adik angkat

Kekasih Sepenggalah

haloooo..

author kembali dengan Kekasih Sepenggalah nih.. ehehehe

sudah absen berapa lama ya ini? bahkan kayaknya udah banyak yang lupa ama nih cerita heheh

tapi sebelum itu, minal aidin wal faizin ya untuk semua umat muslim yang merayakan ied mubarak ^^

dan selamat liburan+makan-makan untuk teman-teman yang beragama lain heheh..

 

ini perasaan author aja atau progress AFF menurun ya? kok yang update yang itu2 aja?

atau mungkin para author pada lelah ya karena merasa karyanya gak ditanggapi? hehehe

begitu juga dengan author sebenarnya hiks hiks.. 

sedih banget banyak silent readers yang cuma numpang baca terus menghilang tanpa mau memberikan komentarnya untuk cerita2 kita.

sekali lagi author tegaskan ya, yang namanya alasan g punya akun AFF itu terlalu klise dan menyakitkan sebenernya. hehehe berasa gak bisa diomongin dengan bener aja hehehe. mian buat yang ngerasa

 

tapiiiiiiii. . . .

terima kasih sangaaat untuk readers yang selama ini selalu mendukung Kekasih Sepenggalah dan tak henti-hentinya menyerukan semangat..

TOP deh buat kalian hehe..

 

dan di chapter ini kita kedatangan bintang baru!! yeaayy!!

sebenernya ini berawal dari mimpi Aku semalem.. soal Si Iwon yang nyenderan terus cerita tentang.. (ketap ketip-- rahasia)

 

author mohon jangan benci dia ya.. gak ada alasan kalian untuk membenci dia sebenarnya. baik di dunia nyata, entertain maupun per-epep.an

Siwon selamanya akan jadi milik ELF dan Siwonest kok kkkk.. kalo KyuKyu mah dipertanyakan. dia kan milik author..

HAHAHAHAHA

tak hentinya author mengingatkan untuk meninggalkan jejak ya readers..

gumawooo~

 

 

            Kriukk~

            Perih. Satu kata yang dapat mewakili perasaan Choi Siwon. Pria berusia 30 tahun ini memegangi perutnya yang sejak kemarin belum terisi. Seorang raja bisnis muda sampai tak makan? Ada apakah gerangan?

            Well, jika ada yang masih ingat.. akibat perkataan polos yang keluar dari mulutnya, pria yang dikenal bertangan dingin ini tak jadi mendapatkan jatah makannya. Ia bahkan tak berencana untuk menyiapkan makan untuk dirinya sendiri.

            Kriuuk~

            “ini”

            Siwon menatap gumpalan putih yang ada di tangan seseorang. Tepat dihadapan wajahnya.

            “yak,, aku tak tahan mendengar suara perutmu, tuan alis tebal!”

            “kau mengikutiku?”

            “mwo? Yaaakk!! KAU YANG SEDARI TADI MENGGANGGU PANDANGANKU DI KORIDOR INI!!”

            Hosh.. hosh.. gadis itu, tak lain dan tak bukan adalah bungsu dari keluarga Cho. Kyuri berusaha menetralkan kembali pernafasannya. Ia mendelik marah pada sosok yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pandangannya.

            “aku hanya duduk” jawab Siwon enteng, ekspresinya tak terbaca.

            “duduk dan memegangi perutmu!” cibir gadis di atas kursi roda ini. “kau kelihatannnya bukan seperti orang tak punya, tuan! Dilihat dari cara berpakaianmu kau pasti orang kaya”

            “aku memang orang kaya”

            Krauk. Siwon tanpa sadar mulai memakan gumpalan  putih yang disodorkan gadis ini, tadi.

            “tapi kenapa kau terlihat sengsara sekali? Sampai-sampai kelaparan seperti ini?”

            “apa pedulimu?” Siwon masih berpusat pada makannyannya. “apa nama makanan ini?” tanyanya lagi, tanpa mengindahkan raut wajah gadis yang berada di sebelahnya.

            Kyuri menggeram tertahan.Pria ini benar-benar menyebalkan! Aku tahu dia mengikutiku beberapa hari ini. Tapi tingkahnya begitu menyebalkan, uughh!

            “nasi kepal” jawab Kyuri seadanya.

            Siwon hanya mengangguk-anggukkan kepalannya. Baru kali ini ia makan makanan seperti ini. Lumayan enak juga. Batinnya.

