yixing's side

PHONE

Yap! special buat KrAyFanXing yang minta ini dilanjut~
tapi maaf ini random sekali percakapannya loh, seperti kelakuan Kris dan Yixing yang emang random darisananya -_-

endingnya juga masih ada hubungannya dengan fic saya yang 'Sulit'

buat yang lain, selamat membaca!  semoga merasa terhibur dan ga sedih lagi ya~
 

ENJOY!

 


  Laptop baru saja ku-shut down. Dan sekarang kepalaku terasa sedikit pusing, mungkin karena perubahan perasaan yang drastis selama streaming acara tadi. Aku mencoba berbaring ditempat tidur untuk meredakannya. Sejak awal menonton aku tidak merubah posisiku-tengkurap didepan laptop- hal itu membuat keluhanku bertambah, badanku kaku dan pegal. Selama berbaring itu, aku kembali memikirkan acara yang baru kutonton secara streaming tadi. Diawal, aku masih tertawa geli saat melihat kami yang memainkan games-games atau saat dorm kami diekspos untuk pertama kalinya, aku bisa melihat reaksi penonton saat itu yang sangat menyukainya. Oh, aku bahagia jika fans bahagia! Tapi saat menuju ending aku sudah terdiam berusaha menahan sesuatu, puncaknya adalah ketika kami semua berkumpul melingkar, melakukan tos dengan teriakan ‘saranghaja!’. Airmata sial ini kembali keluar dari mataku. Aish, mataku yang indah ini kembali ternodai. Lagipula aku sudah pernah berjanji pada orang itu agar tidak sering menangis. Sebenarnya, orang itu sih yang memaksaku berjanji. Saat kutanya alasannya, dia bilang ‘karena aku tidak ada disisimu lagi untuk menghapus airmatamu’. Terdengar romantis memang, tapi percayalah saat itu aku langsung memutuskan sambungan telpon darinya. Lalu ia langsung kembali menghubungiku dengan rengekan yang memintaku untuk tidak pernah lagi menutup telpon sepihak. Ck, si jangkung menyebalkan itu! Untung saja aku mencintainya.

Drrrt drtt drrrtt

  Suara getaran dimeja nakas membuatku mengumpati pelaku utamanya, smartphoneku. Aku masih menghiraukannya terlalu malas untuk bergerak dari kasur barang satu senti. Tapi benda itu seakan mengejekku dengan terus bergetar, ini bukan imajinasiku, aku serius. Bahkan aku bisa melihat smarthphone bercasing ungu itu menyeringai padaku! Oke, yang satu ini imajinasiku. Tangan kananku bergerak untuk meraihnya sebagi tanda menyerah. Sekarang aku berniat untuk mengumpati seseorang yang membuat benda ini bergetar.

“Xing?”

  Ah, syukurlah. Sepertinya orang ini akan panjang umur.

“Hmm..”

    Aku meraih guling untuk menyamankan posisiku. Aku teringat Luhan yang belum kembali kekamar jam segini. Itu untuk mengalihkan pikiranku saja sih, agar tidak terlalu fokus pada si penelpon.

“Belum tidur kan?”

“Sudah.”

“Seingatku kamu ga punya kebiasaan mengangkat telpon saat tidur.”

“Mungkin saja sudah lupa.”

“Aku.tidak.akan.lupa.semua.tentangmu.”

  Dia mengucap tiap katanya satu per satu dengan suara rendah dan dalam. Aku tersenyum merasakan sesuatu yang hangat menyusup seiring dengan tiap kata yang diucapkannya.

“Kamu kaya anak TK yang belajar mengeja kata.”

“Aku sedang mencoba romantis, Zhang. Tidak peka sekali!”

“Kau dan caramu mencoba romantis itu selalu gagal dimataku, Wu.”

  Bertaruh denganku, bibirnya pasti sedang bergerak mencibir kalimatku atau yang terburuk bibir itu mengerucut dengan sok imutnya. Tapi omong-omong kenapa aku jadi membayangkan bibirnya?

“Tapi selalu berhasil pada orang lain.”

“Siapa yang kamu maksud orang lain?”

“Fans. Kamu pikir siapa? Kekasihku kan bilang aku selalu gagal.”

  Oh, rencanaku untuk membombardir-nya harus ditunda. Kupikir ia benar-benar punya ‘orang lain’ disana.

