Hujan dan kala itu

Kekasih Sepenggalah

           haiii ^^

adakah yang membuka laman ini di awal bulan?

hehehehe mianhe.... aku sibuk acara pindah memindah barang makanya sempet terhambat

semoga masih ingat dengan cerita ini ya.. dan terima kasih untuk cinta dan kesetiaannya menunggu Kekasih Sepenggalah..

untuk readers baru terima kasih telah menyempatkan diri untuk membaca..

support dan komentar kalian sangat membantu meningkatkan semangat menulisku hehehe..

 

oh iya, akun BB ku update pin terbaru 5D0DB3D9 hehehe... bagi yang kehilangan kontakku maafkeuunn yess^^

tanya di FB Sri Kencana Mentari atau di IG Sri_Kencana Aja untuk liat apdetan terbaru seputar cerita2 yang akan di post yeess ^^

 

selamat membaca....

 

PS. Hati2 mimisan di bagian akhir muehehehehe....

 

            “Kyuhyun”

            Pria yang dipanggil namanya menoleh. Jaejoong disana, memegang mug putih entah berisi apa.

            “ya, Jae? Apa Yunho sudah berangkat ke pusat?”

            “ya, sampai malam nanti. Kau memasak?”

            Kyuhyun tersenyum. Ada yang tanya dimana dia berada? Dapur jawabannya jika kalian ingin tahu. Ia sudah lama tak berkutat dengan benda-benda penyulap makanan itu.

            “hooo...” Jaejoong membeo. Tak perlu jawaban verbal dari tamu jauhnya. “kau hanya memasak untuk Siwon atau keluarga ini juga?”

            “kau ini bicara apa? Tentu saja aku memasak untuk kalian semua” Kyuhyun pura-pura kesal. Jujur ia merasa nyaman bersama wanita cantik ini. Jaejoong lembut, meski sedikit bar-bar jika berurusan dengan Changmin, adik Yunho. Atau memang semua wanita sebenarnya begitu? Ah, Kyuhyun teringat dengan Jaena dan Kyuri adiknya. Apa kabar kedua makhluk hawa itu?

            Kyuhyun tersenyum kecut. Ya, ia merindukan Kyuri paling banyak. Adik dan keluarga sedarah satu-satunya yang ia punya. Tapi ia masih tak punya nyali untuk menghubungi si bungsu. Adiknya pasti akan bertanya ini-itu tentang kakaknya yang lain. Siwon. Ya, Kyuhyun yakin mulut lebar si dokter muda, Donghae, yang masih setia menjadi dokter kepercayaannya itu pasti telah melontarkan kata-kata ajaib tentang betapa Kyuhyun seperti orang gila ketika nekad pergi ke negeri orang demi menjemput cintanya. Cih, Kyuhyun benci itu, tapi tak menampiknya. Ia memang seperti orang bodoh yang nekad pergi dengan hanya membawa tubuh dan dompetnya ke negeri antah berantah.

            “wah, ini enak!” Kyuhyun hampir melepas pegangannya pada spatula. Pekikan Jaejoong mengejutkannya. “aku tak menyangka masakanmu dapat menyaingiku, Kyuhyun” mata bulat Jaejoong masih tak berkedip memandang takjub pada pria ini.

            “itu hanya udang tepung, Jaejoong” Kyuhyun memutar bola matanya malas. Ia tahu Jaejoong meledeknya.

            “Changmin suka sekali udang. Apa kau sengaja memasak udang untuk mengambil hati si tiang itu?”

            “aku bahkan baru tau setelah kau mengatakannya, Jae” Kyuhyun mengedikkan bahunya acuh. “ini untuk Siwon, dan baguslah jika si tiang itu juga menyukainya”

            “ah, ngomong-ngomong soal Changmin, dimana si jangkung itu?”

            “dia di kamar Siwon” jawab Kyuhyun tenang.

            “well, aku yang pikun atau kalian memang sudah dekat?”

            “tidak juga. Changmin sedang curhat bersama Siwon. Tadi aku melihatnya menulis beberapa partitur dan mengeluh ini-itu pada Siwon”

            “hoo... apa kau mengalah?”

            “khe khe khe... kalian sendiri yang bilang, dia itu adik Siwon kan? Tentu aku harus belajar menekan egoku. Lagipula aku belum tau apa Siwon masih mau menerimaku”

            Jaejoong menggaruk kepala. “dengar, Kyuhyun. Aku agak tabu mendengar kata menerima dan kembali dan apapun yang terjadi dengan kau dan Siwon. Yang dapat kukatakan adalah, jika menurutmu benar, maka ikuti kata hatimu. Aku tidak mengatakan  kalian juga tidak bersalah karena jelas hubunganmu itu tabu. Tapi, yaah.. aku hanya ingin kalian memikirkan ulang”

            Kyuhyun menghentikan gerakan menata lauk di atas piring yang dia pegang. Berbalik menghadap Jaejoong yang masih setia mencomot beberapa udang tepung di atas meja makan. “tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk memikirkan kehidupan dan pilihan hidupku, Jae” Kyuhyun tersenyum pahit.

