Part VII

The Tale of Fairytale

Chapter 07: Sharing Warmth, The Coming of New Rival!

Jalanan berbatu yang licin dan dikelilingi oleh pohon-pohon dengan langit yang sudah agak gelap. Dengan panduan dari Arthur—Hankyung terus menyusuri jalan itu. Arthur dari tadi terus mengikuti jejak dari bau tuannya yang walau tersamarkan dengan bau hujan tapi semakin lama baunya semakin kuat. Hankyung tahu kalau Toki akan mengambil jalan ini karena bagaimanapun juga kalau dilihat dari sifatnya Toki yang serba cuek itu pasti dia akan tetap melewati jalan sesulit apapun. Ditambah lagi sepertinya gadis itu lebih memilih tempat yang lebih sepi.

Tiba-tiba Arthur berhenti berjalan dan menggonggong tepat di sebuah tempat terbuka dengan air terjun. Tempatnya memang indah dengan kunang-kunang berterbangan di sekitarnya. Entah ilusi atau kenyataan, Hankyung seperti baru saja melihat peri air di pinggiran kolam air terjun. Ia berkedip lalu melirik lagi ke arah pinggiran kolam dan ternyata halusinasi perinya itu adalah seorang anak manusia. MANUSIA!! ORANG!!

‘Oke, yang disana itu bukan peri air tapi orang sepertinya aku mulai berhalusinasi,’batin Hankyung menenangkan diri, ‘Tampaknya orang itu sedang tidur, tapi mana ada orang yang tidur di tempat seperti ini? Bukan, orang itu bukan tidur tapi pingsan!’ Segera saja Hankyung berlari menghampiri si peri air, eh, orang yang pingsan di pinggir kolam tersebut.

Betapa terkejutnya dia begitu melihat yang terbaring di sana adalah Toki! Toki yang dalam keadaan basah kuyup dan tidak sadarkan diri alias pingsan. Arthur langsung merintih atau mendengking ketika melihat majikannya dalam keadaan seperti itu. Hankyung pun menarik Toki ke permukaan yang lebih kering. Lalu ia mengecek tanda-tanda vital gadis itu dan bernafas lega ketika mengetahui kalau Toki baik-baik saja selain tubuhnya yang memar-memar dan luka-luka.

“Toki, bangunlah,” kata Hankyung sambil menepuk pipi Toki. Tapi gadis itu tidak bergeming sedikitpun. ‘Badannya dingin… sudah berapa lamakah dia dalam keadaan seperti ini?’ tanyanya dalam hati.

Tiba-tiba ada kilat dan suara petir menggelegar lalu hujan pun turun. Hankyung membopong Toki dan membawanya ke tempat yang terlindungi dari hujan. Kali ini saat Hankyung menggendong Toki seperti ini ia dapat melihat sisi lain Toki yang sedang tidak dalam mode jahilnya, Toki yang tidak memasang topeng apapun.

Setelah mencari dan terus mencari akhirnya ia mendapatkan sebuah gua di dekat air terjun. Mereka harus menunggu sampai hujan reda kembali barulah mereka bisa kembali ke hotel. Hankyung membaringkan Toki di dataran yang rata dan tidak terjal. Arthur berbaring di dekat majikannya sambil mendengking sedih. Makhluk berbulu itu juga khawatir dengan keadaan Toki yang dipenuhi dengan luka dan memar. Hankyung kembali memeriksa luka dan memar yang ada di tubuh Toki dan ia melihat luka yang cukup dalam di kaki kanan gadis itu. Hankyung lalu pergi keluar untuk membasahi saputangannya di air terjun dan kembali lagi lalu membersihkan luka yang ada di kaki kanan Toki.

“Kou…” bisik Toki mengigau.

Hankyung terkejut dan mundur sedikit karena igauan Toki yang tiba-tiba keluar. Ia mencoba membangunkan Toki lagi tapi dia malah merintih. Ketika ada petir yang tiba-tiba menumpang lewat—kedua mata Toki terbuka serentak seperti zombie yang bangkit dari kubur. (Hiii~, sereeeemm~)

“Toki? Gwaenchanha?” tanya Hankyung sambil kembali mendekat ke arah Toki. Menutup jarak yang biasanya dibuat oleh gadis itu.

