arti sebuah ketulusan

Kekasih Sepenggalah

halo, im here~

Malang hujan, Kawan. cocok banget jadi background pengiring munculnya kisah baru di kehidupan Kekasih Sepenggalah.

masih ada yang setia kan sama cerita ini?

hehe maaf lama menghilang. aku sibuk dan juga sempat kehilangan gairah nulis karena komentatornya menurun LOL.

sempet ketawa baca komentar kalian tentang cerita ini. yang paling aku garis bawahi, ada yang galau karena sampe chapter 23 si pasangan jaim masih aja belum jadian.

hidup mereka gak mdah, kawan!

mungkin banyak tebara cerita di luar sana yang menyuguhkan betapa imut dan indahnya kisah mereka.

tapi disini aku berusaha mengajak kalian semua untuk hadir dalam kisah yang lebih realistis.

mereka special. cinta mereka asing. oleh karena itu siapkan hati untuk semua kejutan yang akan author buat hihihi.

hope you dont "lempat sandal" ke muka cantik author selama kisah ini berlangsung.

just believe that your dream will come true. LOL

satu yang perlu diingat. menyalahkan "orang2" seperti mereka bukanlah sesuatu yang benar. tapi membenarkan "hubungan mereka"tidak bisa dibilang benar.

 

cinta itu datangnya dari Tuhan. sedangkan nafsu yang mengiringinya datangnya dari Iblis Paza Vesnica

LOL #gulunggulung

PS: contcat me on Bebe 7e869ed0. FB Sri Kencana Mentari. twitter @skmcom

hope you enjoy it ^^

Kyuhyun pergi. Sepuluh menit yang lalu.

            Dan disinilah Siwon, pemilik mainson megah dengan seluruh harta benda yang dimilikinya. Mata hitam itu masih memandang kosong jalanan lengang tempat kuda besi yang membawa kekasih hatinya tadi pergi. Ya. Kyuhyun pergi ke Jepang, melakukan perjalanan bisnis tentunya. Il Woo, pria paruh baya yang selalu sukses membuat mood Siwon memburuk baru saja mengomel tak jelas tentang keselamatan keponakanya. Kyuhyun memang agak pucat tadi. Bagaimana tidak, ia kurang tidur. Semalaman hanya dihabiskan untuk menangis. Menangis tak jelas. Salahkan Siwon yang tidak peka atau Kyuhyun yang memang terlalu sensitif.

            Kyuhyun takut. Entah pada pada. Melihat Siwon yang menyerah, membuatnya lebih menginginkan pandangan dingin mematikan yang selalu diperlihatkan pria itu ketika awal pertemuan mereka. Siwon memeluknya, dan ia semakin takut. Takut jika pelukan itu sebagai salam perpisahannya. Jadilah seharian itu ia menangis sejadinya meratapi kekesalan hati yang tak ia mengerti. Siwon? Jangan ditanya. Ia hanya seperti orang bodoh yang terus memandang punggung Kyuhyun yang membelakanginya. Selama Kyuhyun menangis dan merajuk entah pada siapa, selama itu pula Siwon duduk di pinggiran ranjang menunggui pria peneman hidupnya berhenti menangis.

            “huuft” tanpa sadar Siwon mendesah. Kyuhyun makan sedikit sekali tadi. Ia memberikan hampir separuh porsi nasi goreng kimchi di piringnya untuk Siwon. Lagi-lagi mata bulat itu berair. Siwon sungguh heran dengan tingkah pria pewaris Cho Grup itu. Apa itu berarti Kyuhyun sudah memberikan kesempatan untuknya masuk lebih dari sekedar teman kontrak?

            Siwon tersenyum. Menyadari kata hatinya sendiri. Jika benar, tentu saja pria bertubuh tegap ini akan berusaha sebisa mungkin untuk lebih dari sekedar teman kontrak. Ia membutuhkan Kyuhyun. lebih dari sekedar hati dan teman tidur.

            Pukul delapan.

            Siwon melirik emas putih yang memeluk erat tangan indahnya. Masih terlalu pagi untuk beraktifitas. Pekerjaan kantor pun tidak terlalu menuntut kehadirannya hari ini.

            “Kyuri..” gumamnya.

 

 

            “OPPA!!” pekik Kyuri ketika melihat sosok yang belakangan ini sering menjumpainya.

            “apa kabar gadis cerewet?”

            Kyuri mengerucutkan bibir cerinya sebal. Teman barunya ini selalu mennyebalkan dan memberikan kenyamanan sekaligus. “aku tidak cerewet pabo! Akhh-“

            Pekikan kecil keluar dari mulut manisnya. Siwon, pria yang kini terlihat tampang dengan cardigan hijau tuanya menarik pipi pucat itu secara paksa.