“Ku pikir Ace.”

“Bohong! Kamu sedang mengira aku selingkuh kan?”

   Bingo!

“Aku bisa langsung meminta Tao mematahkan lehermu jika itu terjadi.”

  Terdengar helaan nafas disana tapi setelahnya ia terkekeh ringan. Tanpa sadar aku mimilin tali gulingku, menunggu tanggapannya dengan cemas. Salahkan rumor tentangnya diluar sana!

“Aku mencintaimu. Jika masih ada kalimat yang bisa membuatmu lebih percaya padaku, beri tahu aku.”

“Aku tidak akan meninggalkanmu, Zhang Yixing.”

“Apa?”

“Ucapkan kalimat itu sekarang, Kris bodoh!”

“Aku tidak akan meninggalkanmu, Zhang Yixing. Aku hanya mencintaimu. Aku ingin menikah denganmu nanti. Kita akan tinggal ditempat terpencil, berdua, oh mungkin akan ada anak yang kita adopsi..”

“Cukup! Kenapa banyak sekali yang ditambahkan!”

  Orang ini benar-benar menjengkelkan. Membuatku harus kembali melanggar janji karena sekarang airmataku kembali keluar meski aku sedang merasa bahagia. Uh, Kris memang sialan!

“Karena aku ingin mengatakan semua itu. Rencana masa depan.”

“Masa depanmu!”

“Masa depan kita, sayang.”

“Terserah.”

  Kali ini dia sudah tertawa, puas sekali. Sementara aku menenangkan diri, membenamkan wajahku ke guling yang kupeluk. Seandainya dia disini maka wajahnya lah yang kubenamkan ditanah. Sekali lagi, dia beruntung karena aku mencintainya.

“Jadi sudah percaya?”

“Hmm..”

“Good boy~”

“…”

“Zhang?”

“Hmm..”

“Aku menontonnya.”

“Siapa?”

“Kalian.”

“Lalu?”

  Hening sejenak. Orang diujung telpon seperti sedang mempersiapkan diri. Terdengar menghela nafas beberapa kali. Sementara aku juga melakukan hal yang tidak jauh beda. Kami tau bicara hal ini akan berat.

“Chanyeol sepertinya semakin bersemangat belajar bahasa mandarin.”

“Ya. Dan dia kehilangan guru mandarin favoritnya.”

“Tapi dia masih punya guru hebat yang lain.”

“Hebat bukan berarti favorit.”

“Benar juga. Aku tetap akan jadi favoritnya.”

“Pamer!”

“Hehehe. Tapi aku suka sekali moment anak itu dengan Baekhyun. Ya Tuhan, mereka cute sekali, Yixing.”

“Sekarang kamu terdengar seperti chanbaek shipper diluar sana.”

“Eh, siapa bilang? Aku ini kray shipper tau! Aku jadi fanboy-nya Lay EXO sekarang. Tadi dia terlihat manis sekali loh dengan kemeja putih dan jeans hitam. Oh, rambut hitamnya itu kesukaanku! Kyaaa~”

  Aku tertawa, berguling-gulingan dikasur. Aduh, bayangan wajahnya yang mengucapkan kalimat tadi membuatku ingin mati tertawa. Ditambah ‘kyaa~’ disana yang terasa sangat memaksa. Kris berhasil membuat pembicaraan tentang hal ini jadi lebih mudah. Dengan usaha keras aku menghentikan tawa, teringat member lain yang mungkin sudah bergelung dengan mimpinya masing-masing.

“Begini lebih baik. Jangan nangis terus, mukamu terlihat aneh dan menyedihkan.”

“Kamu tau aku nangis tadi? Dan mukaku tidak aneh! Fans bilang aku tetap tampan saat menangis!”

“ Mereka kan fans mu tentu saja akan bilang begitu. Hanya menebak sih, tapi aku benar kan?”

“Aku merindukanmu.”

  Ini serius, bukan berniat untuk mengalihkan ejekannya atau apa. Aku benar-benar merindukannya, meski tiap malam seperti ini kami selalu berhubungan lewat telpon. Tapi tetap saja, aku merindukan keberadaannya disisiku. Kris terdiam, entah kenapa aku bisa melihatnya tersenyum disebrang sana. Senyumnya yang tampan.

“Aku benar-benar mencintaimu, Zhang Yixing.”

