Manis dan Asin

Kekasih Sepenggalah

hay^^

im back hihihi

hope u still remember me *tebargigiputih

masih setia dengan pairing ini kan?

semoga~~

 

3 April untuk 7 April yang berbahagia..

semoga postingan ini memberikan sedikit hiburan untuk jiwa-jiwa kalian yang sepi *jomblowerss

 

terima kasih masih tetap setia dan memunculkan jiwa-jiwa kalian di laman akun ini.. aku terhibur~ huukksss

terima kasih untuk selalu update dan berinteraksi dengan diriku..

bbm 5D0DB3D9

IG Sri_Kencana

twitter @skmcom

 

selamat membaca~

 

 

 

           “hyung” Changmin memanggil nama pria yang terlalu suka menatap jendela kamarnya.

            Siwon menoleh, menatap sumber suara yang memanggilnya. Pemuda dewasa awal yang berdiri di ambang pintu dengan kaus hitam bertuliskan ‘kiss me till u crazy’. Sangat kontras dengan wajahnya yang kekanakan dan lebih cocok berlindung di bawah ketiak ibu.

            Pemuda bermata rusa itu celingukan, memastikan keamanan sekitar, kemudian berjingkat menuju ranjang empuk tempat Siwon terduduk. “hyung ayo kita pergi dari sini!”

            Siwon menatap selidik pemuda familiar ini. “ada apa?”

            “hyung tidak baik berdiam di kamar terus. Danau Janeva sepertinya tempat yang bagus untuk menghabiskan waktu”

            Siwon tak menjawab. Wajahnya makin berkerut. Tak biasanya pemuda di depannya begini.

            “ayolah hyung~ temani aku berlatih gitar!” Changmin merengek. “sebelum makhluk jadi-jadian itu tiba! Aku tidak mau dia mengekori kita! Nanti hyung pingsan la-“

            “siapa makhluk jadian?”

            Changmin mengetatkan bibirnya. Oh tidak! Alien itu datang!

            Brugh!

            Kyuhyun menaruh dua kantung besar plastik di nakas tempat tidur Siwon. Mata bulatnya memicing meneliti Changmin  dari ujung kaki sampai rambut.

            “siapa yang jadi-jadian, bocah?” suara Kyuhyun terdengar dingin tak bertenaga.

           

            “kau itu sopanlah sedikit, Changmin. Kyuhyun itu tamu kita dan Yunho juga sudah memberi izin untuk Kyuhyun mencoba mendekati Siwon dengan caranya sendiri”

 

            Kata-kata Jaejoong semalam kembali terngiang di telinga pemuda jangkung itu. Isshh kalau bukan karena Jaejoong noona, sudah ku habisi dia dari tadi. Dengus Changmin dalam hati.        

            “YAK!!”

            Changmin terlonjak. Sungguh teriakan Kyuhyun benar-benar menguras kesabarannya.

            “kau menyusun rencana untuk mengusirku, hah?! Kenapa diam saja!”

            Oh lihatlah pipi lebar itu! Sungguh tidak tahu diri. Ini rumah siapa sih? Batin Changmin.

            “aku hanya ingin mengajak Siwon hyung menemani-“

            “aku ikut!” potong pria pucat itu. Tak lupa dengan mata bulatnya yang masih tak mau terlihat santai.

            “ishh! Aku malas berdebat denganmu, kucing gemuk!”

            “Ch- Chwa” kedua pria yang sedang bersitegang itu menoleh. Mereka melupakan eksistensi Siwon disana.

            “aku tidak mau tahu! Kemanapun kalian pergi aku ikut, Changmin!” ujar Kyuhyun mutlak. “dan kau!” kini mata bulat itu menunjuk ke arah pria yang terduduk gugup di atas ranjang. “kalau kau pingsan lagi aku akan menghajarmu!” hardiknya.

            “yah! Apa-apaan kau! Beraninya berbuat kasar pada hyungku!”

            “DIAM!”

            Untuk pertama kalinya Changmin bungkam. Benar-benar bungkam karena takut. Pria pucat di seberang tempatnya berdiri meneriakinya dengan suara menggelegar. Bahkan Yunho pun tak pernah berkata sekasar itu padanya. Changmin takut. Bukan pada apa yang akan terjadi pada dirinya. Tetapi pada keadaan psikis kakaknya. Siwon.

