Malaikat di Kegelapan

Kekasih Sepenggalah

merindukanku? LOL

sorry for late late late late post too much eheheh

nampak dan sepertinya sudah banyak yang melupakan saking berjamurnya jemari author di Story ini ya>?

but, trims ya~~ buat readers yang sudah rela membeku di tengah salju dan hujan badai yang melanda Desember, menanti comeback nya Kekasih Sepenggalah,

here we are..

semoga makin meningkatkan atensi kalian..

dan semoga makin geregetan dengan jalan pikir author..

selamat membaca,, selamat tahun baru,,

 

 

 

 

Tk. Tk. Tk.

            Berapa ribu detak jam telah kau lewati, Kyuhyun?

            Entahlah.

            Sudah hari ke delapan gadis mungilnya masih tak mau terjaga. Ia frustasi? Tentunya. Satu-satunya keluarga sedarah yang tersisa. Ia tak mampu menjaga janjinya. Permata yang begitu berharga tanpak redup di atas dipan putih itu.

            Kyuhyun. pria dengan mantel biru lusuh masih setia menatap teduh pemandangan di depannya. Tak ada kata putus dalam kamus hidup untuk adiknya, meski tubuh besar itu seolah mati sejak delam hari lalu.

            Tut. Tut. Tut.

            Bibir sintal itu tersenyum asa. Suara kehidupan adiknya masih setia mengalun indah dari benda kotak pendeteksi kehidupan di ruang  menyengat itu. Setidaknya adiknya masih berada di sini bersamanya.

            “gadis baik, kau tidak berniat menjauhkan oppa darimu, kan?” Kyuhyun tersenyum pahit. “bangunlah sayang, maafkan pria tak berguna ini yang telah lalai menjagamu”

            Tes.

            Tangis itu tumpah. Akhirnya.

            Kyuhyun berusaha mematikan pesimisnya selama beberapa hari ini. ia ingin kejam pada dirinya sendiri. Ia benci. Ya sangat benci.

            Benci pada dirinya sendiri. Juga benci pada sosok itu. Teramat benci.

----

 

            Hosh. Hosh. Hosh.

            Kaki jenjang itu berlari tak beraturan. Nafas pendeknya terengah. Memberikan  

rasa kering yang menyengat di kerongkongan indah miliknya.

           

            Kyuri siuman.

           

            Dua kata yang di ucapkan Lee Donghae, dokter muda yang menangani permata indahnya meluncur bak tetesan air surga untuknya.

            BRAK!

            Kyuhyun terengah dengan wajah pucatnya. Ia bahkan melupakan untuk memakai kendaraan menuju tempat yang amat dibencinya. Tempat yang terpaksa mengurung Kyuri selama ini. Rumah sakit.

            Mata bulat itu memerah. Entah apa yang membuat kabut bening itu memaksa untuk keluar, ia bahagia? Tentu saja.

            Di atas dipan putih itu, permatanya telah membuka mata, meski bola mata bulatnya masih memandang sayu ke arah kakak tercinta.

            Tap. Tap.

            Lutut Kyuhyun bergetar. Ia terlalu shock dan bahagia. Itu pasti.

            “Kyuri-“

            “oppa..”

            Donghae, dokter muda itu menggeser tempatnya. Ia baru saja mengecek keadaan pasien istimewanya. Mata bening itu masih enggan berkontak langsung dengan kakak dari si pasien. Kejadian lalu  membawa dampak  besar padanya.

            “oppa mianhae, aku-“

            “sssst!” Kyuhyun menutup bibir mungil itu dengan telunjuk panjangnya. “kau disini. Kembali membuka mata, sudah membuat tubuh pucat ini hidup kembali, Sayang.” Kyuhyun bersyukur. Orang tuanya tak begitu jahat dengan tega membawa permata satu-satunya untuk turut meninggalkannya di dunia fana.

            “Kyuri belum bisa disentuh sepenuhnya, tubuhnya masih lemah”

            Sret!

