Comeback
The Adventure of LoveKrystal termangu memandang kotak putih yang ditinggalkan Jay untuknya. Mata Krystal yang sembab dan bengkak membuat wajahnya terlihat sangat kacau. Setelah sekian lama berdiam diri Krystal melangkahkan kakinya untuk mengambil bungkusan itu.
Tangis Krystal kembali keluar saat melihat dress hitam yang Jay beli untuknya. Meskipun tak seseru sebelumnya, tangisan Krystal kali ini terdengar lebih menyakitkan.
"Apa yang harus kulakukan? Apa kau akan memaafkanku jika aku berpaling darimu?" lirih Krystal, "Jawab aku stupid!!" lanjutnya dengan sekeras mungkin.
Setelah cukup lama bergumul dengan pikirannya sendiri akhirnya Krystal mengambil sebuah keputusan yang sangat berat dan tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Tanpa pikir pajang Krystal langsung berlari keluar rumah dengan pakaian seadanya. Ia bahkan tak perduli dengan penampilannya yang kacau juga dengan kepalanya yang masih pening. Sepanjang perjalanan Krystal meneriakkan sebuah pernyataan maaf dalam hatinya.
"Stupid! Maafkan aku, biarkan aku memilikinya. Aku juga menyukainya."
Krystal dengan brutal berlari sepanjang jalan sambil mencari taksi untuknya.
"Ke bandara." pekik Krystal pada sang supir.
Dengan cekatan supir itu melajukan taksinya membelah jalanam Seoul yang ramai akan kendaraan. Sementara Krystal gusar di kursinya. Berdoa agar ia tak terlambat menemui Jay.
Amber tak henti-hentinya mengepal kedua tangannya. Pria yang baru saja mendapatkan secuil ingatannya itu merasa bersalah pada sang kekasih yang telah menderita selama beberapa tahun karenanya.
Sopir taksi yang duduk di depan bahkan bingung karena melihat sang pelanggan yang notabennya adalah seorang pria dengan tubuh tinggi besar itu sedang menangis sesegukan.
Sesampainya di gedung apartemen Krystal Amber bergegas menuju lift. Ia bahkan sempat menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana agar bisa segera menemui Krystal yang sedang sakit seorang diri di rumah.
Amber berkeliling rumah sambil meneriakkan nama Krystal karena dia tak ada di dalam kamarnya. Amber yang lelah dan merasa putus asa terduduk lemas di ruang tengah sambil termangu.
Amber terus menelfon Krystal tapi tak mendapat jawaban karena ponsel Krystal ternyata tergeletak di atas kasurnya.
"Dimana kau Soojung?" lirih Amber yang bingung harus mencari kemana lagi karena wanita itu meninggalkan ponselnya di rumah.
Krystal duduk seorang diri di salah satu kursi panjang yang ada di bandara dengan penyesalan besar di hatinya.
"Seharusnya aku datang lebih cepat." gumam Krystal sambil menundukkan kepalanya dengan mata yang mulai berair.
Krystal dengan lesu memutuskan kembali ke apartemen setelah berdiam diri di bandara selama beberapa saat.
"Jika saja aku tak terlalu membentengi hatiku untukmu, mungkin kau masih disini bersamaku. Tapi semua sudah terlambat untuk aku sesali dan tangisi. Kini yang harus kulakukan adalah membiarkanmu larut dalam waktu." pekik Krystal dalam hati saat mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
Krystal yang merasakan sakit di kepalanya lagi memutuskan untuk segera pulang dan kembali mengurung diri dalam kesepian.
Tangannya yang bergetar karena menahan rasa sakit yang semakin menjadi itu dengan perlahan menekan beberapa angka di kunci elektronik rumahnya.
Amber yang awalnya tertunduk lemas segera berdiri saat mendengar ada seseorang yang sedang membuka pintu rumah itu. Dengan perasaan cemas Amber terus menatap tajam ke arah pintu sambil berharap jika orang dibalik pintu itu adalah Krystal.
Amber tersenyum lega melihat Krystal berjalan masuk rumah meski dengan kepalanya yang setia menunduk.
"Krystal," lirih Amber dengan mata yang kembali berkaca-kaca.
