Re:Zero
The Adventure of LoveKrystal terdiam dalam pikirannya, ada perasaan senang dan takut yang menyelimuti hatinya. Ia segera beranjak dari tempatnya dan menghampiri Jay.
Jay tak terkejut sama sekali saat mendapat tamparan keras dari Krystal di pipi kirinya.
"Kau gila!!??"
"Benar, aku memang gila. Aku gila karena dirimu.!"
"Aku sudah punya kekasih, begitu pula denganmu. Sadarlah."
Krystal segera berbalik menuju kamarnya. Meninggalkan Jay yang masih berkutat dengan perasaan yang menurutnya tak boleh ada.
"Iya itu benar!! Tapi bagaimana jika orang yang kusuka adalah kau. Aku memang kekasih Jessica, tapi tak pernah sedetikpun jantungku berpacu untuknya. Hanya kau yang bisa membuatku gugup, tersenyum dan menangis. Kau ingin aku bagaimana?! Aku juga bingung!!" pekik Jay frustasi hingga membuat langkah Krystal terhenti.
Setelah diam beberapa saat akhirnya Krystal mulai bersuara.
"Cintai dia, dan lupakan aku. Itu sudah jelas kenapa harus dipusingkan." lirih Krystal tanpa menoleh dan langsung masuk kamar.
Jay menghela nafas berkali-kali dan membuang pandangannya kesegala arah. Hingga tanpa sadar sebuah cairan bening mulai keluar dari kedua matanya.
Tak jauh berbeda dengan Jay Krystal juga mulai menitikan air matanya dalam diam. Ia berusaha sekuat tenaga agar tak ada seorang pun yang mampu mendengar suara menyedihkan tersebut.
Jay ingin sekali mengetuk pintu Krystal. Namun ia urungkan karena rasa sakit dalam hatinya mungkin akan semakin menjadi saat melihat Krystal. Dan malam Seoul yang dingin kala itu menjadi teman mereka dalam menahan rasa sakit di hati masing-masing.
-
Jam menunjukkan pukul 9 malam dan Joy tak bisa tidur karena rasa penasaran yang amat sangat.
Jessica yang baru masuk ke dalam kamar itu langsung menyapa Joy yang terlihat gusar. Jessica pun mengajak Joy keluar untuk berkumpul dengan Chanyeol dan Baekhyun yang sedang sibuk dengan jangung bakar dan gitar mereka.
"Woaah, Baek Eonni bisa main gitar dan menyanyi ternyata." pekik Joy takjub.
Baekhyun pun segera mengeluarkan tampang songongnya.
"Mau duet dengan Eonni? Biar Chan yang main gitar."
Joy mengangguk dan kedua wanita beda usia itu pun segera mengeluarkan suara emas mereka diiringi dengan petikan gitar Chanyeol dan sorakan dari Jessica.
Keempat orang itupun bersenang-senang dibawah terangnya cahaya bulan di desa itu.
Jessica yang sudah lelah mengajak Chan, Baek dan Joy untuk mengakhiri malam mereka dengan beristirahat dan tidur.
"Eonni," lirih Joy ketika Chanyeol dan Jessica sudah cukup jauh berjalan di depan mereka.
"Kenapa?"
"Yang tinggal disini kan hanya tiga orang. Tapi, kenapa ada empat kamar?"
"Ah, itu kamarnya Jay."
"Apa? Jay?" ucap Joy semakin penasaran.
"Jay juga tinggal bersama kami. Tapi sekarang dia sedang ada urusan di luar kota. Makanya tak pulang." jelas Baekhyun santai.
"Jay, siapa dia? Kenapa harus ikut tinggal disini?"
"Dia pacar Jessica. Dia tinggal disini karena, " belum sempat Baekhyun menyelesaikan ceritanya Jessica malah memanggil kedua wanita itu untuk bergegas.
Joy berjalan menuju rumah dengan pikiran yang bercabang. Joy bahkan membuat semua sekenario yang dia sendiri tak yakin masuk akal atau tidak.
"Dia mirip Amber oppa. Tapi bagaimana bisa. Orang itu bahkan juga memiliki nama yang sama dengan kakakku. Siapa dia?" batin Joy dengan kepalanya yang semakin pening.
~
Hari itu Joy bangun paling pagi padahal semalam ia adalah orang yang tidur paling terakhir.
Joy segera menyapa Jessica saat melihatnya berjalan menuju halaman.
"Pagi sekali kau bangun."
"He, mungkin karena aku kelelahan."
"Mana ada orang kelelahan bangunnya paling pagi. Yang ada malah molor sampai siang." timpal Jessica pada jawaban nyleneh Joy.
Karena bosan Joy pun mengajak Jessica berkeliling untuk mencari udara segar.
"Woah, Eonni memang hebat. Bisa mengembangkan kebun ini menjadi besar hanya dalam kurun waktu beberapa tahun meski Eonni tak memiliki basic ilmu di bidang ini." pekik Joy sambil mengedarkan pandangannya pada kebun buah yang terhampar sangat luas itu.