            Kepala bersurai hitam itu menatap penuh dokter kesayangannya. Donghae dingin. Tak pernah seperti ini. Pria itu begitu menghargai pasien dan keluarganya. Di tatapnya kembali keluarga kandung yang menjadi batu sandarannya selama ini. oppanya pun tampak sama. Tak ingin peduli kecuali menatap dirinya. Ada apa ini? kenapa selama beberapa hari ia tertidur dan semua tampak dingin? Bukankah terakhir kali mereka baik-baik saja? Kyuhyun berpamitan dan dengan mulut besarnya tak berhenti mengocah tentang ini itu, memperingatkan si bungsu untuk hidup sehat dan waspada selama ia tidak ada. Pertengkaran kecilnya dengan Donghae yang berujung pada liburan manisnya bersama Siwon-. Siwon? Tunggu! Siwon?!!

            “oppa? Dimana Siwon oppa?” pekik Kyuri. Ia melewatkan sesuatu yang sangat penting. Entah berapa hari ia tertidur. Siwon tak disini dan Kyuhyun menggenggam kuat jemari mungilnya.

            Donghae diam. Meski air muka pria menawan itu berubah pias.

            “oppa..” lirih Kyuri. Ia menyadari sesuatu. Sesuatu yang tidak baik-baik saja.

            “Dokter Lee tolong tinggalkan kami” suara berat Kyuhyun memberikan aura dingin di sekitar ruang inap Kyuri. Donghae tak menolak, tentu saja. Kyuhyun dan Kyurilah yang harus menyelesaikan perkara mereka, dan ia harap gadis mungilnya dapat mendinginkan otak pria pucat berkepala batu di sebelahnya.

            “oppa- biar ku je-“

            “kau tak perlu menjelaskan apa-apa padaku, sayang. Kau aman, Kita aman” ujar Kyuhyun dingin. Tentu setelah pintu ruangan itu tertutup dari luar.

            Aman? Kyuri membatin. “tunggu! Apa maksudnya kita aman?” ia menyahut cepat. Memotong pandangan sayang kakaknya.

            “maafkan  oppa yang telah lalai menjagamu, sayang. Aku berjanji setelah ini tak akan ada yang berani menyentuhmu. Menyentuh satu-satunya peninggalan orang tua kita yang berharga”

            “oppa apa maksudmu? Siapa yang mencelakaiku?”

            “bajingan itu, tentu saja! Aku tak akan segan menjadi pembunuh sekalipun jika terjadi hal yang buruk menimpamu karena ulah sialan itu”

            “OPPA!” pekik Kyuri. “berhenti menyebutnya bajingan!” wanita itu menangis. Apa Kyuhyun tak salah lihat? Adiknya menangisi penjahat kelamin itu? Si autis yang menyimpang?

            “dengarkan aku, tolong!” wanita itu tersedu. Memohon agar kakaknya berhenti berucap keji. “aku yang memaksa dia untuk mengajakku ke luar. Aku bahkan bertengkar dengan Donghae dan Siwon oppa yang membelaku!”

`           “khe khe khe” Kyuhyun terkekeh. “Siwon oppa? SIWON OPPA? KENAPA KAU MEMBERIKAN PANGGILAN SEDEKAT ITU PADA BAJINGAN YANG BAHKAN AKAN MENODAIMU, KYURI!”

            “BERHENTI MEMANGGILNYA BAJINGAN! DIALAH TEMANKU SELAMA KAU TIDAK ADA, BRENGSEK!”

            Kyuri merengkuh dadanya. Napasnya tersengal karena teriakannya yang menguras sebagian tenaga miliknya. Kyuhyun mendelik tajam ke arahnya. Hilang sudah tatapan sayangnya, berganti menjadi tatapan posesif penuh kebencian.

            “teman katamu? Berapa lama? Berapa lama bajingan itu mengintaimu? Berapa lama!”

            “HENTIKAN!” adiknya meraung lagi. “dia bukan bajingan. Dia temanku. Dia yang selalu ada untukku, menggantikanmu jika kau tak di sekelilingku. Demi Tuhan, sulung Cho! Kau telah membuatku sakit!”