  Kalimat cinta darinya, aku masih belum terbiasa. Kupu-kupu tak kasat mata didalam perutku selalu berterbangan saat mendengarnya, membuat perasaan menggelitik yang nyaman.

“Terlalu banyak kata cinta hari ini, Kris. Itu bikin aku takut.”

“Takut kenapa?”

“Takut nantinya gaada lagi kata cinta yang tersisa untukku darimu dimasa depan.”

  Ini terlalu melankolis, aku tau. Kubilang salahkan rumor yang banyak diluar sana!

“Konyol sekali, Zhang.”

“Aku tau.”

“Jangan percaya apapun yang orang lain katakan tentangku. Kamu hanya perlu percaya sama setiap kata yang aku ucapkan. Mengerti tidak?”

“Mengerti, naga bodoh! Jangan membentakku!”

“Maaf. Habis kamu suka sekali bikin aku main kasar.”

“Itu ambigu sekali, Kris. Jangan diteruskan.”

“Hehehe, menangkap maksudku ya?”

“Sudah kubilang jangan diteruskan. Atau aku tutup telponnya?”

“Oke oke. Aku kalah, tenagamu cukup kuat.”

“Itu masih ambigu. Aku akan benar-benar..”

“Baiklah maaf. Bercanda, kenapa sensitive sekali sih? Hari ini Luhan mengataimu cantik atau apa”

“Aku akan membawakannya kaca besar jika dia berani berkata seperti itu.”

  Enak saja dikatai cantik oleh si princess Lulu. Kepribadiannya memang manly, tapi wajahnya tetap saja beauty. Omong-omong, kemana Luhan? Kenapa belum kembali ya?

“Bicara tentang Luhan, dia menjagamu dengan baik akhir-akhir ini.”

“Luhan bukan bodyguard atau semacamnya, Kris.”

“Benar. Siapa juga yang mau menyewanya sebagai bodyguard dengan badan kurus begitu?”

“Luhan memang kurus tapi dia lebih kuat darimu.”

“Lihat, siapa yang sedang membela orang lain didepan kekasihnya sendiri? Aku mencurigai kalian.”

  Bisa kupastikan mata berwarna hitam itu memicing. Alis ulat bulunya saling menyatu. Memasang tampang curiga yang menurutku berlebihan. Jauh dengannya membuatku melatih imajinasi.

“Luhan terlalu manis untukku. Tipeku sekarang ini Jongdae atau Joonmyeon juga semakin tampan sekarang.”

“Demi Tuhan, Zhang Yixing. Aku selalu membantah saat kamu curiga aku selingkuh, tapi kamu malah dengan enteng menyebut tipe priamu didepanku. Lalu jangan kira aku tidak tahu kamu jalan beberapa kali dengan member boyband lain. Siapa itu.. libra, virgo, lion..”

“Leo.”

“Iya, Leo! Ngaku, kamu pernah jalan sama dia kan selama aku gaada?”

  Kris si cerewet dengan sifat pencemburunya. Aku akan tertawa jika dia sedang dalam mode seperti itu sekaligus bersyukur dalam hati. Ayolah, bukankah cemburu itu tanda cinta? Lagipula aku juga sering seperti itu padanya. Cemburu.

“Berhenti tertawa dan jawab aku, nyonya!”

“Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”

“Ck memang yang bohong seperti apa?”

“Ya, aku jalan beberapa kali dengan Taekwoon hyung. Dia orang yang menyenangkan, bisa membuatku melupakanmu dan masalah yang kamu buat. Aku suka dia mungkin nantinya akan mencintainya. Jadi Kris Wu, kita putus saja sekarang. Aku lebih butuh seseorang yang akan terus ada disampingku.”

  Bisa kudengar deru nafas cepat disana, Kris pasti sedang menstabilkan emosinya. Aku tidur tengkurap dengan guling yang masih kupeluk erat. Ucapanku tadi menyakitkan. Bukan hanya untuk Kris, tapi juga aku. Well, kebohongan itu memang menyakitkan.

“Berjanjilah padaku satu hal, Zhang.”

“Apa?”

“Semua hal tadi akan selamanya jadi kebohongan. Tidak akan menjadi nyata.”

“Aku janji.”

  Dia menghela nafas, ketara sekali kelegaan yang dia rasakan. Aku juga lega.

“Bagus. Sekarang jawaban jujurnya.”