            “tapi kau juga tidak boleh egois. Kau memang harus berusaha, tapi jangan memaksakan kehendak jika sesuatu tak sesuai harapanmu di hari kelak” Jaejoong menghentikan gerakan mengunyahnya. Ia tersadar akan apa yang telah diucapkanya. “ah, maafkan ak-“

            “aku hanya melihat padanya. Aku bukan tidak tertarik pada wanita, tapi ia mengikat hatiku. Bukan, bukan dia yang mengikatku, tapi aku yang tak ingin terlepas darinya”

            “Kyuhyun-“

            “jangan jijik padaku, Jae. Kumohon”

            “oh Kyuhyun” Jaejoong tak tahan. Ia menyeberang dari sisi meja. Menghampiri tubuh besar yang masih setia menundukkan kepala. Pundak lebar itu bergetar, tentu Jaejoong tau mengapa.

            “nuna” Jaejoong menghentikan usapannya di punggung Kyuhyun. “aku lapar” itu Changmin, memandang mereka dengan tatapan datar. Di belakangnya ada Siwon yang ikut menundukkan kepala, berusaha tidak melihat adegan yang mungkin bisa membuat orang salah paham. Jaejoong dan Kyuhyun buru-buru melepaskan pelukan mereka. Pemuda pucat itu membelakangi mereka semua. Mencuri-curi gerakan mengusap air matanya yang tak tertahan untuk keluar.

            “aku sudah menyiapkan makanan” Kyuhyun berbalik. Berusaha memberikan senyum terbaiknya dan menutupi air mata yang hampir kembali menetes ketika melihat Siwon yang masih setia berdiri diam menatap lantai.

            “kau- yang memasak?” ujar Changmin sanksi. Ia menatap Kyuhyun dan piring terakhir yang dibawa Kyuhyun ke atas meja makan. Well, cukup mengejutkan bagi pemuda ini setelah apa yang terjadi beberapa hari ini antara dia dan tamu asingnya. Changmin kira pria itu hanya bisa merengek dan mendelik bak perempuan.

            “kau akan menyesal karena meragukan masakannya, Chwang” ledek Jaejoong yang telah duduk manis lebih dulu di atas kursi makannya.

            Kyuhyun berjalan mendekati Siwon yang masih setia menatap lantai. “Jaejoong hanya menenangkanku yang terlalu sensitif. Jangan marah ya?” pria pucat itu menatap Siwon dengan mata bulatnya.

            Siwon tak tahan, tentu saja. Kyuhyun memaksanya untuk menatap langsung ke mata bulat yang berusaha dilupakannya tiga tahun ini. Menatap Kyuhyun dan mata bulatnya serta apron hitam dan kaus berleher lebar yang mengekspos sedikit pundak pucatnya bukanlah pertanda baik bagi Siwon. Mata kucing itu begitu lembut menatapnya. Siwon memilih berlalu. Ia tak ingin pingsan lagi disini. Untuk pertama kalinya ia bisa menjadi manusia kembali. Merasa lapar.

            Kyuhyun tersenyum kecut. Siwon mengacuhkannya. Dia lebih suka Siwon yang dulu. Menatap nyalang padanya jika ada yang berani menyentuh dan mengobrol dengannya. Ya. Siwon yang dulu kejam dan pencemburu berat.

            Kyuhyun duduk di samping Siwon. berhadapan langsung dengan Changmin yang sudah melupakan rasa sanksinya. Lihat saja tumpukan lauk di atas piring ajaibnya. Kyuhyun mendelik sebal. “kau makan nasi sedikit sekali, tapi lihat tumpukan lauk itu!”

            “begitulah Changmin, Kyuhyun. Ia tak memakan nasi terlalu banyak. Dia itu lauk-pauk addict” Kyuhyun dan Jaejoong tersenyum geli kemudian. Kyuhyun beralih menatap Siwon yang ternyata juga ikut memperhatikan Changmin dan makanannnya.

            “kau, jangan sampai lauk-lauk ini dihabiskan oleh monster itu. Aku memasak ini semua untukmu” Kyuhyun membubuhkan makanan dan banyak lauk di atas piring prianya.

            Siwon menatap piring di atas mejanya. Lama, sebelum memutuskan untuk mengambil suapan pertamanya. “apa rasanya masih sama?” Kyuhyun menginterupsi suapannya. Siwon paham betul maksud dari pertanyaan barusan.

            “Siwon hyung merasa lapar karena mencium bau masakanmu” Changmin yang menjawab dengan mulut penuhnya. Sementara yang ditanya malah menyibukkan diri dengan piringnya. Ia bingung harus menjawab apa atas pertanyaan pria di sebelahnya. Ya. Siwon merasa setiap pertanyaan Kyuhyun itu tidak ada jawabannya.