Krystal yang mulai mendongak ketika mendengar namanya dipanggil itu tiba-tiba menangis. Ia segera menghampiri Amber dan menangis dalam pelukannya.
"Aku kira kau sudah pergi.!" pekik Krystal sesegukan.
"Maaf,"
Amber membalas pelukan Krystal dan ikut menangis dengannya.
"Krystal aku, "
"Jay!! Aku menyukaimu. Tidak peduli siapapun kau, aku juga menyukaimu Jay. Jadi jangan pergi, tinggallah disini." pekik Krystal memotong kalimat Amber.
Amber tersenyum simpul mendengar ucapan Krystal.
"Kenapa kau hanya diam? Jawab aku! Apa kau akan tetap pergi?" lanjut Krystal dengan suara seraknya.
"Soojung-a"
Mata Krystal terbuka lebar dan tangisnya mulai terhenti saat mendengar Jay memanggilnya dengan nama yang hanya diketahui oleh segelintir orang saja.
"Jung Soo Jung."
Mendengar nama aslinya disebut lagi Krystal langsung melepaskan pelukannya, mundur beberapa langkah dan menatap tajam pada pria yang masih ia anggap sebagai seseorang bernama Jay.
"Kau,~ s-siapa kau?"
"Soojung, aku Amber. Aku sudah pulang." Amber melangkah maju bersamaan dengan Krystal yang juga mundur untuk menjauhinya.
Amber bingung harus bagaimana saat melihat Krystal terus-terusan menampakkan wajah bingung dan terkejutnya. Ia semakin khawatir saat Krystal tiba-tiba pingsan, jatuh tersungkur di atas lantai.
Amber terus memanggil Krystal yang saat ini sedang tak sadarkan diri dalam pelukannya.
Dua puluh menit sudah Amber merasa risau pada Krystal yang masih belum sadarkan diri.
Krystal yang merasakan pusing yang teramat sangat itu dengan perlahan membuka kedua matanya untuk melihat seseorang yang sedang menggenggam tangan sambil memanggil namanya.
"Kau tidak apa-apa?" pekik Amber pada Krystal yang masih lemas.
Krystal mencoba bangun dari tidurnya dengan kekuatan yang tersisa untuk memeluk Amber.
"Pria jahat!" pekik Krystal berkali-kali dan Amber hanya bisa mengucap maaf.
Krystal berdiam diri di sofa ruang tengah sambil memandang wajah Amber tanpa mengeluarkan sepatah katapun selama beberapa menit. Amber kembali meringis kesakitan saat Krystal mencubit pipinya untuk yang kesekian kalinya.
"Sudah berapa kali aku bilang. Aku nyata dan kau sedang tak bermimpi. Jika kau ingin memastikan ini nyata atau tidak seharusnya kau mencubit dirimu sendir." ucap Amber sehalus mungkin meski nyatanya ia ingin berteriak.
"Aku sedang sakit. Kau tega melihatku tambah kesakitan?"
"Ehm, makanya berhenti mencubitku."
Krystal tersenyum simpul melihat Amber yang kesal tapi imut. Sesaat kemudian ia menundukkan kepala hingga membuat Amber mulai khawatir.
"Aku tak apa. Jangan lebay seperti itu." lirih Krystal karena Amber memberondongnya dengan pertanyaan.
"Jadi. Apa yang terjadi? Apa ingatanmu sudah kembali?"
"Tidak."
Krystal melongo mendapat jawaban Amber.
"Aku hanya ingat dirimu."
"Bagaimana bisa. Kenapa kau hanya ingat diriku?"
"Tadi saat Sulli memperlihatkanku sebuah video ingatan tentangmu tiba-tiba muncul. Dan saat itu aku yakin, jika aku adalah aku."
"Video apa?"
"Video yang tak seharusnya kau lihat. Dari mana kau menemukannya? Perasaan aku sudah menyimpannya dengan baik."
Krystal masih bingung dengan ucapan Amber, sesaat kemudian ia memekik 'Ah' seakan paham.
"Kenapa aku tak boleh melihatnya. Kau membuatnya untukku kan?"
"Iy
Comments