            “yaah! Sakit, oppa!” protes Kyuri lagi-lagi.

            Siwon tersenyum. Ditatapnya lamat wajah pucat itu. Begitu kurus dan tak bercahaya.

            Srek. Srek.

            Kyuri tercenung. Ada saja yang dilakukan pria dihadapannya ini untuk membuat hatinya bergetar. Siwon mengusap sayang pucuk kepalanya.

            “apa kau makan dengan benar, eh?” suara rendah itu berbicara. Datar, terdengar tulus.

            “uhm” Kyuri menganggukkan kepalanya singkat. Ia nyaman dengan sentuhan Siwon. Pria asing itu memberinya perlindungan.

            “lalu kenapa wajah cantik ini masih terlihat pias, hum?”

            Mata cantik Kyuri menatap sorot mata tajam milik Siwon. Bedanya, mata elang itu kini tengah menatap teduh penuh kasih kepadanya.

            “op- oppa” cicit Kyuri. Ada sesuatu yang ditahannya beberapa hari ini. “aku- sebenarnya tidak meminum obatku dengan benar beberapa hari ini”

            Siwon memicing, “kenapa?” suara itu masih terdengar sama, tenang dan datar.

            “Donghae oppa tidak mau mengabulkan permintaanku. Aku bertengkar dengannya”

            “kalian bertengkar atau kau yang memusuhinya?”

            Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Ia ketahuan! Padahal baru saja gadis belia ini berniat melancarkan aksinya. “habisnya! Aku bosan oppa! Bertahun-tahun kuhabiskan waktuku untuk menahan sakit dan terkurung di rumah sakit ini. aku bahkan melewatkan masa pertumbuhan gadisku disini. Temanku hanya dokter dan suster” Kyuri memelas. Hilang sudah batasan terakhir yang mencoba dijaganya. Ia gadis kesepian, tentu saja. Kyuhyun kakak satu-satunya tak mungkin berada 24 jam disekitarnya. Pria itu juga harus berbagi penderitaan menampuk beban penghidupan ribuan karyawan di pundaknya. Sementara Donghae. Sebaik apapun pria itu padanya, ia tetaplah seorang dokter. Dokter yang akan selalu berada di pihak kakaknya dalam urusan kesehatan Kyuri.

            “lalu?” tanya Siwon tanpa dosa

            “yaiishhh oppa! Aku ini sedang berbagi kisah kelamku! Aku ingin sekali pergi melihat dunia luar!” pekik Kyuri. Rasa kesal kembali menyelimutinya.

            “tapi aku tak punya kendaraan untuk membawamu ke planet luar”

            “aku ingin jalan-jalan bukan ke planet luar bertemu alien! Aku ingin ke taman hiburan!!” katakan Siwon hebat. Ia hanya menatap polos gadis belia yang kini tersengal mengatur napasnya.

            “maksudmu tempat yang ada bianglalanya?”

            “iyaa.. yang banyak jajanan khas dan permainan menyenangkan! Aku juga ingin melihat-lihat pernak-pernik lucu yang biasanya dibelikan Jaena unnie dulu untukku. Ups!”

            “apa?”

            “aku sudah janji pada oppa ku untuk tidak mengungkit nama itu” Kyuri membekap mulut lancangnya. Namun Siwon dengan sangat jelas dapat mendengar perkataannya.

            Ah. Kyuhyun lagi. Apapun yang berkaitan dengan orang-orang disekitar pria itu selalu membuat hatinya memanas.

            “oppaaaaaa”

            “ya?” Siwon terperanjat. Gadis belia ini baru saja meneriaki gendang telinganya. “jebaaal~”

            “Kyuri..”

            Siwon menoleh. Seorang dokter muda tampan, bertubuh tegap meski kalh tinggi jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya berjalan mendekat. Mata tajam itu melirik awas pria asing dan pasien kesayangannya.

            Pria ini lagi. Batinnya.

            “Kyuri” Lee Donghae, nama yang tertera pada tanda pengenal dokternya. “disini kau rupanya. Angin peralihan musim tak baik untukmu” mata itu kembali melirik ria yang berjongkok di depan kursi roda pasiennya. Ia tersenyum, membuat pria asing itu juga menganggukkan kepala.

            “tidak mau! Oppa tega sekali padaku. Pergi sana, aku akan berkencan dengan oppa tampan ini!”

            Lee Donghae berjengit, begitupun dengan pria asing ini. mereka sama-sama tak menyangka gadis polos itu mampu berkata tak sopan pada dokternya sendiri. Terlebih soal kencan. Hell, demi apapun, Siwon tak pernah menyetujui kata kencan diantara mereka. Bahkan ia tak pernah berkencan dengan wanita manapun sebelumnya.

