New Life

Kekasih Sepenggalah

hhaaiii....

mianhamnidaa yeorobuun *bow 90 degrees

author ngepostnya lama yaa..

yah itu karna kesibukan kehidupn pribadi author..

terima kasih untuk para readers yg sudah bersedia meluangkan waktunya membaca cerita author..

perlu ditekankan sekali lagi ini murni cerita milik author sendiri :)

dan nama adik Kyuhyun adalah Kyuri, bukan Yura

mian jika menyinggung sedikit. karena jujur saja author menjadi tak enak hati cerita orang lain disinggung-singgung dicerita ini :(

terimakasih untuk yg sudah subscribes, comment dan juga vote

author tunggu partisipasi kalian^^

ingaat.. readers yang baik adalah readers yang ikut berperan aktif mensupport ceritanya.. hihihi

 

 

ck, lama sekali kau, Cho! Dimana kau?”

            “aku di rumah sakit”

            “yak!! Apa kau lupa?? Hari ini peresmian akuisisi perusahaan kita dengan Choi Grup! Cari mati, eh?”

            Dugh! Pemuda pucat itu menepuk jidatnya. Astaga! Bagaimana aku bisa lupa??

Dengan kecepatan kilat Kyuhyun berlari keluar ruangan Donghae. Karena Kyuri ia sampai lupa bahwa hari ini ada pertemuan resmi antara Cho dan Choi Grup atas hubungan akuisisi mereka. Kyuhyun tak memusingkan jika ia harus memutar otak mencari alasan atas keterlambatannya, tapi yang paling ditakutkan pemuda ini adalah penguasa Choi Grup yang saat ini menjadi masternya.

 

            Tap. Tap. Tap.

            Hosh. Hosh. Hosh. Aiissh aku terlambat!

            “Cho sajang? Ah aku kira anda tidak datang”

            Kyuhyun melirik sekilas pada asisten Jung Il Woo. Wanita itu tampak kaget melihat direktur mudanya berlarian seperti orang kesurupan.

            “maaf atas keterlambatanku. Apa rapat sudah dimulai?” tanya Kyuhyun basa-basi. Pria pucat imi masih berkonsentrasi membenahi penampilannya.

            Damn, Kyuhyun!  Lihatlah penampilanmu sekarang, aiish!

            “Cho Kyuhyun..” terdengar sebuah suara berat menginterupsi dari belakang.

            Deg! Mati aku!!

            Seperti slow motion Kyuhyun berbalik ke arah sumber suara. Jung Il Woo, sang paman, kini menatapnya dengan tatapan membunuh.

            “dari mana saja kau, anak manis?” masih dengan suara rendahnya, Il Woo berusaha tersenyum manis pada keponakan angkatnya. Bukannya tenang, kini Kyuhyun bertambah was-was.

            “ak.. aku-“

            “jelaskan nanti setelah tamu agung kita pergi. Heul, aku tak tahan berada satu ruang dengan pimpinan Choi grup itu” belum sempat Kyuhyun menjawab pertanyaannya, Il Woo sudah menyeret paksa pria pucat itu ke dalam ruang direksi. Kyuhyun yang tadinya takut akan amukan maha dahsyat pamannya, kini malah tersenyum geli. Diam-diam ia menertawakan sang paman yang tak nyaman berada satu atap dengan pimpinan Choi itu.

            Tuhan, berkati jalanku..

           

            Kyuhyun dan Il Woo memasuki ruang direksi. Meja persegi yang melingkar telah penuh ditempati para pemegang saham termasuk Choi Siwon selaku pemegang saham terbesar Cho grup saat ini. Choi Siwon, raja bisnis termuda itu tak tanggung-tanggung membeli 50% kepemilikan saham Cho grup.  Itu berarti Cho Grup sekarang berada di bawah naungan Choi grup.

            “maaf atas keterlambatanku” Kyuhyun membungkuk 45o.  Ia lalu berjalan menuju kursi kosong di sebelah Choi Siwon. Pimpinan Choi itu tampak tak tertarik dengan gerak-gerik Kyuhyun. Ia tetap memandang angkuh lukisan Cho Younghwan, ayah Kyuhyun, yang berada di seberang meja.

