Jejak
The Adventure of LoveKrystal sibuk dengan makanan didepannya sedangkan Sulli sibuk mengatur emosinya karena Krystal terus mengatakan sesuatu yang menurutnya omong kosong dan rmtak masuk akal.
"Gila ya?! Kenapa mau resign?! Peluang kamu di sini besar Krys. Bahkan kemarin kamu baru aja diangkat jadi manajer.!!"
"Aku yang resign kenapa kamu yang rempong?" Krystal acuh dengan sikap heboh Sulli.
"Pokoknya aku gak setuju. Awas aja jika kamu tetep nyerahin surat itu ke direktur.!"
"Marah mulu. Cepet tua loh..." Sulli tak perduli dengan ucapan Krystal dan memilih untuk pergi.
~
Malam minggu Krystal kali ini tak ia habiskan di dalam rumah. Ia keluar menuju ke sebuah kafe karena memiliki janji dengan seseorang.
Krystal menunggu seseorang di kafe tersebut dengan kopi yang baru saja ia pesan.
"Maaf ya menunggu lama." akhirnya orang yang Krystal tunggu datang juga.
"Nggak apa Lun, aku juga baru sampai kog."
Kedua wanita itu pun melanjutkan acara mengobrol mereka dengan perasaan gembira. Mereka sering menyempatkan waktu untuk bertemu disela-sela kesibukan yang ada.
"Apa??" Luna terkejut saat Krystal menceritakan keinginannya untuk melakukan traveling seorang diri. Secara ia tahu bagaimana kepribadian Krystal. Ia adalah seseorang yang bisa dibilang anti dengan dunia luar.
"Kenapa semua orang reaksinya seperti ini!?" Krystal kesal karena ia merasa diremehkan oleh teman-temannya.
"Kenapa kau melakukannya? Apa alasanmu?"
"Tidak ada. Aku hanya merasa bosan dan lelah dengan pekerjaanku. Aku ingin mencari suasana baru." penjelasan ala kadarnya dari Krystal tak membuat Luna puas.
"Kau melakukannya karena Amber kan?!" ekspresi Krystal berubah menjadi masam saat Luna menebak alasan kepergiannya.
"Tidak..." jawab Krystal datar.
Luna menghela nafasnya panjang, mencoba mengerti dengan keputusan Krystal.
"Mau pergi selama berapa minggu?".
"Belum tahu Lun. Mungkin lebih dari itu."
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Luna mulai khawatir dengan kehidupan Krystal.
"Minggu depan aku mau resign dari kantor." Luna bingung bagaimana bisa Krystal mengucapkan kata resign dengan sedatar itu, tanpa ada rasa khawatir sedikitpun.
"Tenang saja, aku punya saham dibeberapa perusahaan dan tabungan. Aku tidak akan mati kelaparan meskipun tidak kerja selama beberapa bulan. Lagi pula perusahaam Ayah akan selalu membuka lowongannya untukku. Haha." lanjut Krystal mencoba menenangkan Luna.
"Hemmhh... Terserah kamu deh Krys, jaga diri baik-baik. Oh iya, destinasi pertamamu mau kemana?" Krystal menjelaskan tentang rute perjalanannya pada Luna dengan senyuman diwajah.
~
Seorang pria paruh baya menunggu seorang karyawannya di dalam kantor. Ia menggenggam sebuah kertas dengan perasaan kecewa.
Pria tersebut mempersilahkan seseorang untuk masuk kantornya setelah ia mendengar pintu diruangan tersebut diketuk.
"Kenapa Krys? Apa ada perusahaan lain yang ingin merekrutmu dengan gaji yang lebih tinggi?!" Pria itu kecewa pada Krystal yang berdiri didepannya saat ini.
"Tidak Pak, saya hanya ingin istirahat."
"Kalau mau istirahat tak perlu menyerahkan surat ini. Kau mau cuti berapa hari? Akan aku berikan. Satu minggu, bukankah itu cukup?!" Direktur perusahaan Krystal berusaha mati-matian agar wanita genius itu tak keluar dari perusahaannya.
"Maaf pak, tapi keputusan saya sudah bulat. Saya ingin istirahat." Krystal membungkuk meminta maaf pada sang Direktur.
Dengan berat hati sang Direktur menerima surat resign Krystal, salah satu karyawannya yang sangat berpengaruh di perusahaan itu.
