the Jungs

Kekasih Sepenggalah

aallooohaaaaaaaa~~~~~

muehehehe jangan pukulin aku phuwweeiissss..

maaf banget untuk temen-temen yang selalu tanya tentang kisah ini ya.. dan semoga kalian masih ingat ^^

 

aku repot banget nyiapin sidang hehehe mohon doanya ya semoga lancar^^

naaah terima kasih banget untuk whisper, yunjaeshipper dan hominoids yang masih setia dan nunggu update.an kisah ini

dan buat yang kesel banget ama author karena memperlambat cerita,,

mianeeiiyyooww setiap kisah butuh proses, sayaaang.. masak perjalanan hidup mereka diperquick.. taste nya gak ngena ntar hihihihi

 

 

ahh masih banyak yang mau koment ternyatahh

makasih yaaaaa ya yayayayaya aku seneng deehhh masih ada yang antusias.

wel,, kedepannya tolong baca perlahan dan diresapi yaahhh.. tokoh-tokoh kita lagi berproses nih ^^ jangan kaget ntar di endingnya hihihihi..

karena tiap chapter.. selalu memberikan kejutan kukukukukukkkk

selamat membacah..

ditunggu respon dan vote nya ^^

 

 

 

            “Changmin,”

            Pemuda yang dipanggil namanya, memberengut. Jejak air surga di mulutnya bahkan belum kering. Ditambah surai kebanggaannya masih bertengger bak hiasan kepala Singa. Demi Tuhan ia tak menyukai ini. Sosok di depannya sudah siap membumii hanguskan pagi cerianya.

            “apa yang kau lakukan sepagi ini di rumahku, alien!!” bentak lelaki dewasa awal ini pada tamunya. Di sana, tepat di depan pintu, pria dengan mata kelewat bulat untuk bangsanya tersenyum lebar seperti kucing betina menunggu ikan.

            “hei ini sudah pagi!” Kyuhyun, siapa lagi yang mau repot-repot membangunkan keluarga orang di waktu sepagi ini.

            “pergi kau! Seperti tak punya kerjaan saja!”

            “aku memang tak punya kerjaan disini”

            “aarrghhh kau!”

            “Changmin, siapa?- eh Kyuhyun?” Jaejoong disana. Memotong percakapan hangat mereka. “pagi sek- omo! Apa kau sudah sarapan?” wanita ini teringat. Tamu asing di keluarga mereka bahkan baru mengenal lingkungan ini kemarin.

            Kyuhyun tersenyum, tak enak hati sendiri. Pria pucat ini baru menyadari bahwa bertamu sepagi ini ke rumah seorang dokter memang tak pantas. Apalagi hubungannya dengan sang pasien belum bisa dikatakan baik. Tapi Kyuhyun hanya ingin melihat Siwonnya. Langit  yang selalu melindunginya kini tengah mendung, dan ia harus mengembalikan cerahnya.

            “Kyuhyun? Kyuhyun-“

            “ah.. eh?”

            “kau melamun?” Jaejoong tersenyum lembut. Sedari tadi ia memanggil pria asing ini, tapi-

            “MAU MASUK TIDAK?! Ouchh!” Changmin meringis. Demi Tuhan kakak iparnya tak pernah segalak ini sebelum kedatangan pria jadi-jadian berpipi gembil dengan wajah seperti kucing itu. “noona~”

            “sopanlah sedikit, min! Dia tamu kita”

            Kyuhyun tersenyum kecut. Pemuda 21 tahun itu sepertinya benar-benar membencinya. Kyuhyun berjalan pelan, mengikuti Jaejoong yang menggiringnya ke ruang keluarga.

            “Siwon?” ujar Kyuhyun ketika Jaejoong mendudukkannya ke salah satu kursi makan keluarga mereka.

            “sedang diperiksa Yunho” Jaejoong tersenyum melihat kilatan samar mata tamunya. Pria itu terkejut.