            “hhhh” Kyuhyun dan Changmin serempak menoleh ke ranjang. Pria yang terduduk disana meremas sprei dengan buku jarinya yang memutih.

            “hyung” lirih Changmin. Ingin ia menghampiri hyung lemahnya. Tapi Kyuhyun lebih dulu beranjak naik ke sisi pria tersebut.

            “Siwon” Kyuhyun melembut. Merasa bersalah atas emosinya yang tak terkendali.

            “jangan Changmin. Hosshh.. ku- kumohon” Siwon terbata. Jujur saja sulit sekali bernafas untuk saat ini. Kyuhyun di sampingnya, dan pria itu baru saja meneriaki Changmin. Teriakan yang sama seperti tiga tahun lalu. “ku- kumohon jangan Changminhhh..” tubuh itu bergetar.

            “ak-aku yang salah Kyuhyun! ak-aku tidak bermaksud mencelakai Kyuri.. hooshh hhhh” tubuh itu bergetar hebat. Siwon enggan menatap Kyuhyun. ia terlalu takut. Takut dihinakan lagi. “ak- aku tidak bermaksud membunuhnya. Aku bukan pem- emmphht”

            “arrgh” Siwon merintih. Kyuhyun menggigit bibirnya kasar. Dirasakannya asin darah menghampiri indra perasanya.

            “slurrp” Kyuhyun menyedot kuat bibir atas Siwon, membuat pria yang terpojok di sandaran ranjang mengerutkan dahi menahan sakit. “arrgh!” tautan bibir mereka terlepas tapi tidak dengan kesakitan Siwon. Kyuhyun menjambak kasar rambut belakangnya.

            “sekali lagi kau pingsan aku tidak akan segan menghajarmu, Siwon!” ancam Kyuhyun dengan mata menggelap. “dengarkan aku baik-baik, brengsek!” Kyuhyun menggeram. “Kyuri hidup! Kau tahu? Bahkan tiga tahun ini ia memusuhiku karena melukai kakaknya yang lain!”

            Siwon memberanikan diri melihat pria pucat yang begitu di kasihinya. Bahkan sampai sekarang. Pria pucat yang sedikit menggemuk dengan rambut yang berantakan entah sejak kapan. Agak kesusahan mempertahankan kesadarannya, terlebih dengan kepala yang mendongak karena jambakan di belakang kepalanya.

            “Kyuh-“

            “ak- aku hiks” air mata itu jatuh juga. “aku bahkan hampir gila mencarimu, brengsek!” Kyuhyun memukul kuat dada Siwon dengan tangannya yang bebas. “aku tak pernah hidup baik sejak kau pergi, CHOI! Aku juga terluka! Hikks”

            “hoosh hosshh aarggh” Siwon kembali meringis. Jambakan di rambut belakangnya benar-benar menyakitkan. Sepertinya Kyuhyun benar-benar tak memberikan waktu untuknya kembali pingsan.

            “aku merindukanmu, bodoh! Tapi kenapa kau jadi begini! Kau membuatku menjadi orang terjahat di dunia.. hikss ak- aku merindukanmu Siwon! brengsek! Bajingan! Beraninya kau membawa kabur hatiku!” Kyuhyun meraung. Ia tak sanggup pura-pura bertingkah menyenangkan di hadapan orang lain. Terlebih ini Siwon. Siwonnya yang brengsek. Pria yang membawa kabur seluruh hati dan nafasnya.

            Grep!

            Kyuhyun meraup Siwon dalam dekapan penuh. Ia tahu pria penyakitan itu tak akan memeluknya. Jadi biarkan dia yang melakukannya. “aku akan mati jika kau berani pingsan!” ancam Kyuhyun. ia sedang membuat pertaruhan sekarang.

            “egghh” Siwon melenguh. Kepalanya benar-benar sakit. Kulitnya bersentuhan dengan kulit Kyuhyun, dan itu pertanda buruk.

            “tidak! Kau kuat, Siwon! ingat, kau itu brengsek! Pria brengsek mana ada yang mudah pingsan!” teriak Kyuhyun. meski ia sama tergugunya dengan Siwon.

            “sakithh” rintih Siwon. kali pertama dalam 3 tahun terakhir ia berusaha melawan syndromnya. “aagghh”

            Siwon haus,. Tapi ia tak ingin minum. Semua terasa kebas dan kepalanya terasa berdenyut beberapa kali lebih menyakitnya dari biasanya.

