awal dari sebuah perpisahan

Kekasih Sepenggalah

hayy jumpa lagi di Kekasih Sepenggalah..

tidak bosan-bosannya author mengucapkan trimakasih kepada para readers yang mau berkunjung dan mensupport cerita ini ^^

alur crita ini akan berjalan sesuai realita. jadi gak ada yang namanya MPreg ya.. hehehe..

Siwon dan Kyuhyun adalah pria-pria yang hidup sama seperti kita, bebaskan delusi dari MPreg yaa..

author memang lebih menekankan kehidupan realnya orang-orang dengan perasaan istimewa seperti mereka..

semoga readers mengerti. karena author bukan orang yang muluk-muluk termakan delusi

tetep support dan tinggalkan komentar yaa good readers..

 

 

“coba dulu baru komentar” sungut Kyuhyun, hendak mengambil kembali sendoknya.

            “lagi”

            “eh?”

            “lagi.. suapi aku, Kyuhyun!”

----

 

            Brak!

            Pintu mercy hitam ditutup dengan tergesa oleh pemuda pucat yang baru saja sampai di depan gedung megah bertuliskan Cho Corp.

            “sial! Gara-gara Choi monster itu aku jadi terlambat. Semoga si tua galak itu tidak menganiayaku” keluh Kyuhyun, pemuda dengan setelan jas merah maroon itu berlari kecil menuj lobby lantai satu.

            “YAKK CHO KYUHYUN!” Kyuhyun menutup kedua matanya rapat. Benar saja, sekuat apapun ia berdoa ternyata Tuhan lebih memilih untuk mengujinya dengan teriakan-teriakan nista sang paman.

            “yakk aku bicara padamu, bocah telur!” lagi teriakan Jung Il Woo menghiasi ruang kerja Kyuhyun. Sang terdakwa hanya cengengesan menghadapi sang paman.

            “aku harus mengurus sesuatu dulu paman, sebelum datang kesini. Mian nee?” ujar Kyuhyun mencoba beraegyeo.

            “singkirkan wajah anehmu itu, pemalas! Kalau si Choi monster itu tau kau menyia-nyiakan hartanya yang berharga tertanam di sebuah perusahaan yang pemimpinnya malas, mau ditaruh dimana mukaku? Muka mendiang orang tuamu?”

            Bahkan aku terlambat karena harus menyuapinya, Paman! Batin Kyuhyun dalam hati. Ingin sekali ia balik meneriaki pria yang dengan setia membujang dihadapannya ini, tapi tidak mungkin kan kalau dia berkata yang sebenarnya? Bisa-bisa Jung Il Woo makin terluka karena Siwon ternyata memperbudak keponakannya. “paman.. maafkan aku, ne.. aku akan mengusahakan tidak terlambat lagi. Caahh beri aku pekerjaan!” bujuk Kyuhyun, mengalihkan pembicaraan.

            “aiishh! Aku bahkan belum sempat memarahimu, bocah!” Il Woo bersungut. Pria paruh baya itu beranjak menuju meja besar milik Kyuhyun, mengambil satu tumpuk surat menyurat. “periksa dan tanda tangani. Ini untuk pengembangan usaha kita di Jeju”

            Kyuhyun mengangguk, diambilnya tumpukan berkas itu dan memeriksanya satu per satu.

            “ah satu lagi! Periksa dengan benar dan buat keputusan yang bijak, Cho! Jangan sampai kau kecolongan lagi” sindiran Il Woo sebelum menghilang dari pintu tepat menghantam ulu hati Kyuhyun. Ya, pria pucat itu sangat mengetahui bahwa sang paman belum sepenuhnya mempercayakan perusahaan padanya. Kyuhyun juga menyadari kemampuannya jauh di bawah standar untuk menjadi pemimpin, berbeda dengan Siwon. Pria yang lebih tua beberapa tahun di atasnya itu bahkan sudah menjadi pemimpin berdarah dingin yang disegani pebisnis Korea lainnya.