            “Siwon hyung~” Changmin berlari seperti anak kecil menuju kamar yang sempat di tandangi Kyuhyun kemarin. Melupakan eksistensi pria lain yang menjadi musuh barunya.        

            Kyuhyun meneguk ludah kasar. Belum hilang bayangannya memandang Changmin berlari seperti anak kecil menuju kamar hyungnya. Kyuhyun ingin seperti Changmin. Berlari menghampiri prianya tanpa beban. Tapi ini lain. Ia bersalah. Terdakwa atas semua keadaan yang dialami Siwon selama ini.

            “khe khe khe” Kyuhyun mendongak. Jaejoong tertawa renyah disana. “kau melamun lagi rupanya” canda wanita itu. Ia menuangkan teh mawar hangat untuk Kyuhyun. Di meja ini hanya tinggal mereka berdua.

Sayup-sayup terdengar celotehan Changmin yang begitu semangat menanyai Yunho tentang ini dan itu.

            “mau bertemu dengannya?” kembali Kyuhyun memandang Jaejoong. Mengapa wanita ini begitu mudah menerimanya.

            “a- aku” Kyuhyun menunduk. Mata bulatnya memandang gusar serbet di pangkuannya. “bolehkah?”

            Grep!

            Kyuhyun berjengit.

            “ayo”

            Tubuh tegapnya bergerak sesuai komando wanita bersuami di sampingnya. Kyuhyun bimbang, tentu saja. Tapi jika tidak dipaksa, kapan bisanya. Sudah cukup 3 tahun hidupnya tak seperti manusia. Ia ingin minta maaf, memperbaiki semuanya. Siwon disana, berada beberapa meter darinya, dan  ia tak boleh gentar. Kyuhyun adalah seorang pria. Siapapun yang terbaring di kamar itu adalah cintanya. Tak peduli meski kelamin mereka sama. Yang Kyuhyun tahu, ia mencintainya.

            Disana. Pria. Kekasih sepenggalahnya, Choi Siwon.

 

            Tap. Tap. Tap.

            “kau sudah bangun, Siwon” Jaejoong bersuara. Berdiri dua langkah dari ambang pintu bagian dalam.

            Kyuhyun diam, lidahnya kelu. Mata itu, mata sehitam  malam itu menatapnya. Kyuhyun ingin menangis saat itu juga jika tak mendengar Jaejoong memperingatkannya.

            “jangan menangis, Kyuhyun” bisikan yang berupa peringatan. Ia tak tahu maksudnya. Tapi Kyuhyun mempercayai Jaejoong, bisa jadi keadaan Siwon akan bertambah buruk karenanya.

            “noona kenapa kau-“ ucapan ketus Changmin terhenti oleh pandangan sengit Jaejoong. Seketika pemilik mata rusa itu bungkam. Menggeram tertahan menatap sebal pria pucat yang masih setia mematung di samping kakak iparnya.

            Jaejoong melangkah mendekati suaminya yang juga terdiam. Pria ini goyah. Siwon, pasien yang 3 tahun ini dirawatnya memohon disana. Tangan kekar itu meremas kuat jemari Yunho. Ia tahu pasiennya ketakutan. Ia tahu Siwon tak akan pernah siap dengan hari ini. hari dimana ia kembali lagi pada titik traumanya.

            “Yunho” suara lembut Jaejoong membangunkan dokter muda itu dari kebimbangannya. Usapan lembut di punggungnya menenangkannya. “ingat percakapan kita semalam, sayang” wanita itu menatap teduh suaminya.

 

            “aku takut, Jaejoong-ah” Yunho menutup mata dengan punggung tangan kanannya.