            “lephas.. sakithh”

            Brugh!

            “ber-berhenti” Kyuhyun terjatuh dari ranjang. Kepalanya berdenyut tak karuan. Changmin pelakunya. Pemuda itu berdiri bagai benteng di antara mereka.

 “BERHENTI KUBILANG!” raung pemuda jangkung itu.

            “aku hidup bersama Siwon hyung sampir separuh hidupnya. Teganya kau berbuat semaumu padanya. Hyungku memang sakit tapi bukan berarti kau bisa bertingkah semaumu, Kyuhyun-sshi” tubuh jangkung itu masih berdiri sempurna, meski tidak dengan bahunya yang bergetar.

            “lihat! Dia pingsan lagi! Kau tak bisa memaksanya! Bukan satu atau dua kali dia begitu, Kyuhyun-sshi! Tiga tahun!” berang Changmin. “dan kau ingin dia sembuh dalam sehari-dua hari? Siapa kau? APA KAU TUHAN?!” lagi. Changmin mengumpulkan keberaniannya untuk melawan Kyuhyun. Ia merasa kerdil tadi, tapi sekarang tidak lagi. Kyuhyun terlalu memaksakan diri.

            “aku mencintainya Changmin” lirih Kyuhyun. “aku mencintainya. Benar-benar mencintai pria brengsek itu” Kyuhyun memeluk lututnya sendiri. Ia merasa bersalah. Benar apa yang pemuda tiang ini ucapkan. Dirinya terlalu memaksakan kehendak pada sosok lemah yang kembali tertelungkup pingsan di atas ranjang.

            “cintamu menyakitinya” Changmin membenahi posisi Siwon yang kembali tak sadarkan diri di atas ranjang. Ia menyelimuti hyung malangnya. “keluarlah Kyuhyun. kakakku butuh ketenangan” tambahnya dingin. Enggan menatap langsung pria yang masih setia memeluk dirinya sendiri di atas lantai.

----

 

            Kyuhyun menatap jejeran pertokoan yang disusurinya bersama wanita anggun yang berjalan dua langkah di depannya. Ya. Jaejoong bisa dikatakan malaikat pengganti Jaena di negeri antah berantah ini. Wanita berkulit susu itu menemukannya di waktu yang tepat. Cukup lama Kyuhyun meringkuk di lantai kamar Siwon. menangisi semua perbuatan yang telah dilakukannya kepada Changmin dan Siwon. beruntung Jaejoong kembali dengan cepat dan memeluk punggung memarnya. Ya, Kyuhyun terluka akibat dorongan  kuat Changmin saat berusaha melepaskan pelukannya pada Siwon.

            “Kyuhyun! kau tak keberatan kita mampir ke toko kosmetik sebelum makan?”

            “hem” berakhirlah Kyuhyun disini. Di pusat kota, tempat wanita mencuci mata. Apalagi kalau bukan belanja. Apalagi yang bisa dipikirkan Jaejoong untuk menghibur Kyuhyun? ia hanya tahu tempat belanja.

            Tring!

            Denting lonceng di depan pintu toko berbunyi. Pertanda para pramuniaga itu akan kembali menerima gesekan kartu di akun bank mereka.

            “selamat datang, nona. Kami menyediakan segala kebutuhhan kecantikan yang anda perlukan” sapa seorang pramuniaga yang berdiri di samping salah satu etalase koleksi make up ternama.

            “ah, aku sudah tidak muda lagi” ujar Jaejoong bersemu. Merasa tersanjung dengan keramahan salah satu pramuniaga.

            Kyuhyun tersenyum, meskipun tak tahu apa yang diucapkan wanita itu, ia yakin penjaga toko sedang merayu Jaejoong dengan pujian yang membuat wanita di sampingnya bersemu.

            “mana yang harus ku pilih, Kyuhyun? menurutmu kuas yang ini atau yang lebih besar?” Jaejoong bertanya sekenanya. Ia hanya ingin mengajak Kyuhyun bicara. Kasihan pria ini, batinnya.

            “apa kau sudah punya yang ini dengan merk lain? Ku rasa mata bulatmu lebih cocok memakai kuas yang tipis seperti ini. akan terlihat natural walaupun shadingnya agak tebal”

            Jaejoong menganga. Mata bulatnya seolah tak bisa dibuat mengerjap saking kagetnya. Apa Kyuhyun baru saja mengomentari soal mata dan trik make upnya?

