Siwon, si pecinta

Kekasih Sepenggalah

halo,, ketemu lagi hehe

semoga tidak bosan dengan kisah Siwon dan Kyuhyun yang satu ini ya. maaf aku sangat sibuk akhir-akhir ini. taulaah,, kerja dan penelitian,,

yaah~ walhasil harus curi2 waktu untuk menggarap tetikan keyboard kkk~

 

jangan lupa ikuti SiwoN ARMY Project ya.. dan follow juga akun twitternya @whisper1013

maklum akun baru heheh,,

nah selamat menikmati.

aku akan senang jika readers berbaik hati meninggalkan jejaknya di cerita ini. (bukan hanya sekedar kata "lanjut thor!") :)

 

 

 

Tak!

            Jemari panjang milik seorang pria berusia 28 tahun menaruh paksa jam duduk yang sedari tadi tak kunjung memelankan suaranya. Dahinya mulai berkerut tak suka.

            Kriiinggg!!

            “Yaaahhhh!!” habis sudah kesabaran dan kenyamanannya di bantal empuk itu. Kyuhyun, nama pria yang kini terduduk dengan raut kesal kentara.

            “aakkh” pria itu berjengit. Ketika sadar, maka rasa sakit itu kembali terasa. “aishh”

            Kyuhyun mengumpat. Panas di duburnya makin terasa, dan perih. Setelah mata bulat terbuka sempurna, dahi itu kembali berkerut tak suka. Lihat saja bibir tebalnya yang memberengut teringat sesuatu. Siwon, pemilik mansion megah ini menjahili tubuhnya habis-habisan.

            “seperti binatang jalang!” cemooh Kyuhyun. Ya ia kesal. lebih tepatnya pada diri sendiri. Mengapa dengan bodohnya sulung Cho ini menyerahkan diri pada maniak seks itu. “aku pasti akan terkena penyakit” murungnya.

            Siwon, Pria angkuh yang lebih tua darinya dan bahkan disegani semua orang karena kemampuan bisnisnya merupakan penikmat seks. Kyuhyun tak tahu sudah berapa banyak wanita yang disetubuhi pria itu demi mendapatkan pelampiasan diri.

            “khe khe” Kyuhyun terkekeh. Bisa saja Siwon menularinya penyakit. Apalagi hubungan seks mereka tidak bisa dikatakan normal. Berapa tahun lagi ia akan bertahan? 10 tahun kah? Atau kurang dari itu?

            Kyuhyun merasa pening di kepalanya. Ia takut akan meninggalkan Kyuri sendiri di dunia ini. terlebih, ia takut aibnya akan terkuak ke publik. Ia juga takut jika banyak pesaing bisnisnya akan mengincar Kyuri sebagai kelemahannya. Kyuhyun meringis. Kenapa dunia ini sulit sekali untuknya? Ah,, demi Tuhan aku menginginkan masa remajaku.

            Drrt.. Drrt..

            Kyuhyun menoleh ke kanan, ponselnya bergetar di nakas, dengan malas diraihnya benda pipih itu.

           

            Sudah bangun?

            Di dapur ada sup buatan bibi Kim. Makanlah.

 

            Kyuhyun memandang datar layar putih di tangannya. Sampai ponsel itu sekali lagi bergetar.

           

            Ini aku. Siwon.

            Dan tidak usah kerja hari ini.

 

            “HAHAHAHAHHA” Kyuhyun tertawa nyaring. Heii, pria ini benar-benar bodoh atau apa? Dia masih saja memberi keterangan  namanya. Bukankah Kyuhyun juga meneleponnya beberapa kali jika akan pulang terlambat? Pergi kemana nelangsa hatinya pria pucat ini. ia terus tersenyum memandang pesan tertulis yang terdengar konyol itu.

            Kyuhyun malas membalasnya. Biar saja pria di ujung telepon sana bertanya-tanya tentang keadaannya. Iseng, Kyuhyun melihat-lihat fitur layar canggihnya. “MWO??” pekiknya. 24 panggilan tidak terjawab dari sang Paman, Jung Il Woo. Dengan cepat di tekankan tombol pemanggil untuk menghubungi sang Paman.

            “YAKK CHO KYUHYUN!!”

            Kyuhyun me njauhkan benda pipih itu dari telinganya. Sebuah salam yang tidak menyenangkan di pagi hari dari pamannya. “Paman maafkan aku, aku baru bangun”

            “Choi brengsek itu memberitahuku bahwa kau sakit. Katakan! Apa pria setan itu melukaimu?”

            “tidak paman, aku mungkin kelelahan” karena dihajar terus-terusan olehnya semalam. Lanjut Kyuhyun dalam hati. Tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.