Krystal membersihkan beberapa barang yang ada di kantornya ke dalam sebuah kardus untuk dibawa pulang. Perhatian Krystal beralih saat tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintunya.
"Kenapa kau keluar? Apa karena aku?! Aku minta maaf, lupakan saja kejadian kemarin dan tetaplah bekerja disini." Minho terlihat memohon pada Krystal.
"Jangan kePDan. Aku keluar bukan karena dirimu, jadi tenanglah." jawab Krystal acuh.
"Tapi kena..."
"Sudahlah, aku capek. Kau kembalilah bekerja, aku mau pulang dulu. Hemm..." Krystal mengangkat kardus yang penuh itu dan keluar meninggalkan Minho yang terlihat khawatir plus merasa bersalah.
~
Krystal melewati dua hari pertamanya dengan beristirahat. Dan hari ini, ia tengah sibuk mempersiapkan semua kebutuhan untuk perjalanannya nanti.
Krystal terkejut saat ada seseorang yang memencet bel rumahnya. Ia pun berjalan ke arah pintu untuk menyambut sang tamu.
Tanpa permisi Sulli langsung masuk ke dalan rumah Krystal dengan emosi yang masih tersisa karena keputusannya untuk resign.
"Cepat sekali, aku pikir kau akan ngambek selama beberapa minggu. Haha." ejek Krystal.
"Dasar kelas kepala.!!" decak Sulli kesal.
"Udah tahu aku orangnya gimana, sabar ya punya sohib macam aku. Haha" Sulli mengendus kesal. Ia paham betul Krystal adalah orang yang akan melakukan apapun untuk meraih apa yang ia inginkan.
"Masa bodoh lah, kita bukan sohib lagi.!" Sulli memalingkan wajahnya, sementara Krystal hanya cekikikan melihat sahabatnya itu.
Setelah berdebat selama beberapa saat Sulli akhirnya membantu Krystal mengemasi barangnya untuk perjalanan yang akan ia mulai minggu depan.
"Ke Jeju kan? Aku ikut ya. Nanti tak minta cuti sama atasan." Sulli memohon agar ia diperbolehkan ikut ke tujuan pertama Krystal.
"No way, kapan-kapan aja. Untuk saat ini aku mau pergi sendiri."
"Ihh... Jahat!!" kedua sahabat itu pun melanjutkan acara packing mereka malam itu.
~
Hari yang Krystal tunggu akhirnya datang juga. Sulli, Luna dan Henry mengantar Krystal ke bandara untuk memulai petualangan pertamanya.
Sulli terus menahan tangisnya saat Krystal sibuk bercengkrama dengan Henry dan Luna.
"Jaga diri." Luna menepuk pundak Kryatal.
"Backpacker an itu capek loh Krys." Henry mulai menggoda Krystal.
"Tenang, aku adalah seorang wanita dewasa berumur 26 tahun, bukan 6 tahun." ucap Krystal sombong agar teman-temannya tak khawatir.
"Kalau ada apa-apa telfon aku ya. Aku langsung OTW pokoknya.! Hiks..." Sulli tak kuat lagi menahan tangisnya, karena sebentar lagi ia akan berpisah dengan sahabatnya.
"Aigoo... Uri Sulli. Jangan nangis gitu ah, jelek." Krystal memeluk Sulli yang sedang merengek.
Setelah berpamitan Krystal mulai masuk gate karena sebentar lagi pesawatnya akan lepas landas. Krystal melambaikan tangan kepada ketiga sahabatnya dan memulai perjalanan panjangnya.
"Kau akan menemaniku kan? Aku tahu aku tidak sendiri. Karena kau selalu ada disini, bersamaku." batin Krystal sambil memegang kalung pemberian Amber.
~
Minggu pertama Krystal terasa sangat mrelelahkan. Setelah empat hari menetap di Jeju ia melanjutkan perjalanannya menuju pantai yang ada di Busan.
"Aigoo... Capek." Krystal menghempaskan tubuhnya diatas ranjang, ia ngos-ngosan setelah berkeliling sepanjang hari.
"Haruskah aku pulang.?! Berat banget, bagaimana dia bisa bertahan melakukan pekerjaan ini selama setahun.?!" Kystal heran dengan semangat Amber yang tetap tekun dengan pekerjaan dan hobinya itu.
Comments