            BANG!

            Kyuhyun terduduk. Adiknya memanggilnya ‘Cho’? Kata yang begitu kasar bahkan tak pernah terlintas sedikitpun di otaknya tentang panggilan menyakitkan itu. Adiknya membela Siwon? Apa bajingan itu telah berhasil memperdaya adiknya? Merenggut sesuatu yang berharga dalam diri wanita? Tak puaskah pria itu menelanjanginya?

            “katakan, sejauh mana ia berhasil menyentuhmu” ujar sang kakak dengan suara rendahnya. Sarat akan redaman amarah.

            “brengsek! Kau bahkan menuduhku menjadi wanita murahan untuknya” Kyuri sakit? Tentu saja. Kemana pikiran waras pria yang disebutnya kakak selama dua puluh tahun ini. tega sekali pria ini menuduhnya. Menuduh pria yang bahkan mulai disayangi olehnya.

            “kau tak mengerti, Kyuri” lirih Kyuhyun. “ia pria yang sangat berbahaya. Ia dapat melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.”

            “kau mengenalnya?” Kyuri membeo. Tak diindahkannya kalimat-kalimat penjelas sang kakak. Yang ia tahu Kyuhyun mengenalnya. Mengenal Siwon. sesaat kenangan bersama Siwon melintas di otak cantiknya. “oppa kau mengenalnya? Ku mohon pertemukan aku dengannya. Tak seharusnya ia mendapat amarah darimu. Ku mohon oppa!” Kyuri kembali histeris. Ia meremas kuat kedua tangan Kyuhyun. Wanita itu bagai anjing yang meraung minta air di tengah sekaratnya.

            “kau menyukainya?” Kyuhyun tidak percaya melihat reaksi si adik. Entah mengapa ada rasa ngilu di hatinya.

            “demi Tuhan, oppa!! Seperti apa kau mengandaikan perasaanku? Aku menyanyanginya. Dia bahkan sudah kuanggap sepertimu, pelindung yang menyayangiku. Kakak lain yang dikirim Tuhan untuk menemaniku meraih kehidupan normalku!” pekik Kyuri frustasi. Harus dengan cara apalagi ia meyakinkan Kyuhyun.

            “Kyuri?”

            “aku mengerti sekarang. Apa kalian bermusuhan? Apa hubunganmu dengannya tidak baik? Apa ia melakukan kesalahan besar padamu, oppa? Siwon oppa bahkan tak pernah menampakkan dirinya selama aku bersamamu. Ia selalu bersembunyi dan memandang kita dari jauh. Ia mendengarkan semua keluhanku tentangmu yang mulai tak bisa membagi waktu untukku. Ia bahkan memastikan aku meminum obat malamku. Demi Tuhan, oppa! Dia bahkan selalu tersenyum lepas ketika aku menceritakan tentangmu dan keluarga kecil kita dulu” seperti kesurupan, Kyuri menyerocos tak henti. Ia tak ingin kakaknya memotong semua yang ingin disampaikan oleh otak dan hatinya.

            “Ky-“

            “dan kau menyebutnya bajingan sialan? Bahkan ketika kau tak pernah mau mengambi resiko mengajakku keluar dengan alasan keselamatanku? Ia melakukannya! Siwon oppa melakukannya untukku. Ia menjamin keselamatanku pada Donghae oppa. Ia melindungiku bahkan sampai akhir batas kesadaranku. Jika ada yang harus kau salahkan akibat koma ku adalah aku. AKU, OPPA!”

            Kyuhyun terpekur. Meresapi lamat-lamat kalimat demi kalimat yang meluncur dari tubuh rapuh adiknya. Siwon? benarkah?

            “aku memaksa untuk menaiki berbagai wahana meski Siwon oppa melarangku. Aku tahu ambang batas kemampuan tubuhku. Tapi, tapi aku terlalu senang! Aku mencoba egois dengan tubuh ini. aku- hiks”

            Grep!