            “Kau yakin? Apa aku perlu menengokmu?”

            “tidak tidak! Tidak perlu paman, kurasa aku hanya butuh istirahat”

            “baiklah. Tapi bagaimana dengan kunjungan besok? apa perlu aku mengundurnya?”

            Pluk!

            Kyuhyun menepuk dahinya kuat.  Mati aku! Pria ini lupa. Besok ia ada kunjungan ke Jepang. Harusnya ia tak melakukan itu semalam.

            “tidak paman! Kita tetap berangkat besok. Aku hanya perlu istirahat hari ini”

            “kau yakin?”

            “ya, Paman”

            “ya sudah, cepat kembali tidur! Adakah obat disana? Kau sudah makan?”

            “Siwon merawatku dengan baik, paman” Kyuhyun tersenyum, membayangkan pesan singkat pria yang kini berada dalam bayangannya.

            “paman?” tegur Kyuhyun. Mendadak suasana menjadi hening.

            “istirahatlah, Cho! Besok paman akan menjemputmu”

            Tut! Tut! Tut!

            Kyuhyun menatap layar ponselnya. Agak sedikit bingung dengan tingkah Il Woo.

            “heuuuhh” Kyuhyun menghembuskan nafas, kasar. Ia tidak bekerja hari ini. dan tak mungkin ia menjenguk Kyuri. Pegal masih menggerayangi sekujur tubuhnya.

            Sret.

            Kyuhyun beranjak dari ranjang, dengan cekatan dibenahinya tempat empuk yang sudah jauh dari kata rapih itu. Bau sperma dan keringat menyatu di alas tidur mereka. Kembali Kyuhyun mendesah lemah. Bau sperma mereka menguar dimana-mana. Dari ruang tamu hingga kamar. Ia tak ingin membayangkan apa kata pengurus rumah mendapati kediaman tuannya seperti itu. Ah,, wajah Kyuhyun memanas. Ia malu bertemu bibi Kim dan  yang lainnya. Mereka pasti sudah tahu hubungan macam apa yang dijalani tuannya dan tamu prianya. Terlebih, yang membuat Kyuhyun takut, ibu Siwon akan mengetahuinya.

            Tut!

            Kyuhyun menekan tombol biru di mesin pencuci, setelah sebelumnya ia memasukkan sprei dan selimut yang mereka gunakan malam tadi. Kyuhyun tak perlu repot-repot membenahi ruang tengah lantai bawah. Sepertinya semua sudah dibereskan oleh pengurus rumah. Lagi-lagi pria ini meringis. Benar kan~ mereka pasti mengetahuinya! Keluhnya.

            Kyuhyun berjalan menuju dapur. Benar saja, sepanci sup yang masih hangat berada di dalam pemanas refrigator. Tak ambil pusing, Kyuhyun melahap habis isi panci yang memang sangat lezat itu. Kyuhyun bukan pesakitan, ia hanya lelah. Tak ayal, selera makannya tak berkurang.

            Selesai dengan semua urusannya di bawah, tak ada alasan bagi pria ini untuk tidak kembali ke kamarnya. Sangat jarang ia berada di tempat ini pada pagi hari.

            Cklek!

            Kyuhyun menutu pintu dari dalam. Ya seperti biasa, hal pertama yang ia lihat adalah kamar ini begitu luas untuk ukuran pria single di dalamnya. Pandangan Kyuhyun mengitari ruangan. Ia tersenyum geli, ternyata ini kali pertamanya ia memasati kamar Siwon dengan jeli.

            “ahh” Kyuhyun berseru. Satu lagi yang baru ia sadari. Di kamar ini hanya ada satu lemari besar untuknya. Lalu dimana perlengkapan Siwon?

            Penasaran. Kyuhyun melangkahkan kakinya ke sekitar. “bodoh! Tentu saja ia punya wardrobe pribadi” Kyuhyun meringis. Tak mungkin orang sekelas Siwon hanya menggunakan satu lemari. Kyuhyun hanya tamu disini, wajar jika Siwon berbaik hati meletakkan satu lemari besar untuknya.

            Ceklek. Kyuhyun membuka pintu lain yang ada di kamar ini. ya, pintu itu tertutup tirai maroon di samping kamar mandi. Sekali lagi Kyuhyun merutuki dirinya yang tidak peka dengan keadaan selama ini.

            “wow!” mulut besar itu menganga. Siwon model atau apa? Semua merk dunia ada dalam satu kamar mungil. Mulai dari sepatu sampai aksesoris kecil. Ruangan ini nampak berkelas dan menjadi surga bagi penikmat fashion. Sesaat kemudia Kyuhyun mencebil. Tak mungkin Siwon yang mengoleksi semua ini. pasti ibu atau pengurusnya yang menyediakan barang-barang mewah ini.