Toki langsung menoleh ke sampingnya begitu mendengar suara orang lain menyebutkan namanya. “Hankyung…?” ucapnya lemah.

“Syukurlah kau sudah sadar…” desah Hankyung.

Mata Toki melirik ke sekelilingnya yang gelap. Ia selalu tidak bisa melihat sekelilingnya walau dengan cahaya yang redup atau remang-remang. Dan ia tahu Hankyung berada di sampingnya dari suara dan baunya. Semakin lama dia jadi makin mirip anjing… Toki lalu bertanya, “Ini dimana?”

“A, aku juga tidak tahu. Aku hanya membawamu ke tempat yang tidak terkena hujan yang kembali turun,” jawab Hankyung sambil mengalihkan pandangan matanya. Dia terlalu terlalu malu untuk melihat ke arah Toki yang memakai pakaian yang basah dan tembus pandang. (Tut!Tuuutt! Rating M for ! xO)

Toki memandang Hankyung dengan heran lalu ia bergerak untuk bangun. Akan tetapi kaki kanannya yang terluka cukup parah menahannya dan membuatnya meringis kesakitan. Ketika ia melihat pakaiannya yang basah dan tembus pandang itu—ia pun mengerti kenapa Hankyung tidak mau memandang ke arahnya.

“Hatsyii—!” bersin Toki tiba-tiba. Tiba-tiba ia gemetaran dan menggigil karena kedinginan. Sampai-sampai dia tidak tidak bisa merasakan ujung jari kedua tangan dan kakinya.

“Kau masuk angin…” kata Hankyung menegaskan karena dia tahu pasti Toki akan membantahnya. Ia mengecek suhu badannya Toki. “Kau demam tapi seluruh badanmu terasa dingin…”

“Aah, suhu tubuhku biasanya memang lebih rendah,” sahut Toki dengan gigi bergemerincing karena gemetaran—menggigilnya yang semakin parah saja.

‘Tuh ‘kan dia membantahnya,’ kata Hankyung dalam hati. Lalu ia mengeluarkan jaketnya Toki yang ia ‘pinjam’ dari kantong jaketnya dan memberikannya kepada sang pemilik. “Ganti pakaianmu dengan ini…” katanya dengan wajah memerah.

Hey! This is my jacket! How did you—…” seru Toki tapi terputus ketika ia melihat pandangan mata Hankyung. Ia memandangi Hankyung dengan tatapan tajamnya. Tapi Hankyung tidak bereaksi apa-apa dan mukanya mengarah ke arah yang berlawanan. Toki pun memutuskan untuk melepas t-shirtnya yang basah. “Jangan mengintip ya…”

“T, tidak akan…” jawab Hankyung dengan punggung menghadap ke arah Toki. Dia sudah memerah hingga ke kuping-kupingnya.

Dengan cepat Toki melepas t-shirtnya. Ketika dia tidak dapat membuka resleting jaketnya karena jarinya mati rasa karena kedinginan ia menggunakan giginya. Bisa membuka tapi tidak bisa menutupnya. Ia kembali disulitkan dengan menarik kembali resleting jaketnya.

“Toki, kau sudah selesai?” tanya Hankyung.

“Sebentar, aku tidak bisa menarik resletingnya…” jawab Toki lalu ia menggumam, “stupid zipper…

“Toki?” panggil Hankyung sambil berbalik badan. Dan ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat. Cepat-cepat dia berbalik lagi. “Maaf…” ucapnya malu-malu.

“… Hankyung… tolong tarikkan resletingnya…” pinta Toki dengan mata sayu karena demam.

Pemuda Cina satu ini menghela nafas. Dia tidak bisa menolaknya apalagi dengan pandangan mata yang memohon-mohon seperti itu. Hankyung lalu menutup matanya dan tangannya meraih, mencari-cari benda menyebalkan sekaligus pembawa keberuntungan bernama resleting.

