—Prologue—
Salty SaltDinasti Joseon, Tahun 1593
Udara terasa begitu dingin dan suasana terasa begitu sunyi. Hanya terdengar suara gemercik air dan suara makhluk-makhluk kecil yang bernyanyi di malam hari. Sungguh tempat ini terasa asing bagiku. Di manakah aku ini? Hal terakhir yang kuingat adalah lautan, kapal, senjata, dan pertumpahan darah. Mungkinkah sebentar lagi aku mencapai akhir dari kisah hidupku?
“Astaga, ada orang di sana!” teriakan itu terdengar begitu jelas di telingaku. Seketika aku pun tahu aku berada di mana sekarang. Jepang. Ya, aku sangat yakin tempat ini adalah Jepang.
“Hei, kau baik-baik saja? Ya ampun! Kau berlumuran darah!” ucap orang itu dengan panik.
Mendengar ucapan orang itu, aku hanya bisa tertawa. Menertawakan hidupku yang sebentar lagi akan berakhir. Mati di tangan musuhku. Aku seperti mangsa yang tidak berdaya dan hanya menunggu mereka menerkamku.
“Bawalah aku kepada para singa itu. Aku sudah siap diterkam oleh mereka,” ucapku dalam bahasa Jepang.
“Apa maksud omonganmu?” tanya orang itu.
“Aku prajurit Joseon. Bawalah aku kepada mereka dan ambilah imbalanmu,” jawabku dengan nada pasrah.
“Ayah!!” aku mendengar teriakan seorang gadis yang berlari ke arah kami.
“Mina, bantu ayah merawat orang ini dan jangan mengatakan pada siapa pun bahwa kita menemukan orang ini,” ucap orang itu.
“Memangnya ada apa, ayah?” tanya gadis itu.
“Dia adalah prajurit Joseon,” jawab orang itu.
Gadis itu tampak terkejut mendengar jawaban ayahnya. Namun, tak lama kemudian ekpresi wajahnya berubah menjadi begitu lembut. Dia menatapku lalu tersenyum dan berkata, “Kau aman bersama kami.” Tepat saat itulah aku jatuh cinta pada gadis itu.
Comments