            “jadi..” Kyuri menatap intens lawan bicaranya, ketika dilihatnya pria itu sudah selesai dengan acaranya ‘mari menyantap nasi kepal’. “kenapa kau mengikutiku?”

            “aku tidak mengikutimu” jawab Siwon enteng. Matanya sibuk mencari tissue untuk membersihkan tangannya.

            “pakai ini” gadis belia itu menyodorkan selimut rumah sakit yang selalu melindungi dirinya dari dingin.

            Pria acuh ini menggelengkan kepalanya tegas. “no! Kau bisa terkena penyakit tambahan  jika tak steril”

            “kau tahu aku penyakitan?” Kyuri memicingkan matanya, ia mulai mencurigai pria ini.

            “memangnya apalagi yang dilakukan orang disini kalau dia tidak sakit?”

            “jadi kau juga sakit?”

            Siwon terdiam. “sakit jiwa, mungkin” jawabnya lemah.

            “aiishh!! Sungguh rugi Korea ini, memiliki orang gila tampan sepertimu. Kemarikan tanganmu!”

            “tidak”

            SREET!

            Kyuri menarik paksa tangan besar dan kokoh milik pria aneh itu. Ia mengelap kasar tangan besar itu menggunakan selimutnya. Tak dirasakannya pria ini mematung. Tertegun atas perbuatannya.

            “kalau kau benar-benar sakit jiwa, sebaiknya jangan berkeliaran di tempat ramai, tuan alis tebal!” sungut Kyuri. Ia benar-benar jengkel dengan pembelaan Siwon tadi. Walau bagaimanapun ia yakin pria ini tidak gila.

            Bukannya balas menjawab. Pria yang belum diketahui namanya ini malah memalingkan muka. Ia menatap taman kecil yang ada di belakangnya.

            “hoaaaammm”

            Siwon menoleh, dilihatnya gadis itu mengusap matanya. Manis.

            “kau mengantuk?” tanya Siwon masih dengan nada datarnya.

            “hum” jawab Kyuri. Berada di ruang terbuka seperti ini, apalagi dengan orang menyebalkan di sampingnya, membuat gadis ini perlahan bosan dan mengantuk.

            SRAK. SRAK.

            Gadis itu menoleh. Pria penguntit ini tengah membenarkan tuas bagian belakang kursi roda yang didudukinya. Tak sampai disitu, ia juga merapikan kembali selimut yang dipakai Kyuri agar tetap menghangatkan tubuh bagian bawah gadis ini.

            “ma- mau kemana?” tanya Kyuri gugup. “yakk!! Berhenti!!”

            Siwon tak mengindahkan perkataan gadis ini. perlahan ia mulai mendorong kursi roda itu melewati koridor rumah sakit tempat mereka berada.

            “berhenti, tuan alis tebal!!” ancam Kyuri. Ia mulai panik. Apakah dugaannya selama ini benar? Pria ini penculik!

            “be- berhenti!! Akan kuadukan kau pada kakakku! Kau tak akan selamat!”

            “diamlah” seru Siwon dingin. Suaranya terdengar berat dan angkuh. Kyuri mengatupkan rahangnya rapat, ia takut. Takut sekali. Aura pria di belakangnya tiba-tiba terasa berat dan membuatnya gemetar.

            Oppa.. Kyuri takut.

            Hampir saja gadis ini akan menangis, ketika disadarinya. Eh, lorong ini?

            “kau pikir aku akan mencelakaimu?” suara berat itu kembali menginterupsi.

            SREETT. Kursi roda itu berhenti. Tepat di depan sebuah kamar. Dengan gerakan kaku, si pemilik kamar menoleh, dan hal pertama yang didapatinya adalah senyum mengerikan milik pria yang dikiranya penguntit itu.

            “terima kasih, makanannya. Aku Choi Siwon”

            Tap. Tap. Tap.

            Langkahnya terdengar tegas. Tak sekalipun pria itu menoleh ke belakang untuk menatap Kyuri kembali. Ia pergi begitu saja tanpa mengindahkan pemilik kamar yang mematung.

            Wajah Kyuri memucat. Tangannya sedikit berkeringat. Pria itu.. tahu kamar milikku?

---

 

            “Siwon”

            Siwon tertegun. Ia baru tiba di kantornya dan mendapati wanita yang begitu dihormatinya berada di ruangannya. Menunggunya.

            “oh Tuhan, kemana saja kau, nak. Ibu mencarimu ke rumah, tapi bibi Kim bilang kau sudah keluar sejak pagi” raut kecemasan kentara sekali di wajah wanita yang masih saja terjaga kecantikannya meskipun termakan usia.