            “heeuuuh.. aku harus berusaha keras agar mandiri dari Choi Siwon. Kyuri cepatlah sadar, sayang! Oppa merindukan senyum manismu”

 

            Waktu menunjukkan pukul lima sore namun sosok pemuda bertubuh tinggi dengan surai eboni yang nampak sedikit berantakan tetap setia bergelut dengan tumpukan berkas di tangan dan mejanya. Cho Kyuhyun. Nama yang tertera di lempengan kaca di depan meja besarnya. Penerus keluarga dan Cho Corp. Kyuhyun berusaha keras hari ini, ia mencoba mencintai pekerjaannya. Kyuhyun berusaha mengesampingkan egonya yang sangat besar terhadap musik. Tapi apa mau dikata, jika nasib ribuan karyawan dan perusahaan berada di tangannya. Kyuhyun rasa inilah titik baliknya menjadi seorang pria. Pria yang lebih matang dan bertanggung jawab, mendahulukan kepentingan orang banyak dibanding dirinya sendiri.

            Kriuuukk..

            “aku lapar” lirih Kyuhyun. Ia menatap miris perutnya. Pemuda itu memang tak sempat makan siang saking sibuknya. Kyuhyun merogoh saku jas yang disampirkannta di punggung kursi. Dua pesan belum terbaca.

            Kyuhyun-sshi, Kyuri baru saja menggerakkan jari-jarinya.

            Kyuhyun-sshi akhirnya Kyuri membuka mata, tetapi ia belum bisa bicara, efek dari tak sadarkan diri berhari-hari. Ku harap kau segera menemuinya jika pekerjaanmu telah selesai.

            Kyuhyun membulatkan matanya. Kyurinya, adik kesayanganya sadarkan diri. Pupus sudah semangatnya untuk kembali bergelut dengan tumpukan berkas yang berserakan di mejanya.

            Hosh hosh hosh.. nafas Kyuhyun terengah ia berlarian bak orang gila saking senangnya ingin bertemu dengan sang adik. Kyuhyun  tak henti tersenyum ditengah pelariannya. Ia menatap pasti gedung rumah sakit tempat Kyuri dirawat. Tinggal beberapa meter lagi, oppa datang chagii..

            “Kyuhyun!”

            Senyum Kyuhyun memudar. Wajah itu. Wajah yang sangat cantik sebenarnya, tapi menorehkan luka mendalam dihati pemuda berkulit pucat ini. Wanita yang dicintai Kyuhyun bertahun-tahun lamanya. Wanita yang masih memberikan sengatan-sengatan rasa sakit dihatinya. Katakan bahwa Kyuhyun masih mencintainya. Tapi rasa sakit itu lebih mendominasi. Sakit akan sebuah pengkhianatan.

            “Kyuhyun!” wanita itu, Jaena. Menggenggam erat pundak Kyuhyun. Pemuda yang masih berstatus tunangannya. “kau mengganti nomermu tanpa memberitahuku?”

            Kyuhyun diam. Wajahnya dingin tak berekspresi, membuat wanita dihadapannya menatapnya khawatir. “apa terjadi ses-“

            “kita perlu bicara, Jae” potong Kyuhyun. Ia berbalik, memutar kaki jenjangnya menuju arah yang berlawanan dengan pintu rumah sakit. Tanpa perlu menunggu, ia tahu wanita itu mengikutinya.

            Dua insan yang telah menjalin hubungan bertahun-tahun ini berjalan menuju taman kecil di pinggiran rumah sakit. Kyuhyun mendudukkan dirinya setelah mempersilahkan Jung Jaena duduk terlebih dahulu di sebuah bangku taman. Kyuhyun mendudukkan dirinya masih dengan raut wajah yang tak  bisa ditebak. Lama mereka terdiam dengan pikiran yang berkecamuk di benak masing-masing.

            “aku baru saja mengunjungi Kyuri, kebetulan sekali hari ini ia sadarkan diri” ujar Jaena. Ia tak tahan dengan suasana canggung seperti sekarang. “kau jahat sekali tidak memberitahuku kalau gadis kecil itu dioperasi!”