            “tak ada yang perlu kau takuti, Yunho. Sudah saatnya Siwon untuk melawan dirinya sendiri. Dia disini”

            “Jaejoong. Siwon adalah harta berharga keluarga Jung. Hampir separuh hidup ayahku adalah miliknya. Ayah bahkan lebih sering bersama Siwon dibandingkan memperhatikan pertumbuhanku dan Changmin”

            “Jaejoong-ah. Dulu aku begitu marah padanya. Ia merebut perhatian ayahku dan ibuku tak pernah membelaku. Ibu selalu diam akan perbuatan ayah. Sampai akhirnya aku tahu betapa rapuhnya anak itu. Ayah menekankan padaku bahwa suatu saat nanti jika ia sudah tak mampu lagi memegang peralatannya, akulah yang harus menjaga Siwon. Kau tahu Jaejoong-ah? Itulah alasanku menjadikan dokter sebagai tujuan akhirku. Aku terlalu terbiasa tumbuh dengan membantu ayah merawat anak itu”

            “Yunho-“

            “Siwon tumbuh berbeda dengan kami. Ia tak mengerti cinta. Ia hanya tahu bahwa ia aman bersama keluargaku. Bahkan Siwon tak bisa merasakan kasih sayang orang tua kandungnya. Saat kecil kudengar Dia mengalami trauma karena kematian kakaknya. seorang autis yang trauma. Kemudian ia bertemu ayah. Sosok yang bahkan lebih dihormatinya dibanding orang tua kandungnya sendiri.”

            Srek!

            Yunho beringsut. Menghadap pada istrinya yang masih setia membelai pundaknya. “autisnya adalah penyakit yang mengerikan untukku, Jaejoong. Entah apa saja  yang sudah dialami Siwon sampai separah itu. Ia berbeda dengan anak-anak pengidap autis lainnya. Siwon tumbuh menjadi sosok dengan kadar nafsu yang meluap-luap. Ayah pernah bilang jika nafsu yang meluap-luap hanya terjadi pada wanita bukan pria. tapi Siwon mengalaminya. Disitulah dosa ayahku berawal, Jaejoong. Ia mulai mencoba. Mencoba mengendalikan Siwon dengan nafsunya”

            “ya Tuhan!”

            “tak sedikit teman wanitaku juga ayah berikan sebagai korban pelampiasan Siwon. Siwon menjadi candu seks, tapi pengendalian dirinya meningkat pesat. Khe khe khe aku bahkan tak menyangka sekembalinya ia ke Korea, Siwon berhasil menyembunyikan penyakitnya. Pencapaian tertinggi dari seorang dokter dan ayah, adalah melihat anak sekaligus pasiennya dapat berdiri sejajar dengan manusia normal lainnya”

            “tapi Jae- dibalik tubuh sempurna dan sikap dingin yang selalu dijunjungnya, Siwon tak ubahnya seperti anak berumur lima tahun. Ia membutuhkan kasih sayang, dan-“

            “dan Kyuhyun memberikannya?”

            “entahlah” Yunho menghembuskan nafas kasar. “Ayah adalah pengendali pikirannya. Itu yang ku tahu. Selama hidup bersamanya, yang ku tahu ayah membesarkannya untuk menjadi penerus keluarga Choi, dan wanita sebagai pengobat ketegangannya. Sejauh yang ku tahu Siwon dapat hidup dengan baik dari doktrin ayahku. tapi tak sedikitpun kurasakan cinta kasihnya untuk orang lain. Tidak juga untuk ayahku. ia hanya menghormati kami sebagai pengasuhnya. Aku tak tahu dan tak pernah menyangka kalau-“

            “sshhhtt.. bukan salah mu. Bukan juga salah ayah, Yunho. Takdir yang membawanya bertemu  Kyuhyun, dan dia pria”

            “demi Tuhan aku tak pernah sekalipun memikirkan Siwon akan terjebak dan jatuh pada seorang pria, Jae!”

            “Yunho, dengar! Hei, dengarkan aku sekali ini sayang!” jaejoong memandang lekat suaminya. “meskipun aku tak bersama Siwon selama yang kau dan Changmin alami, tapi aku tahu Siwon begitu jatuh pada Kyuhyun.”

