it's me!

Kekasih Sepenggalah

haii ..

terimakasih untuk para readers yang masih mengikuti cerita ini

maaf jika author ngepostnya lama dan pendek, karna jadwalku akhir-akhir ini padat bangett.. rapat dimana-mana hehehe

maaf juga buat para readers yang gak berkenan dengan pairing ini, tapi aku emang udah ngeship WonKyu sejak 7 tahun yang lalu, berhubung akun lamaku di LJ ada yang ngebajak, jadi aku baru pindah kesini hehehe

tapi terimakasih untuk para wishper yang telah berkenan mensupport author ^^

komentar dan support kalian sangat membantu meningkatkan mood dan semangat author ^^

jujur siih sebenernya author sedih karena sedikit sekali tanggapan dr para readers :(

 

“kau datang meminta bantuanku, menghinaku, lalu menciumku? Apa itu tadi? Kau bahkan seperti seekor anak kucing yang hilang, mendesah dalam dekapanku. Dan sekarang kau kembali menghinaku dengan tingkah sok jual mahal mu. Kau pikir siapa yang berkuasa dan memiliki hak mutlak disini?” ucapan itu benar-benar terdengar mengerikan. Tak ada lengkingan atau teriakan disana. Aura Siwon benar-benar tenang dan gelap.

            Rentetan perkataan itu telak memukul Kyuhyun tepat di ulu hati. Benar! Semua ini ia yang memulai. Siwon hanyalah mengikuti dan meminta imbalan walaupun dengan cara liciknya. Ia tak akan berada di tempat ini sekarang jika bukan karena kehendaknya sendiri.

            “Siwon-sshi” ujar  Kyuhyun lemah. Nadanya sedikit bergetar. “aku tak akan bertindak sehina ini jika bukan karena terpaksa. Ak-“

            “supirku ada di bawah”

            Apa?

            “datanglah besok pagi ke kantorku untuk menandatangani kontrak kerja”

            “Siwon-shhi”

            “pulanglah Cho”

           

----

 

            “Kyuhyun-ah!”

            Wajah berbinar Il Woo yang pertama kali dilihat Kyuhyun ketika membuka mata. Ya, Kyuhyun lagi-lagi tidak pulang ke rumah. Ia lebih memilih menghabiskan waktu  mengelus wajah rentan sang adik. Jangan lupakan kedua kelopak matanya yang membengkak karena menangis semalaman.

            “ada apa dengan wajahmu?” senyuman lebar perlahan sirna dari wajah pria paruh baya itu. Ia menatap selidik pada keponakan angkatnya.   

            “aku hanya kurang tidur, paman. Ada apa?”

            “oh! Lihat! Kau berhasil Kyu-ah! Choi Grup menyatakan surat pengajuan akuisisi perusahaan kita. Kau tahu artinya kan?” kini binaran itu kembali terpancar di bola mata hitam milik Jung Il Woo. Seperti mendapat durian runtuh, kabar tentang akuisisi ini begitu menggembirakan hatinya.

            “syukurlah” Kyuhyun tersenyum  tipis. Suaranya pun sedikit serak ketika berbicara

            “kau baik-baik saja?” 

            “aku tidak apa-apa, paman”

            “Kyuhyun...” Kyuhyun membalikkan badannya ketika langkahnya yang hendak ke kamar mandi diinterupsi sang paman.

            “apa yang membuat CEO Choi Grup itu memberikan dananya pada kita?”

            Kyuhyun membatu.

            “kau tidak-“

            “kata-kataku berhasil menyentuhnya paman. Aku akan berusaha membuktikan padanya bahwa perusahaan ini benar-benar masih layak diperhitungkan”

            “semoga Kyuhyun-ah. Semoga..” Il Woo tersenyum tulus mengiringi langkah gontai si sulung Cho yang telah menghilang di balik pintu kamar mandi ruang inap Kyuri. Pria paruh baya ini tak mengetahui jika si sulung Cho itu tengah menangis dan mengusap kasar bagian tubuhnya yang terjamah oleh tangan dingin Choi Siwon. Kyuhyun malu. Bahkan untuk pergi membuat pengakuan dosa pun ia merasa tak pantas.