            “pria itu kan gila bekerja dan hanya memikirkan seks” cemooh Kyuhyun, membenarkan pemikirannya sendiri.

            Tap. Tap.

            Kaki jenjang itu melangkah pelan menyusuri setiap inchi ruangan. Sebuah etalase besar mengundang perhatiannya.

            “wow” entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata itu. Gelang emas Chanel incarannya ketika kuliah dulu bertengger manis disana. Tak terpakai. Bibir sintal itu kembali mencebil. Ia makin iri dengan pemilik mansion ini. semua yang ia inginkan dan bayangkan ada pada diri pria bermarga Choi itu.

            “gelang itu sangat indah~ huft!” keluh Kyuhyun, tak sengaja pandangannya mengarah pada benda kulit di atas rak gelang impiannya. Mata bulat itu memicing, berusaha menajamkan pandangannya.

            Cklek.

            Pintu lemari kaca itu tak terkunci ternyata. Mudah bagi Kyuhyun untuk mengambil benda itu. Bukan gelang emas impiannya, melainkan tas jinjing kulit wanita yang bertengger di rak kedua lemari kaca. Benda ini mungkin terdapat ratusan di dunia mengingat merk dan nama besarnya. Tetapi kartu ucapan yang menggantung di sisinya hanya ada satu di dunia. Dan tulisan tangan yang terpajang anggun disana hanya milik goresan penanya.

            “sedang apa kau?”

            Kyuhyun tersentak. Sosok pria bertubuh atletis dengan kaki jenjang menggoda berdiri di depan pintu, menatap Kyuhyun datar.

           

Tok. Tok. Tok. Kyuhyun mendongak. Seorang pria meminta izin untuk dibukakan pintu agar bisa berlindung bersama. Kondisi pria itu juga tak kalah buruk dengan dirinya. Dengan sigap Kyuhyun membukakan pintu untuk pria yang tak dikenalnya. Kyuhyun agak bergeser agar memberikan ruang yang cukup untuk mereka berdua.

            “terima kasih” ucap pria yang baru masuk itu ramah. Kyuhyun hanya tersenyum sekilas. Keduanya lalu sama-sama terdiam. Terjebak dalam suasana canggung? Memang.  Dua orang pria dewasa yang sama-sama memiliki tubuh tinggi tegap, yah walaupun Kyuhyun lebih kecil dari pria disampingnya, mengingat beban mental yang berhasil menguras bobot tubuhnya , tidak saling kenal. Apalagi mereka terjebak di ruangan yang utungnya muat untuk ditempati berdua. Tak ada pembicaraan disana, sampai suara deringan salah satu ponsel milik kedua pria ini berdering.

            “ya, Donghae-sshi? APA?? Aku akan segera kesana. Kerahkan semua kemampuanmu Donghae-sshi!” kyuhyun menutup panggilannya kasar, ia terlihat sedikit gemetar saat mengambil bungkusan yang sengaja ditaruhnya di lantai tadi. Hujan di luar masih menangis dengan derasnya, tapi Kyuhyun tak peduli. Adiknya membutuhkannya saat ini.

            “tunggu!” sebuah tangan kekar mencengkeram pundaknya. “kau meninggalkan ini” ujar pria yang berada satu ruangan dengannya. Kyuhyun melirik bungkusan itu sekilas.

            “ambil saja. untukmu” secepat kilat kyuhyun keluar dari boks telepon itu. Ia berlari menembus hujan dengan bungkusan kecil yang disembunyikannya di balik mantel kerjanya. Semoga dapat melindungi hadiah itu.

 

            “kau yang waktu itu? Box telepon?” Kyuhyun memberondong Siwon, mengacuhkan tatapan datar si pemilik mansion.

            “kenapa kau tidak membalas pesanku?” pria ini malah memutar pertanyaan.

            “kau orangnya? Yang waktu itu?”
            “kutanya kenapa kau tak membalas pesanku, Cho Kyuhyun!” mata Siwon menggelap.

            “aku hanya merasa tak perlu membalas” jawab Kyuhyun acuh. Diletakkannya kembali tas jinjing itu pada etalase. “jadi kita sudah pernah bertemu sebelum aku ke kantormu?” Kyuhyun masih bersikeras membahas kejadian itu meski dari rautnya, kentara sekali Siwon enggan membahas ini. Kyuhyun memutar pundak Siwon dan mendorong tubuh itu pelan menuju kamar tidurnya.

