sebuah keputusan

Kekasih Sepenggalah

anneyoong ^^

author datang lagi.. gomawo sudah berkunjung ke cerita ini ^^

untuk yg kemarin nanya Kekasih Sepenggalah itu apa,,, author akan jelaskan sekilas ya..

kekasih sepenggalah itu cinta sejenis yang gak bisa diungkapkan.. intinya si penderita masih perang batin dengan pemikiran dirinya sendiri ^^

selamat melanjutkan kisahnyaa...

mohon support dan komennya..

gumawuuu.. #BigHug

 

            “aku dapat apa?”

            “ya?”

            Kyuhyun terkesiap. Sekian menit mereka saling diam, karena CEO Choi itu sibuk memperhatikan berkas-berkas yang disodorkan Kyuhyun, sekarang ia memcahkan kecanggungan mereka dengan suara berat miliknya.

            “aku dapat apa?” ulangnya sekali lagi tanpa berminat melihat langsung Kyuhyun.

            “tuan  Choi aku kemari untuk meminta bantuanmu menyegarkan kembali keuangan perusahaanku, aku berjanji akan membalikkan keadaan secepat  mungkin. Aku berjanji akan melunasi pinjamanku dalam lima tahun atau secepat yang aku bisa. Aku-“

            “tubuhmu!”

            “ya?”

            “aku mau tubuhmu!”

- - - -

            BRUGH.

            Kyuhyun menghempaskan tubuhnya di atas sofa. “GILA!! Ini gila!” jeritnya. Rambut yang sengaja ia tata dengan rapi kini tak ubahnya seperti gumpalan sarang burung. Air muka pemuda itu masih pucat seperti terakhir ia meninggalkan ruangan milik CEO Choi Grup.

            “tubuhmu!”

            “ya?”

            “aku mau tubuhmu!”

            “APA?” Kyuhyun menjerit. Tak diperhatikannya lagi ia tengah berada dimana sekarang.

            Pemuda pemilik Choi Grup itu memansang wajah tak kalah datar dari sebelumnya. Dengan entengnya ia mengatakan ingin tubuh Kyuhyun?

            “kurasa kau harus mengetahui lebih banyak tentang lawan bicaramu Kyuhyun-sshi sebelum meminta bantuan lebih jauh” suara itu benar-benar terdengar dingin dan dalam.

            Bagaimana Kyuhyun sekarang?

            Pemuda itu bahkan tak sempat mengatupkan rahangnya mendapat reaksi yang luar biasa datarnya ketika pemilik Choi Grup itu meminta hal yang bahkan dalam mimpi pun k pernah terbayang oleh Kyuhyun.

            “kurasa aku tak terbiasa berbicara dengan patung, tuan Cho”

            JEDDEERR. WHAT THE???

            “aku hanya akan mengakuisisi perusahaanmu sebagai anak perusahaan Choi Grup dan menyuntikkan dana segar jik-“

            “DALAM MIMPIMU TUAN CHOI YANG TERHORMAT!”

            BLAMM!

            Satu-satunya pintu keluar dari ruang megah itu tertutup dengan keras. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Cho Kyuhyun.

           

            “AAARRGGGGHHH!! DASAR PRIA SINTING!!” Kyuhyun mengerang. Bayangan itu tak mau hilang dari pikirannya. Takut, jijik, marah, putus asa seolah melebur jadi satu. Choi Siwon. Ia kira pemuda itu adalah calon malaikat yang akan menyelamatkan perusahaan dan keluarganya dari kebangkrutan. Nyatanya?

            “Kyuhyun?” pemuda itu menoleh. Il Woo mengernyitkan dahi melihat anak mantan bosnya ini tertunduk lesu di sofa ruang kerjanya. Cepat sekali? Batinnya.

            “BRENGSEK KAU PAMAN!!” tanpa ba bi bu, Kyuhyun merangsek bangkit menerkam pria yang baru saja datang dengan wajah  polosnya. Seperti anak kecil, Kyuhyun mencengkeram kuat kerah kemeja yang dipakai pria paruh baya itu.

            “KENAPA KAU TAK BILANG KALAU CHOI BRENGSEK ITU SEORANG GAY??”

            JEDDEERR..

            Jung Il Woo bagai mendengar berita kiamat akan menghantam bumi, matanya membulat sempurna.

            “APA??” teriaknya tak kalah keras. Membuat Kyuhyun memejamkan matanya sejenak.

            “ya! dia Gay, paman! Dan kau berusaha menyerahkan keponakanmu yang jauh dari kata laknat itu padanya?”