            Appa.. maafkan aku.. aku kotor appa.. dan kini tangisan itu makin menjadi bersamaan dengan gemericik air yang mengalir dari keran kamar mandi.

----

 

            “Kyuhyun-sshi”

            Untuk kedua kalinya ada suara yang menginterupsi kala Kyuhyun sedang menunggui sang adik. Kali ini bukan Il Woo, melainkan Donghae, dokter spesialis Kyuri.

            “dokter Lee”

            “sebaiknya kau jangan terlalu memaksakan dirimu, Kyuhyun-sshi. Tubuhmu juga butuh istirahat dan gizi yang cukup. Kyuri tentunya-“

            “bagaimana keadaannya saat ini, dok? Kenapa adikku belum juga membuka matanya” itulah sifat buruk Kyuhyun. Iya seringkali memotong pembicaraan  yang dianggapnya tak perlu.

            Lee Donghae hanya tersenyum memaklumi, agaknya ia sedikit hafal dengan tabiat si kakak dari pasiennya ini. “bukankah sudah ku bilang, Kyuri tak akan membuka mata sebelum operasi pengangkatan selat itu berhasil”

            Kyuhyun tertawa lirih, lagi-lagi kehidupan sang adik bergantung pada alat medis. Orang-orang berjas putih itu seolah mendahului kodrat Tuhan. “dokter Lee..”

            “ya?”

            “kumohon, selamatkan Kyuri”

            “ku lakukan semampuku, Kyuhyun-sshi”

 

----

 

            Kyuhyun berjalan tergesa melewati hall utama gedung  pencakar langit  tertinggi kedua di Korea. Lima belas menit yang lalu Sekretaris utama CEO Choi Grup menghubunginya untuk segera melakukan perjanjian kontrak seputar akuisisi perusahaannya. Tentu saja Kyuhyun tahu, akuisisi itu hanya kedok, yang sebenarnya akan ia lakukan adalah tanda tangan kesepakatan perjanjian khusus antara dirinya dan CEO muda Choi itu.

            Cklek.

            Pintu besar nan tebal itu terbuka pelan. Menampilkan sosok wanita tinggi dengan bentuk badan S line dan tampilan make up yang anggun mengiringi jalannya Pria pucat dengan rambut Coklat gelap di belakangnya. Wanita itu menunduk hormat pada sosok yang tengah berkutat dengan tumpukan berkas yang diperiksanya.

            “Tuan Choi, Tuan Cho sudah tiba” ucapnya tak kalah anggun dengan perawakannya.

            “kau bisa pergi” ucap Siwon singkat. Ia tak butuh sekretarisnya untuk urusan yang bisa dibilang pribadi ini.

            “apa sofa itu tak membuatmu nyaman, tuan Cho?” ejek Siwon lagi. Kyuhyun kembali seperti di awal pertemuan, hanya berdiri mematung ditempatnya, persis.

            “ah, maaf “ pria pucat itu lalu menempatkan diri di atas sofa empuk milik Choi Siwon.

            Sekitar sepuluh menit Siwon mengacuhkannya. Menurut Kyuhyun, CEO Choi Grup itu benar-benar gila kerja. Aura kepemimpinannya sangat  kental, dan Kyuhyun iri akan hal itu.

            Pacarnya pasti dimana-mana. Cemooh Kyuhyun dalam hati

            “mengagumi wajahku?”

            “eh?” Kyuhyun tersentak. sejak kapan pria kejam ini ada di hadapanku?

            “tanda tangani ini, dan aku akan mengurus akuisisi perusahaanmu”

            Kyuhyun membaca perjanjian itu dengan teliti. Banyak sekali penekanan kata ‘milikku’ di dalam kontrak itu, membuat Kyuhyun iritasi melihatnya. Sementara Siwon, mata tajam itu tak pernah lepas dari tawanan di seberangnya. Menatap intens seolah Cho Kyuhyun adalah benda rapuh yang berharga miliknya.