            “ah, pasangan anda pemilih yang baik, nona. Saya rasa kuas yang ini juga lebih cocok untuk mata nona. Selain itu bahannya jauh lebih lembut dan tidak membuat iritasi kelopak mata”

            Lagi. Jaejoong kembali menganga. Dan sekarang si pramuniaga membenarkan perkataan Kyuhyun.

            “Jaejoong?” panggil Kyuhyun.

            “y-ya?”

            “apa kau bisa mengatakan kepada nona ini kalau aku mencari foundation dan lipbalm? Ku rasa mereka memiliki koleksi lengkap dan terbaik disini”

            “ap? Y- ya” Jaejoong mengiyakan meski ada banyak pertanyaan di benaknya setelah melihat sirat kesenangan di bola mata hitam itu. “nona. Aku ambil yang ini. bisakah kau menunjukkan koleksi foundation dan lipbalm untukku?”

            “tentu saja. Mari ikuti kami, nona” senyum pramuniaga itu, kemudian berjalan memandu pasangan Asia itu ke sisi toko yang lain.

            “apa ini keluaran terbaru?” tanya Kyuhyun langsung, pada pramuniaga yang berdiri di samping etalase pewarna bibir. “ahh bodoh! Mereka tidak mengerti ucapanku” sadarnya sambil menepuk bibir tebalnya yang mengerucut.

            “apa ini koleksi terbaru?” ujar Jaejoong. Mengerti dengan tingkah Kyuhyun. baru ia tahu pria ini selain sopan juga menggemaskan.

            “nampaknya anda penikmat merk ini, nona” senyum pramuniaga di etalase ini. “ya ini termasuk dalam 2 warna keluaran terbaru dan paling laris seminggu terakhir. kurasa anda juga harus mencobanya” canda wanita tersebut.

            “itu keluaran terbaru, Kyuhyun” ujar Jaejoong menerangkan pada Kyuhyun yang masih setia membungkuk. Mengamati barang-barang wanita itu dari jarak dekat.

            “benarkah? Pantas saja aku belum pernah lihat. Jae, aku ambil yang ini satu, dan warna yang lebih muda itu juga. Oh, aku lupa dengan lipbalmku.” Mata bulat itu kembali menelusuri benda-benda lain yang menjadi incaran selanjutnya.

            “ini dan ini” ujar Jaejoong tenang.

            “sepertinya pasangan anda penikmat trend yang baik, nona” ujar dua orang pramuniaga yang sejak tadi setia mendampingi mereka sambil tersenyum simpul.

            Jaejoong tersenyum kecut. Sungguh, pria Cho ini penuh dengan kejutan. Dari sudut matanya, Jaejoong dapat melihat bola mata pria pucat itu bergerak lincah dari satu merk ke merk lain.

            “Kyuhyun!”

            “ya?” Kyuhyun mendongak.

            “aku lapar” ujar Jaejoong datar.

            “ah, mianhe Jae. Aku mengabaikanmu. Ayo kita bayar. Ah, kurasa aku akan mencoba keduanya” ujar Kyuhyun. di tangan besarnya, terdapat dua foundation dengan merk yang berbeda.

            “terima kasih telah berbelanja” senyum wanita yang berdiri di belakang meja kasir. Pasalnya, pasangan Asia ini baru saja menggesek nominal yang cukup besar di akun bank mereka.

            Tring!

            “kenapa kau yang bayar?” Jaejoong mengerucutkan bibir cherynya.

            “karena kau telah  menemaniku” seringai Kyuhyun santai. Mendorong bahu kecil Jaejoong untuk ikut berjalan bersamanya.

            “tapi aku yang mengajakmu, Kyuhyun!”

            “bukankah memang kewajiban pria untuk membayar? Khe khe khe” Kyuhyun terkekeh untuk perkataannya sendiri.

            “setelah ini akan ku hajar kau jika menolak gesekan kartuku!” ancam Jaejoong setengah bercanda. “ayo makan!”

            “jadi, darimana insting belanjamu itu?” ujar Jaejoong pada pointnya. Sejak tadi ia mencari kata terbaik dalam benaknya untuk bertanya hal ini pada pria yang menyantap nikmat steak di depannya.