            Jaena menatap pemuda yang masih berstatus tunangannya. Pria itu masih setia menatap jalanan tanpa berkedip apalagi berminat menatapnya.

            “Jae-“ belum sempat wanita itu menginterupsi kediaman Kyuhyun, pemuda itu sudah lebih dulu berbicara. Akhirnya.

            “apakah sakit?” Jaena, wanita itu mengernyitkan dahinya, tidak mengerti kemana arah pembicaraan Kyuhyun.

            “apakah sakit?” lagi. Pertanyaan serupa dilontarkan oleh pemuda pucat ini, suaranya begitu dalam dan bergetar.

            “Kyuhyun-ah, apa yang sebenarnya ingin kau-“

            “apakah bertahan denganku begitu sakit?” akhirnya Kyuhyun menolehkan wajahnya. Wajah itu tampak pias dan menahan perih. Mata bulatnya entah sejak kapan mengalirkan buliran bening di sekitar pipi pucatnya.

            “Kyu-“

            Grep. Kyuhyun menggenggam jemari lentik milik Jaena. Meremasnya agak kuat, menyalurkan segenap kekecewaan dan kepedihan yang sudah ditahan begitu kuat olehnya.

            “maafkan aku, Jae. Maafkan aku yang tak bisa menepati janjiku untuk selalu membahagiakanmu. Maafkan aku yang begitu percaya diri dengan segenap cinta yang kau berikan padaku hingga aku mengabaikan dirimu dan begitu terpusat pada kepentinganku”

            “Kyu-“

            “maafkan aku karena telah menyeret dirimu ke dalam masalah keluargaku. Maafkan aku yang dengan seenaknya meminta dirimu untuk selalu berada di sekitar Kyuri, adikku. Maafkan ak-“

            “KYUHYUN!” Jaena. Gadis itu menangis. Kyuhyun tak mengindahkan perkataannya, pemuda itu terus saja meracau meminta maaf.

            “maafkan aku Jae. Maaf karena aku, kau harus mencari kebahagiaan dengan pria lain. Maaf karena aku bukan pria yang tepat yang dapat membanggakan orang tuamu”

            Kyuhyun tertunduk dalam. Buliran bening itu masih setia berjatuhan dikedua pipi pucatnya. Setidaknya biarkan Kyuhyun menangis sepuasnya menumpahkan satu sisi rasa sakit yang terbenam di hatinya. Jung Jaena, gadis itu menutup rapat mulutnya. Ia berusaha menahan isakan yang sebentar lagi akan menjadi raungan. Cho Kyuhyun. Pria itu mengetahui pengkhianatannya. Tapi yang menyakitkan disini, justru pemuda itulah yang meminta maaf, disaat dia sendiri yang tersakiti.

            Grep. Wanita itu menenggelamkan dirinya dalam dada bidang Kyuhyun. Ia menangis sekuat tenaga, menyalurkan penyesalannya.

            “Kyu, maaf.. maafkan aku, hiks..” pemuda pucat itu bergeming, tak berniat berujar atau membalas pelukannya sedikitpun. “ak..hiks .. aku wanita yang sangat jahat karena pernah tergoda akan sensasi nikmat pria lain. Tapi Kyu, hikss.. aku disini.. aku disini Kyu. Aku masih mencintaimu. Aku tak bisa jika bukan kau. Maafkan aku Kyu. Kau dan Kyuri tidak sendiri. Aku disini, kembali untukmu” Jaena mengeratkan pelukannya. Ia merasa sakit, Kyuhyun tak sedikitpun membalas dekapannya.

            “Kyu.. aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaikinya. Aku.. hiks.. maafkan aku Kyu. Ak-“

            “ssshhhht” jemari panjang milik Kyuhyun menempel lembut di bibir Jaena. Mata hazzlenya menatap ke dalam iris milik wanita yang bertahun-tahun mendampinginya. “aku memaafkanmu jauh sebelum hari ini tiba, Jae. Justru aku yang tak bisa memaafkan diriku sendiri karena menjadi penyebab utama kesalahanmu.”