            “dan pria itu menghancurkan Siwon!”

            “tapi Kyuhyun disini, sekarang! Demi Tuhan Yunho. Kita tak dapat menghakimi Kyuhyun, tidak juga dengan Siwon, lebih-lebih dengan hubungan yang terjadi di antara keduanya. Kau kakaknya, Yunho! Ayah mempercayakan Siwon padamu, bukan sekedar menjadi dokternya, tetapi juga tonggak ketika  tubuh itu kembali rapuh seperti sekarang.”

            “Yunho. Kyuhyun disini. Meski baru sekali menatapnya langsung, aku tahu ia juga mengalami masa sulit, tak kalah sulit dari yang Siwon alami selama ini, sayang. Ia begitu berani muncul disini. Bahkan tanpa persiapan  sama sekali. Apalagi yang kau ragukan? Biarkan Siwon sembuh secara alami. Jangan paksa dia untuk melupakan, Yunho. Siwon akan lebih kuat jika ia merasa dikasihi, aku yakin itu.”

            “Jae-“

            “biarkan Siwon mengobati dirinya sendiri. Anak itu sudah terlalu banyak menanggung penyakit. Aku tak suka kau merekayasa pikirannya”

            “tapi tidak dengan Kyuhy-“

            “YA. Dan harus Kyuhyun. pria itulah satu-satunya penyebab Siwon menjadi manusia, mencinta dan mengasihi. Dan pria itulah yang memberikannya rasa sakit, sama seperti kematian kakaknya bertahun-tahun silam. Dan apalagi? Tentu Kyuhyunlah yang bisa menyembuhkan luka mereka.”

            “huuufft” Yunho membuang nafas kasar. Sepanjang mereka bersama, Jaejoong tak pernah beradu argumen dengannya. Ia wanita yang selalu mencoba mengerti Yunho. Dan kini wanitanya angkat suara.

            “mungkin aku harus mengalah pada mulut istriku, sekarang.”tambahnya.

 

            Srek!

            Yunho melepaskan pegangan Siwon di jemarinya. Ia memandang jauh ke dalam bola mata hitam  pasiennya. Kau harus berjuang lebih keras dari kemarin, sobat. Batinnya.

            “Changdola, kau harus mandi dan bersiap kuliah” ujar Yunho tegas.

            “what??” Changmin memekik tak terima. “hyung tap-“

            “Changdola” suara Yunho merendah. Bukan berbisik, tetapi peringatan mutlak untuk adiknya yang membangkang.

            “awas kalau terjadi apa-apa pada Siwon hyung!” Changmin menghentakkan kakinya kasar sambil berlalu dari ruangan.

            Duagh!

            “Changmin!” pekik Jaejoong.

            Kyuhyun meringis. Changmin sengaja mendorongnya. “tidak apa-apa Jaejoong” lirih Kyuhyun.

            “Kyuhyun, sepuluh menit. Pasienku membutuhkan banyak waktu untuk istirahat” Yunho berujar lirih, melewati Kyuhyun yang masih meringis memegangi bahunya.

            “te- terima kasih, Yunho-sshi”

            Cklek!

            Pintu ditutup dari luar. Menyisakan dua orang manusia di dalam kamar bisu itu. Nyeri di bahunya masih terasa, tetapi nyeri di hatinya berkali lipat mengahancurkann ya ketika sosok itu bergetar memandangnya. Siwon, mata hitamnya memancarkan ketakutan menatap sosok lain di kamarnya. Sosok yang berusaha dilupakannya selama 3 tahun  meskipun tak bisa.

            “Siwon” lirih Kyuhyun.

            Dia nyata. Batin Siwon, ternyata kejadian di danau kemarin bukan lagi fatamorgananya. Kyuhyun disini. Di kamarnya.