            “pergi ke suatu tempat” jawab Siwon sekenanya. Ia memang tak terbiasa banyak bicara, termasuk pada keluarganya sendiri. Tak diindahkanya perkataan sang ibu selanjutnya. Mata tajamnya kini beralih pada sosok yang ada di belakang mereka. Wanita yang baru saja berdiri dan membungkuk hormat ketika matanya mulai menangkap wajah wanita itu.

            “ah,, iya. Siwon,” ibunya mulai menyadari bahwa anak semata wayangnya sudah tak menghiraukan perkataannya. Ia paham betul tentang perilaku putera kesayangannya ini. Siwon tak bisa membagi fokus. “Siwon~” sang ibu menuntun pria bertubuh atletis itu menuju sofa santai tempat pria ini biasa menjamu tamunya. “ini Liu Wen. Kau ingat?”

            Siwon mengernyitkan dahinya, ditatapnya lagi wajah wanita yang ada di seberang tempat duduknya. Wanita itu tersenyum manis, namun ada sedikit ketegangan di wajahnya. Mungkin ia masih segan.

            “anak angkat umma. Kau ingat? Selama umma di Cina untuk mengurus perusahaan cabang kita disana, ada seorang gadis cantik yang bersedia mengurus keperluan umma.”

            Siwon masih berusaha mengingat video-video yang dikirimkan ibunya ketika ia masih berada di luar negeri, masa pengobatan. Rekaman pengingat mulai bekerja di otaknya, bagaimana hampir setiap bulannya ibunya selalu mengiriminya video perjalanan sang ibu ke berbagai tempat bersama ayah untuk menjalankan bisnis keluarga mereka, atau sekadar berdiam di rumah dan berceloteh seputar kehidupan keseharian mereka, dan tak lupa kerinduan mereka yang begitu mendalam terhadap anak semata wayangnya.

            “kau mengurus umma di Cina ketika aku dalam pengobatan?” ulang Siwon, memastikan ingatan akan cerita-cerita ibunya.

            “n- ne oppa” jawab gadis ini, gugup. Entahlah. Kesan pertama yang ia dapat ketika bertemu langsung dengan anak kandung ibu angkatnya adalah, takut.

            Jujur saja. Siwon kurang nyaman dengan panggilan gadis itu padanya, apalagi dengan aksen Cinanya yang kental.

            “Siwon” sang ibu kembali menginterupsi. “bisakah kau menempatkan Liu di perusahaanmu? Ibu ingin dia berkembang dan memandang pasaran di luar Cina”

            Hening. Sang ibu sangat paham dengan gerak-gerik puteranya. Ia tahu Siwon tengah menilai Liu, maka ia membiarkannya. Berbeda dengan gadis Cina ini. Ia mengira Siwon tak menyukai kehadirannya, terlebih ia telah merebut sedikit perhatian orang tua pria ini. gadis itu makin menundukkan kepalanya.

            “tentu. Ku kira pilihan ibu tak pernah meleset” ujar Siwon kemudian. Membuat mata sipit khas orang Cina milik Liu membesar.

            “a- apa?” ujarnya agak keras. Ia sendiri cukup terkejut mendengar nada suaranya.

            “bekerjalah disini, Liu” Siwon berdiam sesaat, menilai wanita itu dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. “ku kira sekretaris utama bukan pekerjaan yang buruk, kan?” ujarnya memutuskan.

            Liu tergagap. Bukan pekerjaan yang buruk? HELL itu sangat besar malah!! Wanita ini tak mengerti jalan pikiran pemilik Choi Grup ini.Ia mengalihkan pandangannya pada wanita yang begitu baik memberinya kesempatan untuk merasakan kebaikan dunia, Nyonya Choi, tersenyum hangat padanya. Berusaha meyakinkan.

            “te- terima kasih oppa” cicit Liu.

            Tak ada sahutan berarti dari pria bernama Choi Siwon ini. hanya desahan lega dari sang ibu yang mewarnai suasanan ruang kerja pria bertangan dingin itu.

            “nah, nak.. mari kita memilih apartemen yang cocok untukmu di dekat sini” ujar sang ibu gembira. Ia menghampiri Liu dan mengusap sayang pucuk kepala gadis itu. Siwon telah kembali beranjak menuju meja kerjanya, tapi bukan berarti ia tak memberikan atensi pada perkataan sang ibu.

