aku juga terluka

Kekasih Sepenggalah

well, halo~

apa kabar? lama tak bersua ya :D

setelah 2 bulan tak bersua.. dan aku muncul di penghujung bulan ^^ hihi

 

mianhamnida yorobunn.. kkkkk

ane kehilangan kuasa untuk ngatur jadwal kehidupan akhir-akhir ini..

u know what laah.. kehidupan dunia yang menyibukkan..

 

haii readers baru.. welcome ya.. semoga berkesan dengan Kekasih Sepenggalah

dan kecup basah satu-satu buat readers lumutan yang masih ada curi-curi pandang ke akun ini.. aku datang kawaan!!

 

selamat membaca chapter ini yaa... udah ku bilang,, Kekasih Sepenggalah gak bakal ada matinya.. selamat berkesal ria..

p.s : jangan gigit bantal dan nyumpahin ane ya.. kalo ada waktu awal bulan mungkin ane muncul lagi..

.

.

KEKASIH SEPENGGALAH

.

.

 

            PLAK!

            Perih. Kata pertama yang ia dapat setibanya di kota kelahiran. Kyuhyun menatap nanar ujung sepatunya. Ia takut. Tentu.

            “keparat!”

            Kyuhyun mencelos. Ucapan yang terlontar dari mulut sosok yang menamparnya jauh lebih perih dibanding tamparan yang ia terima.

            Jung Il Woo berdiri disana. Tiga langkah tepat di depannya. Bahkan untuk dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya ia pun tak sempat.

            “paman”

            “BAJINGAN!!”

            DUAGH!

            “akkh” Kyuhyun terjerembab. Seperti bukan pamannya, Il Woo tak segan menendang Kyuhyun hingga tersungkur di tanah. “uhuk!”

            Kering. Demi Tuhan kerongkongannya terasa terbakar dan perutnya nyeri. Sepatu bertapal besi itu tak kontan memberi pengaruh buruk pada fisiknya. Kyuhyun takut. Tentu. Tak pernah pamannya bertindak sampai sejauh ini. sehina itu kah dia? Sebenci itukah Il Woo padanya?

            “pa- man”

            DUAGH!

            “uhuk”

            “BERHENTI BICARA KEPARAT!”

            DUAGH!

            “BAJINGAN HINA!”

            DUAGH!

            “MENJIJIKKAN!”

            DUAGH!

            “KAU BUKAN MANUSIA! KAU LEBIH HINA DARI BINATANG!”

            DUAGH!

            “BAHKAN  BINATANG SEKALIPUN ENGGAN MEMAKAN JENISNYA! KAU?”

            DUAGH!”

            “AKHH.. UHUK. UHUK!”

            Kyuhyun telentang. Mulutnya terbuka gemetaran. Jangan ditanya betapa hancur tubuhnya. Nyeri di awal bahkan tak ada nilainya. Tubuhnya kebas mati rasa. Dirasakannya darah segar menggantung di sudut bibir dan lubang hidungnya.

            DUAGH!

            “BANGUNG! BANGUN KAU BRENGSEK!”

            DUAGH!

            “pa- man.. sakkitth”

            GREB!

            “BANGUN KU BILANG!” Il Woo menjambak kuat rambut Kyuhyun, memaksa pria yang sudah tak berdaya itu untuk kembali berdiri.

            “pa- manhh”

            BRUGH!

            Debuman keras bercampur kepulan debu menggema di pekarangan kediaman Cho Grup. Kyuhyun, putra tunggal mereka jatuh tersungkur tak sadarkan diri.

            BRUGH!

            Il Woo tersungkur. Bersimpuh lelah disamping tubuh sang pewaris Cho Grup. “hiks.. bangun kau brengsek!”

            Tes.

            Air mata itu tumpah. Amarah dan kekecewaan bersatu. Il Woo tetaplah manusia, dan ia mulai menua. Kenapa takdir harus mempermainkannya. “kenapa harus Kyuhyun? kenapa harus kau, nak!”