            “Siwon”

            Tubuh kekar itu mengkerut, semakin bergetar ketakutan. Tak bisa! Tak bisa! Ak- aku tak bisa!

            “Siwon”

            Grep!

            Pemimpin Choi grup itu mematung, meski tidak dengan tubuhnya. Pria itu memeluknya. Sejak kapan?

            Tidak! Tidakk! Jangan lagi!

            “Siwon. hiks ini aku, Siwon..”

            Kyuhyun menangis. Tentu ia berusaha menahan sisi terapuhnya. Tapi tak bisa. Siwon begitu ketakutan melihatnya.

            “janganh.. ja- ngahh lagi” pria itu berkeringat di dalam dekapannya. Buku-buku jemarinya memutih akibat ulahnya sendiri karena terlalu kuat meremat satu sama lain.

            “Siwon” Kyuhyun menjerit dalam hati. Ingin sekali ia ikut meraung. Menangis, bahkan lebih kencang dari pria ini.

            “maaf- maaf karena aku tak bisa menyembunyikan diriku lebih jauh lagi. Aku- aku sudah mencobanya untuk mengubur diriku agar kau tak lagi melihatku, maaf” Siwon meracau. Mengeluarkan semua ucapan yang dipendamnya sendiri. Tidak untuk Yunho, tidak juga untuk keluarganya.

            Grep!

            Kyuhyun mengencangkan pelukannya. Ia merepat halus surai hitam yang lama tak digapainya. Kemeja motif kotak dominan  merah yang dipakainya semakin basah oleh tangisan pria yang dicintainya.

            “tidak, Siwon! tidak!” Kyuhyun terisak. “jangan pernah kau mencoba untuk kembali lari dariku, lagi”

            “maaf Kyuhyun, maaf ak-aku”

            Chup~

            Kyuhyun membungkam mulut yang terus meracau itu dengan bibirnya. Rasanya asin, karena air mata yang terus mendominasi dari keduanya. Tak ada lumatan disana. Kyuhyun hanya membungkam mulut prianya. Menghentikan semua racauan yang akan semakin melukai keduanya.

            “aku sendiri yang akan membunuhmu jika kau berani kembali lari dariku” Kyuhyun memandang sayang pria yang membeku di hadapannya. Siwon benar-benar diam, tak lagi meronta ataupun sekedar bergetar karena ketakutannya.

            “Siwon?” Kyuhyun menyelidik ke dalam mata itu. “Siwon, kau baik-baik saja?”

            Brugh!

            “SIWON!!!”

            Brak!

            Yunho masuk dengan paksa, padahal pintu itu tak pernah terkunci oleh pemiliknya. Kyuhyun disana, menatapnya dengan mohon berlebih. “Yunh- Yunho apa yang terjadi” lirihnya. Masih setia memegangi tubuh yang terkulai di pangkuannya.

----

 

            Tk. Tk. Tk.

            Pijakan jarum jam menjadi latar keheningan mereka.

            “kau tahu Siwon mengidap autis?”

            “ya”

            Kyuhyun merunduk. Yunho mengurungnya di ruang kerja, berdua. Pria bermata musang itu begitu dingin padanya. Kyuhyun gentar, tentu saja. Siwon pingsan, dan aura sang pemilik rumah menggelap padanya. Dan disinilah Kyuhyun sekarang, pasrah mendapat pengadilan dari Yunho.

            “autis bukan masalah untuknya, seumur hidup ayahku telah dihabiskan untuk pemulihannya”

            Kyuhyun mendongak. Baru berani menatap Yunho. Ia ingin tahu. Dan selama ini ia tak pernah tahu.

            “ayahku adalah dokter yang merawatnya. Hampir keseluruhan  masa hidupnya.” Yunho menatap lekat Kyuhyun yang kini juga menatap minat padanya. Mendengarkan. “pengidap autis memilik nafsu yang meluap-luap, dan ayahku memanfaatkannya untuk mencapai kestabilannya. Siwon pulih, bukan berarti sembuh. Dan dia menjadi seorang pecandu seks untuk mendapatkan ketenangannya. Kau tahu?”