            “huh?” ujar Kyuhyun tak paham. Pasalnya, sedari tadi sudah banyak belanjaan yang mereka jinjing.

            “kosmetik, Kyuhyun. aku cukup terkejut ada pria yang begitu paham dengan trik dan merk ternama. Terlebih ini kosmetik wanita. Maaf” cicit Jaejoong. Merasa perkataannya akan menyakiti Kyuhyun.

            “oh. Aku belajar dari sahabatku” dahi Jaejoong mengernyit. “khe khe khe. Wanita, Jaejoong. Sama sepertimu. Bedanya dia seperti iblis sekarang. Begitu cerewet dan menyebalkan”

            “teman- wanita?” cicit Jaejoong menyelidik. Di tengah permasalahan mereka, Kyuhyun menyempatkan diri berteman dengan wanita?

            “sahabat dan diriku yang lain, Jae. Dia yang meracuniku dengan semua peralatan make up kaum mu. Khe khe khe.”

            Jaejoong mau tak mau ikut tersenyum. Sepertinya teman wanita pria ini cukup bersahabat. “tapi untuk apa?”

            Kyuhyun tersenyum kecut. “dia bilang aku harus merawat diri untuk membuat Siwon tetap melirik kepadaku” Kyuhyun meletakkan pisau dan garpunya pelan. “nyatanya Siwon tak pernah kembali kan, jika aku tidak menemukannya duluan? Khe khe khe. Aku begitu buruk selama 3 tahun terakhir, Jae”

            “oh Kyuhyun!” ingin sekali Jaejoong memeluk pria pucat di seberang mejanya.

            “jangan mengasihaniku, Jae. Aku cukup muak mendapat tatapan seperti itu selama ini” ujar Kyuhyun dingin.

            “lupakan Kyuhyun. aku tak ingin memperburuk suasana hatimu. Jadi ada apa dengan merawat diri dan pengetahuan luar biasamu tentang kosmetik-kosmetik itu?” Jaejoong mengalihkan pembicaraan. Dan ya, memang ia terlalu tertarik dengan bagian lain dari diri pria ini.

            “bukankah sudah ku katakan, sahabatku yang meracuniku dengan dunia kalian? Dan aku memakai beberapa di antaranya. Lumayan untuk menutupi penampilanku yang berantakan karena hidup tak beraturan khe khe khe” lagi –lagi Kyuhyun terkekeh.

            “kau. Memakai-nya?” mata bulat Jaejoong semakin membulat. “wow!”

            “ap- apa aku aneh?” Kyuhyun menggaruk belakang telinganya yang tak gatal. Ia mencuri padang ke sekitar.

            “ak- aku hanya- wow! Kau menakjubkan, Kyuhyun!” Jaejoong menggeleng cepat. Tak ingin pria ini merasa kerdil karena ucapannya.       

            “terima kasih. Kau baik sekali” Kyuhyun tersenyum hangat. “jadi kemana kita selanjutnya?”

            “pulang. Yunho tidak akan suka melihat tidak ada aku dan makan malam di rumah saat ia pulang, Kyuhyun”

            “kau benar, Jae. Suami akan selalu begitu” Kyuhyun tersenyum. Namun matanya menerawang jauh. Kilasan amarah Siwon saat dirinya pulang malam tanpa pemberitahuan. Pria itu menunggunya dengan raut tak terbaca. Kyuhyun tersenyum pahit. Ia merindukan mereka yang dulu.

            “Kyuhyun- ayo pulang”

----

 

            “uhuk!”

            Changmin tersedak. Cepat-cepat ia meminum air putih di sisi kanannya. Yunho pun tak jauh berbeda. Meski tak sampai tersedak, tapi mata musangnya terlihat membesar jauh dari ukuran aslinya.

            “aku tidak bohong!” ujar Jaejoong meyakinkan. Matanya berkilat semangat, ala ibu-ibu yang membagikan gosip hangat kepada keluarganya.

            “noona! Tidak bisakah kau membiarkan kami makan dengan tenang?” protes Changmin setelah terlepas dari adegan tersedaknya.

            “tapi itu benar! Dan kemeja yang ku berikan padamu itu adalah pilihan Kyuhyun, Chwang! Dia pandai sekali dalam hal fashion. Seperti yang ku katakan tadi, make up ku saja dia yang memilihkan. Ugh sungguh luar biasa!”