            Donghae menatap langsung mata kelam milik pria asing yang sedari tadi masih setia akan kebisuannya. Mata hitam itu menatapnya datar. Sebuah pandangan yang hanya bisa ditangkap oleh sesama kaumnya. Ia tahu pria asing ini tak ada niat. Kyuri, gadis itu lagi-lagi mencoba membuat panas hatinya.

            “oppaaa~” rengek Kyuri. Jebal sekali ini saja” tatapan mata itu begitu memelas pada Siwon. Sedang pria itu hanya diam saja, tak enak hati pada si dokter yang mengawasi mereka.

            “heeeuuh” Donghae menyerah. “baiklah jika kau bersikeras untuk terus memusuhiku Kyuri-ah. Kau boleh pergi tapi jangan jauh-jauh. Jangan lebih dari dua jam, oke!” Ya. Dokter muda ini menyerah. Ia tak tahan jika selalu dijauhi oleh pasien kesayangannya. Kyuhyun sedang tak ada. Pintar sekali gadis kecil itu membaca situasi dan mnjadikannya peluang untuk melihat dunia luar.

            “benarkah?” Kyuri memekik senang. Tanpa sadar di arahkannya kedua jemari lentiknya untuk mengayuh roda pada kursi tempatnya duduk. Gadis ini dengan cepat menghampiri Donghae dan menarik jas putih pria itu.

            Grep!

            Kyuri memeluk Donghae. Hal pertama yang dilakukannya semenjak tiga tahun terakhir. Lee Donghae? Jangan tanyakan. Lututnya bahkan dirasa tak mampu menopang bobot tubuhnya.

            “terima kasih oppa! Jinja kau yang terbaik!” Kyuri tersenyum lebar ke arahnya setelah melepaskan  pelukan  mereka.

            “oppa, ayo!!” pekik Kyuri, berbalik menatap Siwon yang memandang datar keduanya.

            “kau mau pergi dengan pakaian seperti itu? Mintalah perawat Oh untuk mengganti bajumu” ujar Donghae lembut. Dengan cepat gadis belia itu mengiyakan. Kursinya melesat begitu cepat melewati koridor menuju kamar rawatnya.

            “Lee Donghae” ujar Donghae memperkenalkan diri ketika Kyuri tak ada lagi di hadapan mereka. Namun hanya dibalas anggukan singkat oleh pria bertubuh tinggi tegap. Donghae berusaha tersenyum memaklumi. Walaubagaimanapun ia dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik pada pengunjung rumah sakit. “sepertinya aku baru beberapa kali melihatmu. Dan Kyuri begitu mudah untuk akrab denganmu. Apa hubungan kalian?”

            “hanya teman” jawab pria itu mencoba bersikap ramah.

            “apa kalian berkencan?” tembak Donghae langsung. Ia tak sabar menunggu. Kau tidak hati ini akan makin menorehkan lubang.

            “hum?” Siwon menaikkan sebelah alisnya. Apa baru saja seorang dokter dihadapanya membicarakan soal perasaan di tengah jam kerja? “kurasa ada tidaknya hubungan spesial yang terjalin diantara kami bukanlah menjadi kontrol tugas anda disini, Dokter Lee”

            Dingin dan menusuk. Itulah yang dirasakan Donghae. Tapi lagi-lagi almamaternya lah yang mengharuskannya bersikap setenang dan seramah mungkin.

            “aku dokternya, Tuan. Ku harap kau mau mengerti, kondisi Kyuri tidak lah sama dengan kondisi gadis pada umumnya. Dunia luar rentan akan virus yang mengancam keselamatannya”

            “lalu dengan berada di tempat terkurung ini keselamatannya akan terjamin?”

            Donghae terdiam. Siwon, pria ini ternyata cukup berbahaya. “Dokter Lee, dengar-“ Siwon menginterupsi. “tak ada niatanku untuk membahayakan keselamatan gadis itu. Tapi sempatkah kau berfikir tentang perasaannya? Kurasa kalian sebagai orang terdekatnya cukup mengerti betapa gadis seusianya membutuhkan gemerlap dunia luar”

            “Tuan, kumohon jangan pergi ke tempat membahayakan. Ajaklah dia pergi ke taman bunga, mungkin-“

            Dahi Siwon mengernyit, baru saja ia menangkap lirih dari suara dokter di hadapannya. Pria tinggi ini menyeringai. “kurasa hubungan dokter-dan pasiennya tidak diperbolehkan, Dokter Lee”

            Donghae mencelos. Apa baru saja pria asing ini menyadari perasaannya?

            “oppaaaa..”

            “jangan berlari!” pekik Donghae. Kyuri, gadis itu sudah berganti pakaian. Meski pucat masih mewarnai muka tirusnya.