            “ya, dan tidak.” Ujar Kyuhyun pelan, membuat sang dokter menaikkan sebelah alisnya. “aku tahu Siwon seorang pecandu seks, tetapi aku tidak tahu itu adalah salah satu bentuk pengalihan dari ayahmu”

            “dan kau tidak bertanya kenapa Siwon jadi sangat lemah sekarang?”

            Kyuhyun menatap lekat dokter di hadapannya. “itulah yang ingin ku tanyakan. Apa karena-“

            “bukan autis masalah yang sedang dihadapi Siwon, bahkan sejak 3 tahun belakang. Istilah sialan itu hanya pemicu kembalinya kelemahannya. Phobialah yang menggerogoti akal dan tubuhnya, Kyuhyun”

            “ap-“

            “Hapephobia. Satu lagi phobia baru yang dialaminya. Karena kau!”

            Kyuhyun menganga. Ia tak mengerti apa itu, yang ia tahu semua ini karenanya. Dan Siwon begitu terpuruk.

            “ketakutan akan sentuhan. Apa yang kau lakukan tadi?” mata musang itu menajam, menghunus Kyuhyun untuk berucap jujur.

            “ak- aku, tapi bukankah kau bilang seks dapat mengalihkan ketakutannya? Ken-“

            “kenapa kau tak mengerti juga, Kyuhyun? ayahku yang mendoktrin tubuhnya selama bertahun-tahun dan kau menghancurkannya. Menghancurkan metode ayahku yang berharga. Siwon jatuh dan terluka karenamu. Ia tak mengenal kasih, apalagi cinta- bahkan untuk keluarganya. Tapi kau mendapatkannya. Dan kau juga yang membuangnya”

            “Si- Siwon mencintaiku? Ma- masihkah ia, tidak aku ak-“ Kyuhyun meracau. Kembali ia menangis. Sungguh memalukan! Berapa banyak air mata yang terkuras hanya untuk dua hari di kota ini?

            “ya. Dan sekaligus trauma baginya. Apa yang kau lakukan padanya dulu? Ia bahkan tak bisa menyentuh dirinya sendiri. Bukankah itu menyiksa? Seorang autis yang memiliki candu akan birahi, dan tak mampu untuk memuaskan dirinya sendiri. Siwon tak bisa disentuh ataupun menyentuh orang lain. Kecuali aku dan Changmin yang sudah hidup bersama hampir separuh usianya.”

            “Ya Tuh-“ Kyuhyun memekik tertahan, tubuhnya bergetar hebat. “ba-bagaimana kau”

            “menenangkannya? Tentu saja dengan obat penenang agar ia tertidur. Apalagi? Kau pikir aku cintanya yang akan menyembuhkan luka hati dan ketakutannya?”

            Dugh!

            Kyuhyun menjatuhkan kepalanya, kasar, ke atas meja pemisah mereka berdua. “Siwon- hiks, Siwonh”

            “Kyuhyun. Siwon bukan hanya sekedar pasien untukku. Dia harta keluarga kami yang berharga. Kakak yang sangat disayangi oleh Changmin dan adikku yang rapuh. Ini peringatan untukmu! Aku tak akan segan menjadi pembunuh jika kau kembali membuatnya jatuh!”

            Kyuhyun diam. Mencerna lamat-lamat setiap kata yang keluar dari bibir hati itu. Mungkinkah? “Yunh Yunho kau-“ mata pria itu membulat. Tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya.

            “apa?” ketus Yunho. Tak heran Changmin begitu kesal dengan pria ini, ternyata raut wajah memelas itu begitu menyiksa. Dan Yunho mulai tak suka karenanya. “kau yang menjatuhkannya. Kau juga yang harus mengangkat penyakitnya. Tak mungkin aku membiarkan adikku bergantung obat selamanya.”

