Titik Nol

Kekasih Sepenggalah

hay,

berapa lama gak update? setahun ada?

sampai ada yang lebay nungguin dari SMP sampe ampir tamat SMA? kkk...

 

mohon maaf ya gals dan boys..

dikarenakan real life saya yang begitu mengganggu.. saya hampir gak punya waktu buat pegang Laptop pribadi. sampe lupa akun berbulan-bulan dan email yang kadaluarsa kkk..

to be honest.. chapter ini juga saya kerjakan pake komputer kantor, dan upload pake proxy kantor.

tanya kenapa?

diriku sekarang kerja sama penjajah wkwkwkwk jadi hampir semua hari libur jadi lembur...

 

nah, mohon maaf kalo ceritanya rada singkat, tapi ini yang bisa aku sajikan untuk saat ini. semoga memuaskan dahaga kalian ya..

Ps. aku sebenarnya ada rencana untuk upload ulang di wattpad. karena sepertinya para readers sudah banyak yang pensiun yan dari AFF.. hmmmm~

selamat membaca..

 

.

.

.

Kekasih Sepenggalah

.

.

.

Sepuluh jam sudah Jung Yunho terduduk di samping ranjang besar kamar Kyuhyun. Pria pucat itu masih sama, hanya menatap kosong ke dinding polos di seberangnya.

“Changmin akan beanr-benar marah jika melihatmu seperti ini”

Sepuluh, dupa puluh, ah entahlah. Mungkin sudah ratusan kali hari ini pria bermata musang itu mengeluhkan adiknya pada pria pucat itu. Berharap ada sedikit response yang diberikan. Minimal mendesah pun tak apa.

“ Kyuhyun, Cho. Setidaknya buka mulutmu untuk minum seteguk air!” kesal Yunho. Jarang sekali pria bermarga Jung ini melayangkan protes pada pasiennya.

 

“pergi”

Yunho mengernyitkan keningnya. dia mengusirku? Batinnya.

 

“aku ingin pergi”

“kau-“ Yunho tercekat. “jangan gila kau, Kyu-“

“aku mendengar semuanya. Aku tahu apa yang terjadi karenaku. Aku.. ak- aku ingin mati saja”

“Kyuhyun, hey!” Yunho mendekat, namun ia mengurungkan niatnya untuk merengkuh pemuda pucat itu. Kyuhyun disana menatap nanar dirinya sambil beringsut menjauh. Getar trauma ini masih ada. Sangat terasa malah. “Kyuhyun, dengarkan aku. Mati bukanlah satu-satunya cara untuk mengakhiri masalah. Kau hanya perlu sembuh dan menjadi dirimu sendiri!”

 

“khe khe. Kau benar.. bahkan Tuhan pun enggan menerima arwahku”

“Kyuhyun..”

“hiks.. bawa aku pergi, Yunho!”

“what?”

“bawa aku pergi. Aku tak ingin berada disini lebih lama lagi. Aku tak ingin bertemu keluargaku. Aku telah melukai harga diri pamanku. Aku bahkan tak punya muka untuk bertemu adikku. Terlebih Siwon. Aku telah merusak janjiku padanya”

“Oh, Kyuhyun!” persetan dengan traumanya. Jung Siwon dengan separuh kesadarannya merengkuh tubuh ringkih nan pucat itu ke dalam pelukannya. Mengapa begitu pilu melihat seorang pria dewasa ini menangis – menohon kepadanya.

“sebegitu menderitanya kah kau berada disini?”

 

Kyuhyun hanya bungkam dalam tangisnya yang kian menjadi. Ia kehilangan dirinya. Ia bahkan tak tahu akan seperti apa masa depan itu. Baginya ia hanyalah jasad kosong yang masih bisa menghidup udara.

-----

.

.

“Sialan kau, Jung! Aku mendatangkanmu jauh-jauh kesini untuk menyembuhkannya. Tapi apa itu barusan? Kau ingin membawanya pergi dariku?!” amuk Siwon. Ini masih pagi, Jujur saja.

 

Yunho? Dokter tampan itu tak ambil pusing. Masih setia mengiris panecake madu miliknya. “bukan aku. Kyuhyun lah yang memintanya”

“pembohong!” Siwon menatap nyalang lawan bicaranya. Hell! Seteguk air madu pun takkan mampu menghapus dahaganya.