            “tidak lucu Cho Kyuhyun! Mana mungkin CEO Choi bertangan besi itu menyimpang! Aku meragukanmu kesana karena ia terkenal kejam dalam menggerakkan bisnisnya! Bukan karena alasan konyol seperti itu”

            “but he did it, paman” suara itu terdengar lemah. Kyuhyun tak lagi mencengkeram kerah kemeja yang dipakai Il Woo.  Matanya kini menatap sayu bingkai keluarga yang terpajang anggun di dinding ruang kerjanya. “dia meminta tubuhku”

            “APA??” suara itu bahkan berkali-kali lipat lebih menggelegar dari awalnya.

            Kyuhyun diam. Il Woo pun diam. Masih berputar dipikirannya apa yang baru saja dikatakan  pemuda pucat dengan rambut cokelat gelap dihadapannya. Benar-benar diluar dugaan. Ia paham betul bagaimana sepak terjang seorang Choi Siwon di ranah bisnis Korea. Pemuda itu luar biasa pintar dan berbakat, jangan lupakan kata licik yang selalu melekat dalam image-nya. Tapi tak sedikitpun terlintas dibenak pria paruh baya ini jika CEO Choi itu ternyata- menyimpang! HELL. Tunggu! Bukankah-

            “Kyuhyun” ujar Il Woo pelan. Berusaha menginterupsi sang keponakan yang masih setia dengan lamunan  pribadinya. Pemuda pucat itu dengan enggan menoleh padanya. “kau bilang Choi Siwon itu gay?”

            Sama sekali tak ada balasan dari Kyuhyun. Ia masih jijik dan terlalu takut membayangkan objek yang tengah mereka bicarakan.

            “tapi dia terkenal sebagai seorang Cassanova, Kyu! Wanitanya dimana-mana!” Kyuhyun memandang pamannya dingin. “kau tahu, bahkan dalam seminggu ia bisa mengencani tiga wanita sekaligus, apalagi kalau bukan sebagai pemuas birahinya! Jadi tak-“

            “maksud paman aku berbohong?” dapat Il Woo rasakan aura disekitarnya menggelap.

            “MAKSUD PAMAN AKU MEMBUAL TENTANG KEABNORMALAN SI RAJA BISNIS BRENGSEK ITU HAH??”  

            Drrrt. Drrrt.

            Belum sempat adu mulut itu kembali memanas, saku bagian depan celana katun pria pucat itu bergetar. Kyuhyun merogoh ponselnya dengan malas. Namun raut itu menegang ketika membaca nama yang tertera di benda pipih canggih itu. Dokter Lee.

            “ya, Donghae-sshi”

            “….”

            “baik. Aku kesana”

            Kyuhyun terdiam. Tak dipedulikannya sang paman yang menatapnya penuh Tanya. Meski Kyuhyun tak menjelaskan, pria paruh baya itu tahu betul bahwa yang keponakannya dengar adalah tentang Kyuri, gadis manis yang dulunya sangat ceria dan ramah.

            “Kyuri-“

            “aku harus ke rumah sakit sekarang, paman. Kyuri membutuhkanku” suara itu terdengar lirih. Sebenarnya jika boleh, ingin sekali Il Woo menjalankan perusahaan ini sendiri. Membiarkan anak ingusan memimpin jalannya usaha besar ini membuat Il Woo sering menjerit frustasi. Kyuhyun, anak itu meski dilingkupi oleh tekad dan tanggung jawab yang tinggi akan mandat ayahnya, sangat mudah sekali terbawa arus. Il Woo harus mengakui anak itu belum matang dari segi pengetahuan bisnis. Terlebih pria pucat itu lebih memprioritaskan Kyuri di atas segalanya. Membuat Il Woo harus bekerja dua kali untuk mengambil keputusan perusahaan.

            “aku akan terus berusaha menyelamatkan perusahaan ini, paman” Kyuhyun berdiri di ambang pintu, memunggungi Jung Il Woo, pamannya. “aku berjanji” sesaat kemudian pemuda Cho itu menghilang dari pandangan.

            “dengan cara apa, Cho Kyuhyun” Il Woo melemas. Ditatapnya nanar map berisi berkas yang sedari tadi tak lepas dari genggamannya.

            Surat Pernyataan Likuidasi.

 

            “oppa!!” pekik Kyuri riang. Ia tak melihat Kyuhyun dari kemarin. Sejak penyakitnya kembali berulah, gadis manis itu dipaksa beristirahat total oleh si dokter tampan yang setia menemaninya ketika sang kakak tidak ada.