            GREB!

            Il Woo menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya. Pelukan itu terasa mencekik. Il Woo bertemu dengannya sejak sosok pucat ini masih terlalu putih dan bersih dari noda dunia. Sosok bermata bulat yang selalu mengekor padanya meminta diajarkan tentang dunia. Il Woo marah. Kyuhyun yang bahkan tak dapat dihapuskan dari dunianya kini menjadi korban dari kerancuhan dunia. Ini salahnya! Harusnya bukan Kyuhyun! Harusnya Cho Younghwan tak perlu meninggal! Harusnya perusahaan mereka tak perlu pailit! Dan harusnya tak ada pria bernama Choi Siwon di dunia ini.

            “Kyuhyun! anakku!” lirihnya. Il Woo menangis. Tangis yang bahkan tak menghasilkan suara saking sakitnya. “putraku yang malang!”

            “hiks! Hiks!”

            Di balik pintu, sosok wanita pucat berambut sebahu turut menangis pilu menyaksikan kejadian tragis yang menimpa keluarganya. “benarkah? Benarkah karena aku kakak menjual dirinya pada Choi Siwon?”

            Cho Kyuri membekap mulutnya kuat-kuat agar kedua pria yang masih bersimpuh di pekarangan tak menyadari kehadirannya. Gadis itu bernapas lamat-lamat. Dadanya kembali terasa sesak dan kepalanya mulai berdengung, kebas tak tertahan.

            BRUGH!

            Sret!

            Il Woo menolehkan kepalanya ke belakang. Pintu bagian depan sedikit terbuka.

            “CHO KYURI!” pekiknya. Gadis itu disana. Tergeletak tak sadarkan diri.

-----

            “paman, tentang Kyuhyun-“

            “sebaiknya kau segera kembali ke rumah sakit dokter Lee. Kurasa pekerjaan yang menumpuk, menunggumu”

            Donghae mengetatkan bibirnya. Ia baru saja mengobati lebam-lebam di sekujur tubuh putra Cho, setelah sebelumnya memastikan keadaan Kyuri yang memang pasien langganannya. Donghae merasa malu. Bagaimanapun selama ini ia yang ikut membantu Kyuhyun. sebenarnya, jauh di dalam hatinya ia sadar perbuatannya salah. Kyuhyun mengejar Siwon bukan hanya karena perasaan bersalah. Pria itu mencintai jutawan yang menghilang 3 tahun silam. Dan karena bantuannya jugalah Kyuhyun nekad pergi ke luar negeri. Tanpa tanggung jawab sedikitpun mengenai keluarga dan perusahaannya.

            “ak- aku, bagaimanapun aku turut bersalah dalam hal ini. Tap-“

            “pintu keluar ada di sebelah sana, dokter Lee”

            Donghae tercekat. Jung Il Woo memang bukan orang yang murah bicara. Tapi tak disangkanya ia akan mendapatkan perlakuan seperti ini. pengusiran mutlak yang bahkan tak ada halusnya.

            “maafkan aku, paman. Ku harap kau mengabariku jika mereka sudah siuman”

            Donghae merunduk hormat. Ia menghargai pria ini. Apapun yang dilakukannya, Donghae tau, Il Woo pasti punya alasan.

-----

 

            “paman”

            Pria yang disebut namanya membuka mata. Ia baru akan terlelap sebelum suara lembut itu memanggilnya lirih.

            “aku disini, Kyuri”

            Il Woo melangkah cepat, menghampiri putri kecilnya yang berusaha mendudukkan diri.

            “Kyuhyun oppa-“

            Kyuri diam, tak melanjutkan ucapannya. Pamannya, Jung Il Woo tengah menatap lamat ke dalam mata bulatnya. Wanita itu tak dapat mengartikan tatapan priayang jauh lebih tua di atasnya. Tatapan menelisik dan penuh luka.

            “kau tau, Kyuri- aku tak pernah sebenci ini pada dunia. Ketika semua orang mengataiku anak haram aku tak peduli. Ketika ibuku mengusirku dan lebih memilih berkencan dengan pria lain, aku tak peduli. Ketika duniapun memusuhiku, aku tak peduli. Tadinya yang ku tau aku tak harus tinggal di dunia kotor penuh tipu daya seperti ini, bahkan aku tertawa ketika meregang nyawa. Tapi ayahmu  menyelamatkanku. Aku yang dulu merasa seperti sampah, mulai memiliki harga diri karena ajaran dan kasih sayang keluarga ini. aku bahkan rela disamakan seperti anjing asal tetap dapat selalu bersama keluargamu, tapi ayahmu lagi-lagi mengangkatku. Membuatku menjadi seperti manusia pada umumnya. Aku sakit ketika orangtuamu meninggalkanku. Kau tak tau seberat apa tanggung jawabku dititipkan dua pewaris yang bahkan masih meraba untuk berjalan di tengah dunia. Kau yang sakit-sakitan setelah kecelakaan itu, dan Kyuhyun yang masih tak bisa menerima kenyataan. Kau tau seberat apa menjadi aku? Sesakit apa ketika mengetahui orang-orang yang mulai menghianati dan meninggalkan kita satu per satu? Aku takut, nak! Demi Tuhan, aku selalu menangis dalam diam menanggung sakit beratus kali lipat jauh dari apa yang kalian rasa selama ini. Kakak bodohmu yang bahkan tak tau apa-apa itu hanya menerima sebagian kecil dari imbas kekejaman politik. Aku! Aku yang menampung rasa sakitnya!”

            Kyuri diam. Inikah yang dirasakan pamannya selama ini? ia tak pernah bertanya. Kyuri selalu berkutat pada rasa sakitnya. Wanita ini selalu mengeluh mengapa Tuhan tak pernah berpihak kepadanya. Dan Tuhan menjawab pertanyaannya, ia bahkan tak pernah peduli dengan sekitarnya. Ia hanya melihat punggung kakaknya yang tertuntuk lesu. Ia tak pernah menyadari keadaan pamannya. Paman yang selalu menatap mereka dalam diam di kejauhan. Pamannya yang malang. Pamannya yang selalu menomorsatukan kepentingan mereka.

            “orang tuamu meninggal, aku masih mencoba kuat! Aku dibebani kalian, aku pun mencoba kuat! Kakakmu yang selalu mengecewakan aku, aku tak apa! Orang-orang yang dulu kuanggap sahabat keluarga ini dan mereka berkhianat aku pun tak apa! Tapi kakakmu! Demi membiayai pengobatanmu dan mengdongkrak kepailitan perusahaan rela mengambil cara instant! Ia menjual dirinya. Demi Tuhan! Mereka sesama pria, nak!” Il Woo mengusap kasar wajahnya. “aku sangat bersyukur Kyuhyun mulai bertekad menyelamatkan perusahaan kita. Aku sangat bangga dan berterima kasih padanya. Aku tak menyangka jika dibalik kesuksesannya ia melakukan maksiat yang bahkan binatang sekalipun enggan melakukannya. Apa yang harus ku katakan pada kakakku? Apa yang harus ku katakan pada ibumu?!”

            “hiks.. paman!” Kyuri menarik Il Woo dalam pelukannya. Sudah berapa lama ia tak bersentuhan dengan pria malang ini. Pria yang tak pernah lelah mejaga mereka. Kyuri salah besar, selama ini ia selalu berkata kami hanya berdua. Aku hanya memiliki Kyuhyun oppa. Tak disadarinya ia telah melukai paman yang bahkan selalu berada di samping mereka. Paman yang ditinggalkan kedua orang tuanya untuk menjaga mereka. “jangan menangis paman! Maafkan Kyuri! Hiks”

            “aku malu, Kyuri. Apa yang harus kukatakan pada ayah dan  ibumu. Beranjak dari dunia ini sekalipun aku enggan. Aku malu bertemu mereka. Apa yang harus kukatakan? Aku gagal menjaga putranya!”