            “eheheh, maaf Donghae oppa. Aku terlalu bersemangat” ujarnya ketika sampai tepat dihadapan kedua pria yang menunggunya. “oppa, ayo berangkat!! Nanti keburu siang!” tanpa ba-bi-bu gadis belia ini menarik lengan Siwon, kasar.

            “jangan pernah cemburu padaku, Dokter Lee” Siwon menyeringai, berbisik sebelum ditarik terlalu jauh oleh gadis yang mendahuluinya.

            Lorong itu kembali senyap, ditemani muka pias seorang Lee Donghae. Pria asing yang membawa Kyuri mengetahui perasaannya.

            Bagaimana ini? bagaimana kalau ia mengatakan yang tidak-tidak pada Kyuri? Bagaimana kalau pria itu ternyata musuh Kyuhyun?

            Donghae mengusap kasar wajah tampannya. Haruskah aku memberi tahu Kyuhyun?

----

 

            “hei gadis gila! Kau bilang ingin ke taman kan?” ucap Siwon tak suka.

            “siapa yang gila? Aku cantik begini!”

            “kau bilang kau tadi ingin ke taman!” geram Siwon. Oh sungguh! Kakak-adik sama-sama menyebalkan!

            “tapi ini juga taman, ahjussi tua!”

            “what? Kau memanggilku apa? Ya! Ini Lotte World, bodoh! Bukan taman!” Siwon mengepalkan tangannya. Katakan ini kemajuan pesat untuk kondisinya. Dihadapan wanita ini, ia bisa mengeluarkan ekspresinya.

            “kau membentakku?” Kyuri memberengut. Wajahnya berubah murung.

            “jangan berusaha membujukku dengan wajah alienmu itu!”

            “tapi ini juga taman oppa-, taman bermain”

            Heuul~  Siwon memutar bola matanya malas. Hell, tempat ini begitu sesak dan ramai.

            “pikirkan kesehatanmu, Kyuri. Tempat seperti ini tak baik untumu. Dokter itu mengancamku untuk selalu menjaga keselamatanmu ketika kita diluar”

            “oppa ku mohon. Ini kali pertama setelah tiga tahun aku tak keluar dari rumah sakit. Oppaku juga tak pernah membawaku ke tempat seperti ini. terakhir kali aku kesini saat berumur tujuh tahun. Aku bahkan lupa bagaimana rasanya naik benda besar itu”

            Dan ini lah Siwon, dengan segala ketidakberdayaannya. Ia dikenal sebagai pria dingintak berhati yang bahkan dapat menghajar wanita sekalipun. Tapi bagaiman ia melakukan hal itu untuk seorang wanita yang perlahan mulai merebut sebagian perhatiannya. Wanita yang sangat berarti untuk seseorang yang begitu sakit dicintainya.

            “kau ini-“ Siwon menyerah.

            Grep.

            “tetap berada di sampingku, dan jangan terlalu over disana!” lirik Siwon tajam. Perkataannya mutlak. Terutama dengan rangkulan posesifnya pada bahu Cho Kyuri.

            “ay ay Captain!”

            Siwon terpakasa tersenyum. Tak dapat dipungkiri gadis ini mampu memberikan kenyamanan tersendiri padanya. Siwon tak pernah tersenyum setulus ini. tidak juga pada keluarga kandungnya. Bahkan pada seorang Cho Kyuhyun. senyum tulusnya begitu berbeda.

 

            “oppa oppa!! Cepat fotokan aku, cepaat~” Kyuri menghentakkan kakinya cepat. Ia melihat Larva merah disana.

            “haha” Siwon tertawa. Untuk kesekian kalinya bibir Joker itu melengkung lebar. Kamera poket yang dibawanya mungkin sudah penuh terisi gambar ajaib gadis belia yang kini memeluk posesif larva merah di sampingnya. Bertingkah layaknya gadis berumur belasan tahun.

            “terimakasih, Larva manis!!”

            Cup!

            “yaah!” Siwon melotot. Gadis itu baru saja memberikan ciuman di pipi si badut. Sontak jiwa bossy-nya menyeruak. Ia tahu Dokter bernama Lee Donghae itu menyukai Kyuri. Dan ia telah berjanji untuk menjaga gadis ini selama perjalanan. Hell, malang sekali nasib dokter itu.

            PLETAK!

            “Oucchhh!” Kyuri meringis. Baru saja kelapa cantiknya di hajar oleh benda tak bernyawa bernama kamera poket.

            “oppa!!” pekik Kyuri. Pria tinggi itu dengan seenak hati memukul kepalanya. “kalau aku radang otak bagaimana?”