“Uh, Hankyung? Yang kau sentuh itu kancing celanaku… yah~ walau nanti aku juga membutuhkan bantuanmu untuk membukanya,” kata Toki dengan nada suara bercandanya. Sebenarnya di dalam dia sangat gugup. Dia tertawa geli ketika tangannya Hankyung menyentuh perutnya, “Okay, that’s my abdomen…”

“Maaf,” ucap Hankyung setelah menemukan benda metal yang dari tadi dicarinya. “Kukira bantal…” guraunya.

Toki langsung mencubit pipi Hankyung. “Yaa, memangnya perutku segendut itu?” Lalu dia berdiri untuk melepas celana hotpantsnya dengan bertumpu pada kaki kirinya. “Brrrr… dingin…. Ini musim panas atau musim dingin sih…” gumamnya. Jaketnya yang panjang hanya menutupi sampai tengah pahanya dan jaket tersebut tidak berlengan sehingga ia hanya merasakan hangat di badan sedangkan tangan dan kakinya membeku. Toki mengibaskan rambut pendeknya seperti anjing yang basah. Di sampingnya Arthur juga melakukan hal yang sama.

“Kalian ini tidak anjing tidak majikan sama saja,” celoteh Hankyung yang tertawa kecil ketika melihat tingkah laku Toki dan Arthur yang tidak beda jauh.

“Hoho~ kau iri?” sindir Toki sambil mengusap-usap pipinya. ‘Hm, aneh… kenapa aku merasa mata kiriku terlalu polos? Jangan-jangan…’ batinnya. Ia menyentuh bola mata kirinya dan merasa janggal. Dia kehilangan contact lens mata kirinya. “Nooo, I lost it again…” erang Toki sambil menggigil kedinginan.

“Toki?” panggil Hankyung meminta perhatian gadis yang sedang sibuk sendiri itu.

“Hm?” sahut Toki sambil membalut kaki kanannya dengan perban yang selalu ia bawa kemana-mana di dalam tas pinggang ajaibnya.

“Kemarilah…” perintahnya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Toki mendekat saja ke arah Hankyung seperti seekor anak kucing yang tersesat, tapi sebenarnya ia seperti tertarik oleh magnet. Dan tiba-tiba Hankyung menarik Toki dan membuat gadis itu duduk di pangkuannya(Aww, awkward position~). Dia lalu memeluk Toki dengan jaketnya menyelimuti tubuh mereka berdua.

“A, apa yang kau lakukan!?” seru Toki dengan wajah memerah karena demam dan karena sesuatu yang lain. “Lepaskan~!”

“Diamlah, aku mencoba menghangatkanmu,” kata Hankyung mengunci segala gerakan Toki. “Keadaanmu akan semakin memburuk bila tubuhmu tidak segera dihangatkan.”

“Aku tahu~ tapi tidak harus begini ‘kan?” protes Toki sambil bergerak-gerak terus dari tadi akibatnya dia jadi semakin terperangkap dalam dekapannya Hankyung.

“Kumohon, diamlah sebentar,” ujar Hankyung yang sudah membenamkan wajahnya di pangkal lehernya Toki lagi. Ia dapat mencium aroma khasnya Toki yang sama persis dengan yang ada di dalam botol kecil. Aroma teh dengan campuran bunga sakura, moonflower, dan obat steril. Ia menyukai aroma Toki yang dapat membuatnya merasa tenang dan damai seperti sekarang ini.

Di sisi lain Toki saat ini sedang merasa deg-degan. Biasanya dia selalu tidak masalah saat dipeluk oleh lawan jenis. Toh, sebenarnya sepupunya itu kebanyakan laki-laki, ia masih heran bagaimana bisa Yongso masih dilahirkan sebagai perempuan walaupun kadang-kadang perangainya seperti laki-laki. Laki-laki yang pernah memeluknya hanya sepupu dan teman-teman dekatnya, tapi ia tidak pernah sampai merasakan perasaan berdebar-debar seperti sekarang.  Dan tanpa disadari olehnya dia sudah berubah menjadi seperti tomat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Memang membantu sih untuk kondisinya yang sekarang.