            “Ia tak tinggal di rumah?” tukas Siwon, membuat sang ibu cukup senang mendapati sang anak mulai terbiasa memberikan atensi pada orang lain.

            “rumah kita terlalu jauh dari kantormu, nak. Lagipula ibu kan harus kembali ke luar negeri menemani ayahmu”

            “lalu kenapa dia dititipkan disini?”

            Well, Choi Siwon.. perkataanmu sungguh kejam sebenarnya. Gadis Cina itu masih berada di ruangan yang sama denganmu. Batin sang ibu, diliriknya dari sudut matanya, gadis itu memerah menahan malu.

            “karena kau kakaknya. Sudah sepantasnya kau berinteraksi dengan keluargamu selain ibu dan ayahmu.”

            Hening. Siwon menatap datar wajah kedua wanita yang berdiri di dekat sofa santainya. Liu Wen sama sekali tak berani menatapnya. Sedangkan sang ibu memandang dingin anak laki-lakinya.

            “ibu tahu tak ada tempat untuk Liu di rumah besarmu, nak. Liu juga pasti mengerti bagaimana posisinya dan dimana ia harus memulai hubungan kalian. Ibu kesepian, sayang. Kau juga!”

            “umma” lirih gadis itu, ia tahu wanita paruh baya itu tengah menahan emosinya.

            “diam Liu! Ibu sedang berbicara dengan anak Sulung keluarga Choi!” pandangan wanita tua itu kembali pada sosok di balik meja kerja itu, yang masih setia menunggu penjelasannya. “keluarga kita butuh keceriaan seorang wanita, Siwon”

            Siwon menatap lekat mata ibunya. Ada keperihan disana. Ia memang tak peka pada berbagai hal. Tapi ibunya, entahlah. Siwon bisa mengerti.

            “Siwon, ibu ingin kalian saling belajar menjadi keluarga. Melindungi satu sama lain dan berbagi cerita. Kau harus belajar mendekatkan diri pada keluargamu, nak” ujar sang ibu lirih.

            Ya. Selama ini Nyonya Cho selalu memendam perasaan sakit ini sendirian. Ia tak dapat dekat dengan anak kandungnya sendiri, tak peduli sekuat apapun ia mencoba. Anaknya menderita suatu penyakit, benar! Tapi ia tak pernah memusingkan itu. Baginya Siwon tetap anak kebanggaannya. Satu-satunya permata yang harus ia jaga setelah sepeninggalan anak sulungnya. Dan Liu Wen, gadis kecil yang ditemuinya di panti asuhan Guang Zhou berhasil menarik perhatiannya. Memberikan sedikit kebahagiaan untuk ibu yang kesepian. Ia ingin Liu diakui. Tapi gadis ini bersikeras tak mau diakui jika anak dari wanita kaya ini belum mengetahui kehadirannya.

            “umma..” mohon Liu. Ia benar-benar sakit melihat wanita yang dianggapnya wanita penyelamat itu menangis. Terlebih karena kekurangan anak kandungnya sendiri.

            “ayo pergi, Liu. Kita harus bergegas mencari tempat tinggal untukmu” Nyonya Choi berbalik cepat menuju pintu keluar, tanpa berpamitan pada sang putera. Liu Wen lemas, pundaknya mendadak tak mampu menopang tubunya. Dengan berat hati ia mengikuti jejak langkah ibunya.

            “aku tak berkata tidak menerimamu” Liu Wen mematung. Langkah kaki yang susah payah di seretnya menuju ambang pintu kembali tak mau bergerak mendengar suara berat milik pria di balik meja kerja.

            “oppa” Liu melirih. Ia memandang nanar sosok yang disibukkan oleh tumpukan berkas di mejanya.

            “umma akan marah jika kau tak cepat menyusulnya” jawab Siwon enteng, tanpa memandang gadis itu. “dan-“ perkataannya menggantung. “jangan buat masalah”

            “te- terima kasih oppa” mau tak mau gadis itu tersenyum. Beban penolakan seolah terangkat dari pundaknya. Siwon memang tak mengatakan ia menerima dirinya. Tapi bagi gadis ini, perkataan pria itu sangat berarti. Ia akan berusaha semampunya untuk mendapatkan perhatian sang kakak. Sebagai keluarga tentunya.

---

 

            Cklek.