            BRAKK!

            “Yakk! Aphh-“

            “terima kasih, Yunho, hiks, terima kasih. Aku- aku ingin meraih kebahagiaanku dengannya. Siwon- aku, aku tak bisa tanpanya. Akan kulakukan apapun untuk kembali mengangkatnya, hiks”

            Yunho tersenyum. Pandangan pria itu melembut di balik punggung Kyuhyun. ya, Kyuhyun memeluknya. Bahkan pria pucat ini berhasil menjungkalkan kursi di ruang kerjanya hanya untuk berhambur memeluknya.

            “ku pegang janjimu, Kyuhyun.”

----

           

            “apa?” pekikan nyaring milik Changmin berhasil membuat dokter muda Jung tuli sementara. “hyung mengizinkannya merawat Siwon hyung?”

            Pletak!

            “ouuch” bocah jangkung itu kembali memekik. Kali ini bukan karena panik, tapi karena usapan sayang sang kakak ipar. “nonaaa~”

            “jangan berteriak di depan orang yang lebih tua, Changmin!”

            Pemuda jangkung itu mencebil. “noona tak sayang lagi padaku semenjak ada si alien itu.”

            “Changdola” Yunho menegurnya.

            “heuuh apalagi ini? bahkan Yunho hyung pun ikut-ikutan membelanya. Kalian sungguh keterlaluan!”

            “Changmin~”

            BRAKK!

            Terdengar bantingan pintu di kejauhan. Changmin mengurung dirinya di kamar Siwon.

            “kebiasaan” ujar Yunho dan Jaejoong serentak.

 

            “Changmin” Siwon menolehkan wajahnya pada pemuda yang berdiri mencebil di ambang pintu.

            Tap. Tap. Tap.

            Pemuda dengan tinggi bak tiang listrik itu masih menghentak kesal dalam melangkah. Di seretnya kursi dekat meja rias mendekat ke sisi tempat tidur Siwon.

            Brugh!

            “ada apa?” kali pertamanya dalam dua hari ini Siwon bertanya padanya. Harusnya ia merasa senang jika dalam keadaan normal. Tapi karena kedua kakaknya, Siwon bagaikan angin lalu di matanya.

            “hidupku sangat tidak adil hyung!! Noona dang Yunho hyung tidak menyayangiku lagi” adu Changmin. Sementara Siwon masih menatapnya polos, tak mengerti.

            Sekali kau bicara yang tidak-tidak pada Siwon, tak ada makanan untukmu, perut gentong!

            Changmin kembali mengatupkan bibirnya. Ancaman Jaejoong tentang jatah makan memakan terlalu bodoh untuk diabaikan. Ia tak mau makanan junkfood.

            “Changmin-“ panggilan Siwon menyadarkannya.

            “ya hyung?”
            “tadi aku bermimpi dia disini” ujar Siwon lirih. “aku terlalu lemah ya? Sehari pun tak lepas dari bayangannya”

            Changmin terkesiap. Kali pertama didengarnya Siwon bicara banyak. “h- hyung..”

            “Selamat malam” suara itu merdu. Memecah lamunan mereka. Terutama Siwon yang kembali terkejut melihat sosok di ambang pintu. Tempat Changmin berdiri tadi.

            Changmin kembali menolehkan kepala menuju Siwon dengan bibir yang jauh lebih maju dari sebelumnya. “kau tidak bermimpi hyung. Alien itu memang disini” ketus Changmin.

            “dia.. nyata?” Siwon berbisik. Bertanya pada dirinya sendiri.

            “tentu aku nyata!” Kyuhyun memberengut.

            “kau tidak ada imut-imutnya, alien!” ketus Changmin. Tak suka melihat raut wajah Kyuhyun saat ini. entah kenapa ia merasa risih dengan mata bulat yang terlalu itu.