            “aigoo, kau merindukan oppa mu yang tampan ini, ne?” goda Kyuhyun seraya mengusap sayang surai hitam adiknya.

            “aiish!! Kenapa baru datang sekarang huh? Apa oppa sibuk berkencan dengan eonni?”

            Deg!

            Ya Tuhan! Baru berberapa jam  ia bisa menghilangkan Jaerin dari benaknya, kini ia dipaksa mengingat kembali wanita itu.

            “oppa sibuk bekerja, chagii” balas Kyuhyun lembut, ia tak ingin terlibat terlalu jauh dengan percakapan ini. “ah iya!” Kyuhyun berseru, ia meraba bagian dalam mantel kerjanya.

            “kyaaaaaaaa!! Lucunyaaa” pekikan riang sang adik mau tak mau membuat pria pucat ini menyunggingkan senyumnya.

            “selamat hari kasih sayang, ne! oppa menyayangimu. Selalu”

            Tes. Tes. Apa itu? Gadis manis itu menangis?

            “chagi-“

            “hiks.. mianhe oppa.. hiks hiks!”

            “chagii, apa yang harus oppa maafkan? Stop it, Kyuri!”

            “oppa jadi harus mengurus perusahaan sendiri dan membiayai semua pengobatanku hiks..”           

            “berhenti menangis gadis ceroboh! Oppa mencintaimu! Sangat! Ini kewajiban oppa Kyuri. Berhenti menangis, ne” gadis itu mengangguk dalam dekapan Kyuhyun. Ia sangat menyayangi Kyuhyun. Satu-satunya sumber kehidupannya di dunia ini. Kyuri pernah meminta Tuhan untuk mengambil nyawanya karena tak kuat dengan kondisinya yang menjadikannya sebagai manusia yang tak bisa diandalkan. Namun semua pikiran bodoh itu terbantahkan mengingat sosok kakaknya yang begitu rapuh, sebenarnya, yang terus dan terus berusaha untuk mempertahankan kehidupannya. Ia menyayangi pria itu. Sangat.

            “oppa- bagaimana dengan Studio rekaman oppa? Oppa masih mengurusnya kan?” Tanya Kyuri berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia tak ingin kakaknya terbebani lebih jauh.

            Kyuhyun? Ternyata pengalihan topik ini malah membuatnya semakin memburuk. Tentu saja Studio itu sudah lama berakhir. Kyuhyun menjualnya untuk membiayai pengobatan Kyuri ke Jerman dua tahun silam. Ia tak mungkin terus menerus menggerogoti uang perusahaan  meski untuk kepentingan Kyuri sekalipun. Tanpa digerogoti olehnya saja perusahaan itu sedah sangat lemah. Bisa dikatakan Kyuhyun adalah seorang CEO termiskin yang pernah ada. Bahkan untuk kendaraanpun ia hanya punya satu, dan tak pernah diganti sejak tiga tahun silam. Kyuhyun rupawan? Benar! Tapi ia menekan mati-matian selera belanjanya yang dulu sangat menggila. Gaji yang ia peroleh dan asset pribadi yang dimilikinya semua hanya tercurah untuk satu kepentingan. Cho Kyuri.

            “oppa?”

            “eh ya?”

            “oppa melamun lagi” sungut Kyuri. Kyuhyun mengelus surai hitam itu dengan lembut. “oppa belum menjawab pertanyaanku!”

            “haha.. tentu saja baik, chagii” jawab Kyuhyun. Lagi. ia berbohong pada adiknya.

            “tapi kenapa oppa tak pernah membuat lagu lagi?”

            “well, kau lihat sendiri CEO Cho ini sangat sibuk, chagii!” oppa sibuk mencari cara menyelamatkan perusahaan kita, Kyuri! Kyuhyun tersenyum miris. Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya mencoba memahami posisi sang kakak sampai seseorang menginterupsi quality time kedua bersaudara ini.

            “ehem” Lee Donghae, dokter yang khusus menangani kesehatan Cho Kyuri berdehem mengisyaratkan kehadirannya.

            “Donghae-shhi” sahut Kyuhyun sekenanya. Ia tahu betul maksud kedatangan dokter yang mau tak mau harus diakuinya tampan itu. Tapi tentu saja ia jauh lebih tampan.

            “saatnya terapi Kyuri-ah, bersiaplah menghabiskan hari yang panjang bersamaku” candaan Donghae sontak dihadiahi tatapan membunuh Cho sulung. “a-aku hanya bercanda Kyuhyun-sshi, aigoo Kyuri-ah, kakakmu ini kaku sekali” ujar Donghae kemudian, mencari pembelaan.