            Kyuhyun merengkuh punggung kecil permatanya yang rapuh. “oppa maafkan aku. Aku tak menjadi adik yang baik setelah semua pengorbanan yang kau lakukan untuk mempertahankanku”

Kyuri menangis. Kyuhyun menangis. Pria ini bahkan menangis jauh lebih pilu dari yang dirasakan wanitanya. Kyuhyun tidak hanya menangis atas penyesalan yang diutarakan adiknya. Kyuhyun menangis karena dirinya. Dirinya yang begitu amarah melampiaskan semua bebannya pada sosok itu. Siwon. Pria yang disakitinya berkali-kali dalam sehari.

op- oppa” isakan itu masih menghiasi lirihannya. Meski raut wajahnya kini dominan terkejut bercampur bingung. Kyuri merasakan baju rawatnya basah. Apa Kyuhyun menangis? Menangis akan kenakalannya?

Sret!

Kyuri mendorong kuat tubuh besar kakaknya. Ia tak bisa diam. Apa yang terjadi pada kakaknya?

Deg!

Kyuri mencelos. Wajah pucat dengan pipi yang mulai menggembil itu begitu mengenaskan. Berlinangan air mata. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya hingga berdarah, berusaha menahan isakan yang sewaktu-waktu keluar dari mulutnya. Mata itu bengkak dan memerah dengan buliran air mata yang tak terhitung jumlahnya. Kyuhyun tergugu. Seperti anak kecil yang kalah bertengkar memperebutkan mainannya. Napasnya tersengal tak beraturan. Demi Tuhan! Ini kali pertama dalam hidupnya, Kyuri melihat kakak lelakinya menangis dengan begitu pilu. Bahkan tidak saat kematian orang tua mereka.

“oh, oppa!” Kyuri kembali merengkuh tubuh besar itu. Seperti bayi besar yang dipeluk oleh peri pohon kala ia kehilangan induknya.

“aku melukainya, Kyuri” Kyuhyun tersengal di sela tangis bisunya. “aku melukai hati batin dan fisiknya”

Kedua Cho ini menghabiskan sisa hari dengan menangis, berpelukan erat membagi sakit. Tanpa diketahui seorang dokter muda juga menitikkan air mata menangis haru melihat hubungan saudara yang sama-sama tersakiti.

----

 

            “tuan, tuan tidak bisa seperti ini, anda harus membuat janji dulu sebelum bertemu direktur!”

            Tap. Tap. Tap.

            Langkah kaki jenjang itu bergerak gelisah. Tak di indahkannya seorang wanita yang sedari tadi berkicau memberondongnya dengan sejumlah protes tentang kehadirannya secara tiba-tiba di gedung ini. Persetan dengan wanita ini, yang harus dilakukannya adalah menemui sosok itu saat ini juga. Ya, harus!

            Ting!

            “Siwon!” Kyuhyun menerobos, setelah pintu otomatis itu terbuka, memberikan akses untuknya masuk ke satu-satunya ruangan di lantai tertinggi gedung ini.

            Tak.

            Pena berbalur emas di letakkan kembali ke atas meja oleh pemiliknya yang sedari tadi berkutat dengan berkas-berkas asing, teman barunya. Kyuhyun  terdiam.

            “dimana Siwon?” sosok itu bukan dia.

            “ku kira direktur seperti anda akan mengerti tentang prosedur berkunjung ke perusahaan orang lain, Tuan Cho” suara itu dingin. Arogan dan mematikan.

            “Liu, dimana Siwon? kenapa kau berada di meja kerjanya?” seolah menulikan telinga dari nada suara sosok di depannya. Kyuhyun terus bertanya dimana keberadaan prianya.

            “bolehkah aku terkejut saat ini? kau masih bisa menyebut nama itu dengan normal rupanya”

            Kyuhyun mencelos. Ia tak dapat marah. Dirinya memang pantas mendapatkan perlakuan sinis dari wanita di ujung sana.w anita dengan sorot kapanpun  siap untuk membunuhnya. Kembali terlintas di benak Kyuhyun betapa ia dengan sangat keji memperlakukan kedua saudara tak sedarah itu.

