tanpa di pancing.

  Satu helaan nafasnya terdengar, sebelum suaranya kembali memenuhi pendengaran Yixing.

"Apa kamu masih percaya padaku?"

"Kalau jawabannya tidak, sejak awal aku tidak pernah mengangkat panggilan ini." dan panggilan-panggilan selanjutnya.

"Zhang Yixing, aku mencintaimu."

"Aku butuh penjelasan, bukan pernyataan cinta, dasar bodoh!"

  Kenapa delapan tahun ini Yixing mau saja berpacaran dengan orang sebodoh dia? Dan berakhir dibodohi sedemikian rupa.

"Karena hanya itu kejujuran yang berani ku akui padamu."

"Jadi berita itu benar?"

"Aku tidak pernah membenarkannya."

"Tapi kamu juga tidak membantahnya. Lalu mana yang harus kupercayai?!"

"Aku. Kamu bilang akan selalu percaya padaku."

  Ah, Yixing begitu dibuat kesal dengan percakapan yang berputar-putar. Apa ini cara sang aktor hollywood untuk menjelaskan sesuatu? Kris tidak serumit ini dulu.

"Walaupun kamu membohongiku?"

"Kamu satu-satunya orang yang nyaris tidak pernah kubohongi."

"Bull!"

"Jangan mengumpat, itu membuatku bernafsu."

"Astaga, terkutuklah Wu Yifan dan pikiran kotornya!"

"Memangnya nafsu apa? Maksudku nafsu untuk ikut mengumpat juga. Terkutuklah Zhang Yixing dan pikiran kotornya."

  Sialan. Kris selalu bisa membuatnya seperti ini. Menangis dan tertawa disaat yang bersamaan. Malam ini, Yixing merasa semuanya lengkap, tak ada yang hilang. Mungkin benar kata Luhan, kalau Yixing membutuhkan Kris sebagai bagian yang hilang tersebut. Padahal Kris-nya tidak pernah menghilang.

"Yixing?"

"Apa!"

"Kenapa marah?"

"Kenapa kamu jadi serumit ini, Wu Yifan?"

"Jadi tugasmu membuatnya lebih sederhana."

"Maksudnya?"

"Percaya padaku dan cintai aku. Sederhana kan?"

"Apa hanya itu yang kamu butuhkan?"

"Ya, saat semua orang menuduhku buruk, aku hanya butuh Zhang Yixing untuk berpikir bahwa aku orang baik. Selanjutnya hidupku akan baik-baik saja. Sudah merasa menjadi orang penting di hidupku?"

  Sepenting itu? Yixing juga merasa Kris memiliki peran yang serupa di hidupnya.

"Baiklah, aku percaya padamu."

"Dan mencintaiku?"

"Dan mencintaimu."

"Ah, kalau begitu hidupku akan sungguh baik-baik saja."

  Andai dunia bisa sesederhana yang mereka bicarakan. Yixing yakin kebahagiaan menjadi sangat mudah di raih.

"Ya. Kita akan baik-baik saja." Gumaman lagi, Kris disebrang sana mengira kalau itu cara Yixing meyakinkan dirinya sendiri.

  Karena Kris pun melakukan cara yang sama untuk hal yang sama.

"Boleh kukatakan sesuatu?"

"Pernyataan cinta lagi?"

"Bukan, tapi sebuah larangan."

"Jadi sekarang kamu sudah merasa berhak melarangku?"

"Ada masalah? Sebentar lagi juga kamu akan aku nikahi."

Jika kata 'sebentar lagi' itu maksudnya sepuluh tahun yang akan datang, mungkin Yixing akan setuju.

"Apa?"

"Berhenti membuat lagu tentangku."

  Kadar kepercayaan diri Wu Yifan memang sudah di level amat sangat sialan. Anehnya, Yixing tidak bisa membantah karena Kris sedikit ada benarnya.

"I am not leaving you, Xing."

"Then I'm not the one you left behind, Wu."

"Right.."

"So that song is not for you either."

  Kebohongannya terlihat jelas, Yixing tahu itu. Kris adalah inspirasi utamanya saat Monodrama tercipta.

  Keheningan yang cukup lama. Keduanya kehabisan bahan perdebatan. Mungkin pertanda jika mereka harus segera masuk selimut dan tidur, jam juga sudah menunjukkan pukul dua pagi. Besok, tumpukan pekerjaan akan selalu menumpuk untuk diselesaikan.

  "Aku menunggu sebuah lagu cinta yang manis darimu."

  Yixing berdecak, "Memang aku kurang manis?"

"Kalau lebih sering tersenyum pasti tambah manis."

"Gombalan yang memuakkan, Kris!"

  Dan sialan untuk pipinya Zhang Yixing yang memerah.

"Aku akan menemuimu secepat mungkin."

  Pengalihan topik lagi. Sejak awal bahkan mereka tidak tahu apa yang akan dibicarakan dalam kecanggungan, tapi semua selalu dibiarkan mengalir begitu saja oleh mereka. Terserah alur akan membawa keduanya sampai mana, menyesatkan atau memberi jalan keluar.

"Aku tidak akan menganggap itu sebagai sebuah janji."

"Setuju."

"Tapi aku sangat mengharapkannya."

  Kris juga punya harapan yang sama, tentu saja.

"Mengantuk?"

"Ya, bagaimana cara terbaik mengakhiri panggilan malam ini?"

  Lelah sekali, mengobrol dengan Wu Yifan itu memang selalu menguras energi, airmata, emosi. Yixing mulai mempertanyakan jenis makhluk apa Wu Yifan itu.

"I love you."

Ah, cara yang sempurna sekali.

"I love you too."

.

.

.

.

.

.

.

.

....


 

 

  Hai, mmm, masih ada yang bertahan sama mereka kah? Sorry, aku bikin situasi mereka sesulit situasiku haha

  Aku rasa ga perlu penjelasan lebih jauh soal 'berita' yang dimaksud karena aku malas menjelaskannya, jadi mari kita biarkan menggantung dan hanya Tuhan yang tahu kebenarannya *efek puasa*

I really need your comment to keep up my mood! So gimme one please? ^^

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh