kau meremasnya, Choi!

Kekasih Sepenggalah

holaaa.. hehehehe..

kebetulan author ada waktu luang dipinggir pantai dengan semangkuk Rockmie dan teh botol Usro #plaakkkk

jadi bisa update cepat hehehe

gomawo ne sudah setia dengan cerita ini hehehehe dan jangan lupa untuk menyepatkan diri mem VOTE dan COMMENT di setiap chapternya.

dukungan kalian adalah penyemangat author muehehehe..

selamat menikmati..

bye bye aku liburan duluuu :*

 

“eugh” sebuah lenguhan berhasil loos dari bibir bengkak Cho Kyuhyun. Pria berusia 28 tahun itu menyipitkan mata bulatnya. Apa hari sudah siang? Berapa lama aku tidur?

            Deg!

            Omoo!! Kenapa aku tidur dipangkuannya? Kyuhyun menjauhkan wajahnya cepat ketika menyadari kepalanya berada di ceruk leher Siwon, sedangkan pria yang menjadi penopangnya masih terpejam dengan damai. Dipandangnya sosok yang kerap kali memasang tampang datar itu dalam diam. Wajah itu begitu rupawan dan meneduhkan sebenarnya. Sayang sikapnya yang pongah merusak kesan anggun tersebut. Kadang Kyuhyun merasa iri dengan sosok dihadapannya, ck! Kenapa aku kalah tampan darinya? Padahal  dulu aku pangeran kampus!

            “sudah selesai memandangiku, Kyuhyun?”

            Mata bulat itu melotot sempurna. Sejak kapan Siwon bangun? Sontak telinganya memerah menahan malu. Pemuda di hadapannya menyeringai.

            “apa aku begitu tampan sampai penerus Cho ini memandangngi setiap lekuk tubuhku tanpa berkedip?”

            Chup~

            “YAKK!”

            “wae?”

            “jangan menciumku tiba-tiba, Choi!”

            “terserah. Kau milikku”

            “kau!”

            “wae?”

            “aiishh menyebalkan! Aaarrgghh”

            “khe khe khe”

            Kyuhyun menatap horor bagian bawah tubuhnya. Sejak tadi ia memang sibuk memandang Siwon dengan segala perang pemikirannya. Ia sama sekali tak terpikirkan untuk menatap bagian bawah tubuh mereka. Begitu ingin bangkit dari pangkuan Choi Siwon, Kyuhyun menjerit keras. Sesuatu yang keras dan menyesakkan menahan pergerakannya. Siwon membengkak di dalam lubangnya.

            “ka..kapan kau memasukkannya?” ujar Kyuhyun terbata. Ngeri melihat sosok yang tertawa rendah di hadapannya.

            “kau menuduhku? Siapa tahu ketika aku tertidur kau yang memasukkannya. Bukannya kau yang terjaga duluan tuan Cho?”

            “apa? Aku?” Kyuhyun cengo. Bisa-bisanya dia dituduh melakukan hal mesum pada seorang pria. “YAKK! Mana mungkn aku melakukan hal mesum pada pria sepertimu?”

            “jadi jika bukan aku kau akan melakukannya?” wajah Siwon kembali berubah dingin dan datar.

            “a-,, bu bukan begitu. Mak-“

            “angkat kakimu sedikit” Siwon memegangi pinggang Kyuhyun untuk memudahkan pria itu menumpu kakinya agar badannya sedikit terangkat.

            Sret..

            “ahhhggh..” Kyuhyun merutuki mulut sialnya. Kenapa dia harus mendesah.

            Srak..

            “eh..?” Kyuhyun mengerjap bingung. Siwon berhati-hati sekali mengeluarkan nya, dan mengangkat tubuhnya dengan lembut menuju ranjang di sampingnya.

            “Si- Siwon?” kembali Kyuhyun menatap bingung punggung lebar yang menjauh itu.

            “aku harus kembali ke kantor. Jika kau tak bisa bergerak, istirahat saja di kamar” Siwon menyahut tanpa menatap dirinya. Suaranya pun terdengar parau dan dingin.

            “kau marah?” lirih Kyuhyun. Namun pertanyaannya tak dijawab oleh Siwon, ia kembali melenggang memasuki kamar mandi dalam keadaan telanjang.

            Kyuhyun mendesah keras. Haahhh.. apa aku salah bicara? batinnya. pria pucat ini menekuk lututnya, menenggelamkan wajahnya di sela-sela kedua kaki jenjangnya. Kyuhyun meraba kulit tubuhnya sendiri, menelusuri setiap jengkalnya membuat bulu kuduknya meremang, semalam ia melakukannya lagi. Hal yang tak sepantasnya dilakukan pria sejati, dan bodohnya ia menjadi lakon yang dimasuki. Kyuhyun bergidik mengingat betapa mudahnya dia mendesah dan basah ditangan Choi Siwon.

            Cklek!

            “Siwon!” seru Kyuhyun cepat. Pria dingin itu sudah selesai membersihkan tubuh. Seperti enggan menatap lawan bicaranya, Siwon hanya memandangnya sekilas lalu berjalan menuju lemari pakaian.

            “Siwooooon!” ups! Kyuhyun merutuki dirinya. Sejak kapan ia beraegyeo?

            “hem?”

            “aku juga ingin bekerja” ujar Kyuhyun mencari alasan. Jujur saja ia juga tidak tahu kenapa mulut lancangnya harus menyapa pria dingin ini.

            “kalau begitu mandilah. Pak Park akan mengantarmu”

            “bukankah hari ini akan ada rapat antar cabang perusahaan?”

            “lalu?”
            “bisakah. Emm.. bisakah aku pergi bersamamu?”
            berhasil! Siwon membalikkan tubuh menghadap padanya. “ada apa denganmu?”

            “Aku.. ak- maafkan aku Siwon!”
            Terdengar desahan pelan Siwon, perlahan ia berjalan menuju tepian ranjang. Kyuhyun menundukkan kepalanya.

            Chup~

            “aku tak bisa. Ada hal yang harus kulakukan”

            Suara itu kembali melembut. Kyuhyun merasa benda kenyal menempel hangat di pucuk kepalanya.

----

 

            “aigoooooo!!! panjang sekali rapat hari ini” keluh Jung Il Woo. Ia berjalan sama lunglainya dengan keponakan pucatnya.

            “ya.. ada apa denganmu?” Il Woo menyikut lengan Kyuhyun. Pemuda pucat itu memandang malas pamannya yang menurutnya hari ini sangat menyebalkan. Entahlah, sejak ia beranjak dari mansion Choi kehidupannya di luar begitu menyebalkan, ada saja membuat risih hatinya.

            “Tuan Cho” sontak kedua pria beda generasi itu mengehentikan langkah. Berbalik menatap sekretaris Siwon di kantor utamanya.

            “Direktur Choi meminta saya memberikan berkas ini pada anda”

 

Proyek Pembangunan Cho Resort

 

            Kyuhyun mengernyit.

            “woaahh!! Choi monster itu menyetujuinya”

            Kyuhyun menatap bingung Jung Il Woo. “apa ini paman?”

            “pembangunan resort di Jeju. Aku mengajukannya pada perusahaan induk, tak kusangka si Choi itu menyetujuinya dengan cepat”

            “lalu, apa kau akan kesana?”

            “aku? Tentu saja kita! Aiih,,, kau kan direkturnya Cho!! Setidaknya awasi pembangunannya walau hanya seminggu!”
            “apa??”
            “wae?” seru Il Woo malas. Pasti keponakannya ini akan kembali berkelit.

            “demi Tuhan, paman! Kyuri baru saja siuman!” pekik Kyuhyun tertahan. Ia masih tahu adab mengingat ini masih di kantor orang.

            “Kyuri akan lebih kecewa jika kakak yang dibanggakannya mangkir dari tanggung jawabnya”

            “aiish,” Kyuhyun mengacak rambutnya. Ia serba salah. Kenapa juga Choi Siwon itu mengizinkannya?

 

            “oppaa!!” pekik Kyuri begitu pintu kamar inapnya terbuka.

            “aigoo... adik kesayangku” Kyuhyun berjalan cepat dan membiarkan gadis itu memeluknya erat ketika telah sampai di pinggiran ranjang.

            “jangan memandangku seperti itu, dokter Lee” ejek Kyuhyun melihat raut wajah Donghae yang tadi menyuapi pasien spesialnya kini berubah keruh.

            “oppaa.. berhenti mengganggu donghae oppa!” Kyuri memukul pelan dada bidang Kyuhyun. Sebal melihat kakak semata wayangnya yang tak pernah terlihat akur dengan dokter kesayangannya.

            “mwo?? Oppa?” Kyuhyun membulat tak percaya. Apa ia tak salah dengar? Kyuri memanggil dokter menyebalkan itu dengan sebutan oppa?

            “sepertinya kata menyebalkan lebih cocok untukmu, Kyuhyun-sshi” ledek Donghae. Kyuhyun menatap tajam padanya, membuat Donghae terkekeh. “Kyuri-ah, sepertinya oppa harus meninggalkanmu sekarang, kalau tidak mungkin oppa tak akan berumur panjang esok”

            Kyuri terkikik mengiringi kepergian Lee Donghae.

            “oppa.. kau ini kasar sekali pada donghae oppa” Kyuri pura-pura mencebikkan bibirnya.

            Puk!

            Kyuhyun menepuk lembut bibir manyun adiknya. “yaa.. hanya aku pria yang boleh kau panggil oppa!”

            “aisshh posesiv sekali, aku kan juga butuh teman, oppa!” rengek Kyuri, membuat kepenatan Kyuhyun sedikit berkurang. Ya, adiknya adalah satu-satunya obat baginya di dunia ini.

            “kyuri-ah” panggil Kyuhyun pada adiknya yang tengah sibuk memainkan ponsel barunya. Pemberian Kyuhyun.

            “ne oppa?”
            “selama seminggu ke depan oppa tidak bisa didekatmu. Oppa harus ke Jeju untuk mengawasi proyek pembangunan resort kita”

----

            Malam pekat menemani Kyuhyun di perjalanan pulangnya. Mata bulat itu menatap lurus jalanan dari kaca mobil milik Choi Siwon.

            “Jinja oppa? Howaaaa.. jadi oppa berhasil melebarkan bisnis appa?” Kyuri memeluk Kyuhyun erat

            “kau tidak marah oppa meninggalkanmu lama?”

            “marah? Justru aku senang sekali oppa,, ehehe”

            “bagaimana kalau kau kesepian tanpa oppa?”
            “ani.. disini banyak suster yang menemaniku”

            “lalu jika oppa merindukanmu?”

            “heuul..” Kyuri memutar malas bola matanya. “kau ini sudah tua oppa.. kenapa malah kau yang sedih meninggalkanku!”

            “khe khe khe” Kyuhyun terkekeh. Dasar adik kurang ajar. Batinnya. Dari lubuk hatinya Kyuhyun begitu bahagia dan dapat pergi dengan tenang seminggu ke depan, karena Kyuri menunjukkan reaksi yang berbeda dari bayangannya. Tuan Park memandang lekat tamu agung tuannya. Sedetik kemudian  ia ikut mengembangkan senyuman.

            Mungkin Tuan Cho sedang bahagia.

 

            Tap. Tap. Tap.

            Langkah Kyuhyun terdengar tegas melintasi susunan pualam  yang menjadi pondasi mansion Choi.

            “dia belum pulang?” ujar Kyuhyun pada dirinya sendiri.

            Kaki jenjang Kyuhyun menapaki satu per satu anak tangga yang menjadi penghubung dirinya dengan kamar di lantai dua.

            Sepi.

            “aigoo.. kenapa si Choi itu betah sekali tinggal sendiri di bangunan sebesar ini”

            “anakku menginap autis. Kyuhyun goon”

            “huuft..” Kyuhyun mendesah. Ia kembali teringat dengan perkataan nyonya Choi. Putra tunggalnya itu memiliki kekurangan dalam dirinya.

            Kyuhyun menatap jam besar yang menggantung di dinding kamar. Pukul delapan.

“tumben aku pulang cepat” Kyuhyun mengernyit. Sesaat kemudian raut wajahnya mengeras, menampakkan kekesalan. “semua gara-gara dokter tak masuk akal itu”

            Kyuhyun telah selesai mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang jauh lebih satai. Polo biru laut dan celana katun putih menjadi pilihannya bersantai malam ini. Walau bagaimanapun ia tak tahu sampai kapan akan menjadi tahanan Choi Siwon. Itu artinya, pemuda ini harus berusaha kerasan di bangunan megah Choi.

            Kyuhyun membuka lemari pendingin di dapur lantai bawah. Bibi Kim merawat rumah ini dengan baik. Tanpa perlu diminta pun lemari pendingin ini sudah lengkap dengan segala kebutuhan tuannya. Senyum di bibir sintal itu mengembang. Daging sapi. Ya, pria berusia 28 tahun ini sangat menyukai olahan daging sapi.

            “kurasa sup iga dan olahan kentang goreng tidak buruk”

            Dan dimulailah kegiatan masak memasak seorang Cho Kyuhyun. Putra sulung keluarga Cho yang dulu bahkan tak pernah sedikitpun terbesit di benaknya untuk memegang peralatan dapur. Sejak kepergian kedua mendiang orang tuanya, Kyuhyun mulai berubah. Ia berusaha mengurus dirinya dan Kyuri sendiri. Kyuhyun menyamarkan keberadaan Kyuri. Ia tak ingin adiknya mendengar gunjingan dari kerabat dan rekan bisnis ayahnya terkait kondisi keluarga mereka. Sejak kecelakaan itu, putri bungsu keluarga Cho tak bisa dikatakan gadis normal lagi. Ia lemah dan rentan penyakit. Kyuhyun tak ingin ambil resiko jika nanti ada yang menyakiti adiknya. Tak seorangpun boleh tahu  keadaan Kyuri, kecuali Jung Il Woo dan mantan kekasihnya, Jung Jaena.

            Sluurpp.

            Kyuhyun mencicipi kaldu sapi hasil olahannya. “kurang apa ya?” Kyuhyun mengernyitkan dahinya. “kurasa menambahkan sedikit lada tidak masalah”

            “aku tak suka pedas” sendok teh yang dipegang Kyuhyun terjatuh. Ia mengelus dadanya kasar.

            “kau mengagetkanku!” Kyuhyun tanpa sadar mendelik. Siwon berdiri menyender di kulkas masih dengan tatapan datarnya seperti tadi pagi.

            “kau tidak memakai apronmu?” tanyanya. Kyuhyun melirik bagian depan dadanya.

            “ah, aku lupa. Kapan kau pulang? Ingin makan sekarang?” Kyuhyun kembali menyibukkan dirinya dengan kaldu sapi di panci beningnya.

            Tak ada jawaban. Siwon, pria itu lebih memilih memandang lekat pemuda bersurai ikal yang kini menyibukkan dirinya dengan bahan  makanan.

            Tak.

            Kyuhyun meletkkan mangkuk besar terakhir ke atas meja makan. Ia sedikt kesal sebenarnya. Siwon seperti patung sejak 15 menit yang lalu. Pria itu masih memandangnya datar tak berkedip. Kyuhyun yakin, jika ia tak mengenal si Choi ini mungkin ia akan menganggap pria di pinggir kulkas itu sebuah manekin.

            Kyuhyun melipat kedua tangannya di depan dada. Ia menatap serius pria yang masih setia memandangnya tanpa berkedip. “kau harus menanggapi lawan bicaramu jika mereka sedang bicara, Siwon”          

            Tap. Tap. Tap.

            Masih tak ada jawaban. Choi Siwon, pria itu malah lebih memilih mendudukan dirinya di kursi ruang makan. Menyendokkan beberapa hidangan yang dimasak Kyuhyun untuknya.

            “ck!” Kyuhyun berdecak kesal. Ingin sekali ia mencabik-cabik wajah menyebalkan itu. Oh andai saja Choi Siwon bukanlah seorang raja bisnis Korea.

            “jangan makan seperti itu, Siwon! Supnya masih panas” hardik Kyuhyun. Ia memandang horor pria pemilik mansion ini. Siwon menghirup sup buatannya tanpa ditiup terlebih dulu.

            Siwon. Pria itu masih setia dengan kediamannya. Tak dihiraukannya protesan demi protesan yang dilayangkan Kyuhyun untukknya. Siwon, masih makan dengan tenang.

            “aigoo.. apa kau tidak makan siang?” Kyuhyun memandang takjub mangkung-mangkuk lauk di atas meja. Hampir seluruhnya tak bersisa. Bahkan ia yang dulu biasanya dikenal sebagai pemakan segala tak pernah makan serakus ini. Siwon diam. Ia lebih memilih meneguk air putih digelasnya dengan tenang, kemudian berlalu ke ruang tengah.

            Siwon menonton tayangan Televisi? Sejak kapan?

            Mungkin kalimat itu akan dilontarkan dengan mudah oleh para maid yang telah bekerja lama di keluarga Choi. Beda halnya dengan Kyuhyun. Bukankah pria itu penghuni baru?