“Walau terlihat pasif, tapi ternyata kau berani juga ya,” ujar Toki dengan maksud mau menyindir, tapi ternyata tidak mempan terhadap Hankyung yang hanya mengucapkan terima kasih. “Kira-kira kapan hujannya akan reda?”

“Entahlah, semoga saja cepat reda,” jawab Hankyung yang masih dalam posisi memeluk Toki dengan kepala menyandar di pundak gadis itu.

Toki terdiam ketika ia kembali membuka mulutnya yang keluar hanya kata-kata dengan nada yang terdengar sedih dan ketakutan, “Aku benci hujan dengan petir seperti sekarang… Badai selalu mengingatkanku dengan mimpi burukku, ketakutanku…”

“Kau tidak perlu takut, kau tidak sendiri,” kata Hankyung.

Mendengar kata-kata manis dari Hankyung, senyum kecil tersungging di wajah Toki. “Seharusnya kau katakan hal itu kepada dirimu sendiri. Dari melihatmu aku tahu kau selalu mengurung diri, mengisolasikan dirimu dari dunia luar. Kau menyimpan semuanya sendiri,” tutur Toki, “kau merasa sendirian, kau merasa tidak nyaman… Apakah kau tidak pernah berpikir sekali saja untuk menceritakannya kepada orang lain?”

“Kenapa kau menanyakan hal ini kepadaku, Toki?” tanya Hankyung.

“Kalau aku menerima kehadiranmu apakah kau akan terbuka?” balas tanya Toki tidak menghiraukan pertanyaan dari lawan bicaranya.

“… Kau mau menerima kehadiranku saja sudah cukup, aku akan membuka diriku kepadamu,” jawab Hankyung mengeratkan pelukannya. Ia takut kalau Toki akan menghilang begitu saja seperti yang dilakukan oleh orang yang pernah mengambil hatinya.

“Hhh, aku tidak menyangka kalau aku akan dibuat bicara serius begini olehmu,” desah Toki, “kau benar-benar berbeda…”

Sambil menunggu hujan dengan angin kencang dan petir itu reda mereka berdua tertidur dengan keadaan saling merapat, Hankyung memeluk Toki yang meringkel dalam dekapannya.

 

+             +             +

 

Sementara itu di lobby hotel keadaannya sungguh tidak enak. Suasana muram mengelilingi Yongso dan para member Super Junior. Totto dan Louis tampak sedang mendiskusikan sesuatu dengan saling berbicara dalam bahasa Jepang. Sedangkan manajer Ilsan baru saja kembali lagi entah dari mana bersama dua orang lainnya. Jarak di antara Yongso dan Eunhyuk terlihat sangat lebar. Untungnya tidak ada wartawan di lobby.

Yongso melirik ke arah orang-orang yang datang bersama manajer Ilsan dan tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah menjadi terperangah, seakan-akan ia baru saja melihat setan atau hantu atau semacamnyalah.

“Lorry ajeossi!” seru Yongso sambil berlari menghampiri ke arah pria yang tubuhnya lebih tinggi dari Siwon ataupun Totto yang saat itu paling tinggi di ruangan ini sebelum kedatangan sang Mighty Presiden Direktur LME, Lorry Takarada.

The MightyLorry Takarada, atau nama aslinya Lorry Kuzuryu adalah Presiden Direktur LME yang menguasai dunia Entertainment di seluruh dunia. Orang Jepang yang agak terlihat bergaya Arab dan berkumis ini adalah pamannya Yongso dan Toki. Dikabarkan oleh salah satu majalah Showbiz beliau sebagai Presdir ternyentrik di dunia Showbiz. Tapi sekarang beliau kelihatan normal-normal saja. Padahal biasanya sehari saja tidak pernah lepas dari keanehan dan kehebohannya.

Presdir Lorry tersenyum ke arah Yongso. “Oh, my little sweet niece Yongso~,” ini cara Presdir memberi salam ke anggota keluarganya. (Lebay? Melambai~)

“Kapan ajeossi tiba? Kukira ajeossi akan tiba besok,” tanya Yongso.