            Pintu kamar dibuka dengan tenang oleh sebuah tangan kokoh kecokelatan. Mata lelahnya menatap ke sekeliling kamar. Seorang pria pucat dengan rambut ikal kecokelatan tengah menyenderkan tubuhnya di sanggahan tempat tidur, mengutak-atik game konsol miliknya. Ia tak mengindahkan kehadiran pemilik rumah yang baru saja tiba. Siwon menghela napas. Jujur, ia sangat lapar kini. Sejak kemarin perutnya baru terisi oleh nasi kepal pemberian Kyuri pagi tadi. Setelah itu pekerjaan yang padat merayap menyerbunya. Tak mungkin ia meminta Kyuhyun yang notabennya sepertinya masih menaruh kejengkelan padanya untuk membuatkan makanan. Meskipun dalam perjanjiannya, ia mengklaim pria pucat itu adalah miliknya, tapi entahlah. Sulit sekali untuk mengendalikan perasaan yang bergeliat di dalam dirinya. Ia tak bisa memperlakukan pria itu semena-mena.

            Srekk. Srekk.

            Siwon dengan enggan melepaskan dasi yang melilit leher jenjangnya. Melepaskan sepatu dan kaus kaki, nak menaruhnya perlahan   ke dalam keranjang cucian di sudut kamar. Ia melakukannya dalam diam. Siwon menatap ke ranjang sesaat. Pria ini tahu Kyuhyun tengah berpura-pura sibuk pada game konsol dan headphone yang menutupi telinganya. Celana kerja dan kemeja yang kusut masih menggantung di tubuh berotot itu. Ia memandang lesu Kyuhyun. Percuma untuk berusaha mendapat perhatian malam ini.

            Perlahan Siwon melangkah mendekati ranjang. Ia terlalu lelah untuk kembali berdebat.

            “la la laa laaa yeaachhh rock this house!!” makin Siwon mendekatkan langkahnya menuju ranjang, makin aneh pula tingkah laku pria di atas sana. Ia melantunkan lagu yang sepertinya beraliran rock, menurut Siwon. Asyik dengan dunianya sendiri.

            Tep!

            Siwon mendudukkan dirinya di sisi kanan ranjang. Mengamati polah pria di sebelahnya. Ada jarak sekitar 50 centi di antara mereka. Siwon tahu, ia tak mungkin berusaha.

            Srakk.

            Pria ini mempersempit jarak di antara mereka, sementara Kyuhyun masih dengan polah anehnya mengangguk-anggukkan kepala layaknya superstar di panggung.

            “UUUUYEEE... LA LA LAAAA” teriaknya makin menjadi ketika Siwon makin mendekatkan diri, ia berusaha tak ingin mendengar apalagi menatap pria menyebalkan itu.

            Chup~

            Bibir tipis siwon mendarat lembut di pipi berisi Kyuhyun. Menciumnya sepersekian detik kemudian melepaskannya. Ia menarik selimut , kemudian merebahkan diri dan memejamkan mata lelahnya.

            “I WANNA KILL YOU.. WANNA KILL YOOOOOUUUU!!!” Kyuhyun memekik tak karuan entah pada siapa. Yang jelas bukan pada lagu yang di dengarnya, karena memang sejak tadi music player itu tak memutar sama sekali.

            Heuuuhh~

            Kyuhyun membuang nafas. Hampir sepuluh menit ia berteriak-teriak seperti orang gila. Berpura-pura keasyikan mendengarkan musik dan tak mengindahkan pria yang sudah jauh berada di alam buaian. Kyuhyun melirik pria di sampingnya melalui sudut mata bulatnya. Ia yakin Choi brengsek itu benar-benar tertidur sekarang. Deru nafasnya yang teratur dan dengkuran kecil milik tuan rumah menghiasi pendengarannya sedari tadi, sebenarnya. Baru menit-menit inilah pria bersurai ikal kecokelatan itu berani menatap seksama si pemilik rumah.

            Kyuhyun meringis. Wajah pria dingin itu begitu menyiratkan kelelahan. Siwon pribadi yang tangguh dan kokoh di luarnya. Tapi tidak bagi mereka yang telah lama mengenalnya. Kyuhyun tahu ia tak pantas dikatakan sebagai orang lama, tetapi beberapa waktu berada di satu tempat bersama pria yang tengah terlelap ini, ia dapat menyimpulkan bahwa Siwon adalah pria yang tak bisa mengurus dirinya sendiri, sebenarnya. Ia pintar dan terlihat sempurna, tetapi memiliki kekurangan sekaligus. Kyuhyun mendekatkan tubuhnya pada makhluk hidup yang kembali terdengar mendengkur. Aroma keringat pria menguar dari balik kemeja kusut Siwon. Tanpa sadar Kyuhyun mencebikkan bibirnya. Ia selalu iri dengan pria itu.

