Who Are You
The Adventure of LoveKrystal kembali ke toko buah di pasar itu sehari setelah ia bertemu dengan orang yang mirip dengan Amber. Ia menunggu tanpa kejelasan selama beberapa jam hingga membuat Paman penjaga toko kasihan melihatnya.
"Siapa yang kau tunggu? Kenapa mondar mandir seperti itu?"
"Tidak ada Paman, aku hanya ingin membeli buahmu." Penjaga toko itu menggeleng bingung dan aneh pada jawaban Krystal karena ia sudah berdiri di depan toko selama dua jam.
Keesokan harinya Krystal kembali ke toko buah itu dan membeli seplastik buah lainnya.
"Sepertinya ia tak datang lagi." lirih Krystal merasa kecewa.
"Ini apel pesananmu." Krystal meraih apel yang diberikan penjaga toko itu. Saat Krystal hendak pulang ia tiba-tiba berbalik karena seseorang memanggilnya.
"Hei Nona, siapa yang kau cari? Kenapa dari kemarin kau celingukan disekitar tokoku selama berjam-jam?"
Krystal menghampiri Pria itu dan mencoba memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Paman, jeruk yang aku beli kemarin sangat enak. Apa mereka tak mengirimi buahnya lagi? Aku ingin bertemu dengan mereka."
"Sica dan Jay maksudmu? Besok mereka akan datang sekitar jam dua siang karena stock-ku sudah mulai habis."
"Jay? Namanya Jay?" Krystal mengernyitkan dahinya, bingung dengan nama pria itu.
"Paman, tidak bisakah mereka datang lebih awal?" Krystal khawatir karena jam tiga sore ia memiliki jadwal penerbangan ke Seoul.
"Tidak bisa, semua sudah mempunyai urutannya. Mereka tak hanya mengantar buah untuk tokoku saja." Krystal sedikit kecewa dengan jawavan pria itu. Ia pun berpamitan dan berniat kembali besok siang dengan harapan ia bisa bertemu dengan pria bernama Jay itu.
~
Sekitar jam setengah dua siang Krystal sudah sampai di tempat yang sama dengan kemarin. Paman penjaga toko kembali menyapa Krystal dengan senyuman ramahnya. Krystal menunggu dengan tenang di sebuah kursi rotan panjang yang ada di depan toko.
Menit demi menit berlalu dan jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Namun orang yang Krystal tunggu tak kunjung datang. Krystal menerima minuman kaleng yang diberikan penjaga toko karena kasihan padanya.
"Paman, bukankah kemarin kau bilang jika mereka akan datang jam dua siang." Krystal mulai kelelahan, ditambah ia harus mengejar pesawat yang akan ditumpanginya 30 menit lagi.
"Aku juga tidak tahu. Tak biasanya mereka telat seperti ini." Paman itu menggelengkan kepalanya. Ia juga bingung, karena kemarin Jay bilang jika akan sampai di tokonya jam dua siang.
Jam 2.40 PM. Krystal memutuskan untuk pulang ke penginapan dan segera meluncur ke bandara.
"Aku pasti salah lihat, dia bukan Amber. Namanya saja beda." batin Krystal.
"Paman, aku mau pulang dulu. Sepertinya aku tidak ditakdirkan untuk bertemu dengan mereka lagi. Maaf sudah mengganggumu selama tiga hari ini." Krystal membungkuk memberikan salam perpisahan pada Pria paruh baya yang baik hati tersebut.
Lima menit setelah Krystal melangkahkan kakinya meninggalkan toko itu, mobil bak terbuka dengan muatan buah-buahan yang datang tiga hari yang lalu itu akhirnya sampai juga.
"Paman maaf, aku terlambat." sapa Jay saat masuk toko. Paman pemilik toko itu berlari keluar celingukan mencari keberadaan Krystal yang sudah menghilang.
"Kenapa kau datang terlambat?!"
"Maaf, aku mengantar semuanya sendiri. Jessica pergi ke Seoul karena ada urusan." bela Jay pada penjaga toko itu.
Paman pemilik toko itu pun menceritakan perihal Krystal yang menunggunya sejak tiga hari yang lalu. Namun Jay menggelengkan kepanyanya seakan tidak tahu dan tidak terlalu perduli dengan wanita yang menurutnya asing itu.
Jay pun menurunkan beberapa kotak buah yang berukuran besar itu ke dalam toko. Saat Jay mengecek kertas yang berisi tentang data pesanan sang Paman, tiba-tiba ia melihat seorang wanita muda yang berdiri cukup dekat itu dengan wajah bingungnya.
Jay celingukan melihat keseliling yang saat itu kosong dan sepi.
"Dia menangis? Kenapa dia menatapku seperti itu?" batin Jay yang merasa risih karena ditatap oleh orang asing.
Jay semakin bingung saat Wanita itu mulai melangkahkan kakinya. Dengan sedikit berlari ia menghampiri Jay dan langsung memeluknya dengan erat.
"Aku tahu itu kau. Aku tahu kamu itu masih hidup.!" rancau Krystal dengan tangis saat memeluk Jay.
Jay yang merasa kaget pun melepaskan pelukan Krystal dan menatapnya bingung.
"Apa yang kau lakukan?"
"Ini aku, Krystal.! Amber, aku merinduanmu.!" Krystal kembali memeluk Jay, dan Jay pun kembali mencoba melepaskan pelukannnya. Namun kali ini gagal, pelukan Krystal terlalu kuat.
Karena merasa aneh dipeluk orang asing Jay pun melepaskan paksa pelukan Krystal itu.
"Aku tidak mengenalmu.! Siapa Amber? Aku Jay.! Dasar tidak sopan, kenapa memeluk orang asing seperti itu." cerca Jay pada Krystal yang mulai bingung dengan perkataan dan sosok didepannya itu.
Jay menghela nafasnya kesal dan berpamitan pada Paman pemilik toko. Meninggalkan Krystal dengan tangis yang semakin menjadi.
Jay yang masih bingung dan kesal dengan sikap Krystal terus menggerutu tak jelas selama perjalanan ke toko berikutnya. Perhatiannya beralih saat ponselnya berdering.
"Kau jahat sekali, membiarkanku mengantar semua ini sendirian." protes Jay pada sang penelfon.
"Kenapa marah? Aku kan sudah bilang, ajak si Baekie."
"Males, kamu rela apa jika aku diganjenin sama dia?! Lagi pula bisa kena semprot Chanyeol nanti jika aku pergi dengannya."
"Haha. Iya maaf, habis ini aku pulang kog."
"Sudah selesai? Cepat pulang ya, aku takut ditinggal sama Baekie doang di rumah."
"Iya cerewet..!!"
"Hati-hati di jalan Sica."
Jay pun menutup telfon dari Jessica itu.
Dilain tempat Krystal mencoba menenagkam dirinya. Ia mengusap semua air matanya dan berlari kedalam toko.
"Paman, tolong beritahu aku dimana rumah mereka?!" Paman penjaga kedai itu kebingungan dan gagap saat menjawab pertanyaan Krystal.
"Aku tidak tahu dimana rumah mereka, tapi coba tanyakan pada Chen. Pemuda pemilik toko buah di pojokan pertigaan depan sana. Dia berteman baik dengan Jay." Krystal bergegas meninggalkan Pria itu. Namun langkahnya terhenti.
"Terimakasih paman." Krystal membungkuk.
"Ada hubungan apa kau dengan Jay? Setahuku dia pacar Jessica. Kenapa kau tadi menangis, dia seli..." Krystal memotong kalimat Pria itu.
"Tidak Pa
Comments