            “mana ada penyakit seperti itu” pletak! Lagi-lagi Siwon menggetak kepala bersurai hitam itu. “jangan pernah mengumbar bibirmu lagi, gadis gila!”

            “kau cemburu eh?”

            “seseorang yang menyukaimu akan bersedih jika sampai  tahu perbuatanmu” ancam Siwon.

            Kyuri mengernyit/ “Seseorang yang menyukaiku? Bukan kau?”

            “tentu saja bukan!” geram Siwon tak terima.

            “AHAHAHAHHA” Kyuri menertawakan wajah kesal pria di sampingnya. “oppa, kau tahu? Wajahmu terlihat puluhan tahun lebih tua jika kesal seperti itu HAHAHAH!”

            “yah!”

            “HAHAHAH”

            “berhenti tertawa, gadis bodoh!”

            “omo! Bagaimana ini? kau tidak menyukaiku- tapi aku menyukaimu?” ujar Kyuri polos, berusaha memancing emosi Siwon lagi.

            “hanya di mimpimu!”

            “HAHAHAH- uhuk uhuk uhuk”

            Sret!

            Buru-buru Siwon merapihkan syal yang mengerat di leher putih Kyuri. “sudah kubilang jangan over, Kyuri. Pikirkan kesehatanmu”

            “uhu- uhuk. Maaf oppa, aku terlalu senang menjahilimu” mata gadis itu sayu, bertolak belakang dengan senyum di bibirnya yang terkembang sempurna. Siwon mau tak mau ikut tersenyum meski gurat wajahnya kentara sekali mengiba.

            Sruk sruk.

            Tangan besar itu mengelus sayang puncak kepa Kyuri. “Kau harus selalu sehat untuk orang-orang yang menyayangimu”

            “apa oppa juga termasuk orang yang menyayangiku?” mata bulat itu mengerjap polos. Usianya mungkin menginjak kepala dua, tapi tatapannya tak lebih seperti gadis kecil renta.

            “entahlah” Siwon berubah datar. “aku tak yakin apa aku boleh menyayangimu atau tidak”

            Kosong. Kyuri menyadarinya. Tatapan mata tajam itu berubah sendu. Ia gadis yang peka sebenarnya. Bohong jika ia tak tahu kebimbangan hati pria disampingnya. Tapi ia juga tak tahu mengapa. Mengapa pria itu datang tiba-tiba di kehidupannya. Memberikannya perlindungan, dan tak yakin akan eksistensi dirinya sendiri. Pasti ada alasan.

            “heii, tentu saja kau boleh menyayangiku, oppa!” Kyuri menyikut tubuh Siwon dengan siku kurusnya. “aku akan sangat senang dikelilingi oppa-oppa tampan. Aigoo~ gadis penyakitan sepertiku ternyata mampu menarik perhatian oppa-oppa tampan. Aigoo~”

            Pletak!

            “ouuchh.. oopa~” rengek Kyuri. Ini ketiga kalinya Siwon memukul kepalanya dengan sayang. Sesaatgadis itu ikut tersenyum lembut. Siwon pria kesepian menurutnya. Dan tentu dengan senang hati Kyuri ingin menjadi teman di kesendiriannya. Pria kesepian itu kini dapat tertawa lepas dan menunjukkan pancaran kasih sayang yang selama ini hanya terkungkung di matanya.

            “ah,! Oppa aku mau es krim cokelat!”

            “tidak”

            “oppa~”

            “tidak, Kyuri. Kau tak boleh menyentuh benda dingin. Ingat itu!”

            “tapi aku mau. Ayolah~ sekali ini saja!”

            “tidak. Ingat pesan Dokter Lee saat di parkiran tadi”

            “tap-“

            “tidak ada tapi-tapi”

            “hufft.. baiklah~” gadis itu tertunduk lesu. “ah, kalau permen kapas?”

            “ti- apa itu permen kapas?”

            “itu.. makanan yang terbuat dari gula dan berwarna pink!” mata bulat itu berbinar cerah. “aku pernah lihat adik kecil di rumah sakit memakan benda itu bersama ibunya. Aku ingin, oppa~”

            “tap-“

            “ayolaah.. kumohon oppa, sekali ini saja”

            “sebaiknya kau tanya dokter Lee”

            “oppa! Ini kencan kita, kenapa harus bertanya dengan oppa menyebalkan itu” Kyuri mmberengut.

            “baiklah, baik. Pergilah dan jangan makan terlalu banyak.” Siwon menyerahkan selembar uang untuk gadis yang kini berjingkrak kegirangan. Pedagang makanan aneh itu hanya berjarak sepuluh meter dari tempatnya. Dan disana hanya ada antrian anak kecil. Tentu Siwon tak ingin menurunkan derajatnya, mengantri bersama anak kecil.

            Tap.