            Kyuhyun telah selesai berkutat dengan piring-piring kotor bekas masakannya. Ia menyeka peluh yang sedikit mewarnai kulit pucatnya. Didengarnya sayup-sayup suara televisi dari ruang tengah.

            Tap. Tap. Tap.

            Kyuhyun mendekat ke ruang tengah mansion itu. Pria ini membayangkan sejenak jika ia bisa bermain futsal di ruangan luas ini, ya , khayalan yang agak konyol memang.

            “ehem” Kyuhyun berdehem. Jujur ia merasa Siwon masih mendiamkannya karena kejadian tadi pagi. Melihat tak ada respon, Kyuhyun memutuskan untuk duduk saja di samping Siwon. Entah kenapa menurutnya ia akan baik-baik saja.

            “kau masih mendiamkanku ?” tanyanya. Nada suaranya juga beranjak dingin. Sa seperti Siwon sejak pagi tadi. Jujur Kyuhyun sangat ingin menghajar pria disampingnya. Hell.. aku bahkan mencoba baik padamu!

            Sreet!

            Kyuhyun mematung. Lengan kekar Siwon menariknya dalam satu gerakan dan tubuhnya sudah mendempet pada tubuh kekar milik direktur Choi Grup ini.

            Sluurp. Kyuhyun terdiam dengan wajah pias. Siwon menelusupkan kepalanya di ceruk leher Kyuhyun dari samping. Lidah panjang itu bergeliat nakal di leher jenjangnya.

            Tap.

            Siwon memerangkan tubuh Kyuhyun dengan tangan kirinya yang ditempelkan di punggung sofa, sementara tangan kirinya menopang dirinya agar tidak terlalu menempel dengan tubuh Kyuhyun yang mematung di tempat duduknya.

            Krauk.

            “aakh” Kyuhyun memejamkan matanya. Siwon menggigit lehernya, bak Vampir yang haus darah.

            “kau tahu, kau sangat menyebalkan akhir-akhir ini, Kyuhyun” bisik Siwon seduktif. Masih dengan kegiatannya ‘mari menjilat leher Kyuhyun’

            “a- apa salahku?” ujar Kyuhyun terbata. Ia berusaha menahan erangannya akibat perbuatan Siwon di sekitar leher kirinya.

            “kau berani memerintahku”

            Sluurp.

            Kyuhyun makin mengeratkan pejamannya. Lidah itu begitu basah menjilati leher putihnya. Kyuhyun yakin warna kulitnya tak lagi berwarna pucat saat ini.

            “dan mana panggilan master untukku, Kyuhyun”

            Oh Tuhan.. suaranya begitu menyeramkan. Batin Kyuhyun. Apakah Siwon marah? Tentu saja! Kyuhyun merutuki mulut lancangnya yang perlahan melupakan betapa berbahayanya makhluk di sampingnya ini.

            “khe khe khe” Siwon terkekeh. Ia menikmati mata bulat itu menatap nanar tak berfokus ke depannya. Kau ketakutan eh?

            “ma- maafkan aku mas-“

            Tep.

            Siwon menempelkan ibu jari kirinya yang tadi menempel di punggung sofa ke atas puting kanan Kyuhyun. Menggesekkan ujung kukunya yang tak tajam ke gundukan daging kecil itu. Membuat puting Kyuhyun bergoyang ke atas dan ke bawah.

            “eehhhmmh” tanpa sadar Kyuhyun mendesah.

            “kau tahu, desahanmu jauh lebih baik daripada panggilan mastermu untukku”

            “aakkhh” Siwon menjepit puting kanan Kyuhyun dengan jari tengah dan jempolnya. Memutar-mutar pelan seperti sedang mengatur volume radio.

            “mendesahlah Kyuhyun”

            “ahhh. Si-  Siwonhh”

            “ya, begitu lebih baik.. kau terlihat lebih manis seperti ini”

            “euughh.. lep- phass Siwonhh aaaakkh”

            Kyuhyun mendesah keras. Bukannya mengabulkan permintaan Kyuhyun, pria itu malah meremas kasar dada Kyuhyun yang sedikit berisi. Kyuhyun menjatuhkan kepalanya di punggung sofa. Demi apapun ia tak pernah tahan diremas seperti ini oleh tangan besar Siwon.