            “Jaejoong-“

            “hhuh. Ternyata bukan hanya wajahnya saja yang mirip perempuan jadi-jadian! Sifat dan pikirannya pun anomali dari kaum kami, noona!” timpal Changmin, mendahului Yunho yang tadi angkat bicara.

            “YAK!!”

            PLETAK!

            Jaejoong menjitak mentah kepala adik iparnya.

            “Jaejoong” kembali Yunho angkat bicara. “apa menurutmu tingkah Kyuhyun benar untuk kata normal?”

            Jaejoong terkesiap. Suaminya menatap bertanya padanya. Bukan pertanda baik, sepertinya.

            “ak- entahlah, Yun”

            “habiskan makanan kalian. Setelah ini Chang- kau yang mencuci piring. Aku ingin bicara 4 mata dengan Jaejoong”

            “kenapa aku?” protes Changmin tak rela

            “Changdola”

            “baik- baik! Huh kalian menyebalkan”

----

 

            “jadi begitulah Yun! Ah aku benar-benar merasa cocok dengan Kyuhyun” senyum ceria tak pernah lepas dari bibir wanita berstatus istri di keluarga kecil Jung setelah Yunho memintanya menceritakan ulang kejadian tadi siang tentang ia dan Kyuhyun yang asyik berbelanja di pusat kota.

            “Yun?” Jaejoong tersadar dari euforianya. Suaminya bergeming dan mengetatkan bibirnya. Meski begitu, mata musangnya menatap lamat pada istri tercintanya.

            “apa itu normal, Jae?” ujar Yunho akhirnya.

            “eh?”

            “apa pria berusia 30an normal melakukan kegiatan wanita semacam itu bersama wanita sepertimu?”

            “m- maksudmu?”

            “selera baju. Kecocokan kalian. Penampilan yang jauh dari kata maskulin. Dan. Make up?”

            “oh!” Jaejoong menutup mulutnya rapat. “tidak, Yun! Jangan katakan kalau kau mengira Kyuhyun itu menyimpang!”

            “dia sudah menyimpang sejak diperkosa oleh Siwon tiga tahun lalu” ucap Yunho mutlak.

            “ok untuk itu. Tapi dia bukan transgender, Yun! Demi Tuhan kau terlalu berlebihan hanya karena ia memiliki pengetahuan berlebih soal make up!” Jaejoong mendelik, tak terima dengan tuduhan sang suami pada sahabat barunya.

            “entahlah, Jae” Yunho meremat tangannya. Ciri khasnya ketika dilanda kebimbangan. “kita tidak tahu apa yang dialami Kyuhyun selama ini. Mungkin fisiknya jauh dari kata cacat dan ia terlihat lebih sehat dibanding Siwon, adikku. Tapi- aku tidak yakin dengan psikisnya”

            “Yun” Jaejoong baru menyadari arah pembicaraan suaminya.

            “Kyuhyun juga terluka, Jae. Psikisnya tak kalah hancur dibanding Siwon, mungkin lebih. Kita tak pernah tahu”

            “apa kau berniat mengatakan Kyuhyun mulai berpindah pandangan?”

            Yunho menatap Jaejoong lekat. Begitu sebaliknya. “entahlah. Aku perlu memastikan, sayang”

----

 

            “ugh” suara berat Siwon menghiasi kamarnya. Sakit di kepalanya masih terasa ternyata. “akh!” pria ini memekik tertahan.

            “selamat malam!” demi Tuhan! Matanya belum terbuka sempurna, tetapi senyuman lebar Kyuhyun telah mengganggu kembali syaraf-syaraf tubuhnya. “kau tidur lama sekali!”

            Siwon takut tentu saja. Ia juga lelah untuk kembali pingsan. Tangan besarnya masih sibuk memegangi mata kirinya yang masih berkunang berat. Efek tidur terlalu lama.

            “jangan pingsan lagi, ya. Aku berjanji tidak akan memelukmu kalau kau  tidak mau. Ne?” Kyuhyun mengerjapkan bola matanya lucu. Satu hal yang baru disadarinya dari Jaena.

 

            “Kau itu lama-kelamaan menggemaskan, Kyu. Lihat mata bulatmu! Oh sungguh aku iri. Gunakan itu untuk merayu orang-orang agar tunduk pada keinginanmu!”

           

            Bang!