            “Siwon-sshi” pria yang dipanggil itu tak menjawab. Tapi Kyuhyun tahu, Siwon mendengarkannya. “bolehkan aku meminta depalan puluh juta di muka”

            Siwon menaikkan alisnya sebelah. “ku kira kau hanya meminta kucuran dana untuk perusahaanmu, Cho Sajang”

            “aku.. membutuhkan sejumlah uang itu saat ini Siwon-sshi” Kyuhyun masih berusaha merendahkan intonasi suaranya agar  tetap  terdengar sopan.

            “ternyata selain tak pandai mengurus perusahaan kau juga suka menghamburkan uang demi kesenangan ya, tuan Cho?”

            Ugh! Kyuhyun meremas buku-buku jarinya hingga memutih.

            Sabar Kyuhyun! Jangan termakan omongan busuk pria brengsek ini.

            “terserah kau menilaiku apa Siwon-sshi, tapi aku membutuhkan dana itu segera” ujar Kyuhyun meredam emosinya dengan segala hormat. Demi Kyuri, ia rela harga dirinya terinjak-injak seperti ini.

            Siwon kembali diam. Ia mencoba menilai sosok yang ada di seberang sofa duduk miliknya. “cium aku”

            Splash! Lagi-lagi kata-kata tabu itu harus terlontar dari bibir joker Choi Siwon. Kyuhyun mulai menatap nanar sosok di seberangnya. Sesekali ia menengok ke atas melihat CCTV yang bisa mendeteksi gerakan menyimpang mereka nantinya.

            “demi tuhan Siwon-sshi! Ini dikantor”

            “kantor ini milikku!”

            “bagaimana jika sekretarismu masuk tiba-tiba  dan-“

            “dan aku akan segera memecatnya”

            Kyuhyun terkesiap. Sosok ini jauh lebih dingin dari kemarin.  Apa Choi muda ini masih marah dengan kejadian di hotel? Kyuhyun tersudut, ia pihak yang membutuhkan disini. Hal bodoh jika ia tetap membantah dan keselamatan Kyuri akan terancam. Dengan langkah berat Kyuhyun berdiri dari tempatnya. Melangkah pelan melewati meja yang menjadi satu-satunya pembatas mereka di ruangan ini.

            Baiklah Kyuhyun! Hanya cium dia dan Kyuri akan mendapat dana operasinya! Kyuhyun mempersempit jarak di antara mereka. Disana Choi Siwon masih duduk santai dengan wajah datarnya.

            FIGHTING Kyuuuuu!!!!!! Semua demi Kyuri!

            Chup~

            Aaarrgghh!! Dengan cepat pria berkulit pucat itu menjauh dari direktur Choi Grup, setelah aksi ciuman kilat yang dilancarkannya. Tanpa sadar Kyuhyun bertindak kekanakan, saking takutnya pria itu tak menyadari bahwa ketika ciuman singkatnya berakhir, pria pucat ini berlari menuju belakang sofa yang tadi ia duduki dan bersembunyi dibaliknya.

            Tuhan! Lagi-lagi aku berdosa padamu.. ini menjijikkan. Kyuhyun mengusap kasar bibirnya berkali-kali. Ia tak ingin kuman-kuman pembunuh milik Choi Siwon itu masih tertinggal di anggota tubuhnya.

            “mau sampai kapan kau  bersembunyi disana Cho sajang?”

            “.....”

            “berkasmu sudah ku tanda tangani, pakai kartuku jika kau membutuhkan apapun”

            “.....”

            “apa kau tuli?”

            Suara itu menggeram. Kyuhyun dengan keluar dari persembunyiannya. Ia menggeleng cepat, tapi wajahnya kentara sekali sedang ketakutan. Kyuhyun kembali mendekati meja tamu Siwon, di atasnya terdapat perjanjian rahasia mereka dan sebuah benda pipih hitam yang tak lain adalah black card.

            “tapi aku tak butuh ini Siwon-sshi..” Kyuhyun menggeser letak benda hitam itu ke arah Siwon, membuat raja bisnis Korea itu menaikkan sebelah alisnya.