“Aku hanya mencintaimu.”

“Yang jujur hanya segitu?”

“Em, tapi aku tau kamu bisa ngerasain ketulusan dijawaban itu.”

“Dasar pembaca pikiran!”

“Itu kekuatan rahasiaku.”

  Dan suara tawa kembali kudengar, “Kamu bahagia kan, Kris?” tanyaku pelan. Entah terdengar atau tidak ditengah tawanya. Aku hanya ingin memastikan dia hidup dengan baik sekarang.

“Aku bahagia, pangeran changsa. Jangan khawatir!”

“Aku senang mendengarnya. Yang lain juga pasti senang.”

“Xing, setelah menonton tadi aku jadi merasa jahat sekali pada kalian.”

“Tak apa. Ini jalanmu meraih mimpi, dan kami akan mencari jalan kami disini. Kita hanya berbeda jalan dengan tujuan yang tetap sama.”

“Sejak kapan pacarku sebijaksana ini?”

“Sejak aku jadi tumpuan yang lain. Bahkan Joonmyeon meminta kekuatan padaku.”

“Karena kamu hebat, nyonya Wu.”

  Sial. Suara berat itu membuatku menangis lagi. Tapi hanya disaat seperti ini aku bisa menangis, tidak dilihat olehnya dan tanpa diketahui orang-orang yang menumpu padaku. Bukan, yang sebenarnya kami saling menopang. Aku mendapat kekuatan tambahan saat seseorang menjadikanku tumpuan. ‘We are one’ bukan hanya sebuah chant, tapi dasar dari kebersamaan kami.

“Berhenti memanggilku nyonya serta merubah margaku seenaknya!”

“Makanya cepat terima lamaranku waktu itu.”

  Orang ini terobsesi sekali denganku sih.

“Aku tidak akan pernah menerima lamaran seperti itu. Cih, kamu pikir menikah hal yang main-main?”

“Baiklah tunggu aku kembali dan akan aku tunjukkan lamaran itu seperti apa. Aku tidak pernah main-main untuk hal yang sakral.”

  Aku tahu itu. Orang bodoh pun tau ia serius jika hal ini sudah beberapa kali dibahas. Aku hanya bingung harus menanggapinya seperti apa, lagipula kami berdua masih muda. Masih banyak yang ingin kulakukan sebelum mengikat sumpah sehidup semati dengannya dihadapan Tuhan. Oh, aku merinding membayangkan itu.

“Ada syaratnya.”

“Apa lagi?”

“Kamu harus sukses dulu. Papa mama ku gaakan melepasku untuk orang yang ga lebih hebat dariku.”

  Bagus, Zhang. Sekarang kau membahas orangtuamu, salah satu hal sensitive dalam hubungan kalian.

“Tidak masalah. Film debutku sebagai aktor akan segera dirilis, itu langkah awal yang baik untuk menjadi sukses. Tunggu saja!”

  Kris sepertinya mengerti. Ia tak membahas bagian ‘papa mama’ disana, mungkin juga ia belum siap membahasnya. Untuk sekarang biarkan kami hanya menjalankan hubungan seperti ini.

“Kau dan sikap percaya dirimu yang berlebihan, terkutuklah!”

“Kutukan yang indah.”

“Dasar gila!”

“Tidurlah.”

  Perintahnya membuatku mengingat akan waktu yang terus berjalan, jam dinding bermotif rusa dikamar ini menunjukan pukul dua belas malam lewat sepuluh menit. Sudah larut rupanya. Bicara dengannya memang selalu membuatku lupa waktu. Aku pun menguap, bahkan aku tidak sadar dengan mataku yang mulai terasa berat. Bagaimana bisa orang itu lebih memahamiku dibanding diriku sendiri?

“Kamu selalu bikin aku lupa waktu.”

  Aku mengomel padanya lalu terdengar kekehan kecil disana. Menata bantal dan guling dikasurku lalu mulai berbaring, menarik selimut unguku sempai kebatas mata dengan smartphone yang masih menempel ditelingaku.

“Jika aku titip salam untuk member lain, apa mereka akan menerimanya?”

“Akan kucoba sampaikan.”

“Baiklah. Sampaikan salam, permintaan maaf, dan ucapan terimakasihku pada yang lain.”

“Tidak bisa kujamin jika titipannya sebanyak itu.”