            “tidak! Kumohon, hentikan paman! Pamanku orang hebat. Ayah mempercayakan kami padamu karena ia tau hanya kau keluarganya!”

            Kyuri mengusap punggung lebar yang bergetar. Gadis ini tau pria yang mulai menua tergerus usia ini pasti terguncang.

            Sret!

            Il Woo melepaskan pelukan mereka. Tangan besarnya mencengkeram kuat sepasang bahu kurus milik Kyuri. “aku tak bisa seperti ini! kita harus menyembuhkannya. Kyuhyun pasti terikat dengan rasa itu. Aku- aku tak ingin anakku makin terperosok ke lubang hina!” racau Il Woo. Matanya memerah menahan buliran air mata yang sayangnya jauh lebih kuat dari egonya.

            “umm” Kyuri mengangguk mantap. “apapun! Aku akan mendukung apapun keputusan paman demi menyelamatkan oppa!” jemari mungil itu terangkat, mengusap sayang kedua pipi tirus pamannya. “karena itu, jangan menangis lagi, paman”

            Sekali lagi mereka berpelukan. Menangis bersama, menghabiskan  malam.

-----

            “ughh”

            Mata bulat itu terbuka. Silau yang menyengat menggoda kedua retinanya untuk terjaga. Kyuhyun menyipitkan matanya, membiasakan bias cahaya yang diterima retinanya. Ia dikamar. Batinnya.

            Tap. Tap.

            Kyuhyun tercenung. “Kyuri” lirihnya. Sejak kapan adiknya disini? Kapan ia diperbolehkan kembali ke rumah? Tuhan, sungguh Kyuhyun merasa bersalah. Ia telah melewatkan perkembangan besar dari kesehatan adiknya.

            Sret!

            Kyuri menempelkan punggung tangannya ke dahi lebar Kyuhyun. Memastikan kakaknya tidak mengalami demam karena kejadian kemarin.

            “sebaiknya oppa tetap di kamar, aku akan mengambilkan makanan untukmu!”

            Bibir Kyuhyun terkatup. Kata yang hendak terlontar dari mulutnya kembali sirna saat melihat pandangan dingin adiknya. Kyuhyun merunduk. Memilin jemari panjangnya, pentanda gusar.

            Tap. Tap. Tap.

            Tak memakan banyak waktu ketukan langkah itu kembali membahana. Kyuri disana, berjalan pelan dengan senampan makanan di kedua tangan kurusnya.

            “kapan kau pulang?” Kyuhyun merasa perih di sudut bibirnya. Hanya itu kata yang dapat ia pilih.

            “Sehari setelah kau pergi” Kyuhyun meringis. Kyuri bahkan berpura-pura sibuk menata makanan, enggan menatapnya.

            “Kyuri, oppa-“

            “sebaiknya oppa segera makan. Perutmu belum terisi nutrisi entah sejak kapan. Aku akan kembali lagi nanti”

            Cklek.

            Pintu di tutup dari luar.

            Tes.

            “heheehhe” Kyuhyun tertawa kering. “hiks” tawa yang menghasilkan tangisan.

-----

 

            Tap. Tap. Tap.

            Kyuhyun melangkah tertatih. Satu per satu kaki jenjangnya menuruni anak tangga. Ia harus menemui Il Woo. Bagaimanapun urusan mereka belum selesai. Salahnya ketika Kyuhyun jatuh pingsan tak kuat menahan sakit di tubuhnya. Kini pria itu mencoba untuk lebih kuat. Ia pria. Dan mereka harus menyelesaikan perkara sesuai rule pria.

