Miss You

The Adventure of Love
Please Subscribe to read the full chapter

Pagi itu Krystal membuka kedua matanya dengan perasaan yang berbeda. Ia merasa lega saat melihat Amber masih tidur dalam dekapannya. Rasa syukur tak henti-hentinya ia pekikkan dalam hati ketika menyadari jika ia tidak sedang bermimpi. Amber ada bersamanya, dia sudah pulang.

Krystal mengelus lembut, menelusuri setiap jengkal wajah Amber mulai dari rambut, kening, kedua matanya yang masih terpejam, hidungnya yang mancung hingga bibir merah mudanya.

"Kau ini pria tapi kenapa bibirmu bisa lebih indah dibanding kebanyakan wanita diluar sana."

"Lebih indah dari punyamu kan?"

Krystal terkejut saat Amber mulai mengeluarkan suaranya.

"K-kau sudah bangun?"

"Kau meraba wajahku. Bagaimana aku tidak bangun." sahut Amber dengan suara seraknya.

"Maaf." ucap Krystal dan tersenyum kecil.

"Hei, bibirku lebih indah dan seksi dibanding punyamu." lanjutnya tak terima dengan ucapan Amber tadi.

"Benarkah? Coba kulihat." Amber membuka matanya dan memperhatikan wajah Krystal dengan intens, lebih tepatnya bibir Krystal hingga membuatnya merasa canggung.

Amber tersenyum simpul lalu mengecup Krystal.

"Kau benar, bibirmu lebih indah. Selamat pagi Krystal."

Krystal yang malu langsung menyembunyikan wajahnya dibalik selimut dan membuat Amber tersenyum geli.

"Aku rindu kamu." gumam Krystal tak jelas dari balik selimut.

"Kau bilang apa???"

"Tidak ada. Semalam kau tidur disini?" ucap Krystal lebih keras.

"Hem, aku ketiduran karena menungguimu." Amber membuka selimut Krystal dan menatap wajahnya dengan senyuman. Krystal yang mulai blushing itu langsung beranjak dari kasurnya meninggalkan Amber.

Amber terlihat sibuk di dapur seorang diri, setelah selesai  mencuci perabotan makannya ia segera beranjak menghampiri Krystal yang sibuk dengan telfonnya di balkon rumah.

"Siapa?"

"Eric Oppa. Spertinya hari ini aku harus berangkat ke kerja." sahut Krystal setelah memasukkan ponselnya ke saku.

"Kemarin kau baru saja pingsan dan sekarang dia memintamu berangkat?! Mana nomor telfonnya, aku ingin bicara dengannya."

"Bukan dia, aku sendiri yang ingin berangkat. Hari ini ada rapat dengan calon investor, kami harus dapat dana dari mereka."

Amber yang tak mau tahu segera mengambil ponsel Krystal dan mulai menelfon Eric. Krystal bergidik ngeri saat mendapat tatapan tajam dari Amber ketika ia mencoba merebut ponselnya itu.

"Sekretarismu bilang dia bisa mengatasi rapat nanti. Kau tak perlu datang." ucap Amber ketika mengembalikan ponsel Krystal dan ia hanya bisa menghela nafas pasrah.

Krystal berdebat cukup panjang dengan Amber yang masih berpikir jika ia belum sehat. Krystal bahkan sampai bingung harus menjelaskannya seperti apa lagi.

"Lihatlah!! Aku sudah tidak demam, pusingku juga sudah hilang."

"Bohong,"

"Kau ingin bukti macam apa lagi agar mau percaya?!"

"Kalau begitu kita jalan-jalan saja."

Rahang Krystal jatuh saat mendengar jawaban Amber. Ada perasaan kesal dan senang di hatinya. Kesal karena tak bisa menghadiri rapat itu dan senang bisa menghabiskan waktu seharian bersama dengan Amber.

Amber pasrah pada suara gps yang menuntunnya ke sebuah alamat yang Krystal tujukan sebelum berangkat. Amber terus bertanya tapi Krystal enggan menjawabnya.

Amber terdiam saat melihat sebuah rumah sederhana yang ada dihadapannya sementara Krystal memandang Amber harap-harap cemas.

Keduanya pun segera turun dan mulai membuka gerbang rumah berwarna biru itu.

"Bukalah." Krystal menyuruh Amber menekan password rumahnya sendiri.

"Kau tidak ingat?" Krystal bingung melihat Amber hanya diam.

Dengan perlahan dan ragu Amber mencoba menekan satu per satu tombol dihadapannya. Percobaan pertama, kedua dan seterusnya gagal, hingga pada akhirnya Krystal harus turun tangan untuk membuka pintu rumah tersebut.

Amber berjalan masuk terlebih dahulu disusul dengan Krystal di belakang. Amber melihat setiap inchi isi rumahnya dan dengan perlahan ingatan kecilnya akan rumah itu pun mulai bermunculan. Ia tersenyum melihat sofa di ruang tengah yang biasa ia gunakan sebagai ranjang keduanya karena ia lebih banyak tidur disana timbang di kamar.

Mata Krystal memerah saat melihat Amber menunduk dan mulai menutup wajah dengan kedua tangannya. Krystal segera menghampiri Amber dan memeluknya.

"Aku pulang." gagap Amber disela tangisnya.

"Selamat datang," sahut Krystal mencoba menenangkan Amber.

Setelah puas melepaskan perasaan sedihnya Amber berkeliling untuk melihat rumah yang sudah ia tinggal selama beberapa tahun itu. Ia merasa takjub karena tempat itu kelewat bersih untuk ukuran sebuah rumah yang sudah ditinggal sang pemilik dalam waktu yang lama.