            “aku tidak habis pikir ternyata pria itu adalah dirimu, Siwon. Kenapa kau menimpannya? Itukan tas wanita” kembali Kyuhyun mencecar Siwon dengan raut santainya. Siwon menatapnya tak suka. Ia merasa terpojok.

            “eiii,, pantas saja kau meminta seks ketika kita pertama bertemu. Kau mengingatku duluan ternyata” goda Kyuhyun. Semakin memojokkan Siwon dengan kata-katanya. Siwon masih memandangnya lekat, tak bersuara.

            “astaga! Jangan katakan kau jatuh hati padaku karena tas yang kuberikan malam itu HAHAHAHAH!” Kyuhyun puas tertawa. Ingin sekali ia melihat Siwon marah karena perkataannya.

            “aku memang jatuh hati pada pria yang memberikan hadiah padaku di box telepon dulu”

            Hening. Tenggorokan Kyuhyun terasa tercekik. Demi Tuhan ia tak ingin mendengar ini langsung. Demi Tuhan ia hanya bercanda untuk memojokkan Siwon. Dan demi Tuhan mereka adalah sepenggalah.

            “kau sudah makan?”

            Kyuhyun menoleh. Siwon melepaskan dasi yang menggantung di lehernya. Tak ingin membahas lebih lanjut perkara ini. Namun Kyuhyun dapat melihat luka di sorot mata kelamnya.

            “sudah”

            “bagus. Tak heran pancinya kosong” timpal Siwon sekenanya. Harusnya Kyuhyun merasa tersinggung kini, tapi perasaan aneh lebih mendominasinya.

            “kau sudah makan, Siwon?”

            Pria yang kini telah menanggalkan kemeja biru Armany nya menggeleng pelan. “aku membawa makanan cepat saji ke rumah. Kau tahu aku tak bisa menyentuh dapur”

            “kau tidak bekerja?” Kyuhyun melihat Siwon yang kini mengganti bajunya dengan kaus tipis berwarna peach. Lucu sekali batin Kyuhyun.

            “aku pulang cepat”

            “mengkhawatirkanku?”

            “kurasa”

            Kyuhyun tercenung. Pria ini begitu lugu menanggapi semua pertanyaannya. Berbeda dengan sosok Choi Siwon yang kelam dan angkuh di depan para koleganya.  Kyuhyun memaksakan tersenyum, ia akan merasa bersalah jika bertingkah tak sopan pada pria yang merelakan waktu kerja untuknya.

            “kau ingin makan?” Kyuhyun berjalan menuju tempat Siwon berdiri, setelah pria itu menarik pas karet celana ke pinggangnya. Siwon menoleh. Dia hanya mengangguk pelan.

            “tapi aku ingin jalan-jalan” seru Kyuhyun

            “tidak, kau butuh istirahat!” ucap Siwon final. Ia tak suka Kyuhyun mulai menunjukkan sikap semaunya.

            “tapi aku ingin!”

            “jangan membantah. Aku ingin makan, lapar!”

            “makan sambil jalan-jalan!” bujuk Kyuhyun. Siwon memandangnya lama, berusaha menerka pemikiran pria di depannya.

            “kau masih kelelahan. Jangan memaksakan kehendak.” Kyuhyun mengeluh. Ia sediit kecewa mendengar keputusan Siwon. Padahal ia ingin menghabiskan waktu dengan berguna tanpa harus berbaring di tempat tidur. Demi apapun, ia hanya kelelahan, bukan sakit berkepanjangan.

            Srek. Srek.

            Kyuhyun mendongak. Siwon berada di depannya. Memasangkan sesuatu di atas kepalanya. Kyuhyun menoleh ke cermin besar kamarnya. Topi golf ternyata.

            “kebun bungan bukan pilihan yang buruk untuk makan siang” ujar pria itu datar, mendahului Kyuhyun keluar kamar.

            “jadi kita jalan-jalan?” pria pucat itu tersenyum lebar, mata bulatnya bergerak lucu. Kebun bunga pun tak apa. Asal meninggalkan tempat membosankan ini, pikirnya.

----

            Srek. Srek.

            Sandal karet Kyuhyun terdengar menggesek setapak di bawahnya. Pria itu kini berjalan beriringan dengan Siwon, pria yang kini tengah membawa box makanan, sedangkan ia hanya diperbolehkan membawa tikar kecil untuk mereka duduk. Keheningan menyelimuti perjalanan ini. jarak mansion ke perkebunan bunga milik Siwon tidak terlalu jauh, hanya sekitar 100 meter. Namun entah mengapa perjalanan terasa lama. Terasa janggal memang. Dua orang pria berjalan beriringan menapaki jalanan lengan menuju kebun bunga dengan jarak 30 senti kira-kira. Mereka terlihat kaku satu sama lain.