“Kamu bilang akan mencobanya! Aku juga mengirimkan sesuatu ke dorm kalian, mungkin akan sampai besok pagi.”

“Bukan sesuatu seperti bangkai tikus atau sekantung darah kan?”

“Memang aku psikopat! Sudah tidur sana!”

“Aku mencintaimu, Kris.”

PIP

  Kulempar smartphone-ku kesisi kasurku yang kosong. Menenggelamkan seluruh tubuhku kedalam balutan selimut hangat, sehangat pipiku yang pasti sedang memerah. Semua terasa lebih baik meski hanya mengobrol dengannya lewat line telpon. Aku sudah diambang batas kesadaran saat mendengar suara pintu terbuka lalu seseorang yang mendekat kearahku dan berkata,

“Lama sekali sih telponannya. Aku sudah rela menunggu diluar untuk menjaga privasi kalian nih!”

  Gerutuan Luhan jadi pengantarku kealam mimpi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“HYUNG! KITA DAPAT KIRIMAN PAKET!”

  Teriakan Tao berhasil membangunkanku. Kadang aku tidak mengerti dengan Jongin dan Sehun yang masih suka bangun terlambat ditengah orang-orang yang punya suara melengking dan hobi berteriak. Aku buru-buru keluar kamar setelah bisa memproses teriakan Tao. Ranjang Luhan sudah kosong, entah dia tidak tidur disini semalam atau sudah bangun lebih dulu dariku pagi ini.

  Diruang tengah hampir semua member sudah berkumpul, sisanya Kyungsoo, Jongdae, dan Minseok hyung mungkin didapur. Luhan juga terlihat dikerumunan yang sedang mengelilingi Tao dengan kotak cukup besar ditangannya.

“Apa ini tidak berbahaya, hyung? Bisa saja isinya bom.”

  Sehun dan sikap sok detektifnya. Aku harus menyuruhnya mengurangi bacaan komik.

“Tidak mungkin. Penjagaan disini kan sangat ketat, Sehunie.” Aku ingin tertawa. Joonmyeon berkata seolah menenangkan, tapi raut wajahnya jelas sekali sedang cemas dan takut.

  Sudah kuputuskan untuk menjadikan reaksi member lain pagi ini sebagai hiburan, nanti saja kuberitahu siapa pengirim paket itu. Aku hanya memperhatikan kerumunan itu dari sofa.

“Tapi bagaimana jika Sehun benar? Ini bom, kita akan meledak beberapa detik kedepan! Astaga!”

  Suara baritone Chanyeol tak membantu sama sekali. Suasana tambah panik dengan gumaman cemas dimana-mana.

Kai, “Bagaimana ini? Aku bahkan belum mengakui perasaanku pada Kyungsoo!”

Baekhyun, “Tidak! Eyeliner mahalku akan musnah semua!”

 Dan gumaman lain yang tidak bisa kudengar jelas. Sementara Tao sudah akan melempar kotak itu tapi tidak jadi karena leader kami yang berteriak, “Jangan! Nanti langsung meledak bagaimana?” lalu bisa kulihat Tao yang sudah hampir menangis.

  Terkadang aku merasa EXO adalah kumpulan orang ajaib dengan reaksi berlebihannya. Kecuali aku, aku ini orang yang tenang dan kalem tau. Lama-lama aku tertawa juga, sudah tidak bisa menahannya.  Sungguh, aku cinta semua memberku!

“Kamu bisa jelasin ini kan, Zhang Yixing?” ups! Pandangan semua orang kini tertuju padaku lengkap dengan Luhan yang berdiri didepanku memegang si kotak sumber masalah, “Buka ini!” aku menelan ludah.

  Menarik nafas sebelum menerima kotak itu, lalu tersenyum menatap orang-orang disana yang memandang curiga padaku.

“Ini dari Kris. Kalau isinya aku tidak tau. Jadi kita buka sekarang saja?”

  Dapat kulihat pandangan antusias mereka. Bahkan Chanyeol dan Tao sudah tersenyum lebar, senang mendengar nama role model mereka sebagai pengirim paket ini mungkin. Perlahan semua member bergerak mendekat kearahku, termasuk yang sejak tadi berkutat didapur. Jika seperti ini aku bersyukur, setidaknya mereka tidak membenci si pengirim paket.