            “Liu, kumohon, beri tahu aku dimana Siwon, aku minta maaf” ujar Kyuhyun akhirnya. Jika ada kata lain yang bisa ia ucapkan dan lebih baik dari sekedar kata maaf, ia akan melakukannya.

            “maaf? Setelah semua yang kau lakukan pada kakakku, kau minta maaf?” Liu Wen berdecih. Pria ini sungguh naif, pikirnya.

            “ak –aku sungguh ingin bertemu Siwon, ak-“

            “berhenti mengucapkan nama kakakku dari mulut busukmu, Cho!” wanita itu memekik, lepas sudah kontrolnya. Sangat terlambat untuk sebuah kata maaf. “kau- kau menghajarnya habis-habisan di saat kondisi fisik dan mentalnya melemah. Kau mengatainya bajingan! KAU BAHKAN MENGATAINYA AUTIS MENJIJIKKAN YANG MENYIMPANG! KAU MENGHAKIMINYA TANPA MEMBERIKAN WAKTU UNTUKNYA MENJELASKAN. KAU MEMBUATNYA MERASA BERSALAH ATAS SESUATU YANG TAK PERNAH IA PERBUAT, CHO!”

            Untuk kedua kalinya dalam hari yang sama Kyuhyun membuat wanita menangis. Adiknya, dan adik Choi Siwon. mereka sama-sama terluka melihat aksi kejinya. Apalagi yang bisa diperbuat Kyuhyun selain terpekur di tempatnya.

            “di tengah collapse nya ia bahkan menyempatkan waktu untuk meminta bantuanku menyelamatkan adikmu.” Liu terisak lirih, menutup seluruh wajah menderitanya dengan telapak tangan.

 

            “...Ia selalu bersembunyi dan memandang kita dari jauh. Ia mendengarkan semua keluhanku tentangmu yang mulai tak bisa membagi waktu untukku. Ia bahkan memastikan aku meminum obat malamku. Demi Tuhan, oppa! Dia bahkan selalu tersenyum lepas ketika aku menceritakan tentangmu dan keluarga kecil kita dulu...”

            “di tengah collapse nya ia bahkan menyempatkan waktu untuk meminta bantuanku menyelamatkan adikmu”

 

            Kyuhyun merasakan sakit di kepalanya. Perkataan kedua wanita itu terngiang bak tabuhan genderang kematian di telinganya. Benarkah, Siwon?

            “Siwon-“

            “pergilah, Tuan Cho”

            “tap tapi- aku”

            “PERGI! PERGILAH SEBELUM AKU MELEMPARMU KELUAR DARI GEDUNG INI!

            “Liu kumohon!”

            “PERGILAH! APA YANG KAU HARAPKAN DARI KAKAKKU? DIA HANYA PESAKITAN DENGAN GAIRAH SEKS MENYIMPANG YANG SELALU MENELANJANGIMU SETIAP MALAM! PERGILAH! AKU TAHU SEMUANYA. SEMUA PERJANJIAN KOTOR YANG TELAH DIBUAT KAKAKKU UNTUK MENGIKATMU! PERGI! KAU BEBAS SEKARANG. JANGAN MENCARI PRIA ITU LAGI. SUDAH CUKUP IA MENDERITA KARENAMU. PERGI CHO!”

---

 

            Senja yang jauh dari kata indah. Harum bebungaan dari kebun lili dan mawar pun tak sanggup menggugah penciuman seorang pria muda yang kini menatap sayu bangunan besar di depannya.

            Mansion Choi.

            Pukul lima yang malang. Semburat tenggelamnya matahari tak mampu membuat pria ini memandang haru lukisan Tuhan. Ia terlalu hina untuk menikmati itu semua. Kaki jenjangnya melangkah gontai menapakai jalan setapak menuju bangunan besar di hadapannya. Dari ujung mata bulatnya sosok itu dapat melihat taman bunga tempatnya bercinta dengan pemilik tempat ini. Kyuhyun berdesir. Sesuatu dalam dirinya menohok tepat di ulu hatinya. Kenapa semua terasa lambat. Bahkan butuh waktu yang cukup lama untuknya menuju bangunan penuh kenangan tempatnya berbagi atap dengan pria pemiliknya.