            “oppa! Kau kaku sekali. Donghae oppa sudah biasa seperti ini. Dia hanya ingin menghiburku”

            “menghibur katamu?”

            “stop it, oppa! Memangnya kau tidak pernah  menggombal di depan Jaerin unni?”

            “menggombal?” aura Kyuhyun makin menggelap. Sejak kapan ia kecolongongan oleh dokter muda ini?

            “aiishhh! Ayo dokter Lee kita tinggalkan pemuda kolot ini” rutuk Kyuri makin jengkel dengan sifat sang kakak.

            “APA? Yak!! Kyuri!”

 

            “tak baik berkata seperti itu pada kakakmu, nona manis” ujar Donghae pada gadis yang duduk manis di atas kursi roda yang tengah didorongnya.

            “biar saja! Kyuhyun itu memang benar-benar sudah menjadi pria kolot yang tak tahu perkembangan zaman” seru Kyuri semangat, tanpa embel-embel oppa di belakangnya. Lee Donghae terkekeh pelan.

            “sejak kematian orang tuaku, ia menjadi orang yang berbeda. Sangat keras terhadap dirinya sendiri. Terlebih karena aku” Kyuri menunduk. Meski mustahil baginya jika Donghae tak mengetahui lagi-lagi air mata sialan itu kembali lolos dari pelupuk indahnya.

            “benarkah? Aigoo..”

            “ya sungguh disayangkan kalau harus ditutup seperti itu”

            Bisik-bisik perawat yang terlibat percakapan seru menginterupsi perhatian Kyuri.

            “padahal perusahaan itu sudah lama berdiri ya”

            “iya, Tuan Cho juga masih sangat muda, tak heran jika ia tak bisa berbuat banyak”

            Ada apa ini? Cho yang dimaksud- kakak ku kah?

            Kyuri menajamkan pandangannya ketika mata almond itu tertuju pada lipatan harian yang digenggam salah seorang perawat wanita yang sedari tadi terlibat percakapan seru.

            “oppa, kesana sebentar!” perintah Kyuri. Donghae yang tidak menyadari situasi hanya menuruti keinginan pasiennya.

            Cho Grup Tak Mampu Selamatkan Perusahaan.

            Deg! Jelas sudah rentetan judul kalimat yang terpampang di halaman utama harian itu. Oppa!

            “akkh-“

            “KYURI!!” pekikan Donghae mengiringi tubuh ringkih yang ambruk itu.

 

            “Cho Kyuhyun!”

            Si pemilik nama mendongakkan  kepalanya. Ia memandang sayu pada sosok yang masih tersengal mengatut nafas.

            “apa yang terjadi?” tambah Jung Il Woo, pria yang baru saja tiba dengan tergesa. Tanpa pikir panjang pria maskulin itu langsung tancap gas ketika Kyuhyun mengabari Kyuri kembali masuk ke ICU.

            “dia sudah tahu, paman” ucap Kyuhyun tersenyum getir. Hati Il Woo begitu renyuh melihat putra satu-satunya penerus Cho Grup itu begitu terpuruk dari sebelumnya. Il Woo adalah satu-satunya saksi hidup yang mengetahui betapa keras Kyuhyun  berusaha menyembunyikan keadaan perusahaan mereka dari Kyuri, adiknya. Il Woo  tak ingin bertanya lebih jauh bagaimana kronologinya karena sebenarnya ia sendiri juga membawa kabar tak mengenakkan.

            “secepat itukah, paman?” lagi, suara itu terdengar sarat akan kepedihan. Pemuda Cho ini seolah mengetahui bahwa orang kepercayaan sang ayah membawa kabar tak mengenakkan lagi.

            “lusa, arbiter mulai melikuidasi perusahaan, Kyuhyun”

            Kyuhyun mengusap kasar wajahnya. Mengapa permasalahan seolah enggan meninggalkannya? Kehilangan orang tua, memikul beban perusahaan, adiknya sakit-sakitan, kekasih yang berkhianat, mampukah  ia, Tuhan?

            “Kyuhyun-sshi” suara yang begitu ia nantikan menginterupsi membuyarkan kemelut pikirannya. Lee Donghae berjalan tegas menuju kea rah dua pria beda usia yang tak sabar menantinya. Sekilas dokter muda itu tersenyum pada Il Woo.

            “dokter Lee, bagaimana keadaannya?”

            “kita bicarakan di ruanganku” tanpa  menunggu perintah kedua kalinya, Kyuhyun mengekor di belakang Donghae menuju ruang kerjanya.