            “kau bahkan tak pernah merasa lapar jika tidak dipaksa makan, Siwon!” Jaejoong memandang takjub pria yang masih asyik melahap benda-benda di atas piringnya. Sama seperti Changmin. Kyuhyun tak bisa menahan senyum bahagianya. Ya, ia bahagia hanya dengan Siwon yang menyantap lahap masakannya. Sama seperti dulu.

            “uhuk” Siwon tersedak.

            “pelan-pelan” Kyuhyun menyodorkan gelas bening berisi air pada prianya. Jemari panjangnya mengelus pelan punggung Siwon yang masih sedikit terbatuk.

            “yak! Jangan merusak mood makanku dengan perbuatan kalian berdua!” bentak Changmin pada Kyuhyun. Matanya mulai risih dengan jemari panjang pria pucat itu. Sementara mulut lebarnya tak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri suapannya.

            “makan saja dengan benar, nak” seru Kyuhyun malas, tanpa menatap Changmin yang melotot tajam  padanya. Sementara Jaejoong hampir terpingkal mendengar ucapan Kyuhyun yang memukul telak adik kesayangannya. Apa Jaejoong baru menyadari bahwa iaseperti  tengah berada di tengah-tengah keluarga kecil dengan seorang anak yang cemburu pada ibu yang hanya memperhatikan ayahnya? Haha. Jaejoong kembali tak bisa menahan tawanya. Ruang makan  ini seperti sitkom saja.

----

 

            “yak!” Kyuhyun menoleh.

            “hyung!” jawabnya tegas. “kau itu masih terlalu kecil untuk berkata kasar pada pria seumuranku, Changmin” ujar Kyuhyun tegas.

            Bibir Changmin mengetat. Mereka tidak dekat kan? Akan aneh rasanya jika ia memanggil hyung pada orang asing.

            “khe khe khe” Changmin menoleh. Kyuhyun menertawakannya eh? Makin membuatnya tak suka. “ada apa hum?”

            Changmin menatap lurus danau Janeva di hadapannya. Katakan tidak, ya?

Ya. Sehabis makan, Changmin mengajak Siwon mencari udara segar di Janeva, tempat favorit Siwon tentu saja. Dan Kyuhyun, seperti ulat bulu, pria itu terus menempel dan memaksa ikut karena tak ingin berpish sedikit saja pada prianya.

            “kudengar dari Siwon hyung, kau mempunyai selera bagus tentang musik” ujar Changmin akhirnya. Mata Kyuhyun melebar. Ia menatap cepat pemuda di samping tempat duduknya.

            “apa?”

            “ck!” Changmin mengerucutkan bibirnya. “aku punya tugas kuliah membuat beberapa partitur lagu. Tapi itu sangat sulit” meski berbelit, Kyuhyun tau Changmin meminta bantuannya secara tidak langsung. Tapi, telinga dan otaknya masih tak mau berkompromi. Darimana Siwon tau ia menyukai musik? Seingatnya, ia tak pernah sedikitpun menyinggung hobi terlarangnya yang lama ia kubur semenjak kematian kedua orang tuanya.

            Mungkinkah Kyuri? Batin Kyuhyun. Tuhan! Ingin rasanya Kyuhyun kembali menangis menyesali perbuatannya. Demi Tuhan Siwon hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan melindungi adik semata wayangnya. Tapi apa yang ia lakukan dulu?

            “yak!” bentakan Changmin menyadarkannya. “jadi bagaimana? Bisa tidak?”

            “ck!” Kyuhyun mendesah kesal. “kau itu minta bantuan atau memerintah orang?”

            Lihatlah, bibir itu semakin mencebil. Terlalu gengsi meminta bantuan meski ia sangat membutuhkannya.

            “aku akan menulis beberapa lirik dan mencari nada yang pas. Kau juga berusaha untuk mengiringinya dengan gitarmu, arra?” Kyuhyun memilih mengalah pada pemuda labil tinggi gengsi itu. Tidak ada salahnya menolong Changmin. Pemuda ini telah menemani Siwon dalam keterpurukannya selama ia tidak ada.

            Changmin tersenyum lebar. Berbeda sekali dengan rautnya beberapa saat lalu. Dengan langkah lebarnya ia berlari menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan dekat danau. Meninggalkan Kyuhyun dengan beberapa lembar kertas partitur yang sudah dibuatnya seminggu ini. penuh coretan dan tulisan-tulisan umpatan, wujud dari kekesalannya.

            Kyuhyun tersenyum mempelajari beberapa not awal yang dibuat si tiang listrik itu. Sangat buruk menurutnya. Sampai ada seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Kyuhyun mendongak. Ternyata Siwon, pria itu baru kembali dari toilet. Siwon melangkah canggung mendekat  ke bangku tempat Kyuhyun duduk.

            “Changmin?”

            “ke mobil, mengambil gitarnya” ujar Kyuhyun. kembali berkutat pada partitur ditangannya. Untuk beberapa saat mereka terdiam, sampai Kyuhyun membuka suara. Tak tahan dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk di benaknya. “Kyuri yang memberitahumu tentang aku yang menyukai musik?”