            Siwon merasa ada yang memukul hatinya barusan. Apa yang barusan dilihatnya? Kyuhyun bertingkah manja padanya? Sungguh?

            “siwooon~”

            Lagi. Suara rendah Kyuhyun merengek manja padanya. Di bawah kuasanya, jakunnya bergerak samar. Pertanda Siwon meneguk ludah tanpa sadar.

            “jangan mengacuhkanku. Aku sakit, kau tahu!” sungut Kyuhyun.

            Siwon menatap lamat bibir tebal itu. Ada yang berbeda. Entah apa, tapi terlihat lebih segar dan kenyal. “aggh” Siwon memegang tengkuknya. Sakit dikepalanya kembali berdenyut.

            “sakitnya kembali?” mata bulat itu menatap nanar padanya. “haruskah aku memanggil Yunho?” cicitnya dengan suara serak bergetar.

            “aku haus” ujar Siwon acuh. Membuat Kyuhyun menarik kesimpulan bahwa pria ini tak ingin Yunho menemuinya.

            “ini minumlah. Ingat jangan pegang tanganku. Nanti kau pingsan lagi!” ancam Kyuhyun, lengkap dengan mata bulatnya yang menatap serius, memberi peringatan. Jika Siwon dalam keadaan normal, mungkin ia akan tertawa dan menarik Kyuhyun dalam dekapan posesifnya.

            Glup. Glup. Glup.

            Siwon meneguk tandas air di dalam gelas tinggi yang di berikan Kyuhyun padanya.

            “kau terlihat sangat seksi dengan lelehan air yang terjatuh itu” ujar Kyuhyun polos. Siwon bak bintang iklan minuman yang sedang mempromosikan air putih itu padanya.

            Siwon menegang. Entah Kyuhyun sadar atau tidak, perkataannya membuat pria itu kembali tak nyaman dan meremang.

            “Kyuri” cicit Siwon. ia teringat perkataan Kyuhyun tentang sosok itu, beberapa saat sebelum ia tak sadarkan diri.

            “Kyuri kembali, Siwon. ia baik-baik saja”

            Siwon berusaha mempertahankan tatapannya pada sosok pucat yang duduk di atas tempat tidur yang sama dengannya. Meski dengan sekali tatap, saat itu pula secara bersamaan aliran darahnya memacu dengan kecepatan abnormal dan memusingkan kepalanya.

            “harusnya anak itu sudah bisa hidup normal di rumah kami. Tapi ia memilih menjadi penghuni tetap rumah sakit karena masih merajuk kepadaku khe khe khe.” Kyuhyun tersenyum kecut. Hatinya berdenyut sakit berbicara dari mata ke mata dengan pria di sampingnya. Pria yang dirindukannya. Dan sekarang ingin sekali ia bersembunyi. Tak punya muka mengatakan semua kebenaran yang ada. Siwon tak bersalah dan hatinya terlalu buta untuk menerima kebaikan pria itu. “aku menyingkirkan kakaknya yang lain”

            Mereka terdiam. Kyuhyun bingung harus bersikap bagaimana. Senang atau bingung? Siwon cukup lama mempertahankan kesadarannya. Padahal mereka hanya berdua disini. Ketika dia datang, Changmin malah mengurung diri di kamar dan pasangan Jung yang lebih tua juga menyibukkan diri di kamar.

            “aku jahat, ne?” lirih Kyuhyun. enggan menatap Siwon. sedari tadi obyek pandangnya adalah bantal yang ada di lengan kiri Siwon. pria pucat ini merasa kerdil atas semua emosi yang dimilikinya.

            Ya! Ujar Siwon dalam hati. 3 tahun ia menyalahkan diri sendiri karena merasa hina dengan semua pemikiran Kyuhyun tentang dirinya. Karena dia Kyuri celaka. Karena dia Kyuhyun tak menjadi pria normal yang harusnya bercinta dengan wanita. Dan karena dia dunia seolah tak adil bagi Kyuhyun dan keluarganya. Kini sosok pucat itu kembali datang, setelah 3 tahun yang lalu ia menginginkan Siwon pergi dari muka bumi ini. si pucat kembali datang memberikan kebenaran. Hatinya sakit. Ia merasa dibodohi oleh keadaan dan penyakit yang menempel, tak mau pergi. Tapi Siwon memilih bungkam. Sesakit apapun ia dulu dan sekarang, tak ada sedikitpun niat untuk membalas rasa itu pada Kyuhyun. otak dan hatinya mengalahkan egonya.