            Heuuh. Bahkan keringatnya pun sangat jantan sekali. Kyuhyun terkesiap.

            Plak!

            Ia menampar pipinya sendiri. Sadar akan pujiannya pada pria dingin ini, yang benar saja!? Dia kan menyebalkan! Huh..

            Srett.. srett..

            Kyuhyun perlahan membuka sabuk yang masih menempel rapih di pinggang Siwon. Entah mengapa wajahnya memerah. Hell! Kenapa aku jadi lembek begini! Gerutunya.

Sambil bersungut-sungut dan setengah hati Kyuhyun melepaskan ikat pinggang pria itu.

            “eerrhhm” Siwon menggeram dalam tidurnya. Dan apa kabar dengan pria yang masih terjaga?

            Tentu saja wajah Kyuhyun berubah pucat pasi dengan tangan yang masih memegang kepala ikat pinggang dan tubuh yang hampir menempel  pada sang empunya. Perlahan Kyuhyun memastikan bahwa Siwon hanya mengigau, dan dia menjauhkan tubuhnya dengan sangat hati-hati.

----

 

            “euugh” Kyuhyun melenguh.  Sesuatu yang kasar menggesek dada kanannya. Perlahan pria ini membuka matanya, menyesuaikan berkasan cahaya lampu yang masuk ke retinanya. “aahkk” Kyuhyun tak sengaja mendesah, suara kaget bercampur geli. Ia mencari sumber pengusik tidurnya.

            Siwon. Pria itu menggesek-gesekkan hidung bangirnya ke dada Kyuhyun yang terbuka.

            Terbuka.. TERBUKA??

            “yaahhkk.. lephaas.. Siwon!!” bentak Kyuhyun marah. Kesadarannya baru saja kembali. Dia kan masih marah pada mahkluk dingin ini.

            Tep!

            Siwon menghentikan kegiatannya menggesekkan hidung ke dada yang entah mengapa makin ia hisap makin membengkak saja seperti perawan. Oh seseorang tolong ingatkan Siwon bahwa Kyuhyun itu pria dan dia tidak mungkin perawan.

            HAP!

            Siwon melahap puting Kyuhyun yang berwarna cokelat kemerahan mengunakan bibirnya.

            “YAIISHHH KAU INI!! AKU MASIH MARAH PADAMU!!” Kyuhyun semakin lupa diri bahwa Siwon adalah tuannya sekarang. Ia menggeliat kasar berusaha melepaskan sedotan mulut Siwon dari putingnya.

            “LEPASKAN, BRENGSEK!!” semakin kuat Kyuhyun meronta, semakin erat juga Siwon menancapkan mulutnya di dada mencuat itu.

            Salah siapa membangunkan singa di pagi hari? Siwon juga punya kesabaran kan?

            Kesal melihat penolakan dari Kyuhyun, amarahnya mau tak mau ikut tersulut.

            SRETT.

            “aahk” Kyuhyun memekin. Siwon yang semula bergelayut di dadanya, dengan kasar memanjat di atas tubuhnya. Mengungkung Kyuhyun dengan kedua tangan berototnya.

            “apa?” tanyanya dingin. Menatap Kyuhyun dengan pandangan yang begitu Kyuhyun benci. Dingin.

            “lepas” cicit Kyuhyun. Sebisa mungkin ia tak ingin menatap bola mata hitam itu. Tapi kali ini Kyuhyun lebih salah lagi, ia malah mengalihkan pandangannya pada dada telanjang Siwon. Putingnya yang cokelat gelap dan dadanya yang bidang, pasti keras saat di sentuh. Jangan lupakan garis-garis kokoh di sekitar perutnya. Wajah Kyuhyun memerah. “lepas Siwon” rengeknya.

            “kau marah padaku hanya karena bulu ketiakmu”

            “YAKK!”

            “sesekali cukurlah, kenapa kau malah menya-

            “AKU SUDAH MENCUKURNYA!” sahut Kyuhyun dengan nada tinggi yang ia miliki. Telinga Siwon pasti berdengung kuat, buktinya mata itu memecam dengan alis berkerut menahan sesuatu.

            Kyuhyun memandang sebal pria yang masih tak bergerak di atasnya. “mau lepaskan aku atau tidak?” ujarnya ketus.

            “kau masih marah padaku?” Siwon akhirnya kembali mengalah. Ia agak kewalahan dengan suara melengking Kyuhyun. Lebih baik cari aman.