            “aku hanya butuh delapan puluh juta won. Itu saja!” jawab Kyuhyun lantang. Dalam hati ia mengagumi perbuatannya sendiri.

            “cih!” Siwon menampakkan wajah stoicnya. Dirabanya saku celana yang membalut kaki jenjangnya, mengeluarkan benda pipih berwarna hitam metalic. “pastikan kau menyiapkan dana delapan puluh juta won ketika Cho sajang keluar dari ruanganku!”

            Monster ini benar-benar mengerikan! Batin Kyuhyun dalam hati. Bagaimana bisa sosok angkuh di hadapannya ini dengan mudah mengabulkan permintannya yang tak sedikit dalam sekejap.

            Glup! Kyuhyun meneguk ludahnya. Siwon dengan mudah mempermainkan takdir karena kekuasaannya. Dan Kyuhyun dengan terpaksa menjual harga dirinya demi menyelamatkan perusahaan warisan san ayah dan juga Kyuri adiknya. Omong-omong Kyuri,,

            “ah Siwon-sshi apa aku sudah boleh pulang sekarang? Kurasa urusan kita sudah selesai” tanya Kyuhyun cepat, membuat sang empunya kantor menatap ke arahnya.

            “hem, temui sekretarisku, dia sudah menyiapkan apa yang kau inginkan”

            “ah, ye-“ entah perasaan Kyuhyun saja atau ada nada tak rela yang ia dengar dari ucapan Siwon tadi? Ah dia tak ingin ambil pusing. Baginya, yang terpenting sekarang ini cepat keluar dari neraka buatan Choi Grup dan mendatangi Donghae segera.

            “Cho sajang,,” Kyuhyun belum sempat tersenyum membyangkan wajah ceria sang adik, suara berat itu kembali mengusiknya, membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya yang hampir mencapai pintu.

            “kuberi kau waktu dua hari untuk menyiapkan barang-barangmu!”

            Glup! Ya Tuhan....

 

----

            "Kyuhyun-sshi” Kyuhyun mengalihkan atensinya dari sosok yang ada di balik ruang kaca Seoul Hospital. Sejak 30 menit lalu, setelah ia menyelesaikan segala urusan administrasi operasi Kyuri, pria pucat ini tak henti-hentinya mengelus kaca pembatas dirinya dan adik tercinta. Ya, Kyuri tak dapat disentuh langsung oleh tangan manusia sekarang. Ia membutuhkan udara dan ruangan yang steril, begitu penuturan Lee Donghae kemarin.

            “Donghae-sshi”

            “ah! Akhirnya kau memanggil namaku juga!” Donghae tersenyum  lebar, sementara Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tak gatal.

            “apa ada yang kau butuhkan lagi seputar operasi adikku?” tanya Kyuhyun basa-basi

            “ah, tidak! Aku hanya mengkhawatirkan kondisimu. Kau sering kali menginap di rumah sakit ini, Kyuhyuhn-sshi”

            “apa tidak boleh?”

            “tidak.. tidak.! Bukan tidak boleh, hanya saja hal itu tak baik untuk kesehatanmu, Kyuhyun-sshi. Lihatlah dirimu yang makin hari bertambah pucat”

            Kyuhyun mengikuti arah pandang si dokter tampan, kemudian tatapannya yang agak ramah berubah garang. “daridulu kulitku memang seputih salju, Donghae-sshi!” ketusnya.

            Dokter muda itu hanya tersenyum kikuk. Kakak si pasien benar-benar susah diajak bercanda, batinnya. Melihat Donghae yang tersenyum sendiri membuat Kyuhyun menaruh curiga, sebersit bayangan tak enak melintas dipikirannya.

            “ehem”

            “...”

            “dokter Lee..”

            “eh, ya?”

            “kenapa kau begitu perhatian padaku?”

            “apa??”
            “jangan katakan kau menyukaiku!”

            “what?? Aku?”

            “....”

            “yak!! Kyuhyun-sshi! Mana mungkin aku menyukai dirimu! Aku lelaki normal!! Aissh!”