            Siwon sebenarnya diam-diam melirik pria yang berjarak dengannya. Ia sengaja tak mendekatkan mereka, takut Kyuhyun malu beriringan dengannya. Masih jelas dibenaknya Kyuhyun mengatakan ia pria normal. Kehidupan pria itu bersamanya hanyalah atas paksaannya belaka. Bibir tipis itu tersenyum getir. Ia merasa menjadi sosok yang jahat.

            “akkh” suara Kyuhyun menghentikan langkahnya.

            “kau tidak apa-apa?” Siwon tak menyembunyikan raut khawatirnya.

            “aku hanya tersandung” ujar Kyuhyun singkat. Ia mengumpat kecil pada setapak yang membuat keseimbangannya runtuh.

            Tap!

            Siwon meletakkan tangan besarnya ke pundak kanan Kyuhyun. Tidak merangkul sepenuhnya. Hanya memastika pria yang lebih pendek darinya itu berada dalam pengawasannya. Tikar kecil yang tadi dibawa Kyuhyun juga telah beralih ke tangan kirinya yang kini menggenggam box makan dan tikar. Kyuhyun menatap Siwon lamat.

            “biar aku yang bawa, aku pria, Siwon!” ujar Kyuhyun tak suka. Ia tak ingin dikatakan lemah, meski Siwon terlihat memang lebih kuat darinya.

            Nyut! Rasa nyeri itu kembali menyerang ulu hati si pemilik mansion. Ia memaksa Kyuhyun melanjutkan perjalanan. “nanti setelah kesehatanmu pulih”

            Kyuhyun memberengut. Ia tak suka diperlakukan seperti wanita. Lebih tidak suka ketika membayangkan Siwon sering memperlakukan wanitanya seperti ini. mereka berjalan beriringan kini, dengan badan yang hampir menempel bersisian, meski terasa sekali, kaku.

           

            “kenapa kau suka sekali memakan makanan cepat saji begini?” Kyuhyun menatap pria di sampingnya yang tengah lahap memakan dada ayam dan kimbab bergantian. Ditatapnya hidangan yang tersaji di hadapan mereka, semua makanan cepat saji yang tidak baik untuk kesehatan.

            “beginilah cara pria single hidup” ucap Siwon di sela kunyahannya.

            “aku juga pria, Siwon. Tapi aku juga memikirkan kesehatan lambungku”

            “aku tak bisa memasak”

            “bukankah ada bibi Kim dan yang lainnya. Mintalah pada mereka untuk mengurusmu dengan benar!”

            “bibi hanya ke mansion di pagi dan siang hari”

            “kenapa tidak memintanya 24 jam berada di mansion?”

            “aku terbiasa menyendiri”

            “lalu aku? Kenapa kau mengajakku?”

            Siwon menghentikan kunyahannya. Ia menatap bunga putih yang tengah mekar beberapa meter dari tempat mereka duduk. “aku hanya merasa  perlu melakukannya” ujarnya setelah mengalihkan pandangan pada mata bulat di sampingnya.

            Lidah Kyuhyun kelu. Siwon meneruskan kegiatan makannya kembali. “Siwon” pria itu diam, mendengarkan. “kenapa kau berubah orientasi?”

            Tak!

            Kyuhyun berjengit. Siwon meletakkan kasar paha ayam kedua yang dimakannya. Hidung bangirnya mendengus tak suka. Pertanda buruk bagi Kyuhyun karena menyulut kemarahan pimpinan Choi Grup.

            “kau membuat  nafsu makanku hilang, Kyuhyun” ujarnya dingin.

            “maaf” cicit Kyuhyun. Ia merasa bersalah. Tak seharusnya ia menanyakan hal yang begitu sensitif di antara mereka.

            “aku tidak suka hujan”

            Kyuhyun menoleh. Menatap dalam sosok tegap di sampingnya yang kini menatap lurus bunga putih kegemarannya.

            “malam itu kau menyelamatkanku. Kurasa. Aku punya kenangan tersendiri dengan hujan dan seks-“ pria itu tak melanjutkan perkataannya. Kyuhyun tahu apa yang disembunyikannya. “intinya, aku mendapatkan ketenangan setelah menjamahi tubuh wanita”

            “mungkin aku akan kembali ditangani dokter jika  kau tak mau berbagi tempat denganku malam itu. Dan-,, tchih” Siwon berdecih, tapi bibir tipisnya menyunggingkan senyum menawan. Senyum yang sangat jarang ia tunjukan pada siapapun, termasuk keluarganya. “bodohnya kau memberikan pria yang tidak kau kenal sebuah tas wanita” mata tajam itu menatap Kyuhyun kemudian. Membuat Kyuhyun gelagapan. Entah kenapa ia jadi salah tingkah.