            “Kyuu.. hiks hiks..”

            “jae.. jangan menemuiku lagi” seketika Jaena menjauhkan diri dari dada bidang Kyuhyun. Matanya membulat tak percaya. “aku tak bisa memaafkan diriku dan membawamu lebih jauh lagi ke dalam masalahku. Kau berhak bahagia, Jae”

            “Kau dan semua masalahmu bukan masalah untukku Cho Kyuhyun!” gadis itu meraung, berteriak frustasi.

            “bukan masalah bagimu tapi beban untukku, Jae. Banyak hal yang telah terjadi. Aku, kita tak mungkin lagi kembali ke masa lalu. Situasinya begitu berbeda, Jae. Aku bukan pria baik-baik seperti yang kau bayangkan, ak-“

            Chu~

            Bibir mungil itu meraup bibir sintal yang begitu dirindukannya. Miliknya. Milik tunangannya, Cho Kyuhyun. Ia tak tahan mendengar semua penuturan Kyuhyun yang seolah merasa tidak pantas dan selalu bersalah. Bukankah dalam kasus ini dirinyalah yang berselingkuh? Dirinyalah yang merusak kepercayaan kekasihnya?

            Kyuhyun mengeratkan pejamannya. Ia menangis. Ya. Kyuhyun menangis. Bukan karena pengkhianatan Jaena padanya. Tapi dialah yang berdosa. Kyuhyun tak tahu harus menempatkan diri dimana. Bibir ini. Bibir ini telah ia jual pada seorang pria. Ia bahkan merendahkan dirinya sebagai pria demi uang dan perusahaan, dirinya sudah ternoda. Bahkan untuk mengaku sebagai pria pun rasanya ia tak pantas, apalagi harus bersanding dengan wanita yang sudah bertahun-tahun dicintainya. Bahkan sampai sekarang.

            “Kyu..” wajah itu sarat akan kekecewaan. Kyuhyun tak sedikitpun membalas ciumannnya. “sebegitu kecewanyakah kau padaku?”

            “aku mencintaimu, Jae. Aku mencintaimu. Walau bagaimanapun kau pernah mengisi relung hatiku bertahun-tahun  lamanya. Kau menjadi bagian dari keluargaku. Tapi percayalah Jae, aku benar-benar tak bisa bersamamu..”

            “KENAPA? KENAPA Kyu? Apakah aku begitu hina dimatamu? Ku mohon Kyu, aku kembali., aku mencintaimu, sayang”

            “Jae! Kumohon! Ini yang terbaik  untukmu, untuk kita. Kau cantik, sangat cantik, sayang. Mudah bagimu untuk mencari penggantiku. Masalahku terlalu banyak dan aku tak ingin kau semakin terbawa dan menderita bersamaku”

            “Kyuhyun”

            “kumohon, Jae. Carilah kebahagiaanm. Aku akan mencoba baik-baik saja. Kumohon Jae, aku tak ingin wanita yang sangat berharga bagiku menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk menemani pria mengenaskan sepertiku.

            “Kyu-“

            Grep!

            “kuharap kita akan bertemu ketika aku melihatmu dipelaminan bersama pria yang bisa membanggakanmu” Kyuhyun memeluk erat jiwa rapuh itu untuk terakhir kalinya. Ya Kyuhyun tidak marah, ia memaafkan kekasihnya. Kyuhyun justru merasa sakit akan kebodohannya sendiri.

           

            “Kyuri..” Kyuhyun mengelus pipi tirus sang adik. “apakah keputusan oppa tepat?” ujarnya lirih. Kyuhyun memutuskan untuk berpisah secara sah dengan Jung Jaena, wanita yang akan selalu berkesan di hatinya.

            “cepat bangun, sayang. Aku membutuhkan senyumanmu untuk menguatkan sendi-sendiku”

            “oh, Kyuhyun-sshi” Kyuhyun menoleh. Suara khas yang begitu dikenalnya.