“kau bisa tanyakan langsung padanya” masih dengan acara mari menyantap panecake lezat ini, ia meneruskan. “sejujurnya, Siwon. Mungkin penyakitmu dan penyakitnya itu tidak dapat dibandingkan. Hanya saja trauma dan rasa bersalah pada dirinya itu akan terasa lebih lama untuk disembuhkan. Ia bahkan kehilangan jati dirinya setelah sekian banyak drama yang kalian buat”

Kini mata musang itu tak hanya menatap pada satu lawan bicaranya. Tetapi pada tiga, tidak- bahkan lima orang lainya yang juga terduduk di kursi makan mansion megah Choi.

Well, untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupan Choi Siwon. Setidaknya mari kita rayakan betapa ramainya meja makan rumah itu pagi ini.

 

“bisa kau bayangkan betapa bersalahnya ia pada keluarganya. Anak laki-laki satu-satunya yang bahkan tak lagi menyukai wanita. Bagaimana ia menempatkan muka di depan orang yang dicintainya, ketika ia terpaksa harus menjalani terapi menjijikkan yang dilakukan- bahkan oleh keluarganya sendiri. Dan bagaimana psikologisnya selama ini ketika satu pihak mengecam orientasinya dan pihak lain terkesan mendukung dan memberikan jalan untuknya?”

 

Oh my wow! Lihat apa yang terjadi pada ke enam manusia itu? Mereka bahkan tak berani menyerukan satu kata pun untuk membantah. Cecaran dokter Jung berdasarkan realita yang ada. Kyuhyun yang berdosa, tambah tenggelam atas perbuatan mereka.

 

Siwon yang mengubah orientasinya. Mengajaknya masuk dalam lumbung neraka.

 

Paman dan adik yang sangat dicintainya, memaksanya untuk bersenggama dengan belasan wanita. Hanya untuk membuatnya kembali normal. Bukannya itu malah membuat dosanya kian berlipat ganda?

 

Jangan lupakan Donghae, sang mantan kekasih, dan adik angkat dari kekasih sepenggalahnya saat ini. Jika saja mereka tak memberi jalan, jika saja Kyuhyun tak lagi bertemu Siwon, jika saja sisi feminimnya tak perlu ia turutkan.. walaupun kejam, hal ini tak akan terlalu parah terjadi.

 

Jadi ini salah siapa?

 

Jangan salahkan Tuhan dalam perkara ini. Dia hanya menonton umatnya yang kian membabi buta. Tak menggunakan akal sehat, dan lupa untuk berlajan pulang pada-Nya.

 

SREETT..

 

Donghae adalah orang pertama yang mendongakkan kepalanya setelah lama tertuntuk malu. Wanita pucat di sampingnya baru saja beranjak dari duduknya.

“biarkan dia pergi” satu kalimat Yunho mampu menghipnotis lainnya. Ya, mari kita biarkan wanita ini meniti jalan menuju saudaranya.

----

.

.

 

“Oppa, kau mendengarku?”

Kyuri tak mengetuk. Ia hanya berdiri disana. Di lantai yang sama dengan kakaknya. Di lorong yang sama, dan diwaktu yang sama. Hanya sebuah dinding yang kokoh membatasi keduanya.

 

Kyuhyun bukannya tak dengar, ia bahkan sangat sadar dengan keberadaan saudara sepersusuannya. Satu-satunya sisa kehidupan yang ditinggalkan orang tuanya, untuknya. Hartanya yang paling berharga. Cho Kyuri.

 

“Oppa, aku tak berharap kau memaafkanku. Akupun belum dapat memaafkanmu. Tapi aku berharap kau dapat berdamai dengan dirimu sendiri. Jika kau ingin pergi dan memulai pencarian jati dirimu yang sebenarnya, maka pergilah. Aku sangat berterima kasih atas kasih sayang yang kau curahkan selama ini padaku. Tapi ketahuilah, aku juga manusia biasa yang belum bisa menerima keadaan keluarga kita saat ini. Aku egois, memang. Begitupun kau. Hiks”

 

Kyuhyun mengetatkan bibirnya. Ia tahu diluar sana adiknya berusaha setengah mati untuk tetap kuat berdiri. Berusaha setengah mati untuk meredakan getaran tangisnya. Dan berusaha setengah mati untuk meredam amarahnya. Tapi Kyuhyun enggan beranjak. Ini kali pertama mereka berbicara dari hati- ke hati setelah sekian lama.