            Pria bertubuh tegap itu terduduk di bangku taman tak jauh dari tempat gadis kecilnya mengantri. Ia merasa aman dapat mengawasi sosok itu dari sini.

            Hell. Bulu kuduknya meremang mengingat perkataan Kyuri tadi. Kencan? Yang benar saja! Pikirnya tak terima. Tapi dilihat dari segi manapun kegiatannya hari ini persis seperti yang dikataan gadis itu. Pergi berdua, hanya berdua, ke taman bermain, berfoto, makan bersama, sedikit pertengkaran, kemudian tertawa bersama. Oh hell,  apa dia mengkhianati cintanya.

            “tidak!” pekik Siwon. “ekhem” ia mengusap tengkuknya gusar. Pandangan ornag disekitarnya mulai bertanya melihat aksi konyolnya yang tiba-tiba berteriak. Tentu saja ini bukan kencan. Hell~ batinnya membenarkan pikirannya.

            Siwon menatap punggung kecil itu dari tempatnya kini bersandar. Gadis itu mirip sekali dengan seseorang yang dicintainya. Mungkin, jika sosok itu adalah wanita, Siwon akan lebih pusing lagi akan segala kehebohan yang dimilikinya.

            “khe khe” Siwon terkekeh. Sedang apa dia disana? Apa kau makan dengan baik, Kyuhyun?”

            “oppaa!!” mata elang itu menoleh. “kau juga mau?”

            “oh hell, bisakah ia tidak berteriak sedikit saja” cibirnya. Siwon hanya mengacungkan jempol sebagai tanda persetujuannya.

            “gadis itu, benar-benar!” Siwon berdecak. Selama ia mengenal wanita, ia tak pernah menemui wanita seunik adik Kyuhyun, seseorang yang dicintainya. “ah-“ Siwon berjengit. Ia melupakan seseorang.

            Liu Wen. Ya, gadis Cina anak angkat kedua orang tuanya yang secara langsung berarti menjadi bagian dari dirinya. Tega sekali ia mengajak Kyuri tanpa mengingat adik sendiri.

            Pip. Pip.

            Jemari besarnya menekan lincah di atas benda pipih hitam miliknya.

            Ne. Sajangnim?

            “Liu, mau berkencan denganku?”

            APA??

            “ah, maksudku, mau pergi jalan-jalan denganku? Bukankah kau belum pernah berkeliling di pusat Korea?”

            Op-oppa mengajakku jalan-jalan?

            “apa itu terdengar aneh? Akan ku kenalkan kau pada teman kecilku. Kuharap kalian bisa berteman akrab”

            Brugh!

            “astaga!”

            “nona!”

            “ya Tuhan, gadis ini!”

            BANG!

            Pupil hitam Siwon mengecil. Di hadapannya. Sepuluh meter dari sana, punggung kecil yang tak lepas dari pengawasannya terjatuh. Inikah ambang batas staminanya?

            “k- yuri..aahhkkk”

            Oppa! Oppa! Apa sesuatu yang buruk terjadi? Oppa?

            “aakkh” bulir keringat membanjiri sekitaran pelipis pria tampan ini. sakitnya kembali. Ingatan atas ketakutannya menyeruak dengan seenaknya. Bayangan kakaknya yang meninggal di hadapannya dengan jiwanya yang terkurung dalam tubuh autisnya kembali menggenang.

            “aaakhh” Siwon kembali meringis. Lututnya bergetar, lemas tak berdaya. Ia takut. Sangat takut. Tubuh ini kembali bereaksi.

            Oppa! Kau dengar aku? Oppa?

            mata Siwon memerah tajam. Berusaha mengumpulkan sisa kesadarannya. Diraihnya ponsel yang tergeletak di samping tempat duduknya.  Kyuri butuh penyelamat. Dan orang itu bukan dia. Tidak dengan kondisi autisnya.

            “Li- Liu, tolonghh. Lotte World. Selamatkan Kyuri aakhh”

            Tut. Tut. Tut.

            Sambungan  itu terputus, begitu juga dengan hilangnya kesadaran pria itu. Untuk terakhir kalinya ia melihat tubuh ringkih itu dikerumuni warga.

            “bertahanlah, Kyuri”

----

 

            Hosh. Hosh. Hosh.

            Kaki jenjang itu berlari bak kesurupan. Tak dihiraukannya lutut yang sedari tadi bergetar hebat minta diistirahatkan.. Kyuri.. lirihnya.

            Hallo, Kyuhyun?

            “Liu?” Kyuhyun mengernyit tak percaya. Wanita ini meneleponnya.