            “tentu saja! Kau telah melukai harga diriku sebagai seorang pria!” jawab Kyuhyun dengan mata mendelik.

            Bolehkah Siwon punya perasaan ingin tertawa. Mata bulat itu seperti akan keluar dari sangkarnya. “tapi kau kan pria. Kenapa sensitif sekali? Aku kan hanya menyuruhmu mencukurnya”

            BUGH!

            Satu hantaman telak mengenai punggung Siwon. Kyuhyun mengerahkan segenap kekuatannya untuk menghantam pria ini dengan bantal. Berharap Siwon akan mati.

            “kau. Benar. Benar. Tak. Mengerti!” ucapnya dalam, dan penuh amarah.

            “apa? Memangnya aku mengatakan apa?”

            “Choi Siw-

            Tok. Tok. Tok.

            Wajah mendung Kyuhyun yang bersiap melayangkan sumpah serapahnya mendadak harus terhenti oleh ketukan pintu.

            “tuan Choi” bibi Kim berseru dari luar. “Nyonya Choi tadi menelepon, beliau bilang tuan tidak menjawab teleponnya.

            SRETT.

            Siwon menutupi seluruh tubuh Kyuhyun dengan selimut tebal. Ia sendiri segera berdiri dan memakai bathdrobe menutupi tubuh atasnya.

            Cklek!

            “ada apa?” ujarnya sekenanya.

            “ah, itu.. nyonya mengundang tuan untuk sarapan bersama di hotel dekat kantor. Nyonya juga berpesan untuk mengajak tuan Cho sekalian.”

            Siwon mengernyit. Tapi ia hanya menanggapi dengan anggukan kemudian. Ketika bibi Kim pergi, Siwon kembali menutup pintu kamarnya. Menatap intens Kyuhyun yang masih bersungut-sungut menatap jendela kaca. Enggan menatapnya.

            “kau kenal ibuku?”

            “tentu saja. Ia ada disini ketika kau sakit”

            “seberapa dekat?”

            Kyuhyun menoleh. Wajah siwon sarat akan kemarahan. Kyuhyun tahu, Siwon pasti takut jika ia mengetahui kekurangan pria itu.

            “kau ini! aku hanya bertemu ibumu sekilas. Kenapa jadi marah begitu?” Kyuhyun berpura-pura kesal menutupi kegugupannya. Ia tak ingin Siwon mengetahui bahwa dirinya telah mengetahui kekurangan terdalam pria itu.

            Tersirat rasa tidak percaya di mata itu. Tapi kemudian wajahnya kembali datar. “mandilah. Ibu mengajak kita sarapan bersama”

---

 

            Kyuhyun, entah sudah  keberapa kalinya ia  menatap kaca yang menggantung di mobil Siwon. Berusaha memastikan penampilannya baik-baik saja. Ia duduk dengan sangat tidak nyaman. Memastikan pakaian yang dikenakannya tidak kusut dan meremas-remas jemarinya agar tak sebeku pertama ia masuk ke dalam mesin kotak ini.

            “kau kenapa?” Siwon melirik sekilas Kyuhyun dengan ujung matanya.

            “tidak” jawab Kyuhyun dingin. Merasa tak mungkin berkaca lagi, pria pucat ini memilih untuk melihat-lihat jalanan  dari balik kaca mobil. Keheningan kembali menyelimuti mereka.

            “kau..” kalimat Siwon menggantung.

            “apa?” Kyuhyun menyahut tanpa melihat lawan bicaranya.

            “tidak jadi” timpal Siwon akhirnya. Ia tak ingin gegabah menanyakan kerisauan hatinya pada pria itu.

           

            TUK.

            Kyuhyun menggeliat. Seseorang menyentil hidungnya dengan cukup keras. Ia memaksa kedua matanya membuka.

            “bangun, pemalas!” ujar Siwon datar. Tapi mata itu tak bisa lepas dari wajah bulat Cho Kyuhyun.

            “apa sudah sam- emmhhk”

            Kyuhyun mengejang. Siwon tiba-tiba saja menyerangnya. Hell! Di dalam mobil.

            Sluurrp~

            Bukan. Siwon bukan menciumnya. Tetapi menyesap air liur yang menetes dari ujung bibir Kyuhyun saat ia tertidur.

            “lain kali kontrol liurmu. Apalagi di pagi hari seperti ini. ibuku tak akan senang melihatnya” ucap Siwon datar. Sangat datar. Ia melepaskan seatbelt yang mengekang tubuh Kyuhyun. Dan berjalan keluar duluan tanpa menunggu Kyuhyun.