“Baru tadi sore kok. Karena ada sedikit urusan dengan beberapa talents jadi datang lebih cepat, tapi ajeossi tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini,” jawab Presdir Lorry.

“Aku juga…” ujar Yongso sedih.

“Yongso-chan?” kata seorang pemuda yang berdiri di sebelah Presdir Lorry. Perawakannya tidak setinggi Presdir Lorry tapi cukup jangkung seperti Louis. Kulitnya putih seperti boneka porselen, rambutnya pendek dan turun berwarna dark brown yang terlihat halus bak sehelai sutra, dan kedua matanya berwarna alice blue yang memandang dengan tatapan lembut. Kalau dilihat-lihat pemuda ramah ini mirip dengan Toki si anak hilang tapi versi cowoknya.

“Pei-ssi…” ucap Yongso terkejut sekaligus terpana melihat makhluk secakep malaikat jatuh. (wkwkwk, fallen angel nih ceritanya?)

Pemuda itu tersenyum ramah dan mengoreksinya, “It’s Faye, Yongso-chan.”

“Ah, benar Faye-ssi… Aku sampai lupa lafal namamu dengan bahasa Inggris karena kita sudah lama tidak bertemu,” kata Yongso sambil menutup mulutnya karena malu.

It’s okay. How’s life?” tanya Faye dengan senyum malaikatnya.

“Seperti biasa, aku mulai sibuk dengan pekerjaanku…” jawab Yongso ikut tersenyum, “bagaimana dengan Faye-ssi sendiri?”

“Sama saja, aku baru saja kembali dari Amerika dan ternyata Uncle Lorry mengundangku untuk datang ke perayaan ulang tahun LME cabang Korea Selatan.”

“Aigoo… Faye-ssi chukhae! Selamat atas penghargaannya!” seru Yongso terlihat senang.

“Terima kasih, Yongso-chan~.”

“Kita harus merayakannya!” seru Presdir Lorry.

Uncle, pertama kita harus menemukan Toki dahulu. Tidak seru rasanya bila tidak ada Toki,” sela Faye.

“Omona, aku sampai lupa dengan anak itu!” kata Yongso, “apakah dia baik-baik saja ya? Dia belum mati ‘kan?” (sadis amat sih kau, So)

Presdir Lorry mendesah, “Little Yongso, dia tidak mungkin sudah mati. Ini Toki yang kita bicarakan, Toki si anak tarzan…”

“Ajeossi, lalu apa yang akan kita lakukan? Aku tidak bisa diam begitu saja!” bentak Yongso frustasi.

“Paman minta kau tidak bertindak sembarangan, Yongso. Setelah hujan reda aku akan mengerahkan tim pencarian lagi. Akan terlalu berbahaya bila kita bergerak sekarang,” jawab Lorry tetap tenang.

“A, algeosseumnida…” sahut Yongso dengan kepala tertunduk.

“… Yongso-chan, bagaimana kalau kau ikut dengan kami? Tadi aku melihat adikmu sedang bersama sekretarisnya uncle…” kata Faye sambil tersenyum. Senyumnya memang tidak pernah lepas.

Yongso tampak ragu dan matanya melirik ke arah dimana Eunhyuk berada. Tapi keputusannya sudah bulat. Dia akan menahan diri untuk sementara waktu. “Baiklah, aku ikut dengan kalian,” jawab Yongso.

“That’s my girl,” kata Faye sambil mencium pipinya Yongso. Lalu keduanya pergi menyusul Presdir Lorry dan manajer Ilsan yang sudah pergi duluan.

 

Di ujung sana Eunhyuk melihat seluruh percakapan itu dengan amarah berkecamuk dalam hatinya. Donghae, soulmate-nya mencoba untuk menenangkannya.

“Mungkin dia juga salah satu saudaranya seperti Totto-ssi,” kata Donghae.

“Mungkin juga…” ujar Eunhyuk mulai tenang kembali.