            Kyuhyun. Kyuri tak sadarkan diri, ia berada di ICU. Kesehatannya menurun, maaf aku meneleponmu tiba-tiba. Tadi oppa memberitahuku ka-

            Mata hitam itu membulat sempurna. Kyuri. ICU. Dan Siwon.

           

            Tap. Tap. Tap.

            “Kyuhyun-“

            “katakanh.. KATAKAN APA YANG TERJADI PADA KYURI, LEE DONGHAE!!”

            Kyuhyun meremat kuat pundak lesu dokter muda kepercayaannya. Tubuh itu bergetar. Sama lemahnya dengan dirinya.

            “maaf- Kyuhyun, aku gegabah” lirihnya penuh penyesalan.

            “Kyuhyun-“ Kyuhyun mengalihkan atensinya. Liu Wen. Gadis itu ada disana. Sama kusutnya dengan keadaan Lee Donghae.

            “kau-“ mata bulat itu menatap nanar wanita yang baru saja muncul entah dari mana. Siwon! Keparat!

            BRAKK!

            Pintu itu terbanting keras. Kyuhyun pelakunya. Tepat dipinggiran ranjang tempat adiknya terbaring lemah, sosok itu berdiri memunggunginya.

            Grep! BRAKK!

            Kyuhyun menarik ujung baju pasien yang juga terpaksa dirawat di rumah sakit ini. tapi Kyuhyun tak menyadari itu. Yang ada di matanya hanya kebencian dan kebencian.

            “akkh” sosok itu meringis. Kyuhyun baru saja menarik kerah lehernya dari belakang dan membantingnya. Kursi kayu tempatnya dudukpun ikut tega menimpa tulang keringnya. Namun Siwon hanya diam. Ia sudah menebak apa yang akan didapatnya saat pria ini kembali.

            “bajingan!” Kyuhyun meludahi tubuh terpuruk itu.

            Brak!

            Siwon mengeratkan kepalannya. Sakit sekali. Kyuhyun menendang tulang keringnya yang terluka.

            “menjijikkan!”

            Mata bulat itu memerah. Antara ingin menangis dan meluapkan amarah. Siwon. Kenapa harus Siwon? Dan kenapa pria itu melakukannya. Kyuhyun hancur melihat adiknya. Sumber kehidupannya di dunia ini. dan Siwon, pria yang sedikit-demi sedikit mengajaknya berpaling kini menghancurkan dunianya. Kyuri disana terbaring lemah. Dan ada Siwon disini. Siapa lagi kalau bukan pria bossy bertangan dingin ini yang mencelakainya.

            “kau- kau makhluk paling menjijikkan yang pernah kutemui di dunia ini!” raung Kyuhyun.

            DUAGH!

            Sepatu kulit dengan bobot dua kilo itu menghantam rahang Siwon. Sakit? Jangan ditanya. Bahkan darah segar mulai mengalir dari kulit terkoyaknya. Namun raja bisnis muda ini tetap dalam diamnya, meringkuk di atas lantai rumah sakit kamar Kyuri terbaring.

            “TIDAK CUKUPKAH KAU TELAH MELUKAI HARGA DIRIKU? MEREBUT SEGALANYA DARIKU? KAU MERENDAHKAN KU HINGGA NERAKA TERDALAMPUN ENGGAN MENERIMAKU. DAN SEKARANG KAU MENGINCAR ADIKKU?”

            Siwon diam. Tak seharusnya ia bicara. Dan memang keharusannyalah untuk Kyuhyun marah.

            “APA SALAHKU PADAKU CHOI SIWON?! APA KAH AKU HARUS BERLUTUT DAN MATI DI HADAPANMU AGAR KAU BERHENTI MENCEMOOH DIRIKU? KENAPA KAU MELIBATKAN ADIKKU! DEMI TUHAN IA TAK MENGERTI DIRIMU, BAJINGAN!!”

            DUAGH!!

            “KYUHYUN!” pekik Donghae dan Liu Wen serentak. Mereka awalnya berbicara dengan tenang seputar kesehatan Kyuri dan alasan mengapa Siwon berada disana, sama tak berdayanya dengan gadis malang itu. Sebuah kebenaran yang baru diketahui Donghae, sebelum suara gaduh didalam kamar inap Kyuri menghentikan perbincangan mereka.

            “demi Tuhan, Kyuhyun! sadarkan dirimu!” bentak Donghae sambil mendekap erat tubuh tegap yang kembali ingin melayangkan tendangannya pada pasiennya.

            “LEPASKAN AKU LEE DONGHAE!! AKU HARUS MENGHABISI PEMBUNUH MENJIJIKKAN INI!”

            “dia bukan pembunuh, Kyuhyun!” bentak Donghae. Kyuhyun benar-benar jauh di atas kesadarannya. “demi Tuhan, Kyuri masih Hidup Kyuhyun! tidakkah kau lihat adikmu terbaring disana?