            “ehm,” Kyuhyun telah menduduki kursi nyamannya. Ia sedikit berdehem menunjukkan eksistensinya pada Siwon, bahwa ia ada.

            Siwon melirik sekilas kearahnya. Datar, tanpa ekspresi apapun lalu kembali menghadap para tetua. “seperti yang telah kusampaikan tadi, Cho Kyuhyun-sshi memohon padaku untuk diajari menjadi pebisnis sukses-“

            “mwo?” Kyuhyun berdesis. Mulutnya membulat sempurna dengan mata doe yang mengerjap lucu. Namun sayang, hal itu tak berdampak apapun  pada mulut lancang seorang Choi Siwon.

            “Cho grup sekarang menjadi tanggung jawabku karena separuh kepemilikan adalah milik Choi grup saat ini. Aku tentu tak ingin perusahaan ini jatuh untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, progres Kyuhyun-sshi selaku penerus Cho grup juga berada dibawah pengawasanku. Aku akan menjadi mentornya dan ia akan menjadi asistenku selama masa pembelajarannya menjadi seorang pemimpin”

            Choi Siwon masih berkoar dengan mulut ajaibnya, sementara Jung Il Woo memandang pucat pada keponakannya. Inikah pertukaran yang dijanjikan keponakannya pada pimpinan dingin itu? Il Woo tahu ini tak akan berjalan mulus, entah  mengapa perutnya terasa mual memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada penerus Cho itu. Apakah Choi grup sedang menghina mereka?

            “dan, untuk memudahkanku melatih penerus Cho, ia akan kuperkenankan tinggal di mansion ku selama masa pembelajarannya” Siwon mengakhiri protokolnya dengan mantap. Kyuhyun? Wajahnya sudah seperti mayat hidup. Pucat dengan lipatan wajah yang kentara.

            Brengsek kau Choi! Kau yang membuat surat perjanjian itu dan menjadikanku budak seks mu. Lalu sekarang? Alasan konyolmu membuatku makin terhina di hadapan para tetua!

            “mak-maksud anda, Tuan Cho akan tinggal bersama anda mulai sekarang?” Il Woo tergagap membuka pertanyaan pada pimpinan Choi itu. Mungkin pertanyaan itu juga yang ada di benak para pemegang saham Cho grup lainnya. Namun mereka tak berani menyela pembicaraan pemuda dingin itu.

            “ne. Aku mengizinkan Kyuhyun-sshi untuk tinggal bersamaku selama ia kuanggap belum mampu menjadi direktur utama Cho Grup. Dan untukmu, Il Woo-sshi, aku mempercayakanmu  untuk turut membantu perkembangan Kyuhyun-sshi dan juga Cho Grup”

Il Woo terdiam. Pembicaraan tadi sekaligus mengakhiri pertemuan formal mereka sore itu. Siwon tampak tersenyum formal menyalami para pemegang saham.

            “Kyu-“ Il Woo meremas pundak kanan Kyuhyun. Sejak Siwon berbicara, keponakannya itu hanya tertunduk dalam diam.  

            “gwenchana, paman” dapat dilihat oleh Il Woo, keponakannya tidak sedang baik-baik saja. Bibir itu terlihat bergetar menahan  tangis. Kyuhyun bukan pemuda yang cengeng. Ia memang tak segan menangisi keadaan Kyuri, namun pantang bagi pemuda Cho itu untuk menunjukkan tangisnya dihadapan orang lain, apalagi di area publik seperti ini.

            “ah, Kyuhyun-sshi, anggap aku lupa mengingatkanmu sebelumnya. Gerbang mansion Choi terbuka untukmu besok, kuharap kau berkemas setelah ini” Siwon tersenyum dingin pada Il Woo sebagai salam perpisahan.

            Ting!

            Pintu kaca ruang direksi Cho Grup tertutup sempurna setelah tamu terakhirnya, Choi Siwon keluar dari ruang rapat.

            “Kyuhy-“

            Grep! Belum sempat Il Woo membuka pembicaraan, Kyuhyun sudah menghambur ke pelukannya. Demi apapun! Kyuhyun adalah pria dewasa sekarang, meskipun ia jauh di bawah umur Jung Il Woo. Dapat dirasakan Il Woo bahu kirinya basah. Keponakannya sedang menangis dipelukannya.