            Siwon menoleh, menatap tangan pucat dan partitur yang ada di genggangam Kyuhyun. “ya” Oh ingin sekali Siwon mengumpat. Kenapa setiap berada di dekat Kyuhyun suaranya susah sekali keluar. Sekalinya keluar serak begini.

            “dia marah padaku jika kau ingin tau” Siwon mengernyit bingung. Tanpa sadar ia berani menatap Kyuhyun. “aku telah melukai kakaknya yang lain, dan menjauhkannya darimu” Kyuhyun tau Siwon memperhatikannya. Ia menatap Siwon balik. Tersenyum teduh pada sosok yang kini memandangnya datar.

            Jadi karena Kyuri. Perih itu kembali terasa. Jadi karena Kyuri, Kyuhyun kemari. Ia ingin mendapatkan maaf dari adiknya. Begitu ya?

            Chup!

            Siwon menegang. Kyuhyun mengecup pipi kanannya. Dan sejak kapan jemari pucat itu menggenggam tangannya?

            “jika kau berpikir bahwa aku kemari hanya untuk mendapat maaf dari adikku, kau salah, Siwon”

            Darimana ia tau pikiranku?

            Srek!

            Kyuhyun menyandarkan kepalanya di bahu kanan Siwon. menyamankan sandarannya. “aku kemari murni karena merindukanmu. Aku ingin egois menjadikanmu kembali padaku. Ah tidak! Aku yang milikmu! Ingat aku tak pernah setuju dengan secarik kertas yang kau tinggalkan di kamar kita!” Kyuhyun mendelik dari ceruk leher Siwon. berusaha memberikan tatapan garangnya pada pria yang masih betah berdiam diri.

            Tidak. Siwon bukan betah berdiam diri. Menahan diri lebih tepatnya. Gelenyar aneh di perutnya kembali bergejolak. Ia merasa panas dan dingin sekaligus. Sentuhan Kyuhyun sangat membahayakan. Ia takut sekaligus ketagihan. Siwon sedikit bergerak, ia takut Kyuhyun merasa kelelahan karena pria itu yang terlalu mendongak menatapnya. Siwon sedikit merosotkan duduknya.

Kyuhyun? tentu saja pria itu senang bukan main. Sedikit gerakan Siwon membuatnya membuncah. Pria itu masih memperhatikannya ternyata. Meski kaku. Dengan berani jemari panjang itu menyentuh dagu Siwon yang mulai berbulu. “khe khe khe” Kyuhyun terkekeh. Siwon masih tak bereaksi. Pria itu hanya diam menikmati setiap sentuhan jemari Kyuhyun di dagunya. “bagaimana rasanya jika bulu-bulu halus ini menggesek tubuhku ya?”

! Siwon menjerit dalam hati. Tubuhnya berdesir mendengar kata-kata tak pantas keluar dari bibir sintal itu. Sintal? Ugggh! Siwon menggeram. Kesal pada dirinya sendiri.

“ASTAGA!” pekikan Changmin mengagetkan mereka, meski tak melepaskan kaitan jemari yang masih setia menggenggam. “baru ditinggal sebentar dan kau hampir memperkosa hyungku!?” cecar Changmin marah.

“mana ada omega yang memperkosa, bodoh!” kali ini tautan tangan itu terlepas. Kyuhyun lebih memilih memukul kepala Changmin.

“hyuuung~~ namja jadi-jadian ini memukul kepalaku!” adu Changmin pada Siwon yang sibuk dengan dunianya. Ya dunia menetralisir desiran dan detak tak karuan di jantungnya.

“menyedihkan sekali” ledek Kyuhyun.

------

 

            CTAARRRRR

            Siwon memandang jendela kamar yang memberikan pemandangan mengerikan. Badai tiba-tiba melanda kota. Mata kelam itu dapat melihat kilatan petir berkali-kali menghiasi langit malam.

            “ku mohon angkat teleponnya”

            Sayup-sayup Siwon dapat mendengar suara Jaejoong dari luar. Suara wanita itu terdengar bergetar. Siwon memilih beranjak dari duduknya, berjalan menuju pintu kamar untuk melihat keadaan.

            “Tuhan.. semoga dia baik-baik saja!” Jaejoong menggigit buku-buku jemarinya. Wanita itu berjalan hilir mudik mengatasi ketegangannya. Siwon dapat melihat itu. “halo, Yuhno? Akhirnya kau mengangkat teleponku!” Jaejoong memekik girang. Ah, ternyata ia mengkhawatirkan suaminya, batin Siwon. Bibir joker itu tertarik tipis. Lebih baik ia kembali ke dalam.

            “Kyuhyun berada di luar sekarang!”

            BANG!

            Langkah kaki pria bertubuh tegap itu membeku. Belum beberapa langkah ia berlalu. “Kyuhyun menawarkan diri mengambil paket obat Siwon di rumah sakit sejak sore. Bodohnya aku! Ku mohon cari dia Yunho! Aku takut dia tersesat dan di luar sedang hujan badai” wanita itu hampir saja menangis sebelum bahunya di tarik paksa oleh sepasang tangan besar.