            “aku bahkan tidak tahu orientasi itu apa, Kyuhyun. Yang ku tahu seks membuatku tenang. ku kira aku juga tak memandang kaumku sebagai sesuatu yang disebut pilihan seks ku. Tapi kau berbeda”

            Kyuhyun membuang muka. Ia tak ingin mendengar lebih lanjut perkataan Siwon. Jelas ia menangkat makna bahwa ia adalah pria pertama bagi Siwon, dan sebenarnya pria itu juga terjebak sama seperti dirinya, dalam hubungan yang tak bisa djelaskan.

            “aku merasa membutuhkanmu. Lebih besar dari kebutuhan seks ku pada wanita dulu”

            CTAARR.

            Bagai disambar petir Kyuhyun merasa tulang belulangnya terlepas dari tubuh pucatnya. Ucapan Siwon meruntuhkan setiap keyakinan yang berusaha dibangunkan. Keyakinan untuk tetap mempertahankan jati dirinya.

            Srek. Srek,

            Dengan tangan gemetar Kyuhyun membuka bungkusan plastik berisi gulungan kimbab di depannya. Agak sedikit berlebihan memang melihat cara pria ini menggenggam gulungan makanan instan itu. Percayalah, dia hanya ingin menyamarkan kegugupannya.

            “lanjutkan makanmu, Siwon”

            Tap!

            Siwon mencekal pergelangan tangan Kyuhyun yang hendak menyuapinya. “aku sudah tak berselera, Kyuhyun”

            Oh tidak! Mata itu!  Kyuhyun mengerang dalam hati. Siwon menatapnya dengan sayu, pertanda nafsu dan kebutuhannya akan seks mendominasi.

            “hell~ no Siwon! Demi apapun aku masih sangat lelah. Bokongku sakit, mungkin luka karena kau hajar terus-terusan” keluh Kyuhyun. Ia tahu apa mau pria ini, terlihat kini rahang kokok itu mengeras meredam marah.

            Lama mereka terdiam. Tak ada yang ingin memulai percakapan. Kyuhyun tahu pria ini mungkin memendam amarah yang besar padanya. Tapi mau bagaimana lagi, ia benar-benar tak bisa melayani nafsu liat Siwon saat ini.

            “bagaimana kalau menyusu?” celetuk Siwon tiba-tiba membuat mulut Kyuhyun menganga.

            “payudaramu tidak apa-apa kan?” ucap Siwon kemudian, disampingnya mata Kyuhyun masih membulat tak percaya.

            Sret!

            “yaahh yaak!!” pekik Kyuhyun. Dengan cekatan tangan kekarnya memindahkan tubuh Kyuhyun yang tak bisa dikatakan ramping ke atas pangkuannya.

            “yaahh Siwon! Bagaimana kalau ada yang lihat?” sentak Kyuhyun. Demi Tuhan ini tempat terbuka dan sangat sangat rawan ketahuan orang .

            Sluurp!

            “euuggh” Kyuhyun melenguh. Suara hisapan mulut Siwon ke dadanya begitu keras terdengar. Kepala Kyuhyun sampai terpaksa mendongak saking kuatnya. Tangan kanan Siwon meremas rambut belakang Kyuhyun yang mulai memanjang, sementara tangan kirinya masih meremas-remas kuat buah dada sebelah kanan Kyuhyun.

            “Siwon.. hentikaann. Nanti uuggghh nanti ada yang lihat” rengek Kyuhyun akhirnya. Pria yang kini menenggelamkan wajah di dadanya begitu liar menjamahnya. Sebenarnya tidak apa-apa jika Siwon melakukannya di dalam kamar mereka, tapi ini, di taman bunga yang begitu terbuka.

            “aaaaaakkh” Kyuhyun kembali memekik tertahan. ia sadar ini tempat umum tak mungkin ia berteriak liar. Siwon meremas nya.

            “Siwon!” Kyuhyun membentak pria di bawahnya. Kepala itu terangkat, memandang Kyuhyun dari sela belahan dadanya yang bisa dikatakan sangat berisi untuk ukuran pria.

            Sluurp!

            “aakkhh” mata Kyuhyun melotot sempurna. Siwon menghisap putingnya sambil menatap sayu padanya.

            Chup~

            Bibir tipis itu beralih menciumi bibir sintal Kyuhyun yang memberengut.

            Chup~

            Lagi. Hati Kyuhyun bergetar. Siwon mengecup lembut sudut bibirnya. Lama. Perlahan mengeluarkan lidah panjangnya untuk menelusup masuk ke goa hangat Kyuhyun.