            “Kyuhyun!” Il Woo berusaha mengeraskan hati. Ia menarik tubuh besar Kyuhyun dari pelukannya. “jelaskan padaku perjanjian apa yang telah kau sepakati dengan monster es itu?”

            “. . . . . “

            “demi Tuhan, Kyu! Jelaskan padaku! Jika kau masih menganggap aku sebagai pamanmu!” Kyuhyun menegakkan kepalanya. Ancaman terakhir Il Woo berhasil mengembalikan  atensi Kyuhyun padanya.

            “ak.. aku”

            “. . . . “

            “aku bersedia menjadi asistenya selama beberapa waktu-“
            “BOHONG! Kau tak bisa membohongiku Cho Kyuhyun! Walau bagaimanapun aku juga telah menemanimu tumbuh selama ini. Aku tahu keponakan tertuaku sedang berdusta padaku saat ini!”

“. . . . “

            Tak ada jawaban dari Kyuhyun. Pemuda itu kembali terisak. Il Woo paham perangai anak tertua Cho itu. Percuma jika ia tetap memaksa Kyuhyun untuk menceritakan yang sebenarnya. Ia akan mencari tahu sendiri. Il Woo yakin ada yang tidak beres dengan kerja sama kedua perusahaan ini. Dari awal sebenarnya Il Woo sudah curiga mengapa Choi Grup bersedia mengakuisisi perusahaan mereka yang sudah di ujung tanduk, dan tak tanggung-tangung pemuda Choi itu mengakuisisi 50% dari saham utama Cho. Kesal. Itulah yang dirasa Il Woo saat ini. Ia tak dapat membantu banyak, bukan pada perusahaan, tapi pada kondisi psikis kedua keponakannya.

            “pulanglah, Kyu! Bukankah Choi Siwon itu sudah menyuruhmu berkemas untuk pindah sementara ke mansionnya” ujar Il Woo datar. Ia berjalan meninggalkan Kyuhyun yang masih setia menundukkan kepala.

----

 

            Pagi yang cerah menerpa mata panda Kyuhyun. Ya pria yang mengaku pemilik wajah malaikat itu memilih tak tidur semalaman demi melakukan ritual permohonan maf pada mendiang kedua orang tuanya. Kyuhyun baru merasakan rindu pada rumah yang memiliki beribu kenangan masa kecilnya bersama Kyuri dan orang tuanya ketika semalam ia bermaksud mengemasi sedikit perlengkapan yang akan dibawanya ke mansion Choi Siwon, dan pagi ini ia harus segera menuju entah surga atau neraka tempat Choi Siwon itu.

            Tiiin.

            “yakk!!” bentak Kyuhyun, pasalnya ia baru saja keluar gerbang dan disana ada sebuah mobil yang hampir menabrak bokongnya.

            “yakk! Berani sekali kau membentakku, bocah!”

            “paman?”

            “jangan melihatku seperti orang bodoh seperti itu. Cepat masuk!”

            Kyuhyun enggan membalas perkataan Il Woo. Ia segera memasuki Mazda hitam milik pria jangkung itu.

            “kita akan kemana, paman?” tanya Kyuhyun polos

            PLAKK.

            “aaakkhh!” pekik Kyuhyun. Pemuda itu meringis sambil mengelus pelan kepala malangnya. Korban kekerasan sang paman.

            “babo! Tentu saja ke mansion Choi monster itu! Aku tak akan membiarkanmu tinggal bersamanya sendirian!” pria ini mulai melajukan mobilnya ketika ia dan Kyuhyun telah dirasa siap melakukan perjalanan.

            “hahahaha..!”

            “kenapa tertawa, bocah?”

            “kau menyebut pebisnis nomer satu Korea itu Choi monster, paman. Haha..”

            “bukankah ia memang tak terlihat seperti manusia? Lihat saja wajahnya itu? Bahkan  tampak lebih tua dariku” cibir Il Woo. Senyum Kyuhyun makin mengembang membayangkan bagaimana rupa Siwon dan pamannya.

            “BUAHAHAHAHAH! Paman jangan tunjukkan wajah seperti itu lagi padaku, kau terlihat nista!” tawa Kyuhyun kembali menggelegar.

            “yaak!! Setidaknya aku jauh lebih tampan dari Choi monster itu, babo!”