            “Kyuhyun-sshi, Kyuri mengalami keterkejutan luar biasa, hal itu menimbulkan ketegangan di seluruh syaraf tubuhnya” sejenak dokter muda itu mengamati raut muka sang kakak pasien. “Kyuri sampai sekarang belum sadarkan diri dan belum keluar dari masa kritisnya”

            Tuhan..

            “maaf  aku harus mengatakan ini Kyuhyun-sshi, kami harus melakukan operasi untuk mengendurkan beberapa syaraf yang tenggelam. Kyuri akan mengalami koma berkepanjangan jika kami tidak bertindak cepat. Penyakit kanker sumsum tulang belakangnya semakin memperparah keadaan organ tubuhnya saat ini”

            Kyuri..

            “Kyuhyun-sshi?”

            “lanjutkan, dok”

            “ehem, pengangkatan  ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, Kyuhyun-sshi” ujar Donghae sepelan mungkin. Ia tahu kondisi keluarga Kyuhyun saat ini. Dokter muda ini tak ingin menyinggung perasaan kakak pasiennya.

            “berapa biaya yang dibutuhkan, Donghae-sshi?”

            Deg! Untuk pertama kalinya Kyuhyun bertanya soal biaya. Tak heran jika Lee Donghae agak terkejut mendengar frase yang meluncur pelan dari bibir plum itu. Ya, Kyuhyun memiliki bibir cukup tebal dan sangat pas dengan kontur wajahnya. Pria di hadapannya ini dikenalnya sebagai pria yang cukup dingin dan angkuh. Dan sekarang, Donghae merasa simpati melihat Kyuhyun yang tak mampu lagi menyembunyikan  kerapuhannya.

            “delapan puluh juta won”

            Nyut! Dada Kyuhyun terasa nyeri. Dulu uang sebesar itu tak berpengaruh apapun padanya. Ia pasti akan menjawan “lakukan apapun asal adikku selamat, aku tak peduli berapapun biayanya!” tapi sekarang? Bahkan ia tak yakin rumah satu-satunya peninggalan orang tua mereka akan ikut tersita atau tidak.

            Kyuhyun menatap kosong ke depan, meskipun ia tengah berhadapan dengan Donghae, dokter yang menangani kesehatan adiknya. “berapa  lama?”

            “ya?”

            “berapa lama tenggang waktunya, dok?”

            “secepatnya! Aku tak yakin tubuh Kyuri mampu bertahan lama. Hal yang ku tak-“

            BRAKK.

            Sosok itu hilang bersama tertutupnya pintu ruang kerja Donghae secara kasar. Dokter muda itu menghembuskan nafas berat. Ia cukup dibuat bingung dengan sikap Kyuhyun yang terkadang angkuh dan arogan.

            “Kyuhyun! Apa kata… Kyuhyun! Kau mau kemana?”

            Tak diindahkannya panggilan Il Woo yang masih setia berdiri di hadapan ruang ICU Kyuri. Pemuda bersurai coklat gelap ini terus berjalan tergesa menyusuri koridor-koridor rumah sakit yang menghubungkannya ke loby utama.

            “lusa, arbiter mulai melikuidasi perusahaan, Kyuhyun”

            “Kyuri mengalami keterkejutan luar biasa, hal itu menimbulkan ketegangan di seluruh syaraf tubuhnya”

            “delapan puluh juta won!”

            “secepatnya! Aku tak yakin tubuh Kyuri mampu bertahan lama. Hal yang ku tak-“

            “Kyuhyun-ah.. jaga perusahaan appa”

            “Kyuhyun-sshi”         

            “Kyuhyun!”

            “AARRGGGHH!!”

            Kyuhyun berlari sekuat tenaga. Tak dihiraukannya orang-orang yang memandangnya aneh. Rentetan peristiwa itu berkecamuk menjadi satu dalam pikirannya. Perusahaan, Kyuri, membuat pemuda ini patah arang.

            “aku hanya akan mengakuisisi perusahaanmu sebagai anak perusahaan Choi Grup dan menyuntikkan dana segar jik-“

            Bayangan Choi Siwon berputar-putar dibenaknya. Tak diindahkannya lagi yang namanya harga diri. Kyuhyun telah jatuh. Apa yang bisa ia banggakan lagi? yang ada dibenaknya kini hanyalah keselamatan Kyuri dan perusahaan appanya. Kyuhyun tak peduli apa yang akan terjadi besok dan seterusnya, yang terpenting baginya saat ini bagaimana caranya ia mendapatkan uang. Jawabannya hanya satu. Choi Siwon.

 

TBC

nantikan kelanjutannya ^^

mohon support dan komennya ^^

Skm_

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