            “lihatlah Kyuhyun” Siwon memaksa Kyuhyun membuka matanya. Menarik keras surai coklat itu dengan paksa. Kyuhyun terpaksa membuka matanya, meski dalam keadaan mendongak. “dadamu makin hari makin membengkak saja. Apa dia begitu menyukai tangan besarku?”

            Kyuhyun berdesir hebat. Perkataan Siwon berhasil mengerjai sususan syarafnya besar-besaran. Dapat dirasakannya sesuatu yang mulai menyeruak dibawah sana.

            “aigoo.. apa ini Kyuhyun?”

            Oh ! Kyuhyun mengumpati kebodohannya. Kenapa nya harus membengkak begitu cepat.

            Sreet..

            “Siwon!” protes Kyuhyun. Dengan mudahnya Choi Siwon itu mendorong punggungnya dan menelusupkan tangan kanannya melewati bagian belakang tubuh Kyuhyun. Tangan kanannya kini sukses menggantikan pekerjaan tangan kirinya meremas dada kanan Kyuhyun dengan kasar dan kuat. Sementara tubuh Kyuhyun telah kembali tak berdaya, menyender di punggung Sofa.

            “kyaaa.. Siwon!” pekik Kyuhyun tak menyangka. Kyuhyun ingin bangkit tapi tangan kanan Siwon begitu kokoh menahan pergerakannya. Demi apapun, Kyuhyun ingin sekali menggantung dirinya saat ini. Choi Siwon itu dengan santainya memasukkan tangan kirinya ke dalam celanan katun milik Kyuhyun. Bahkan tanpa membuka retsletingnya, membuat celana yang sudah sempit itu bertambah sesak dengan masukkan jemari Siwon.

            “eeuuhgg.. Siwon, ini masih di ruang tengah” protes Kyuhyun tak terima

            “jadi jika di atas ranjang kau akan menggeliat pasrah?” ucap Siwon menyeringai. Kyuhyun diam. Ia tak ingin langsung mengiyakan perkataan manusia menyeramkan di sampingnya. “well.. sayangnya aku sedang marah padamu saat ini, Cho” Kyuhyun terperanjat. Siwon menggenggam kuat batang dan dua bola kembarnya. Meremasnya keras, dan panas.

            “aaakkkhhhh hentikan Siwon!! Sakit!” pekik Kyuhyun. Demi Tuhan celananya sesak sekali. Tak ada ruang bernafas untuk nya.

            Sret..

            Tangan kanan Siwon menelusup masuk ke dalam polo biru laut Kyuhyun. Bersentuhan langsung dengan kulit pucatnya. Jemari pria itu berjalan manja menggoda setiap inchi bagian atas tubuh Kyuhyun, dan berakhir keras di pucuk dadanya. Jemari besar Siwon kini meremas langsung dada bengkak itu tanpa ampun, tak ada lagi kain sebagai penghalang kedua kulit itu bersentuhan.

            “bagaimana kalau begini?” bisik Siwon di sekitaran telinga kiri Kyuhyun. Menghembuskan nafasnya lembut, membuat Kyuhyun menggelinjang kegelian.

            “aahhkkhh Siwon,, lephaass..”

            Ini gila! Batinnya. Siwon, pria itu mempermainkan dan testisnya seperti meremas-remas bola bekel, sedangkan tangan kanannya mengusap kasar gumpalan daging di dadanya. Oh jangan lupakan telinganya yang kini mulai jadi mainan baru Choi monster itu.

            “khe khe khe” Siwon terkekeh di sela-sela gigitannya pada telinga Kyuhyun. “kau basah eh” ujarnya

            Katakan pada Kyuhyun bahwa wajahnya sudah semerah kepiting rebus kini. Seorang pria mengatakan hal memalukan padanya.

            “eehhhmm..” Kyuhyun menggeram. Perlakuan Siwon di nya benar-benar gila dan membuatnya, emm.. ketagihan mungkin.

            Dada kiriku, pleaseehh. Batin Kyuhyun. Ia tak berani mengungkapkannya secara langsung. Enak saja Choi Siwon ini tersenyum penuh kemenangan nantinya. Tapi tubuh tak bisa dibohongi. Tanpa sadar Kyuhyun bergerak tak nyaman, mencondongkan kedua buah dadanya. Berharap Siwon melakukan lebih dari ini.

            Siwon tersenyum. Well, benar, tubuh selalu merespon apa yang dirasakan pemiliknya. “kau ingin aku menyedotnya dengan keras, Cho?” goda Siwon seduktif. Menggigit lembut daging kecil telinga Kyuhyun.