            “hahaha, hati-hati paman. Jangan sampai kau kelepasan berkata seperti itu di depannya. Aku tak bisa membelamu” Il Woo terdiam. Raut wajahnya berubah muram.

            “justru aku yang seperti pecundang, tak bisa berbuat banyak untuk melindungimu dan Kyuri” suara itu sarat akan penyesalan. Selama ini Il Woo selalu berfokus pada Cho Grup. Ia tak memikirkan perasaan Kyuhyun juga Kyuri, apalagi untuk dirinya sendiri.

            “paman..”

            “aku mengerti jika kau tak ingin berbagi kepedihan padaku, Kyuhyun! aku akan mencari tahu sendiri. Dan aku tak akan membiarkan kau sendirian saja menghadapi kekejaman Choi itu di mansionnya!”

            “jangan bilang paman ingin tinggal disana juga!” Kyuhyun menatap pamannya serius.

            “kenapa tidak? Aku akan mencoba berbicara dengannya”

            “paman..”

            “kita sampai”

            Kyuhyun mengurungkan niatnya mencoba bernegosiasi dengan sang paman. Matanya  menangkap gerbang hitam nan megah menghadang mazda hitam milik Jung Il Woo. Belum sempat Il Woo melepaskan safetybelt nya, susunan baja itu telah membuka dengan sendirinya.

            “woaah... sepertinya kau benar-benar sudah ditunggu, Kyu” Il Woo berdecak.

            Kyuhyun tertegun melihat pemandangan dibalik baja hitam  raksasa itu. Bisakah ia menyebut tempat ini sebagai istana negeri dongeng? Baru kali ini Kyuhyun menjumpai pekarangan seluas dan semegah itu. Baru kali ini pula ia melihat padang lili dan mawar tumbuh berdampingan di sepanjang trotoar yang menyambungkannya dengan mansion Choi di ujng sana.

            “wooow.. apa orang kaya selalu seperti ini, Kyu? Aku yakin kita juga cukup kaya, tapi tak terpikirkan olehku untuk menghamburkan uang hanya untuk membuat pekarangan se ekstrem ini”

            Kyuhyun tak menanggapi, ia masih berkutat dengan kekagumannya. Ya. Kyuri sangat menyukai mawar merah, sedangkan ia sendiri menyukai lili putih. Itu karena ibunya, Lee Hana sangat menyukai lili. Di ujung sana sebuah mansion putih tulang berdiri kokoh. Ratusan juta won pastilah keluarga Choi keluarkan untuk membuat bangunan semegah itu. Sangat mencerminkan kekuasaan dan kejayaan mereka.

            Mazda hitam Jung Il Woo berhenti tepat di pekarangan depan  gerbang utama mansion Choi. Begitu Kyuhyun dan Il Woo keluar dari mobil, mereka langsung disambut oleh wanita paruh baya yang tampak begitu ramah.

            “diantara kalian pasti Tuan Cho Kyuhyun” sapanya ramah pada kedua tamu tampannya. Kyuhyun mengangguk.

            “aku Cho Kyuhyun” ucapnya sekenanya.

            “kebetulan sekali Tuan Choi sedang ada di rumah, ia membatalkan perjalanannya”

            “ah, ne, kamsahamnida, emm..”

            “kim ahjumma.. Tuan Choi biasa memanggilku seperti itu”

            “ah, ne, kamsahamnida ahjumma” Kyuhyun membalas senyum itu dengan ramah. Sepertinya ada satu manusia baik disini.

            “ah maaf Tuan-tuan!” seru wanita paruh baya itu ketika Kyuhyun dan Il Woo melangkah menuju gerbang mansion. “tuan Choi berpesan padaku hanya Tuan Cho yang diperkenankan masuk bertemu dengannya” sesal wanita itu.

            “apa? Hei, aku ini pamannya!” bentak Il Woo. Ia tersinggung dengan perlakuan si tuan rumah padanya.

            “bibi Kim, apa tamu kita sudah datang?” terdengar suara tenang dari dalam. Langkah mantap itu semakin terdengar menuju halaman depan.

            Hanya beberapa detik, sosok tinggi tegap muncul dihadapan mereka bertiga. Choi Siwon dengan pakaian kasualnya. Ia melirik Kyuhyun sekilas sebelum menaruh penuh atensinya pada Jung Il Woo.