"Ooh, aku hanya berutung saja. Ini semua tak akan berhasil tanpa bantuan Chanyeol yang sangat ahli." lirih Jessica.
"Benar, Chanyeol Oppa memang yang terbaik. Haha~"
Jessica kembali berjalan menyusuri jalan setapak didepannya dalam diam.
"Eonni, apa kau tak ingin melanjutkan studymu? Eonni orang yang pintar, percuma kalau tidak lanjut lagi. Oh iya, beberapa saat yang lalu aku mengikuti ujian disalah satu Universitas di Seoul dan mengambil jurusan yang sama denganmu." ucap Joy penuh semangat sementara Jessica tetap diam dengan kening yang semakin mengkerut dan kepala yang menunduk.
"Kenapa Eonni tidak memilih pekerjaan yang sesuai dengan jurusan Eonni? Saat aku lulus nanti aku juga ingin jadi rekan kerja Eonni. Saat itu kita pasti punya waktu bersama-sama yang banyak, kita bisa makan bersama, main bersama, belanja bersa, " Joy segera menghentikan kalimatnya saat sadar jika Jessica tak lagi berjalan disampingnya.
Joy bingung melihat Jessica yang diam sambil menundukkan kepalanya.
"Eonni,?" lirih Joy cemas.
Sesaat kemudian Jessica mengangkat kepalanya dan menatap Joy dengan mata sayunya.
"Matahari sudah tinggi, kita pulang saja." Jessica langsung berbalik berjalan menjauhi Joy.
"Jay Oppa pasti ingin Eonni kembali seperti dulu lagi. Oppa akan kecewa jika melihat Eonni mengurung diri di desa dengan menyibukkan diri di kebun dan mengubur mimpimu."
Jessica langsung berbalik setelah mendengar ucapan Joy.
"Ayo pulang." ucap Jessica dingin dan segera kembali melangkahkan kakinya.
Joy hanya bisa menghela nafas kecewa sambil mengikuti langkah Jessica menuju rumah. Rasa kasihan dan kesalnya terhadap Jessica membuat Joy seakan bingung harus bersikap seperti apa lagi. Ia ingin Jessica tak lagi hidup dengan bayangan masa lalu yang mampu. membuatnya terpuruk.
~
Jay terlihat mondar mandir di depan kamar Krystal. Ia tak tahu harus berbuat apa, yang pasti adalah ia ingin bertemu dengan Krystal dan meminta maaf atas sikapnya semalam.
Dengan perlahan Jay mulai melangkahkan kakinya menuju pintu, tapi ia segera nerbalik saat melihat pintu itu terbuka.
Krystal hanya diam melihat punggung Jay yang sedang membelakanginya. Ingin rasanya Krystal menyapa pria itu, tapi segera ia urungkan mengingat jika ia harus mulai menjaga jarak dari seorang pria yang akan segera menjadi suami wanita lain.
Setelah menunggu beberapa saat Jay kembali memutar tubuhnya ke arah Krystal ketika mendengar suara pintu kamar mandi tertutup.
"Bodoh, bodoh!!" gumam Jay merutuki ketakutannya untuk menyapa Krystal.
Dengan kepala yang tertunduk Jay mulai melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan bagi dirinya juga Krystal.
Jay kembali terdiam ketika melihat Krystal keluar kamar mandi. Dengan sedikit keberanian yang tersisa Jay mencoba menyapa Krystal.
"Aku sudah masak, makanlah?" lirih Jay hati-hati.
Krystal yang sempat diam sejenak didepan kamar itu mulai membuka pintunya dan masuk kedalam tanpa membalas ajakan Jay.
Jay menghela nafas penuh rasa kecewa melihat respon dingin Krystal. Sebuah sikap yang tak pernah ia lihat selama seminggu terakhir mereka bersama.
Krystal hanya berdiam diri di kamarnya karena pusing yang kembali hadir. Tanpa peduli dengan rasa sakit yang ia rasakan Krystal mulai mengambil baju untuk segera berangkat ke kantor karena tak ingin berada di satu tempat dengan Jay.
Jay sedikit bingung dan terkejut saat melihat Krystal keluar dengan bajunya yang rapi. Jay pun menghampiri Krystal yang sedang sibuk mengambil beberapa berkas juga laptop yang ia tinggalkan di meja ruang tengah.
"Kau mau kemana?"
Krystal diam dan tak menghiraukan Jay.
"Mau pergi? Kamu masih sakit. Istirahat dulu"
Jay yang semakin kesal dengan sikap Krystal itu pun mulai naik pitam hingga meraih lengannya.
"Kau mau kerja dengan keadaan seperti ini? Kalau pingsan bagaimana?!" pekik Jay kesal.
"Urus urusanmu."
"Kau juga bagian dari urusaku. Jangan pergi! Ce
Comments