Just Don't
The Adventure of LoveAmber terus mencoba menghubungi nomor Krystal selama dua hari tapi tak ada satupun yang ia angkat. Bahkan Krystal tak mau membuka pintu apartemennya meski Amber menunggunya hingga larut malam.
"Targetnya kita akan melakukan syuting selama sepuluh hari. Ada beberapa tempat yang akan kita liput, dan aku sudah bicara pada pimpinan bahwa kita butuh beberapa orang lagi untuk membantu operasional kita disana." jelas Luna panjang lebar di ruang rapat bersama dengan Amber dan Henry.
"Apa kau mendengar ucapanku?!" Luna melambaikan tangannya di depan wajah Amber karena sedari tadi ia hanya melamun, menatap layar ponselnya.
"Kenapa? Apa yang kau pikirkan? Kau ingin mundur?" tanya Henry berharap Amber mengiyakannya.
"Tidak, kita akan tetap melakukannya. Sesuai perkataan Luna kita akan syuting selama sepuluh hari dan setelah itu kita akan langsung pulang. Dan, " belum sempat Amber menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba ponselnya berdering. Ada telfon masuk dari Ibunya yang tinggal di Mokpo bersama dengan Donghae kakaknya.
"Kapan kau akan pulang nak?" pertanyaan wanita paruh baya dari sebrang telfon membuat perasaan Amber tak enak karena sudah tiga bulan ini ia tak mengunjungi Ibunya.
Amber pun berjanji akan pulang besok lusa pada sang Ibu.
"Ajak Krystal juga ya. Ibu kangen, ingin cerita banyak sama dia." Amber dengan lesu mengiyakan permintaan Ibunya karena ia tak yakin apakah Krystal mau pergi mengingat kondisi mereka yang sedang memanas.
Malam itu Amber kembali mengetuk pintu apartemen Krystal. Ia tak bisa masuk seperti biasanya karena Krystal sudah pengganti pasword pintu tersebut.
"Krys... Buka pintunya. Jangan seperti ini.! Sampai kapan kau akan menghindariku? Jangan seperti anak kecil gitu deh.!! Kalau ada masalah itu kudu di omongin." kesal Amber sambil menggebrak pintu didepannya. Sesaat kemudian pintu tersebut terbuka dan menampakkan wajah garang Krystal.
"Siapa yang anak kecil?! Kamu tuh yang anak kecil. Egois, dibilangin gak percaya dan gak mikirin perasaan orang lain." cerca Krystal pada pria didepannya. Amber langsung masuk ke dalam apartemen tanpa membiarkan Krystal menyelesaikan kalimatnya.
"Sudah selesai?! Sini duduk ganti aku yang bicara." Amber menepuk ruang kosong disamping sofa yang ia duduki. Amber menarik tangan Krystal untuk duduk karena ia tak mengindahkan permintaannya.
"Jangan marah terus, nanti cepat tua." Amber menempelkan telunjuknya di dahi Krystal. Memintanya untuk menghilangkan kerutan yang ia buat karena emosinya.
"Aku minta maaf."
"Untuk apa?!" jawab Krystal acuh.
"Untuk semuanya. Maaf sudah sering ninggalin kamu, sering bikin kamu marah. Pokoknya maaf ya. Hem..." bujuk Amber memandang mata Krystal dengan puppy eyes-nya.
"Aku akan maafin kamu dan berhenti marah jika kamu tidak pergi." Amber diam mendengar permintaan itu lagi. Sesaat kemudian ia menghela nafas panjang dan mengangguk lesu seakan mengiyakan permintaan Krystal dan suasana canggung pun tercipta diantara mereka.
"Ehmm... Kamu mau ikut aku tidak?" Amber mencoba mencairkan suasana.
"Kemana?"
"Aku sudah tiga bulan tidak pulang dan kemarin Ibu menelfon. Temani aku pulang ya."
"Hemm..." dehaman Krystal membuat Amber bingung.
"Tidak mau ya?! Ya sudahlah." Krystal meraih tangan Amber sebelum ia berdiri.
"Siapa yang bilang tidak mau?! Gitu aja ngambek." Amber tersenyum simpul dan kembali duduk memandang kekasihnya itu.
"Aku sayang kamu."
"Aku nggak tuh."
"Issshhh..." Krystal terkekeh melihat Amber yang kesal. Sedangkan Amber hanya menatap Krystal yang sedang tersenyum sangat lebar itu dalam diam.
"Maaf Krys." batin Amber.
~
Krystal sibuk menata riasannya di depan kaca sambil menunggu Amber yang sedang dalam perjalanan menuju apartemennya untuk kemudian berangkat ke Mokpo.
"Lima menit aku sampai. Aku tunggu di parkiran ya." Krystal membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya. Krystal berdiri dan mengambil koper kecilnya yang berisi beberapa baju karena ia akan berada di Mokpo selama dua hari satu malam.
~
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam menggunakan pesawat Krystal dan Amber akhirnya sampai di Mokpo. Saat mereka keluar dari bandara, Donghae kakak Amber menghampiri mereka dengan senyuman di wajah.
"Bocah tengik.!! Kau lupa jalan pulang atau bagaimana huh?!" Donghae mengumpat pada Amber yang tak pernah pulang ke rumah.
"Baru saja aku sampai malah di sambut dengan berbagai macam jenis bahasa kebun binatang seperti itu. Aku bilang ke Ibu tahu rasa kamu Hyung.!" kesal Amber.
"Apa kabar Oppa." sapa Krystal pada Donghae sekaligus mencoba menghentikan perdebatan kedua bersaudara itu.
"Ooh... Kabar baik. Bagaimana kabarmu? Hari-harimu pasti buruk karena bocah ini kan?" sapa Donghae balik.
"100% benar." pekik Krystal ikut memperolok Amber.
"Kalian akan berdiri terus di sini!!?? Cepat pulang Ibu sudah menunggu.!!" teriak Amber kesal dan membuat Krystal dan Donghae semakin cekikikan.
~
"Ibu... Aku pulang.!!" teriak Amber saat melewati gerbang rumahnya. Wanita paruh baya nampak berlari keluar dengan senyuman di wajahnya, menyambut kedatangan dua manusia dari Seoul.
"Anak Ibu sudah pulang ternyata." Wanita paruh baya itu berjalan melewati Amber yang merenentangkan tangannya seolah-olah jika wanita itu berjalan untuk memeluknya.
"Bagaimana kabar tante?" Krystal membalas pelukan Ibu Amber yang sangat erat itu.
"Baik. Kamu sehat kan nak?"
"IBU..!!! Ibu lupa anakmu itu yang mana?!" teriak Amber kesal karena Ibunya lebih memilih menyambut Krystal terlebih dahulu.
"Apa!? Siapa kau?!!" Amber semakin kesal terhadap Ibunya. Menyadari anaknya sedang merajuk, wanita itu akhirnya mendekati Amber dan memeluknya.
"Makanya sering pulang. Biar Ibu tidak lupa jika punya anak bernama Amber."
"Maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku akan sering pulang."
"Haduh... Lihatlah dirimu. Semakin kurus saja." Wanita itu mengelus rambut Amber penuh kasih sayang dan itu membuat Krystal terharu dan iri. Karena ia sangat merindukan kedua orang tuanya yang hidup dan bekerja di LA.
"Ayo masuk. Ibu sudah masak banyak untuk kalian." keempat orang itu pun mulai mema
Comments