            “ah, asisten Jung, kau yang mengantarkan Kyuhyun-sshi?” ucapnya basa-basi. Tapi terdengar memuakkan ditelinga Kyuhyun dan Il Woo.

            “bisa jelaskan padaku Tuan Choi, mengapa aku tak diperkenankan masuk ke mansion megahmu?”

            “ku kira Kyuhyun-sshi akan datang kemari dengn mobilnya sendiri,” Siwon menatap Kyuhyun dalam. “aku tak tahu jika dia akan bersamamu tuan Jung”

            “huuft..” Il Woo mendesah. Tak ada kata maaf terlontar dari mulut Choi itu, batinnya. “aku kemari bukan hanya mengantarkan keponakanku. Tapi aku juga akan menemaninya selama ia belajar di mansion ini”

            Tak ada jawaban dari Choi Siwon. Ia hanya melayangkan tatapan dinginnya pada pemuda pucat yang berdiri di belakang pamannya. “ku kira Kyuhyun-sshi sudah cukup mewakili jawabanku” ujarnya. Siwon tanpa basa-basi berbalik kembali menuju bagian dalam rumahnya.

            “paman..” lidah Kyuhyun terasa kelu. Keluarganya benar-benar seperti orang hina dihadapan Choi Siwon. Kyuhyun masih bisa menekan perasaannya ketika ia merasa terhina dengan sepak terjang pemimpin Choi grup itu. Tapi kali ini ia hanya bisa mematung melihat satu-satunya keluarga tertua meskipun tidak sedarah, diperlakukan semena-mena oleh pria dingin itu.

            “Kyuhyun..” tanpa Kyuhyun duga, Il Woo bukannya berteriak marah, tapi ia malah tersenyum damai memegang pundak keponakannya. “jaga dirimu baik-baik, ne. Meskipun kau telah menjadi pria dewasa, entah kenapa aku sangat menghawatirkanmu, nak!”

            “paman”

            “aku pergi!”Il Woo memeluk tubuh Kyuhyun erat. Ia tahu sesuatu yang buruk tengah menghantui keluarga mereka. Tapi Il Woo tak bisa berbuat banyak. Kyuhyun telah memutuskan, dan ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat kapan pemuda Cho itu akan berbagi kepedihan padanya.

            “tuan Cho maafkan aku atas kejadian ini” seru bibi Kim begitu mazda Il Woo telah hilang dari pandangan.

            “Kyuhyun. Panggil saja aku Kyuhyun, bibi Kim.” Kyuhyun tersenyum tulus. Ia tak ingin menambah  beban  wanita paruh baya itu.

            “terima kasih. Kau memiliki senyum yang hangat, Kyuhyun” puji bibi Kim ikut tersenyum.

            Kyuhyun bersama bibi Kim memasuki aula dalam  mansion milik Choi Siwon. Bangunan megah itu tampak sepi tak berpenghuni. Sejak ia melangkahkan kaki memasuki bagian dalam gedung ini, tak seorangpun dijumpainya selain ia dan bibi Kim sendiri. Di bagian kedua dalam, yang disinyalir sebagai ruang tamu keluarga Choi, bibi Kim meninggalkan Kyuhyun sebentar untuk menyiapkan kamar yang akan ditempati pria itu. Kyuhyun mengitari ruangan luas itu untuk membunuh kebosanan. Ruangan yang begitu megah namun klasik. Sayang, tak satupun terdapat foto keluarga terpajang di dinding dan etalasenya. Yang ada hanya kumpulan lukisan mahal dan benda modern menghiasi luasnya ruangan itu.

            Deg!

            Sebuah lengan kekar melingkar erat di kitaran perut Kyuhyun. Tak perlu ditebak, Kyuhyun sudah pasti tahu  milik siapa kedua tangan  kekar  itu.

            “Kyuhyun..” suara berat itu teredam di pundak belakang Kyuhyun. Pria pucat itu nampak bergetar menahan takut. Mengingat ini adalah area pribadi Choi Siwon, dan tak seorangpun dapat menyelamatkannya sekarang. “aku merindukanmu”

            “APA??”

 

ditunggu commentnya ^^...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