“Dia juga menitip salam, permintaan maaf, dan ucapan terimakasih pada kita.” Ucapku sambil membuat bungkusan kotak.

“Kalau begitu, kami juga titip salam dan cinta kami pada Kris hyung.” Jawaban dari Sehun membuatku menatapnya sejenak. Dia serius. Member lain juga terlihat menyetujui ucapan maknae kami ini. Aku melirik Joonmyeon yang kali ini benar-benar tersenyum menenangkan. Aku tersenyum membalas tatapan mereka semua. Sekali lagi, mereka tidak pernah membenci.

“Akan kusampaikan. Dan ini.. isi kotaknya!”

  Coklat serta permen dalam berbagai bentuk dan rasa. Itu isinya. Beberapa detik masih sunyi, tapi bukan EXO namanya jika sunyi terlalu lama.

“Permen!” pekikan Jongdae jadi awal kerusuhan disini. Semua mulai berebut meraih isi kotak ini, aku sampai harus mundur demi menghindari luka fisik. Ck, apa maksud orang itu mengirimkan kami permen? Dia benar-benar berpikir jika kami kumpulan anak TK ya? Sialan!

“Eh, ada note-nya” seruan Kyungsoo menghentikan sejenak aksi brutal disini, “Seseorang pernah bilang ‘sesuatu yang manis bisa membuat perasaan lebih baik’ jadi semoga kalian merasakan kebaikanku ini. EXO, saranghaja!”

Apaan? Dia pikir dia Santa Claus apa? Aku jadi merasa seperti di malam natal yang damai.

.

.

.......

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
llalallala
sebenernya ini udah ga niat dilanjut, tp krn banyak tambahan subscribers dan viewers jd berubah pikiran.. buat yg udh Comment jg makasih byk, kalian yg terbaik!

Comments

You must be logged in to comment
KrAyFanXing #1
Chapter 35: . udah lama ga main ke sini lagi ...
. masih setia sama mereka walau berat ...
. mereka ga mau main kode2 lagi kayaknya , mau langsung aja hahaha ...



. tetap lanjut ya ,, semangat ... :D
caca_jung
#2
Chapter 35: Chapter 32: aku msh bertahan bahkan menunggu terus kode dri merka dan selalu nunggu phone terus lanjuttt.. tiap chapternya bikin buat emosi gue campur aduk sama kaya ceritanya..
Aakjendol #3
Ooooo..akhirnya..lanjuuut...juga..kange..udh gregetan lihat kode2 bertebaran...brrsa phone kyak beneran aja...hhh.btw..tetap shat n semangat..ya
CuteEvil #4
Chapter 35: Dan juga, saya lupa bilang, saking sukanya saya sama phone, cerita ini sudah saya baca berulang2 dan hebatnya saya nggk pernah merasa bosan
Sorry thor, saya komennya kebanyakan, soalnya saya bener2 semangat
CuteEvil #5
Chapter 35: Saya masih bertahan, dan berkat author semangat saya bertahan semakin besar...
Uuh, ini keliatan nyata dan selalu keliatan nyata, salah satu alasan kenapa saya selalu nunggu phone untuk update...
Maaf, saya bru menampakkan diri di episode yang bikin baper ini, tapi thor sebenernya saya penggemar berat phone dan author lallalalla...
Semoga author sehat selalu, dan fanxing semakin banyak memperlihatkan kode mereka oh atau kalau perlu go publik aja terus nikah...
Saya tunggu kelanjutannya thor...
Dan saya berterima kasih karena author tetap melanjutkan cerita ini...
KikyKikuk #6
Chapter 35: Mereka yg kena badai tapi kok ya aku yg mau nyerah..
:')
Hahhhh
Gak faham dek mau komentar apa
Nyesek aja sih intinya
MYixing10 #7
Aku disini masih setia jadi KLS..haha terima kasih untuk tetap bikin cerita tentang mereka.. Ditunggu cerita selanjutnya....
chamii704 #8
Chapter 35: Aaah...crita'a berlanjut kmbali...masih ad dikapal mereka..wlw mngkin kebanyakan istirahat didermaga(?) Karna kesibukan mrk...tp ttp nunggu agr kapal berlayar kmbli ^^
kutunggu crita berlanjut
healaynicorn #9
Chapter 35: OMGOMG!!! UR BACK!!?? YAY!!!!! thank u so so so much!! update lagi ya author-nim *wink* eheheh