            “dokter Lee”

            “ku kira kau tidak jadi datang hari ini”

            “maaf, ada urusan yang tak bisa kutinggalkan”

            Lee Donghae tersenyum maklum. “kudengar kau kembali merintis usahamu, hem? Yaah aku maklum jika waktumu sedikit berantakan hehe”

            “terima kasih, dokter Lee. Kau mau menggantikan tugasku menjaga Kyuri”

            “justru aku sedang melaksanakan tugasku, Kyuhyun-sshi. Kyuri adalah pasienku. Ah, bukankah tadi tunanganmu kemari? Aku cukup kaget melihatnya lagi setelah lama ia tidak kemari” Kyuhyun tersenyum kecut tak berniat menimpali perkataan dokter muda itu.

            “Kyuhyun-sshi”

            “ya?”
            “sebaiknya kau lekas pulang.” Donghae menunjuk jam dinding di kamar ini, “sudah pukul sembilan malam. Aku yakin kau butuh istirahat”

            Kyuhyun terlihat menimbang-nimbang keputusannya. “sudahlah, bukankah Kyuri sudah sadarkan diri? Dia hanya butuh penyesuaian. Kau bisa kembali lagi besok pagi. Jangan sampai pasienku yang cantik ini terganggu olehmu”

            Kyuhyun mendelik tajam. “berani kau menyentuh adikku, tak akan kubiarkan kau hidup lama di dunia ini”

            “aigooo” Dokter muda ini berdecak. Si kakak pasien baru saja berlalu meninggalkan ruang inap adiknya.” Aku bahkan telah melihat seluruh tubuh polos adikmu, Cho” timpal Donghae bangga. Bukankah dia seorang dokter?

----

 

            Tap. Tap. Tap. Langkah Kyuhyun terdengar berat menapaki undakan tangga mansion Choi. Dengan penampilan yang tak bisa dikatakan baik dan mata yang sedikit membengkak akibat menangis cukup lama, pemuda ini menyeret langkahnya menuju kamarnya dan Siwon.

            Cklek! Kyuhyun membuka pelan pintu mewah kamar Siwon dengan sisa tenaga yang ada. Ia butuh tidur. Tak dipedulikannya rasa lama yang terus menggerogotinya daritadi.

            Deg!

            “Siwon”

            Kyuhyun bergeming di tempatnya. Aura kamar ini terasa sesak akibat tekanan pria bertangan besi itu. Disana, Siwon berdiri dengan angkuhnya, menatap dingin tubuh Kyuhyun yang memaku.

            “berani bermain denganku, Cho” suara itu terdengar berat dan sarat akan amarah. Bulu kuduk Kyuhyun meremang. Ia ditekan sekarang.

            Tap. Tap. Tap.

            Setiap satu langkah Siwon berjalan maju, satu langkah pula Kyuhyun melangkah mundur.

            Dugh!

            Punggung Kyuhyun membentur dinding kamar. Ia terkunci sekarang. Siwon, pria itu dengan santainya menghimpit tubuh yang notabennya beberapa centi dibawahnya. Jemari besarnya menyentuh halus bibir sintal Kyuhyun.

            “apakah nikmat, Kyuhyun?”

            Kyuhyun terdiam. Ia ketakutan. Suara Siwon terdengar mengerikan. Ia kembali menjadi Siwon yang pertama kali dikenal Kyuhyun.

            “apakah wanita itu memperlakukan bibirmu dengan baik?” mata Kyuhyun membulat.

            Tidak! Jangan bilang Siwon melihatnya bersama Jaena. Ia tak mungkin membiarkan gadis itu menjadi korban kemarahan Siwon.

            “dia..”

            “tunanganmu?”

            “Si-“

            “bukankah kau sudah menandatangani perjanjian itu?”