            Tap. Tap. Tap.

            Langkah Kyuhyun terhenti. Tepat di anak tangga terakhir. Begitupun sosok yang baru memasuki ruang keluarga dari pintu masuk utama.

            “paman” ujar Kyuhyun ketika mereka terdiam cukup lama. Nampaknya Il Woo enggan membuka suaranya. Dilihatnya pamannya itu mengenakan setelan jeans dan kemeja kota-kotak kasual dengan rambut yang dipotong pendek. Segar, dan tak nampak seperti umurnya.

            Tap. Tap. Tap.

            Kyuhyun menatap ke belakang punggung Jung Il Woo. Empat orang pria berbadan tegap melangkah pasti memasuki ruangan. Ekspresi mereka datar tak terbaca, ciri pengawal priabadi. Tunggu, pengawal?

            Kyuhyun melotot. Memandang tak percaya pada empat orang yang berdiri tegap di belakang pamannya. “mulai sekarang, tugas kalian adalah menjaga tuan muda Cho dari semua aktivitasnya. Dan tuan Cho, kuharap anda mau bekerja sama demi keselamatan anda” suara itu begitu berat dan dingin.

            “ti- tidak! Paman?” Kyuhyun mencoba untuk bertanya, namun lagi-lagi pandangannya kembali teralihkan oleh beberapa wanita yang berjalan terkikik memasuki ruangan.  Apalagi ini? batin Kyuhyun dalam hati.

            “ah, dan mereka adalah perawatmu selama masa penyembuhan” Il Woo memandang satu persatu wanita yang berpakaian minim dengan wajah datar.

            “paman!” Kyuhyun membentak. Tak suka ketika kehadirannya diabaikan.

            “Sukjin- pastikan tuan muda Cho selalu berada dalam kamarnya kecuali tanpa pengecualian selama masa penyembuhan! Ia sedang mengidap penyakit yang susah disembuhkan” Il Woo menatap tajam bercampur jijik pada keponakan prianya.

            Kyuhyun menatap nanar dan mencerna lamat-lamat setiap perkataan yang terlontar dari mulut Jung Il Woo.

            “dan kalian, pastikan kalian merawat keponakanku dengan benar!”

            “paman!”

            Tap. Tap. Tap. Il Woo melangkah acuh menuju ruang di sisi kanan ruang keluarga tanpa mengindahkan teriakan Kyuhyun. sampai akhirnya berhenti tepat di ambang pintu bertuliskan “ruang kerja pribadi Cho Grup”.

            “buat dia kembali menjadi pria seutuhnya”, desisnya.

            Cklek!

            Pintu di tutup dari dalam. Il Woo menghembuskan nafas beratnya. Matanya terpejam berat.

            “paman!”

            Didengarnya teriakan Kyuhyun dari luar ruangan.

            “lepaskan aku, brengsek! Paman! Paman!”

            Il Woo meringis. Senyum getir itu memaksa keluar.

            “paman”

            Il Woo menegakkan kepala. Kyuri disana. Beranjak berdiri dari duduknya. Wajah keponakan cantiknya pias, mata itu memerah menahan tangis.

            GREB!

            Il Woo berlari, menghambur kedalam pelukan tubuh ringkih itu. Mencari kekuatan.

            “tidak apa-apa, paman. Tidak apa-apa”

            Kyuri mengusap sayang punggung yang kembali berguncang menumpahkan kesedihan. “ jangan menangis, paman. Tidak apa-apa”

-----

 

            “BRENGSEK! LEPASKAN AKU, SIALAN!” Kyuhyun memberontak. Ia terus meronta minta dilepasakan. Namun malang, cengkeraman kedua pengawal sewaan itu terlalu kuat, sementara dua orang lainnya berjaga di depan dan belakang mereka dengan waspada. Takut jika Kyuhyun berhasil terlepas dan melarikan diri.