"Dua bulan sekali Ibu menyempatkan diri untuk datang. Ibu membersihkan semuanya karena ia tak mau saat putra kecilnya pulang nanti mendapati rumahnya dengan keadaan kotor."

"Ibuku, namanya Hwang Mi Young kan?" ucap Amber saat mengingat informasi mengenai anggota keluarganya dari Sulli.

"Iya, kau ingat?!"

"Tidak," lirih Amber penuh penyesalan karena tak ingat sang Ibu yang sudah melahirkan dan merawatnya.

Krystal segera beranjak dari tempatnya menuju ke sebuah kamar. Sesaat kemudian ia keluar dengan sebuah album foto bewarna coklat di tangannya.

Amber segera membuka album foto yang diberikan Krystal padanya. Senyum Amber merekah saat melihat foto sang Ibu. Ternyata wanita paruh baya yang selama ini datang kedalam mimpinya dengan kondisi menangis itu adalah Ibunya.

"Kita telfon Ibu, hem." Krystal memecah keheningan yang Amber ciptakan.

Amber menatap cemas Krystal yang tengah berbicara dengan seseorang disebrang telfon.

"Ibu, ada yang ingin bicara denganmu." ucap Krystal penuh semangat kemudian menyerahkan ponselnya pada Amber.

Amber sedikit ragu saat menempelkan ponsel ditelinganya. Krystal berbisik, bertanya pada Amber yang hanya berdiam diri.

"Hallo, siapa ini?" pekik Hwang Mi Young. Ibu Amber.

Miyoung yang bingung karena tak mendapat jawaban dari seberang pun melihat layar ponselnya untuk memastikan jika telfonnya masih tersambung.

"Hallo?! Apa yang ingin kau bicarakan padaku?"

Lidah Amber yang kelu itu enggan mengeluarkan suara untuk membalas sapaan sang Ibu.

"Dia tak mendengarku? Apa karena sinyalnya jelek?" lirih Miyoung tak yakin.

Krystal menggenggam kedua tangan Amber karena prianya itu tak mampu lagi menahan tangisnya.

"Tak apa. Bicaralah." lirih Krystal meyakinkan Amber.

"H-hallo, apa kabar." Amber terlihat tertatih sambil menahan tangisnya.

"Iya, dengan siapa ini?"

"Maaf,"

"Apa?"

Miyoung bingung dengan orang disebrang telfon. Ia bahkan tak tahu siapa dia, tapi orang itu malah meminta maaf padanya.

"Bagaimana kesehatan anda?"

"Oh, baik. Tapi siapa kau?"

Amber yang tak sanggup menahan tangisnya itu segera mengembalikan ponsel yang sedang ia pegang pada Krystal dengan menggelengkan kepala. Seakan sedang menjelaskan jika dia belum siap dan mampu bicara pada sang ibu.

"Ibu maaf, nanti Krystal telfon lagi." salam Krystal pada Miyoung untuk mengakhiri percakapan mereka.

Krystal yang khawatir mulai menanyakan keadaan Amber yang sedang bergetar itu. Krystal terus melemparkan kalimat penyemangatnya sambil memeluk Amber.

Dilain pihak Miyoung merasa tak asing dengan suara pria muda yang baru saja berbicara dengannya lewat telfon tadi.

Krystal terus berdiam diri membiarkan Amber mengeluarkan air mata sedihnya karena rasa rindu dan bersalahnya pada Miyoung.

Amber yang sebelumnya menangis berhasil dibuat tersenyun kembali oleh Krystal yang mulai mengeluarkan beberapa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Poll

New story?

Results

Comments

You must be logged in to comment
Harryturtlee #1
OH MY GOD! I JUST TRANSLATE IT!
Amber Liu, an adventure presenter at one of the national television stations in Seoul, South Korea. Amber is a free figure, loves new things and the outside world, and has no fear at all.
Krystal Jung, an office employee who really likes the air-conditioned workspace. Someone who never once came out of his safe zone, afraid of something new, very meticulous and calculating. He really loved the box building he often called home.
One time Amber and his team have a duty to cover a waterfall that is in the forest which according to local residents is very beautiful but dangerous. Because to reach the waterfall, Amber and his team must pass through the forest and the river with a heavy current.
With a very dangerous journey, Krystal's Amber girlfriend who has been in her boyfriend since high school asked her to step down from the task. While Amber who has a high curiosity ambitious to go to that place, because no one ever dared to go there.
Did Amber retreat from her assignment and listen to Krystal or did she still go to fulfill her ambition
Harryturtlee #2
I want to read this too huhuhu ~
LapisLegit #3
Chapter 24: This is my first time read about GxG
Meski Amber disini cowok beneran, gw masih Gx habis pikir dan gw membawa hubungan mereka sekedar Kaka adek
Awalnya gw geli, secara Gx paling anti sama Girl x Girl atau boyxboy walau gender mereka di verita udah dirubah
Tp overall, alurnya keren. Gw terbawa emosi sampe nangis di bagian Amber ketemu ibunya
juuzouxiii #4
I hope someone could translate this in english in the future. I want to read it too ㅠ.ㅠ
jasonds #5
Chapter 36: ah happy endinggg yang indahhhh
makasih ya thor
ditunggu serial lainnya
Guegaol #6
Chapter 36: Bkin ff genderbender lg donkk author.. Hehe
jung_yulian
#7
Chapter 35: Yaah walaupun belum sepenuhnya menerima Yul tapi sica udah berusaha melepas masa lalunya
Dan Yul aku harap kau punya cadangan sabar ya hahaa
Guegaol #8
Chapter 35: Pasti nanti krystal liat amber sma jess lg pelukan.. Huhu TT__TT
prilly
#9
Chapter 34: kalau sica enggak mau ama Yul.mending Yul ama Taeyeon aja, mereka berdua cocok kok :)