            Deg. Deg, deg.

            Kyuhyun merona. Kurang ajar sekali. Batinnya. Entah mengapa bibirnya terasa kering. Ia butuh minum segera.

           

            “Siwon!” Kyuhyun menoleh, ditariknya tangan Siwon agar menuju sumber suara yang memanggil pria itu, ketika mereka tiba di dalam restoran hotel.

            “ibu”

            “selamat pagi Nyonya Choi” Kyuhyun membungkuk hormat. Menurut Siwon terkesan berlebihan. Pria pucat ini bahkan tak pernah membungkuk 90 derajat seperti ini padanya.

            “ah, Kyuhyun. Duduk, nak.” Sapa ibu Siwon ramah. Ia tak sendiri. Ada seorang wanita bertubuh tinggi di sebelahnya. Juga menatapnya sama asingnya dengannya.

            Setelah memesan hidangan yang akan mereka santap pagi itu, Ibu Siwon mencoba mencairkan suasana, melihat Siwon yang enggan membuka pembicaraan, Kyuhyun yang duduk dengan tegang, dan Liu yang menatap mereka semua dengan bingung. Terutama pada Kyuhyun.

            “Siwon” ibunya berujar lembut sembari menggenggam tangan sang anak yang berada di sisi kirinya. “kau tak ingin mengenalkan mereka berdua?”

            Siwon menatap Kyuhyun dan Liu bergantian. Begitupun Kyuhyun yang menuntut penjelasan di matanya.

            “Liu Wen. Sekretaris baruku.” Ujar Siwon sekenanya pada Kyuhyun. “Cho Kyuhyun. Rekan kerja juga teman serumahku.”

            “Teman serumah?” cicit Liu, ia nampaknya agak bingung disini. Bukankah ibunya bilang,Choi Siwon ini tak bisa berbagi dengan siapapun, temasuk keluarganya?

            “ya. Aku sekaligus belajar bisnis dengannya” ujar Kyuhyun serak. Entah kenapa suaranya susah sekali keluar.

            “o- oh, begitu” gadis itu menunduk, menatap serbet yang menutupi pahanya. Ia terlihat merenung dan muram.

            Kyuhyun menatap lekat gadis yang baru pertama kali ditemuinya ini. Dia tinggi, setara dengannya. Kulitnya putih mulus. Matanya tajam memanjang, hidungnya bangir dan kecil, dagunya lancip. Bibirnya tebal dan rambut hitam  lurus sepunggung. Lama Kyuhyun menatapnya.

            Tidak. Tidak. Pria ini bukan terpesona pada kecantikan wanita itu. Ia lebih.. menyelidik, tepatnya. Dan, tidak suka.

            “Liu ini berasal dari Cina, nak” ujar ibu Siwon membuyarkan lamunan Kyuhyun.

            “ah, ye¸ Nyonya Choi.”

            “panggil ibu saja. Kau teman Siwon, berarti anakku juga”

            “eehhkkm” Siwon berdeham. Ia tak suka melihat kedekatan ibunya dengan pria berambut ikal itu. “lama sekali makananya datang” ujarnya.

            Kyuhyun tak mengindahkan gerutuan Siwon, juga ibu Siwon yang berusaha memberi pengertian pada anaknya. Mata Kyuhyun kembali berfokus pada wanita di seberang mejanya. Tepat saat itu juga wanita itu tak sengaja memandangnya, kemudian tersenyum samar. Kyuhyun tahu wanita itu tidak terlalu menyukai kehadirannya.

            Siapa dia? Jika Cuma sekretaris kenapa bisa langsung akrab dengan Nyonya Choi? Apa dia..

            Oppa.. dia mengajak tinggal temannya?padahal dengan keluarga sendiri ia tak akrab. Huufft akan susah bagiku untuk mendekatkan diri padanya..

            Liu Wen yang makin tertunduk memikirkan nasibnya yang begitu berat untuk mendekatkan diri pada kakak barunya. Dan Kyuhyun yang bertanya-tanya pada diri sendiri, siapa wanita dihadapannya ini sebenarnya.

            “ada apa dengan kalian?” Kyuhyun dan Liu serentak menoleh. Hal pertama yang mereka lihat adalah  raut muka Siwon yang mengeras.

            Tak akan kumaafkan jika kalian berani bermain di belakangku. Batin Siwon mengerang.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