            Kyuhyun mendelik tajam. “apa maksudmu dengan pria normal? Apa kau pikir aku yang tak normal?”

            “apa??”

            Oh sungguh tak beralasan. Entah mengapa Kyuhyun sensitif sekali dengan kata-kata ‘laki-laki’ dan ‘normal’.

            “uhm.. permisi dokter Lee, Tuan Cho,” sebuah suara terpaksa menghentika perdebatan bodoh mereka. Pipi suster itu bersemu merah, mendengar percakapan tabu baginya.

            “ehm, suster Kim, ada apa?” Lee Donghae membenarkan letak jasnya, sementara Kyuhyun juga merapikan dasi yang mengikat di leher jenjangnya. Mereka berdua nampak salah tingkah.

            “laporan kesehatan terakhir nona Cho sudah selesai, seminggu lagi bisa dipastikan kita dapat menjalankan operasinya”

            “seminggu? kau bilang segera setelah aku mendapatkan uangnya Kyuri akan segera sembuh, Donghae-sshi!” tuntut Kyuhyun pada Dokter muda itu.

            “ck! Kau ini kenapa tidak sabaran sekali? Ikut keruanganku, akan kujelaskan detailnya”

            “langsung disini saja! Kenapa harus selalu ke ruanganmu yang bau itu sih setiap membahas Kyuri. Akhh!”

            Donghae menjitak kepala Kyuhyun yang notabennya lebih tinggi darinya, membuat suster Kim yang belum sempat meninggalkan mereka terpaksa menahan  tawanya. “karena itu prosedur, bodoh!”

            “Donghae-sshi, aku keluarga pasienmu!”

            “dan kau keluarga pasien yang kurang ajar, Kyuhyun-sshi!”

            Aneh! Mereka tetap menggunakan sufix ‘sshi’ padahal tingkah mereka seperti sahabat lama. Batin suster Kim dalam hati.

 

            “apa?” bentak Kyuhyun ketika dua pria ini telah sampai di ruangan Donghae, nampak sang dokter memejamkan matanya akibat sentakan berkuah Kyuhyun. “kau bilang Kyuri akan langsung dioperasi ketika aku menyelesaikan administrasi perawatannya!”

            “bukan berarti dia dapat langsung dioperasi Tuan Cho! Adikmu dan tim medis juga butuh persiapan khusus karena ini berkaitan dengan penyakit dalam” jawab Donghae dengan sabar.

            Kyuhyun mengerang. Ia takut, bahkan sangat takut jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada adiknya, Kyuri. Gadis manis itu adalah satu-satunya keluarga yang tersisa.

            Drrt. Drrt.

            Ponsel seorang Cho bergetar, membuat Lee Donghae agak jengah  mendengarnya. Pasalnya, si pemilik masih asyik dengan dunia khayalnya.

            “Kyuhyun-sshi.. Kyuhyun-sshi.. YAKK CHO KYUHYUN!!”

            “APA??”

            “ponselmu daritadi bergetar, bodoh!!”

            Ingin sekali Kyuhyun mendamprat kelakuan  kurang ajar dokter yang menangani adiknya tersebut, namun  hal itu diurungkannya ketika melihat nama Jung Il Woo tertera di layar ponsel miliknya.

            “paman,”

            “ck, lama sekali kau, Cho! Dimana kau?”

            “aku di rumah sakit”

            “yak!! Apa kau lupa?? Hari ini peresmian akuisisi perusahaan kita dengan Choi Grup! Cari mati, eh?”

            Dugh! Pemuda pucat itu menepuk jidatnya. Astaga! Bagaimana aku bisa lupa??

Dengan kecepatan kilat Kyuhyun berlari keluar ruangan Donghae. Karena Kyuri ia sampai lupa bahwa hari ini ada pertemuan resmi antara Cho dan Choi Grup atas hubungan akuisisi mereka. Kyuhyun tak memusingkan jika ia harus memutar otak mencari alasan atas keterlambatannya, tapi yang paling ditakutkan pemuda ini adalah penguasa Choi Grup yang saat ini menjadi masternya.

TBC

Keep support and comment readers.. ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