            “ak-.. aaarrgh” Kyuhyun memekik. Belum sempat ia menjelaskan semuanya, Siwon lebih dulu memakan mentah-mentah bibir sintalnya. Siwon meraup kasar benda kenyal itu, membuatnya sedikit berdarah karena emosi yang meliputinya.

            Chu~

            “kau milikku, Kyuhyun” Siwon melepas lumatannya.

            Srek!

            “aaarrgghh”

            Siwon menarik kasar surai eboni Kyuhyun. Membuat kepala pemuda pucat itu terpaksa menengadah. “berani kau mengingkari perjanjian itu maka kau akan hancur Cho.” Bisik Siwon.

            “eeggnnhhh.. aaakhh” Kyuhyun memekik frustasi. Siwon kembali melakukan aktifitasnya. Lebih kasar dari yang awal. Ia menyedot kuat daging tipis di perpotongan leher jenjang Kyuhyun.

            “Siw.. eeehhhgggh” Kyuhyun kembali mendesah tertahan. Siwon meremas kasar dadanya dari luar kemeja yang dipakainya.

            “aaahhhhkkk” rasanya sakit dan aneh. Siwon meremas bokong dan nya berbarengan. Kyuhyun tidak tahu sejak kapan miliknya menggembung. Bukankah ia hanya merasakan sakit.

            Sraakk.. sekali tarikan Siwon berhasil merobek kemeja Kyuhyun. Pria bermata bulat itu melotot tak percaya.

            “Siwon, aakhhh sak..kiiit” Kyuhyun merintih. Pria bertubuh atletis itu menggigit kasar putingny yang membengkak kemerahan.

            “Siwon.. aakhhhh” Kyuhyun  tak tahan, Siwon begitu kasar dan melukai dirinya.

            Duagh!

            Siwon terhuyung ke belakang. Kyuhyun terbebas, ia mendorong paksa tubuh tegap Siwon yang mengungkung dirinya.

            “hentikan,, kumohon.. hiks.. kau menyakitiku” Kyuhyun kembali menangis malam ini. Siwon begitu melukai harga dirinya. Tubuh atasnya terekspos sempurna dengan dada yang mencuat dan merah. Kemeja baru yang dibelikan Siwon untukknya berakhir naas dibawah kakinya.

            Bgruh!

            Sebuah benda terjatuh. Kyuhyun menegakkan kepala mencari asal benda yang terjatuh itu.

            “SIWON!!”

            Benda itu Siwon. Untuk kedua kali Kyuhyun melihat Siwon yang tiba-tiba saja terpuruk. Tubuh itu seperti tak bertenaga dengan jari-jari yang gemetar.

            “Siwon!”

            “pergi.. pergi!! Aaakkhhh” tubuh itu meringkuk, matanya memutih dengan wajah pias yang mengerikan.

            “Siwon! Siwon ini aku, Kyuhyun! Bertahanlah” Kyuhyun makin terisak. Keadaan Siwon yang sangat dingin dan menyeramkan berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini. Mengenaskan.

 

            “bibi Kim! Bibi Kim!” Kyuhyun meraung disepanjang pelariannya menuju rumah para pekerja.

            “Tuan muda Cho!” wanita paruh baya itu tersentak, kaget melihat penampilan Kyuhyun saat ini. Pria itu bertelanjang dada dengan bercak kemerahan di sekitar buah dadanya.

            “Siwon,, dia..”

            “astagaa..” tanpa perlu mendengarkan penjelasan Kyuhyun lebih lanjut, para pekerja nampaknya sudah tahu apa yang terjadi pada tuannya. Mereka bergegas menuju mansion, dan sebagian menghubungi dokter keluarga.

            Kyuhyun membatu. Apa hanya dia satu-satunya orang di mansion ini yang tidak mengetahui keadaan Siwon?

            “tuan Cho?”

            Kyuhyun menoleh. Bibi Kim kembali menyapanya dengan senyum  menenangkan. “tuan Siwon akan segera membaik. Kau tenang saja”

            Kyuhyun mengangguk. Wajahnya memerah menerima kaos sweter yang diberikan bibi Kim untuknya.