 

“Oleh karena itu, Oppa. Aku merelakanmu pergi. Pergilah jika itu yang kau anggap baik untuk menemukan jati dirimu. Jangan pikirkan kami yang kau tinggalkan. Mulailah hidup barumu. Dan kembali jika kau telah menemukan apa yang kau yakini untukmu di masa depan. Tapi Oppa, apapun kau di masa depan, tolong tegapkan pandanganmu saat menjumpai keluargamu. Aku tak ingin  waktu yang kau buang, menjadi sia-sia karena hiks-  Aku tahu kakakku-“

 

CKLEK.. pintu terbuka.

 

Kyuhyun disana. Berderai air mata. Menatap nanar kembaran beda jenisnya dengan kondisi serupa.

 

BRUGHH

 

Kyuhyun meraup penuh tubuh ringkih adiknya. Sungguh ini adalah pelukan pertama, setelah sekian lama.

 

“aku mencintaimu, Kyuri. Aku mencintaimu” Kyuhyun mengecup habis pundak kecil adiknya. Jangan tanyakan kaus yang dipakainya sudah habis-basah oleh air mata wanita kecilnya. “maafkan, aku. Maaf”

 

“tidak” Kyuri menggeleng ribut. “kau dan aku tak boleh saling memaafkan. Setidaknya tidak untuk sekarang!” Kyuri melepaskan pelukannya. “pergilah. Dan kembali dengan membawa permohonan maafmu. Tapi jangan pernah kau tundukkan kepalamu sampai saat itu tiba. Kembalilah dengan dirimu yang kau yakini, oppa”

 

Kyuhyun tak pernah melihat adiknya sematang ini. Pandangan itu. Ia dapat melihat bahkan bayang kedua orang tuanya dalam bulatan hitam mata adiknya.

 

“aku mencintaimu, oppa”

“aku lebih mencintaimu, Kyuri”

 

Hari itu. Mereka habiskan bersembunyi di kamar. Saling memeluk menyalurkan kehangatan. Tidak ada orang lain. Hanya untuk mereka. Kedua saudara yang selalu bersama sejak lahir. Seorang kakak yang menunggui tidur pulas adiknya. Seorang adik yang begitu gembira menyambut kepulangan kakaknya. Begitulah yang mereka jalani selama bertahun-tahun sampai mau merenggut kebahagiaan keluarga. Sampai sang kakak dirundung duka oleh kesehatan adiknya. Seorang kakak yang harus menanggung beban berat dipundaknya. Seorang kakak yang harus menjual dirinya hanya untuk kelangsungan hidup keluarga. Seorang kakak yang akhirnya terjerat akan kebusukan nafsu dan cinta. Dan disinilah mereka. Masih tak dapat menerima satu sama lain karena kekejaman dunia. Adik mana yang senang dan bangga melihat kelakukan menyimpang kakaknya? Bahkan kesembuhannya tak ada arti jika begini. Ia akan lebih memilih mati ketimbang melihat kakaknya jadi seorang pendosa begini.

 

Tapi biarkanlah mereka untuk hari ini. Biarkan mereka saling memeluk sebelum berpisah diri, biarkanlah mereka melepaskan kenangan-kenangan lama yang mereka bangun sejak dini. Di dunia ini tak ada tempatmu berpulang kecuali keluargamu sendiri. Biarkanlah kedua Cho ini saling berpaut untuk menguatkan diri. Kyuri yang mencintai kakaknya. Dan Kyuhyun yang lebih mencintainya.

---

.

.

“apa tidak apa-apa seperti ini?”

Yunho melepaskan sandangan tas berat miliknya. Tersenyum sedikit, dan membiarkan pramugari cantik itu mengambilnya darinya. “ terima kasih”

 

“lagipula mereka tahu aku akan kemana” gumam Kyuhyun. Sang pria pucat satunya. Duduk menyender, menatap lapangan terbang dari kaca jendela.

 

“kau bahkan tidak mau bertemu Siwon untuk terakhir kalinya? Wow! Hot news” gurau Yunho menambahkan, setelah dirinya berhasil menghempaskan bokong pada kursi miliknya.

 

“aku bahkan tak menemui siapapun selain adikku. Jadi tak usah menggangguku. Aku pergi bukan untuk tamasya. Biarkan aku memulai titik nol ku”

 

Yunho menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pucat sih pucat. Tapi keangkuhannya tak pernah hilang ya?

 

“well, Kyuhyun. Satu hal yang mungkin terlewat. Kau akan tinggal bersamaku.. “ ia memberi jeda. “jadi bersikaplah yang sopan pada pemilik rumah”

 

Cho Kyuhyun? Mati kutu.

 

tebece dulu yee..

bye bye..

till we meet again kkkk

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