            “apa itu?”

            Kyuhyun mendongak. Bukannya menjawab, Siwon malah mengajukan pertanyaan padanya. Kyuhyun mengikuti arah pandang pria bermata tajam yang menatap minat pada-

            “oh, ini jepit untuk mengikat rambut hehehe” tanpa sadar Kyuhyun cengengesan. Melupakan suasana canggung yang menghinggapi mereka.

            “eh?” Siwon mengernyit bingung.

            “aku pinjam dari Jaejoong. Tadi Ia menawarkan masker wajahnya padaku hehe” kembali Kyuhyun tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya.

            Cluk!

            Siwon menoel gugusan rambut yang diikat ke atas oleh Kyuhyun dengan pandangan minat. Kyuhyun terkesiap mendapati jemari besar Siwon sibuk bermain dengan air mancur buatan  rambutnya.

            “rambutmu memanjang” ucap Siwon menatap lekat pada surai kecoklatan Kyuhyun yang jauh berbeda dari terakhir kali mereka berpisah.

            Plek!

            Siwon menegang.

            “begini lebih baik, Siwon”

            Kyuhyun meletakkan telapak tangan Siwon di atas kepalanya. Menempelkan jemari satu sama lain dan memandu  tangan besar itu mengelus surai di kepalanya.

            Suasana kamar itu kembali hening. Kyuhyun yang terus memandu tangan besar itu mengelus kepalanya dan Siwon yang masih terdiam dengan keadaan. Hingga suara dari salah satu di antara mereka memecah kesunyian.

            “Siwon”

            “hem”

            “kau tidak pingsan?”

            “entahlah”

            Kyuhyun menatap lekat mata pria yang sedari tadi tak melepaskan pandang sedikitpun darinya. Telapak tangan Siwon yang sedari tadi dituntun mengelus kepalanya kini mendarat di pipi gembilnya. Dapat dirasakan Kyuhyun tangan itu sedikit bergetar karena bersentuhan dengan kulit pipinya.

            “kau boleh takut dengan siapapun, tapi jangan takut padaku” mata Kyuhyun memerah. Menahan desakan air bening yang sudah bersiap terjun bebas dari kelopaknya. “aku merindukanmu, Siwon”

            Kyuhyun terisak. Suaranya serak, sarat akan kerinduan. Kepala Siwon kembali berdenyut sakit. Tapi hatinya jauh lebih sakit melihat buliran bening itu menghiasi wajah pucat sosok yang dikasihinya.

            “cium aku, Siwon. kumohon”

            Kyuhyun di dekatnya. Memohon untuk dicium? Yang benar saja!

            “ku mohon”

            Cup!

            Siwon tidak bermimpi. Itu Kyuhyunnya. Benar Kyuhyunnya. Dengan air mata berurai memohon dicium olehnya. Siapa Siwon berani menolak mantra itu? Entah tubuh atau hatinya yang memulai, tapi bibir sintal itu berhasil menempel di bibirnya. Siwon menciumnya. Berhasil mencium Kyuhyun untuk pertama kali sejak sakitnya.

            “hiks..eeggh ukkh uhuk.. hikss” Kyuhyun tergugu dalam ciumannya. Siwon menciumnya terlalu lembut. Ia tak kuasa. Pria itu memperlakukannya terlalu baik dan istimewa.

            “hiks.. hikss.. huweee” tangis Kyuhyun pecah. Membuat kedua bibir itu mau tak mau terpisah. Siwon menatap nanar pria pucat yang wajahnya makin memerah karena menangis keras.

            “apa aku menyakitimu?” lirinya

            “itu terlalu. Hiks.. sweet huweeeee” Kyuhyun kembali meraung. Ia merindukan Siwon. tapi tak pernah menyangka akan di cumbu semanis itu oleh prianya.

            Beda Kyuhyun, beda lagi dengan Siwon. di saat Kyuhyun tengah terlena dengan euforianya, pria ini malah melongo.

            “tapi rasanya asin” ujarnya polos. Membuat Kyuhyun menghentikan tangisnya. “karena air matamu”

 

Siwonnya yang penyakitan. Ternyata masih sama. Bodoh!

 i hope u will write some comments^^

payyy~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