            “aaakhhh.. eeuummmhh”

            Grauuupp..

            Siwon menggigit kasar dada kiri Kyuhyun dari balik polo yang dikenakan pria pucat itu. Menggigitnya kasar dan keras, seolah berusaha menghabiskan makanannya yang tak akan pernah berkurang.

            “ememmhh Siwoonnhh” Kyuhyun merintih. Tanpa sadar ia meremas pelan rambut hitam Siwon yang kini merunduk memakan rakus buah dadanya.

            “tu- tuan muda Choi”

            Kyuhyun membulatkan matanya sempurna. Pak Park berdiri dengan wajah menunduk dalam, tak ingin menatap mereka. Dapat kita rasakan wajah paruh baya itu memerah padam.

            “hem” ujar Siwon santai, ia mengeraskan rahangnya. Kesal kegiatannya di interupsi.

            “nyo- nyonya Choi meminta saya menyampaikan pada anda untuk mengangkat teleponnya”

            Ah, aku lupa. Batin Siwon. “hem kau bisa pergi” ujarnya dingin, kemudian

            “n- ne, saya permisi dulu”

            “pak park” ucap Siwon menghentikan  langkah pria baruh baya itu ketika hendak meninggalkan ruang tengah.”anggap kau tak pernah melihat apapun” ucapnya mutlak. Pria tua itu hanya mengangguk kaku. Dan berjalan cepat meninggalkan mansion.

            “hiks..” Siwon menoleh. Sejak kedatangan Pak Park tadi, ia memang tidak mengindahkan Kyuhyun, meski tangan dan mulutnya masih bermain indah di tubuh pucat itu. Siwon terkejut melihat pipi Kyuhyun yang sudah banjir air mata. Apa kegiatannya menyakiti pria itu lagi?

            “kau menyakitiku, Siwon.. hiks” Kyuhyun tersedu. Mata itu terpejam, tapi tak mengurangi betapa deras linangan air bening itu mengalir.

            Siwon terdiam. Apa tangannya meremas terlalu kuat? Apa Kyuhyun terluka.

            Srakk.. tep!

            Kyuhyun menepis kasar tangan Siwon dari dalam polo birunya. Dan menarik paksa tangan Siwon dari dalam celananya. Sementara bibir itu masih bergetar hebat menahan raungan tangisnya. Siwon diam. Ia tak tahu apa yang terjadi. Apa salahnya? Bukankah tadi ia hanya bermaksud menggoda Kyuhyun dengan hukuman kecilnya? Toh, Kyuhyun begitu menikmatinya meski tak mengakui secara terang-terangan.

            “Kyuhyun” panggil Siwon. Pemuda pucat itu begitu kasar melepaskan diri, ia berjalan cepat menaiki undakan tangga.

            Cklek!

            Siwon menutup pintu kamarnya dari dalam. Dilihatnya pemuda Cho itu berbaring tengkurap di atas ranjang dengan bantal yang menumpuk menutupi kepalanya.

            “kau menangis?” ujar Siwon heran. “aku bahkan tidak menamparmu” ujarnya pelan.

            Dugh!

            Tanpa diduga Kyuhyun melemparkan satu bantal ke puncak kepala Siwon. Ia bangkit dari tidurnya dengan wajah dan mata memerah.

            “kau menamparku dengan ulahmu! Tak cukupkah kau merendahkanku dengan memasukkan besarmu itu kedalam lubangku? Tidak cukupkah kau menelanjangiku! Kenapa kau masih mempermalukanku di depan umum!” bentak Kyuhyun sejadi-jadinya. Ia kembali menelusupkan kepalanya dibalik tumpukan bantal. Meratapi betapa mengenaskannya hidupnya.

            Siwon tercenung. Otaknya bekerja lambat mencerna setiap perkataan Kyuhyun.”kau marah aku mencumbumu di depan pak Park?”

            Demi apapun jika membunuh itu tidak berdosa, Kyuhyun pasti sudah menguliti Choi Siwon ini sejak tadi. “KAU MEREMASKU DI HADAPANNYA!!” bentaknya, teredam oleh bantal-bantal yang menutupi kepalanya.

 

hati-hati dengan dada kalian huakakakakak..

bye..

selamat liburan..

jangan lupa VOTE and COMMENT yaa.. ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