            “YA! DAN YANG MENYEBABKAN SEMUA INI ADALAH DIA!” tunjuk Kyuhyun tajam.

            Liu Wen disana. Memeluk kakak lemahnya. Wanita Cina itu menangis histeris melihat luka dan lebam yang menghiasi tubuh lemah itu. “hentikan Kyuhyun! tidakkah kau lihat tubuh lemahnya” ibanya.

            “DIAM KAU WANITA JALANG. JANGAN BERPURA-PURA DI HADAPANKU!” Kyuhyun membentak Liu. wanita yang bahkan menjadi penyelamat adiknya andai saja Kyuhyun tahu. Mata bulat itu menatap jijik pada Siwon yang bahkan hampir kehilangan kesadarannya, namun masih berani mencoba menatap teduh ujung matanya.

            “dasar autis menjijikkan!” ucap Kyuhyun dengan nada rendah mutlak.

            Donghae mencelos. Cengkeraman kuat tangannya di pundak lebar Kyuhyun terlepas. Liu Wen mengeratkan pelukannya pada kepala kakaknya yang terluka, berharap pria itu tak mendengar apa-apa. Namun terlambat. Kesadaran Siwon masih tersisa. Setiap kata yang keluar dari bibir indah itu terlalu jelas untuk didengarnya.

            Tes.

            Liu Wen makin mengeratkan pelukannya. Siwon menangis. Hal pertama yang dilihatnya dari tubuh angkuh itu.

            “pergi” ucap Kyuhyun dingin, tak berperasaan. “PERGI DARI HADAPANKU DAN KELUARGAKU. BAWALAH SEMUA UANG DAN HARTA YANG KAU PINJAMKAN UNTUKKU. AKU TAK PEDULI DENGAN SEMUA PERJANJIAN HINA ITU! PERGI! PERGILAH SAMPAI NERAKAPUN ENGGAN MENERIMAMU, AUTIS SIALAN!”

            PLAK!

            “SADARLAH CHO KYUHYUN! KAU SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHATMU!” Donghae menampar Kyuhyun keras. Mulut pria itu begitu berbisa. Kata-katanya bahkan sungguh tak layak didengar untuk ukuran manusia.

            “Liu” lirih Siwon. “bawa aku pergi. Kumohon”

            “”PERGILAH SEBELUM AKU MEMBUNUHMU, DASAR GAY SIALAN. AUTIS! JANGAN PERNAH KAU MENAMPAKKAN WAJAH HINAMU ITU DI HADAPANKU DAN KELUARGAKU!”

            Liu menatap nanar setiap gerakan bibir yang dilontarkan oleh pria yang kini berdiri angkuh tak jauh darinya. Sakit. Ia saja yang dapat dikatakan orang baru sungguh tak terima dengan semua penghinaan Kyuhyun, apalagi Siwon, kakaknya. Satu-satunya orang yang tersakiti baik tubuh maupun hatinya.

            “kita pergi, oppa” ucapnya tenang. susah payah dibantunya tubuh besar itu untuk berdiri. Dengan sigap Donghae membantu Liu menegakkan tubuh lemah Siwon. Memapahnya untuk berjalan menuju pintu keluar. Liu Wen mengeratkan pelukannya pada pundak Siwon yang tak terluka. Ingin sekali gadis Cina ini merobek mulut berdosa Kyuhyun. namun ia sadar tak ada porsinya untuk melakukan itu. Ia gadis terhormat, dengan keluarga yang begitu terpandang. Kakaknyalah yang berhak menjelaskan segalanya dan menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.

            “nona Liu, maafkan segala perbuatan Kyuhyun. kumohon. Dia pria rapuh, yang hanya memiliki Kyuri di dunia ini” iba Donghae, entah mengapa ia merasa perlu memastikan. Liu hanya memandangnya sekilas. Masih nampak kepayahan menopang bobot besar Siwon di tengah mereka.

            “bukan porsiku, dokter Lee. Merekalah yang harus menyelesaikannya berdua. Dengan gadis cantik itu tentunya” ujar Liu berusaha ramah. Dokter muda ini begitu baik memperlakukan mereka.

            “ak- maafkan aku jika telah ikut campur urusan ka-“

            BRUGH!

            “OPPA!”

            “Tuan!”

            Pekik keduanya. Tubuh besar itu merosot cepat dari rangkulan mereka. Siwon pingsan. Tubuh yang disangka kokoh itu tak kuat menopang rangkaian otot yang hancur-baur akibat perkataan Kyuhyun. Pria yang sangat dicintainya.

 

kkkkk sudah kuperingatkan untuk menyiapkan hati kan?

ditunggu komentar dan votenya.. #butuhdukungan

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