            Srak.

            “yah!! Menjauh dari hyungku!” pekik Changmin. Baginya, Kyuhyun sungguh tak sopan karena dengan mudahnya duduk di samping Siwon. pemuda ini takut matanya kembali ternodai.

            Siwon? tentu saja pria bertubuh sempurna itu kembali ciut di samping Kyuhyun.

            “kau takut melihat pemandangan yang aneh-aneh kan? Jadi keluarlah” jengah Kyuhyun.

            “hell, no!! Kau bisa saja membunuh kakakku jika kubiarkan berdua disini!”

            “mana mungkin aku membunuh cintaku sendiri, bodoh!” ujar Kyuhyun malas. “pergi sana! Anak kecil sudah waktunya belajar”

            “AKU BUKAN ANAK KECIL! UMURKU 21 DAN BERAPA KALI HARUS KU KATAKAN ITU, ALIEN!!

            “CHANGDOLA~”

            Nafas Changmin memburu. Sedikit melupakan eksistensi Siwon disini. Kyuhyun begitu menyebalkan baginya. Beruntung kakaknya memanggilnya dari meja makan.

            “dan aku 31 tahun” Kyuhyun menyeringai. Mata rusa itu membulat dan tubuhnya berjengit. “oh ayolah, kau ingin mengatakan wajahku tak menunjukkan usiaku?”

            Changmin terdiam. Ia lebih memilih berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah pintu. “ya. Kau terlihat seperti pria 40 tahunan”

            “yaakk!!”

            BLAMM.

            Pintu tertutup dari luar. Kembali menyisakan mereka berdua di dalamnya.

            “Siwon..” pandangan Kyuhyun teralih sepenuhnya kepada pria yang masih setia menciut, bergetar di sampingnya.

            Cinta? Batin Siwon. Masih tak mempercayai pendengarannya.

            “hei, tega sekali kau takut padaku. Apa aku ini makhluk astral?” canda Kyuhyun berusaha mendapatkan perhatian prianya.

            Srek. Srek.

            Kyuhyun menarik selimut tebal yang tersampir di lulut Siwon sampai sebatas dada. Diletakkannya guling sebagai rongga pembatas jarak mereka. Bukankah Siwon takut sentuhan?

            “jangan takut. Aku bukan mimpimu. Aku Kyuhyun. Manusia imut yang kau temukan 3 tahun silam di boks telepon saat hujan deras”

            “aakkhh” Siwon memegangi kepalanya yang mulai berdenyut sakit. Sebisa mungkin Kyuhyun menahan jerit hatinya dan tak menyentuh Siwon langsung.

            Srak!

            Kyuhyun mendudukkan dirinya tiba-tiba. Masih di samping pria yang berbaring dengan selimut yang menutupi ¾ tubuhnya. Mata bulat itu menatap tajam pria malang yang berjuang menahan sakitnya.

            “jangan manja! Dan aku tak akan meminta maaf atas semuanya!” Kyuhyun memberengut. Alisnya menukik lucu, dipadukan dengan mata bulatnya yang lebih dibuat galak. “kau sendiri yang harus menghukumku. Jadi kau harus cepat sembuh!”

            Siwon mendengarnya. Di tengah kesakitannya tak mungkin pria ini menyia-nyiakan kesempatan mendengar suara pria pucat itu. Sosok yang begitu dirindukan sekaligus ditakutinya. Mata kelamnya tak bisa berbohong. Hanya wajah dan tubuh itu yang selalu dilihatnya. Bahkan saat sakit sekalipun.

            “kau mendengarku tidak sih? Awas kalau berani pingsan lagi!!” ancam Kyuhyun. Ia mendorong kepala Siwon dengan tunjuk panjangnya. Berusaha bercanda,

            Dan-

            “heuuh.. dia pingsan lagi” ujar Kyuhyun mencebil.

 

jangan kangen aku yaahh~~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