Tempat Baru
The Adventure of LoveSetelah menempuh perjalanan selama seharian penuh mulai dari Seoul, Amber berserta team akhirnya sampai di desa Murim. Kedatangan mereka disambut oleh kepala desa setempat. Sang kepala desa Tuan Kim mengantar mereka menuju rumah singgah yang sudah beberapa hari kemarin ia siapkan untuk Amber dan kelima temannya.
"Istirahatlah, kalian pasti lelah." Tuan Kim membukakan pintu rumah untuk mereka.
"Terima kasih Tuan." Amber dan yang lain membungkuk kepada Tuan Kim.
"Besok pagi orang yang akan mendampingi perjalanan kalian rencananya akan datang ke rumahku jam sembilan pagi. Saat itu kalian bisa membicarakan rencana kalian." Amber mengangguk dan Tuan Kim pun berpamitan meninggalkan mereka agar bisa beristirahat.
Luna menginstruksikan semua rekannya untuk beristirahat karena ia yakin mereka pasti sudah lelah. Sementara Amber malah sibuk memainkan ponselnya. Luna berteriak memanggil Amber yang berjalan keluar rumah.
"Aku pergi sebentar, kalian istirahatlah dulu. Aku akan segera kembali." teriak Amber meninggalkan rumah dan membuat Luna sedikit kesal.
"Sudahlah, biarkan saja dia. Kamu tidak tahu apa perjuangan dia agar bisa sampai disini. Ia bahkan sampai bertengkar dengan Krystal." Henry yang berdiri disamping Luna mulai angkat suara."
Amber terus mengangkat telfonnya ke udara berharap agar bisa mendapat sinyal, namun hasilnya nihil. Tuan Kim yang penasaran pada Amber pun berjalan mendekainya dan bertanya apa yang sedang ia lakukan.
"Tuan, apakah sinyal disini sangat buruk? Aku mencoba mencari sinyal dimana-mana namun tetap tak ada." jelas Amber.
"Sinyal? Kau bisa mendapatkannya di sana." Amber melihat ke arah yang Tuan Kim maksud.
Dengan susah payah akhirnya Amber mendapatkan sinyal untuk menelfon Krystal setelah mendapatkan info dari Tuan Kim.
"Aku tidak bisa lama-lama, sinyalnya buruk. Untuk beberapa hari kedepan mungkin aku tidak bisa menghubungimu. Di dalam hutan tak ada sinyal." Amber mencoba menjelaskan keadaannya meskipun telfonnya terputus-putus karena sinyal yang minim.
"Iya, tak apa. Hati-hati disana. Kamu bisa dapat sinyal di mana? Bukankah kau bilang sulit?"
"Aku? Diatap rumah Tuan Kim, katanya diantara semua rumah disinilah yang paling sering bisa dapat sinyal."
"Astaga Amber, bahaya. Turun sekarang juga."
"Baiklah. Aku tutup dulu ya, sampai ketemu tiga minggu lagi. Aku kangen kamu Jenong."
"Eung... Aku juga, sampai ketemu minggu depan. Love you, Stupid." Krystal tersenyum simpul setelah Amber mematikan telfonnya.
~
Sembilan orang yang terdiri dari dua orang wanita dan tujuh pria berkumpul membicarakan rencana perjalanan mereka ke dalam hutan besok pagi.
"Kita akan berangkat jam tujuh pagi, aku harap kalian sudah siap. Kita akan menempuh perjalanan selama tiga hari dua malam untuk bisa sampai di air terjun Sangdeung. Hari pertama kita akan berjalan melewati hutan untuk sampai di sebuah sungai, setelah itu kita akan melewati tebing, jurang dan anak sungai lainnya. Aku harap kalian berhati-hati saat melewati anak sungai itu karena arusnya yang sangat deras." jelas Do Kyung Soo panjang lebar. Ia adalah satu-satunya orang yang paham betul dan berani masuk kedalam hutan itu.
Amber dan yang lainnya mengangguk paham pada instruksi yang diberikan oleh Kyungsoo.
"Maaf, bolehkah aku bertanya. Apakah mitos tentang hutan itu benar adanya" Seulgi asisten Luna dengan ragu mulai angkat suara. Dan membuat suasanya mencadi sedikit mencekam karena Kyungsoo yang tak langsung menjawab pertanyaan Seulgi.
"Tidak. Hal seperti itu tidak ada." jawab Kyungsoo tegas namun terdengar misterius.
"Baiklah. Siapkan diri kalian dan sampai ketemu besok pagi." Kyungsoo berdiri dari duduknya meninggalkan kelompok itu.
Pagi sekitar jam 6 Amber dan teamnya mempersiapkan alat dan bekal mereka untuk menembus hutan selama tujuh hari kedepan. Henry sibuk mengurus kamera dan segala perlengkapannya, Seulgi dengan alat make up-nya, Luna dengan skripnya dan Amber dengan peralatan lainnya.
Setelah berpamitan dengan kepala desa dan warga sekitar kelompok itu memulai perjalanan mereka dengan menaiki mobil jeep milik Tuan Kim.
~
Seorang wanita terlihat gusar di kamar apartemennya. Sudah tiga hari sejak Amber pergi dari Seoul meninggalkan Krystal untuk memenuhi ambisinya.
Krystal terus membolak balik majalah didepannya dengan malas. Dia merindukan Amber, padahal baru kemarin malam mereka bertukar sapa lewat telfon.
Karena bosan yang teramat sangat Krystal memutuskan menelfon Sulli untuk menemani hari liburnya itu. Karena jika tidak sepanjang hari ia hanya akan memikirkan Amber seorang.
Tak berselang lama, bel di apartemen Krystal berbunyi. Ia pergi menuju pintu apartemennya untuk menyambut Sulli.
"Kenapa kau menyuruhku membeli roti? Aku kan tamu. Harusnya kamu yang memberiku hidangan. Dasar.!" oceh Sulli tak jelas saat memasuki apartemen Krystal dengan plastik berisi roti dan yang lain di tangannya.
"Aku males keluar. Lagian nanti juga aku ganti uangnya. Pengiritan bensin Ssul, jika kamu bisa kenapa harus aku. Haha..." Krystal menjulurkan lidahnya saat membantu Sulli mengeluarkan roti dan beberapa snack yang ia bawa. Sedangkan Sulli ha
Comments