            “Tuan Cho” cicitan terdengar dari wanita paruh baya yang mengurus tempat ini. ia cukup kaget dengan kedatangan tamu agung merekasetelah seminggu lebih tak menampakkan batang hidungnya.

            Kyuhyun berjalan bak orang mati. Menatap lurus arah di depannya, tak mengindahkan sedikitpun wanita dan petugas kebun yang mulai berkumpul menyambut kedatangannya.

            Tap. Tap. Tap.

            Tepakan sepatu kulitnya menggema di sepanjang lorong lantai dua. Menuju tempatnya dan Siwon selama ini berbagi ranjang.

            Cklek.

            Kyuhyun membuka kenop pintu tak bertenaga. Ruangan itu mati. Meski barang-barang di dalamnya tampak tersusun rapi. Persis seperti pagi dimana ia terakhir merapihkannya. Ruangan ini masih sama. Tidak dengan Siwon berada di dalamnya. Kyuhyun terduduk di pinggiran ranjangnya. Menatap lamat sekeliling, berharap Siwon sedang membersihkan diri di ruang sebelah.

            “Siwon..” lirih Kyuhyun. Ia salah. Satu jam telah berlalu, tak ada lagi semburat jingga yang mewarnai langit di balkon kamarnya. Malam menjemput, dan pria itu tak ada disana.

“kau kemana? Kenapa belum pulang?” suara itu terdengar putus asa. Untuk pertama kalinya ia menunggu dengan harap seseorang.

            Kyuhyun merasa pinggangnya sebentar lagi akan patah, setelah lama terduduk kaku. Di tatapnya lamat ranjang empuk yang selama ini menjadi tempatnya berbagi kehidupan bersama orang asing baginya. Sialnya mereka sama-sama pria. dan pria itu adalah pria yang selalu berbagi kehangatan untuknya. Kyuhyun merebahkan tubuhnya, menatap ke samping, tempat sosok lain biasa menatapnya, dan memeluknya dengan penuh.

            Sruk. Sruk.

            Jemari panjang pucat itu membelai sayang bantalan tempat sosok lain biasanya bersandar. Bau Siwon. batinnya. Sungguh, ia merindukan sosok itu. Rasa bencinya selama beberapa hari ini menekan semua gejolak aneh yang mulai tumbuh dalam dirinya. Dan semua itu kini menyeruak tak tersisa, berusaha mendapatkan pengakuan. Kyuhyun merindukan sosok itu. Disadari atau tidak. Ia membutuhkan tangan dan punggung itu.

            Buliran bening dari kelopak mata bulatnya tak dapat dibendung lagi. Menangis untuk kesekian kalinya dalam satu putaran poros bumi bukanlah tipenya. Tapi ini dia. Kali ini dia mengalah dengan sikap cengengnya.  Mendapati perbuatannya, dan akibat yang dihadapinya membuat pria pucat ini kalah. Kalah pada rasa sakitnya. Kyuhyun menatap sayang pada bantalan putih yang sedang di elusnya, sampai sesaat kegiatan itu terhenti oleh secarik kertas yang terletak di atas nakas. Persis di samping tempat tidurnya.

 

            Aku melepaskanmu, Kyuhyun.

 

            Kyuhyun membekap mulutnya. Oh tidak! Jangan lagi. Demi apapun ia menyesali perbuatannya. Tapi jangan begini. Tidak setelah dua kata terakhir yang mencoba di hapus oleh Siwon dalam kertas itu.

 

            Aku mencintaimu.

 

 

karena tbc adalah kata yang menjengkelkan buat kalian, maka ku ganti dengan~~

aku kebelet,, mau pipis.. udah dulu ya.. bye bye-- selamat penasaran ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