            “Siwon?” Jaejoong terkejut melihat mata itu. Mata yang menatap nyalang dan ketakutan padanya.

            “di- dimana? Katakan dimana Kyuhyun!” mata hitam itu bergerak gelisah. “KATAKAN KEMANA KYUHYUN, JAEJOONG!!” Siwon berteriak histeris.

            “ma- maafkan aku hiks... maafkan aku Siwon! dia mengambil obatmu ke rumah sa- tidak! SIWON! KEMBALI! SIWON!!”

            BRAKK!!

            Siwon menutup pintu mobil kasar. Ia mengambil cepat kunci mobil Jaejoong yang biasa tergeletak di atas lemari pendingin. Ia harus mencari Kyuhyunnya.

            BUURRRMMMM..

            “SIWON!!” pekik Jaejoong. Ia berusaha mengejar Siwon, namun terlambat. Pria itu telah menghilang di telan hujan bersama mobilnya. “Tuhan- selamatkan mereka”

-----

 

            “arrghh!” Siwon mengerang kesal. sangat pelan ia mengemudi, berusaha menangkap siluet Kyuhyun di setiap sudut kota. Hujan tengah mengguyur dengan deras di luar sana. Kau dimana Kyuhyun?

            CTAAARRRR

            Kembali kilatan di langit malam memekakkan telinganya. Jemari Siwon bergetar berusaha meremas kuat kemudi mobil. Dimana Kyuhyunnya? Demi apapun ia tak akan memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada pria pucat itu.

            “Kyuhyun.. Kyuhyun.. kau dimana sayang?” lirihnya. “kumohon jangan bersembunyi terlalu jauh.. Kyu-“ mata Siwon membulat. “KYUHYUN!!”

            BRAKK..

            Dengan kasar Siwon membuka pintu mobilnya. Kyuhyunnya disana. Berlindung di dalam box telepon sambil menggenggam erat kantung hitam dalam dekapannya. Tak dipedulikannya hujan lebat yang membasahi dirinya, Siwon bergegas menyeberang jalanan menuju tempat Kyuhyun berlindung.

            Tok tok tok. Kyuhyun mendongakkan kepala mendengar pintu box telepon itu diketuk dari luar. Mata Kyuhyun membulat saat mengenali siluet sosok yang tengah diguyur hujan tersebut. Dengan cepat dibukanya pintu itu.

            “Siwon!”

            BRUGH!!

            Kyuhyun hampir terjungkal saking kagetnya. Begitu pintu dibuka Siwon langsung menghambur memeluknya. “Siwonh” Kyuhyun ingin menangis. Siwon menemukannya. Seperti dulu. Siwon menemukannya di box telepon di tengah hujan.

            GREPP.

            Pelukan dari tangan besar itu makin erat mendekapnya. “kau baik-baik saja?” bisik Siwon di belakang telinganya. “kau baik-baik saja?”

            “u-hum” Kyuhyun mengangguk di balik pelukannya. Tubuh Siwon basah kuyup. Kembali membasahi pakaiannya yang sebenarnya sudah agak lembab tadi.

            Siwon mencengkeram kuat baju Kyuhyun yang lembab di dalam genggamannya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap langsung ke mata bulat pria itu. “jangan pernah membahayakan dirimu jika kau tidak tau di belahan bumi mana kau berada!” Siwon menatapnya nyalang. Meski tak ada bentakan disana, tapi jiwa alphanya sangat mendominasi.

            “maaf, aku hanya ingin mengambil paketan in- uugghh”

            Kyuhyun terkejut? Tentu. Siwon meraup kasar bibirnya. Menghentikan segala ucapan yang kemungkinan akan dilontarkannya.

            “uugghh” Kyuhyun mencengkeram bahu Siwon. Pakaian ini menempel lekat di tubuhnya karena basah, namun panas yang diberikan bibir Siwon membakar birahinya.

            Demi Tuhan katakan dia gila. Ini tempat umum dan Siwon menciumnya dengan sangat liar.

            GREPP.

            Siwon menopang Kyuhyun yang hampir merosot. Tungkai kaki pria pucat itu sudah tak berfungsi. Ia lemas karena dinginnya cuaca dan lumatan Siwon di bibirnya. “Siwonh.. euughh.. ini di box tele..phone.. uggh aakh”

            “aaarrgghh” Siwon menggeram. Kegiatannya menggigiti leher pucat Kyuhyun terganggu oleh gerakan Kyuhyun yang menggeliat kegelian.

            HUP!

            Siwon mengangkat tubuh Kyuhyun dalam sekali gerakan. Membuat pria pucat itu terlonjak kaget akan kekuatan Siwon. Mata bulatnya menatap tak percaya mata hitam yang juga kini menatapnya, sementara dirinya sudah berada dalam gendongan pria itu.