            “buka pintunya!” ujar pria yang tadi dipanggil dengan nama  Sukjin pada salah satu wanita berambut hitam gelombang.

            Cklek.

            “LEPAS!” bentak Kyuhyun. kali ini kedua pengawal itu menurut. Mereka melepaskan Kyuhyun setelah berhasil menggiring pria pucat itu ke dalam kamarnya.

            “kami akan berjaga di luar. Kalian tinggal berteriak jika terjadi sesuatu di luar kendali” ujar Sukjin, mengkomando pasukannya dan para wanita yang tetap setia mengikuti mereka sejak tadi.

            “baik!” ujar wanita-wanita itu serempak.

            Cklek!

            Kyuhyun berdecih. Pintu dikunci dari luar. “jika kalian berniat membujukku un-“ mata Kyuhyun membulat. “BRENGSEK! APA YANG KALIAN LAKUKAN!”

            Ke lima wanita itu melepaskan pakaian mereka tanpa rasa malu di hadapan Kyuhyun.

            “maafkan kami tuan muda. Ini memang misi yang harus kami jalankan sebagai perawat tuan muda” ujar wanita yang tadi membukakan pintu kamarnya.

            “CEPAT PAKAI KEMBALI PAKAIAN KALIAN ATAU- akkhh lepas.. “ Kyuhyun terlonjak ketika tanpa diduga kedua tangannya dikunci oleh dua orang wanita dari belakang. “apa-apaan kalian”

            “tuan besar menyuruh kami untuk mengembalikan kejantanan tuan muda. Kami akan melakukan apapaun demi kesembuhan tuan!”

            “sialan! Aku bahkan tak mengidap penyakit apapun!” ingin rasanya Kyuhyun meludahi wajah wanita berambut sebahu yang mulai meliuk-liukkan pinggulnya untuk merangsang birahinya.

            “Tuan hanya perlu kembali menyukai lubang sempit wanita, hihihi” ujar salah satu wanita yang mencengkeram kuat tangannya.

            Sluupr!

            “brengsek!” Kyuhyun mengumpat ketika dengan beraninya wanita di sisi kanannya menjilat telinganya.

            “tuan sangat tampan. Kami sangat beruntung dapat menjadi perawat tuan” ujar wanita berambut pirang yang berjalan mendekat ke arahnya sambil membawa segelas air putih.

            Kyuhyun memalingkan wajahnya dari tubuh polos wanita itu.

            “buka mulut anda, tuan”

            “emppph” Kyuhyun merapatkan  bibirnya, enggan meneguk cairan bening yang dibawa wanita itu. “akkkkh” mulut Kyuhyun terpaksa membuka ketika dengan jahil wanita berambut pirang itu menggigit rahang bawahnya.

            “hihihi” wanita-wanita itu terkikik geli ketika Kyuhyun masih berusaha menolak  meneguk cairan perangsang yang mereka berikan.

            “emmmhh” Kyuhyun mengumpat dalam hati. Mulut lancangnya mendesah ketika nya diusap lembut oleh wanita berambut eboni.

            “mari bermain, tuan”

            Kyuhyun merasa pandangannya memburam, dan panas melanda tubuhnya.

            “akkh” Kyuhyun merintih. Tubuhnya panas tak tertahan, ia membutuhkan sentuhan.

            Sluurrp!

            “anda sungguh tampan, tuan”

            “Akkh!” Kyuhyun memekik nikmat ketika wanita-wanita itu mulai menggerayangi tubuhnya. Hantinya berteriak, menangis. Sementara dahaga tubuhnya membutuhkan pelampiasan.

            “hihihi. Anda mulai tegang, tuan muda”

            “wmmmhh” Kyuhyun memejamkan matanya. Siwonh, maafkan aku!

           

Ane tau kok, yang namanya te be ce itu kalimat haram bagi pembaca..

jadi ane ganti,,

ta la nge yo lo bun,,,

cup cup cup..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