            “eengghh” Kyuhyun melenguh nikmat. Siwon menciumnya lembut, sangat lembut. Hampir saja ia pingsan dibuatnya. Tatapan tajam itu nampak sayu memohon dirinya agar ikut tunduk pada nafsu birahi.

            “uummhhppt.. aaghh Siwon!” Kyuhyun bercicit. Siwon hanya sebentar dalam mulutnya, pria itu menggesekkan hidung bangirnya di sepanjang kulit leher jenjang Kyuhyun. Dikecupnya lembut colarbone milik pria pucat di pangkuannya.

            “biarkan aku menjajah dadamu, Kyuhyun”

            Sluurp!

            “eegghhh aah aahh Siiw.. oohh” Kyuhyun memejam. Siwon mengerjai dadanya habis-habisan. Sakit, panas, geli dan nikmat bercampur jadi satu. Kedua tangan Kyuhyun mengapit kepala Siwon dalam pelukannya, berusaha menenggelamkan kepala itu lebih dalam lagi. Baju tidur yang memang satu ukuran di atas ukuran tubuhnya melorot menutupi kepala Siwon, membuat Kyuhyun seperti wanita hamil karena gundukan di dalam bajunya. Ia menatap kepala Siwon yang susah bergerak dari sela kerah bajunya. Membuat gairah seksnya semakin membuncah..

            Perlahan, tangan besar Siwon turun menelusuri punggung putih Kyuhyun dari dalam baju tidurnya. Mengusap pelan di sekitaran pinggang pria itu.

            “Siwonhh”

            “Kyuhyun.. aku tak tahan”

            “uuggghh”

            Precum Kyuhyun menetes dari balik celananya. Apalagi pantatnya terasa tertekan oleh Siwon yang sudah sangat mengeras.

            ZRAASSHHHH..

            “o-ow!!”

            Kedua insan yang saling memeluk itu kini mematung. Terlebih Kyuhyun. Wajahnya tampak pias. Siwon masih berada di dalam piyamanya. Baju yang di pakai itu tak lagi sama. Bukan kusut karena pergumulan panas mereka, melainkan karena guyuran deras air tiba-tiba.

            “tu-tuan! Astaga!” Pak Oh memekik. Ia tak menyangka ada makhluk hidup di taman itu selain dirinya dan kumpulan bunga-bunga peliharaan tuannya. Buru-buru dialihkannya selang air dari tubuh Kyuhyun yang mematung.

            “tuan ada tidak-“ pak Oh buru-buru turun dari mini traktornya, berusaha menggapai Siwon dan Kyuhyun yang masih tak bergerak karena terlalu shock disiram seperti tadi.

            “JANGAN MENDEKAT!!” teriak Kyuhyun tiba-tiba ketika pria paruh baya itu turun dari kendaraannya.

            Siwon memaksa keluar dari balik piyama yang dikenakan Kyuhyun. Ia memandang datar pak Oh yang tak berani mendekat mendengar teriakan Kyuhyun. “siramilah tempat lain dulu, pak” ujar Siwon lugas. Kentara ia tak ingin diganggu.

            “ba-baik, Tuan” tanpa perlu disuruh dua kali, petugas kebun keluarga Choi itu bergegas menaiki kembali mini traktornya.  Dengan cepat dilajukannya kendaraan itu meninggalkan tuannya dan tamu di mansion itu tanpa memalingkan wajah sedikitpun.

            “hei, dia sudah pergi” ujar Siwon lembut. Kyuhyun masih terdiam di pangkuannya.

            “aku membencimu” lirih Kyuhyun

            “Kyuhyun-“

            “sudah kubilang jangan disini. Kenapa kau masih memaksa”

            “tapi ak-“

            “aku kecewa padamu, Siwon. Kau membuatku seperti pelacur”

            Brugh!

            “akkh” Kyuhyun meringis. Dirasakannya perih pada lubang anusnya ketika pantatnya harus terhempas paksa karena Siwon yang menjatuhkan tubuhnya tiba-tiba ke tikar piknik.

“cihh, kau membuangku?” ujar Kyuhyun. Ia sungguh tak terima dengan reaksi Siwon. Pria itu kini berdiri tegap memandang nyalang padanya.

            “apa?” Kyuhyun membentak. Marah dan kecewa menjadi satu. Ia merasa sangat terhina Siwon menjatuhkannya seperti tadi. “kau marah karena aku tidak memuaskanmu?”

            Siwon mengeratkan rahang, berusaha menahan luapan amarahnya. Buku-buku jarinya sedari tadi memutih akibat rematan tangan yang begitu kuat. Siwon berbalik, menuju jalan setapak tempat yang tadi mereka lewati. Ia tak bisa menghadapi Kyuhyun sekarang. Ia tak ingin lepas kendali dan berakhir dengan melukai pria pucat itu.