            “kau benar-benar membuatku takut, Kyuhyun” suara Siwon serak. Tangannya masih melingkar erat di pinggang dan pantat Kyuhyun. takut jika topangannya untuk tubuh pucat itu terlepas.

            Kyuhyun melihat itu. Tatapan kelam sarat akan kerinduan untukknya. Ya, Siwon masih merindukannya. “Siwon” hampir saja Kyuhyun kembali menangis jika “euughhh”. Kyuhyun melenguh, kepalanya mendongak menahan hasrat. Siwon meremas bongkahan kenyal pantatnya.

            Graup!

            “aakhh” Kyuhyun memekik. Siwon menggigit bahunya tanpa tanggung-tanggung. Sakit sekali, meski sweter merah masih melindungi kulit pucatnya.

            “aku tak tahan, Kyuhyun” lirih Siwon. tangan kirinya mendorong pintu box telepon terbuka.

            ZRAAASSHHHH

            Jutaan hujan menghujam tubuh meraka. Kyuhyun tak peduli. Ia mendekap kepala Siwon yang berada di bawahnya. “Siwonh”

            “buka pintunya Kyuhyun!” bisik Siwon di sela-sela kegiatannya menghisap leher Kyuhyun.

            Dengar tangan bergetar Kyuhyun membuka pintu mobil Jaejoong dan membuat bagian dalam mobil malang itu ikut terkena hujan ketika Siwon berusaha merebahkan Kyuhyun di bangku tengah.

            BRAKK. Pintu terkunci dari dalam. Tetesan air dari baju mereka membasahi kursi penumpang dan bagian tengah mobil.

            “Siwonh” mobil itu gelap. Tak ada lampu yang menerangi mereka. Kyuhyun terbaring lemah, telentang, dengan Siwon yang berada di atasnya. Samar sekali cahaya yang menerangi mereka, tapi Kyuhyun dapat melihat mata kelam itu begitu intens menatapnya.

            “Kyuhyun” Suara Siwon begitu berat dan serak. “bunuh aku setelah ini”

            “akkhhh” Kyuhyun kembali memekik sebelum suaranya kembali teredam oleh mulut Siwon yang memakan bibirnya rakus. Tangan besar pria itu menopang kepala Kyuhyun yang telentang di atas kursi mobil, sementara tangan kirinya mulai mencari bagian bawah sweter merah yang dikenakan Kyuhyun.

            “akkh” pekikan nikmat Kyuhyun kembali terdengar saat tautan bibir mereka terlepas. Terdengar menjijikkan memang ketika Kyuhyun menyadari lelehan saliva mereka menetes melalui sudut bibirnya. Siwon meremas rambut belakang Kyuhyun yang mulai memanjang.

            SLUURRPP.

            “UGGHHHH Siwonhh eeekkgghhhhh” Kyuhyun merengek ketika pria di atasnya menghisap kuat di perpotongan lehernya yang memang sudah memerah.

            SREKK SREKK.

            Siwon menyingkap sweter yang menutupi tubuh pucat Kyuhyun ke atas sampai sebatas leher.  Mereka terdiam dengan nafas tersengal. Perut Kyuhyun membusung  berusaha menetralkan nafasnya. Siwon diam meski matanya tak lepas dari dada gemuk Kyuhyun.

            Mengetahui Siwon hanya diam, Kyuhyun mengikuti arah pandang Siwon. Siwon memandang buah dada miliknya lekat, membuat Kyuhyun bersemu. “tak tahukah kau hampir setiap malam aku beronani dengan membayangkan sentuhanmu. Aku gila 3 tahun ini Siwon. aku selalu berakhir dengan mabuk dan e dengan menyentuh tubuhku sendiri. Aku melakukan perawatan pada tubuhku agar ketika kau kembali kau tak akan kecewa padaku. Maaf aku sering meremas buah dadaku, makanya jadi besar begini” Kyuhyun malu. Sangat malu dengan pengakuannya. Memang wajar bagi seorang pria untuk beronani. Tapi mengakuinya secara langsung di depan orang yang kau bayangkan dan kau cintai itu bukanlah perkara umum.

            Chup!

            Kyuhyun mengetatkan bibirnya. Siwon mencium pipi gembilnya. Tak ada ucapan yang terlonta dari bibir joker itu. Ia hanya bekerja. Menempatkan bibir tipisnya di atas putih Kyuhyun yang mengeras. Menghujami gundukan kecil itu dengan ciuman lembut. Kyuhyun memejamkan matanya, merasakan sensasi membakar di inti tubuhnya. Tidak ada Siwon yang berlaku kasar dan menghujamnya dengan keras. Perlahan jemari panjang Kyuhyun menyusup di belakang kepala Siwon, mengusap surai hitam itu dengan sensual.

            “Kau kembali mengacaukanku Kyuhyun” racau Siwon ditengah kegiatannya menciumi buah dada Kyuhyun bergantian.