            “mari kita kembali ke mansion, dokter sebentar lagi akan tiba”

            Choi Siwon. Apa yang kau sembunyikan dariku?

 

            “heeeeuhhh” Kyuhyun menghembuskan nafas berat. Ia menatap langit dari jendela rumah sakit, kamar tempat Kyuri dirawat. Adiknya sudah sadar sejam yang lalu, namun belum dapat berinteraksi banyak mengingat lamanya ia tertidur koma. Kyuhyun menyesap caramel machiato instan yang dibelinya di kafetaria rumah sakit beberapa menit lalu.

            Bisakah kini ia disebut galau? Kyuhyun baru saja mengakhiri hubungannya dengan sang tunangan dan harus menerima perlakuan kasar dari Choi Siwon. Ia sangat membenci pria itu. Tapi di lain pihak, Kyuhyun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada pengusaha besar itu? Apa yang disembunyikannya? Mengapa tak ada asatu orangpun yang mau berbagi cerita tentang Siwon padaya.

            “hussfft.. Kyuri.. apa yang harus oppa lakukan?” ujarnya lirih pada diri sendiri. Adiknya sedang tertidur, mustahil mendengarnya. Kyuhyun memandang lekat caramel machiato di genggamannya. Apa aku pulang saja ya?Choi monster itu sendirian saat ia terjaga.

           

            Brak! Kyuhyun menutup pintu mercy hitam dari luar. Beruntung pak Park selalu standby untuknya di depan kantot, sehingga Kyuhyun tidak merasa kesulitan untuk sekedar naik bus atau mencari taksi.

            Mobil siapa? Dahi Kyuhyun mengernyit menatap mobil asing yang baru pertama kali dilihatnya. Tapi ia tak perlu curiga kalau mobil itu milik penjahat karena terlihat sangat mewah dan berkelas, lagipula penjagaan mansion ini sangat ketat kan?

            Tap. Tap, tap.

            Langkah Kyuhyun terdengar tegas memasuki halaman  ruang tamu mansion Choi.

            “tuan Kyuhyun” langkah tegas itu perlahan menjadi berat dan sedikit kaku. “perkenalkan ini nyonya Choi. Ibu tuan muda Siwon” suara lembut milik bibi Kim bagaikan petir di siang bolong bagi Kyuhyun.

            “a- anneyeong hasimnika, nyo-nyoya Choi” Kyuhyun mengumpat dalam hati. Kenapa suaranya begitu terdengar buruk.

            Kyuhyun melirik segan pada sosok anggun nan berwibawa yang tengah terduduk di sofa ruang tamu itu. Belum ada jawaban atas perkenalannya. Apa nyonya Choi membencinya?

            “Kyuhyun” suara itu terdengar merdu dan menenangkan.

            “y-ye?”

            “kita perlu waktu berdua” ucapan itu sekaligus mengakhiri perkenalan singkat mereka. Nyonya Choi Melenggang pergi menuju hall depan. Kyuhyun yang sebenarnya masih tidak paham situasi memutar badannya dan mengekor di belakang ibu Cho Siwon.

 

            Bau lili yang menenangkan menyusup ke indera penciuman Kyuhyun. Disinilah ia berada. Berdiri berdampingan dengan ibu kandung Siwon di tengah taman bunga milik keluarga Choi.

            “aku minta maaf jika anakku menyakitimu”

            “y-ye?” Kyuhyun tampak kikuk dengan perkataan nyonya Choi yang begitu menjurus.

            “Siwon.. bukan anak yang bisa menerima orang lain” Kyuhyun terdiam. Wanita di sampingnya masih menatap padang bunga dengan dingin. “dia tidak bisa bersosialisasi”

            “tapi anakku bukan monster seperti yang sering dikatakan keluargaku!”

            “apa yang terjadi pada Siwon, nyonya?” Kyuhyun tiba-tiba tidak sabar dengan perkataan ibu Siwon.

            “Siwon, dia pengidap autis”

 

please support and comment ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