            “bagus! Pergi saja sana! Puaskan  nafsu bejatmu itu bersama para wanitamu!” Siwon menggeram berusaha tetap melangkahkan kakinya menuju jalan setapak. “ah, bukankah Liu Wen itu menyukaimu? Nah, jadikan saja dia pelampiasan mu! Ak-“

            “Liu Wen. Dia adikku”

            Kyuhyun tercenung. Suara Siwon begitu berat dan dingin. Tengkuk Kyuhyun tiba-tiba meremang. Atmosfer kebun ini tiba-tiba terasa sama seperti pertemuan pertama mereka di Choi Grup.

            “Jika kau merasa marah karena kebejatan nafsu seksku, marahlah padaku. Jangan keluargaku. Kumohon”

            Tap. Tap. Tap.

            Langkah itu terdengar tegas dan angkuh. Pundak Kyuhyun merosot. Ia menggigit bibir bawahnya.

            “liu adik Siwon? Bukankah-“

            Oh tidak! Rasa bersalah menjalar di sekujur tubuh basah itu. Ia sangat keterlaluan tadi. Menghakimi Siwon dan membawa nama wanita yang bahkan tak seharusnya dipersalahkan. Kilasan-kilasan singkat pertemuannya dengan wanita Cina itu kembali berputar di benaknya. Ya Tuhan!!

            “Siwon!”

            Langkah Siwon sama sekali tak terpengaruh dengan panggilan Kyuhyun.

            “Choi Siwon dengarkan aku!” pekik Kyuhyun lagi. Ia berlari cepat mengejar Siwon yang berjalan jauh dari tempatnya.

            Greb!

            “hosh hosh hosh” Kyuhyun terengah. Nekad sekali pria ini berlari dengan kondisi tubuh yang lemah, lemah karena mentalnya. Ia meraih jemari tangan kanan Siwon. “Siwon dengarkan aku!”

            Siwon. Pria itu tak bergeming. Tidak menampik juga tidak menerima genggaman tangan pria pucat yang kini berusaha menyamai langkahnya.

            Greb!

            “Siwon aku minta maaf” lirih Kyuhyun. Tangannya menggelantung di leher jenjang Siwon. Pria pucat itu memeluknya, menghentikan langkah pemilik mansion itu agar memperhatikannya. “kumohon! Maafkan aku, Siwon ak-“

            “aku lelah Kyuhyun, ak-“

            Chup~

            Kyuhyun berjinjit. Meraup kasar bibir tipis yang biasa menggerayangi tubuhnya. Sekuat apapun Kyuhyun berusaha menciumi pria dingin itu, Siwon tetap berada dalam diamnya. Hati Kyuhyun tertohok. Sedalam  itukah ia menorehkan luka?

            “Siwon?” wajah Kyuhyun memanas. Ia malu. Kini siapa yang berlaku seperti pelacur?

            Siwon memandang dingin pria di hadapannya, “aku pria liar, Kyuhyun. Berhati-hatilah” ujarnya tak kalah dingin dari sorot matanya.

            “tidak-tidak!” Kyuhyun menggeleng cepat. “Siwon kumohon maafkan aku, tak seharusnya aku menghakimimu seperti itu. Juga Liu Wen. Aku tak tahu dia adikmu. Sungguh!” Kyuhyun bersikeras.

            “Kyuhyun. Please! Menjauh dariku. Jangan sampai aku menghajarmu!” suara Siwon terdengar lemah, Kyuhyun menatapnya tak percaya. Siwon melerai rangkulan Kyuhyun tanpa tenaga. Sebenci itukah dia?

            Sret!

            Lagi. Kyuhyun menarik kaus belakang Siwon. Membuat pemilik mansion itu mendesah lemah. Susah paya ia menahan amarah agar tak mengenai Kyuhyun.

            “aku- aku takut kau akan meminta seks dengan wanita di luar sana. Ak-“ Kyuhyun tercekat. Mungkin matanya memang tak menangis, tapi hatinya begitu teriris mendengar pengakuannya sendiri. “aku tak mau berbagi, Siwon” lirihnya.

            Greb!

            Kyuhyun mendongak. Siwon disana. Memeluknya. Meremas erat rambut belakangnya yang kusut. “tidakkah kau tahu aku tak pernah membagi diriku lagi semenjak kau datang ke rumah ini, Kyuhyun?”

            Suara itu terluka. Ia berusaha untuk dipercayai.

 

how how??

hehehe, gak mudah memang menjalani hubungan abstrak tanpa jaminan seperti mereka.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