            “ugghhh”Kyuhyun menggeliat kegelian. Menggesek bongkahan pantatnya ke permukaan kursi, membuat nya juga ikut menggesek perut Siwon yang menempel di atasnya”

            “eemmghhh” Siwon menggeram. Kyuhyun mengeras di bawahnya, sedangkan miliknya sudah sedari tadi seperti batu.

            Chup. Sluurrpp.

            “aakkhh Siwonhh...” Kyuhyun mendesah ketika perut bawahnya dijilati oleh lidah panjang Siwon. “hentikannhh ugghh geliii”

            Siwon masih setia menciumi dan menjilati perut pucat Kyuhyun sementara kedua tangannya sibuk melucut sabuk dan zipper celana Kyuhyun. dengan cekatan ketika kancing itu terbuka, tangan besarnya menarik turun celana panjang Kyuhyun. menyisakan celana dalam yang semakin ketat karena gundukan inti Kyuhyun yang mengeras.

            GRAUPP!

            “OOWWWHHH” Kyuhyun melenguh hebat. Kepalanya mendongak gelisah.  Siwon memakan  bulat-bulat testisnya dari balik celana.

            “Siwonh.. Siwonhh,, ugghhh aahhh Siwonnnnhhh”

            Sukses melorotkan celananya sendiri kedua tangan Siwon kembali mencengkeram dada kiri dan kanan Kyuhyun dengan gemas. Gundukan payudara itu semakin gemuk saja sekarang. Kenyal dan putih, mengacung seolah menantang padanya untuk di remas-remas.

            “aaakhhhh... Siwoonhh.. ughh ughhh ughhh” Kyuhyun menggelincang tak karuan. Tubuhnya semakin menggesek kasar permukaan kursi di bawahnya. Siwon masih menggigit bahkan mengunyah testisnya dari balik celana dalam, sedang kedua tangan besar itu meremas kuat buah dadanya yang kini memerah. Kyuhyun berkeringat, semakin memajukan nya untuk ikut digigiti oleh Siwon.

            “yah.. yah.. yahh.. gigit Siwon!! Makan ku juga aakhhh”

            Sluuuuppp.

            Siwon menyedot kuat kepala Kyuhyun yang mulai dibanjiri precum  masih dari balik celananya.

            “OOWWHHHHH aakahh Siw.. Owhhh...” Kyuhyun melebarkan  kakinya. Memberikan akses lebih agar bibir Joker itu memakan tubuhnya lebih dalam.

            Crot.. crot..

            Kyuhyun mengejang. Spermanya baru saja menembus kain tipis yang menutupi kemaluannya. Siwon menarik lepas celana dalam yang sudah basah oleh air mhujan dan sperma Kyuhyun. siwon melihatnya. Tubuh pucat itu tersengal hebat pasca enya ditambah kemerahan yang memang bertambah merah karena perlakuan liar Siwon tadi masih berdiri tegak menantang untuk dijamahi lagi. Siwon merasa ngilu di pusat tubuhnya. nya ingin segera menemui lubang kehangatan yang 3 tahun ini tega sekali berjauhan dengannya.

            “kenapa?” Siwon menatap Kyuhyun yang juga menatapnya. Kyuhyun tau Siwon pasti sedang terbebani. Perlahan jemari pucat itu mengusap sayang surai hitam Siwon. berusaha memberi keyakinan.

            “aku tak ingin kau tersakiti lagi”

            Rahang Kyuhyun mengeras. Ia merasa tersinggung. “aku bukan perawan karena aku pria, Siwon. Dan lubang itu telah kau jamahi berkali-kali.AAKKHH!”

            Kyuhyun memekik sakit. Mata bulat itu menatap horor pria yang tersenyum lembut di atasnya.

            “lihat? Kau bahkan masih memekik ketika ku berusaha menyapanya”

            TAMPAAAANNN!!!! Pekik Kyuhyun dalam hati. Siwon yang tersenyum lembut padanya dan nya yang menempel di bibir lubang pantat Kyuhyun membuat pria pucat ini berkali lipat kehilangan kewarasannya.

            “mau masuk atau tidak?” Kyuhyun mencebil. Hal yang tak pernah ia lakukan dulu. Dan tangan nakalnya yang merambat ke bawah dan diam-diam mengelus urat-urat kokoh yang mengeras di Siwon.

            “AHH, !!” Siwon menggaum. Tak mempedulikan lagi apakah Kyuhyun akan kesakitan karena anusnya dirobek paksa oleh miliknya. Ya. Siwon percaya Kyuhyun tak pernah membuka kakinya untuk orang lain selain dirinya. Entah kenapa dia percaya.

            “AKKKHHHH” Kyuhyun melolong panjang. Beruntung di luar hujan badai, kalau tidak pasti teriakannya dapat terdengar dari luar.

            “sakithh.. sakithh Siwonhhh” airmata Kyuhyun tanpa disadari menetes dari sudut matanya. Pertama kalinya dalam 3 tahun lubang anusnya kembali merasakan dirobek paksa oleh gemuk Siwon. Kyuhyun merasa penuh. Bagian bawahnya terasa sesak disumpali oleh daging batu itu.

            “shhhhhh” Siwon mengusap lembut lelehan bening yang terus mengalir dari sudut mata Kyuhyun. Berusaha menenangkan.

            “jangan bergerak dulu. Itu sakit sekali!” rajuk Kyuhyun. Ia tidak bohong, perih dan panas seperti kembali diperkosa oleh besar pria ini.

            “iya, Kyuhyun” Siwon berujar lembut sekali, membuat Kyuhyun kembali berdesir aneh. Sedikit melupakan rasa sakit di anusnya.

            Chup. Chup. Siwon bergantian menciumi mata Kyuhyun yang menutup untuknya. “mata ini selalu menangis karenaku” ujar Siwon lirih. Jemari besarnya mengelus pipi gembil Kyuhyun dan tangan satunya mengusap sayang dahi dan rambut depan Kyuhyun.

            Kedua kelopak bak mata boneka itu membuka. Tidak. Bukan Siwon yang menyakitinya. Tapi dialah yang menyakiti mereka berdua. Bagaimana bisa Siwon selalu mengambil kesalahannya dan menghukum diri sendiri. Lupakan! Kyuhyun tak ingin kembali terlarut dengan penyesalannya. Siwon yang sekarang jauh lebih sakit dari yang dulu. Jika bukan dia, siapa lagi yang akan menyembuhkan luka mereka? Ini kesempatan besar, Siwon telah berani sejauh ini entah pria itu sadar atau tidak dengan keadaan mereka. Tapi Kyuhyun ingin Siwon sembuh. Siwon harus sembuh! Dimulai dengan untuk tidak takut dengan sentuhan.

            Srek. Srek.

            “Kyuhyun...” Siwon menggigit bibir bawahnya. Pria pucat dibawahnya dengan sengaja menggerakkan pinggung sehingga nya ikut tertarik oleh setiap gerakan pria pucat itu.

            “aku merindukan sentuhanmu” desah Kyuhyun. Jemari panjangnya mengusap otot perut yang masih tercetak jelas di perut ramping itu.

            “Sialan kau, Kyu!!” marah Siwon. Ya, dia marah pada dirinya sendiri karena tak dapat mengendalikan diri.

            “akkhhhhggg.. Siw.. uuhhh oowwhhh ohh Siwonh aakkhh” mata Kyuhyun kembali membulat. Siwon benar-benar menyerangnya. Lebih dari yang dia bayangkan. besar itu masuk sepenuhnya ke lubang ketatnya dengan cepat dan dalam.

            “aaagghh Siw.. aagghhh.. ehkk. Ehhk.. eehkkh.. oowwwh”

            SLEP. SLEP. SLEP.

            Kyuhyun meracau sementara Siwon menggeram tertahan di atasnya. Tangan kokoh itu meraup tubuh Kyuhyun yang terlonjak-lonjak karena hujaman di lubangnya. Siwon mendekap tubuh pucat itu erat, seolah tidak ada hari lain untuknya.

            “ehhgg Siwonhh.. ugghhh Siwonhh...” Kyuhyun berusaha melepaskan dekapan Siwon yang membuat dadanya sesak. Demi Tuhan mobil ini begitu sempit untuk pergulatan mereka dan Siwon menghujamkan nya dengan menggila.

            Siwon mengalah, ia sedikit mengendurkan dekapannya sehingga Kyuhyun mampu menopang dada kekarnya dengan kedua tangan pria itu.

            “Si.. Siwonh..” Siwon merunduk. Menatap langsung ke mata Kyuhyun yang memandangnya sayu.

            “aku mencintaimu. Aaakkhhhhh” Kyuhyun kembali memekik. Siwon tak membiarkan dia meneruskan bak satu kata pun. besar itu kembali menggila di dalam lubang anusnya.

            “wonhh.. Siwon.. owhhh aahh ahh.. akuhh akkhh”

            Crot. Crot. Crot.

            Sperma Kyuhyun kembali dimuntahkan dengan derasnya. nya tergolek lemas diantara himpitan perut Siwon.

            “akrrghh Kyuhyun.. “ Siwon menggeram. “errgghhhh”

            Crot. Crot. Crot.

            Spermanya menembak kasar di dalam lubang senggamanya. Dapat Siwon rasakan sebagian spermanya menerobos keluar dari lubang ketat itu meski masih dipenuhi oleh besarnya. Siwon tersengal. Keringat mengucur deras di punggunggu dan dadanya. Mereka sama-sama lengket oleh keringat dan sperma. Siwon tidak merasakan lagi pergerakan Kyuhyun. Ditatapnya lamat wajah pucat yang kini terbaring damai di bawahnya. Kyuhyun tertidur. Karena lelah menunggu hujan dan pergumulan panas mereka.

            “bolehkah aku tetap mencintaimu Kyuhyun?”

 

dan..

aku kebelet..

pay pay!!

sampe ketemu lagi ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