Tiba-tiba Shindong menyela, “Tapi kata Louis hyung, Totto itu bukan saudara kandungnya Yongso.”

“Donghee hyung, kau membuatnya semakin canggung,” kata Ryeowook.

“Tenang saja, Eunhyukkie! Saat ini Yongso milikmu!” seru Kangin memberikan semangat kepada dongsaeng-nya yang bermuram durja.

“Yaa, Youngwoon! Kecilkan suaramu, bisa-bisa ada yang mendengarmu tahu!” tegur Heechul.

“Tapi semua wartawan sudah pergi semua,” bantah Kangin.

“Hanya untuk berjaga-jaga, Kangin hyung,” kata Kibum.

“Jadi Totto itu apanya Yongso-ah? Bukan simpanannya ‘kan?” tanya Sungmin. Ada-ada saja bocah pink satu ini sampai mikir ke ‘simpanan’ segala.

“Mungkin hanya sekedar teman?” tebak Siwon yang selalu positif.

Tapi pikiran positif itu langsung dihancurkan oleh Yesung, “Sekedar teman tidak akan saling berpelukan seperti itu.”

“Hm…” gumam keempatbelas member Super Junior tanpa Hankyung ini, berpikir mencoba mencari nama hubungan yang tepat antara Yongso dan Totto.

Louis dan Totto yang sudah selesai berdiskusi menghampiri mereka. Keduanya heran dengan atmosfir yang penuh dengan tanda tanya tersebut. Karena terlalu seriusnya berpikir Heechul saja sampai tidak sadar ketika Totto mendekatinya(hahaha, siap diserang lagi kau Chulie!).

“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Louis mengejutkan para member Suju tersebut.

“Louis-ssi, Totto-ssi! Kalian sudah selesai?” kata Leeteuk sambil memegangi dadanya. Dia hampir saja kena serangan jantung.

“Yeah, lalu apa yang sedang kalian lakukan tadi?” tanya Louis lagi.

“B, bukan apa-apa kok!” jawab Leeteuk sambil sesekali melirik ke arah Totto.

Louis melirik ke arah Totto tapi tidak ada yang aneh pada pemuda itu lalu ia mengembalikan pandangannya ke arah member Suju. “Leeteuk-ssi, kau seperti cewek yang naksir pada Totto. Sesekali melirik ke arah Totto seperti cewek yang tergila-gila padanya,” komentarnya, “sepertinya ada yang ingin kalian tanyakan?”

Tidak ada yang berani buka mulut kecuali Heechul yang selalu blak-blakan. Dia sudah menjauh lagi dari Totto begitu sadar kalau pemuda itu ada di dekatnya. “Ada hubungan apa antara Totto-ssi dengan Yongso?” tanyanya.

“What? Hubungan Totto dengan Yongso?” sahut Louis agak terkejut. “Hm, bagaimana ya? Agak rumit untuk dijelaskan dan lagi sepertinya kalian tidak menyadari posisi Totto dalam hubungan kami berempat, oh bukan berempat tapi berlima.”

“Kalian teman sepermainan ‘kan?” tanya Eunhyuk yang sudah pernah mendengar cerita tentang Yongso dari Toki ketika masih dalam masa PDKT.

“Untukku Totto, Yongso, dan Toki memang teman sepermainan lalu ditambah Faye yang tadi baru saja pergi dengan Yongso,” jawab Louis. “Coba kalian bayangkan dan gambarkan dalam kepala kalian. Posisi Faye sama dengan Yongso, lalu Totto di seberangnya, dan posisi Toki ada di antara mereka.”

“Saudara sepupu?” tebak Kibum yang pintar, si jenius ber-IQ 120.

“Ng, itu hubungan antara Yongso dan Faye, ya mereka saudara sepupu jauh. Yang artinya Faye juga merupakan sepupu Toki juga,” jawab Louis menikmati permainan tebak-tebakan ini.

“Sudahlah, Lou. Langsung beritahu mereka saja memang kenapa sih?” kata Totto yang sudah risih karena dirinya yang menjadi objek tebak-tebakan tersebut.

“Ya sutraaah, kalau Totto dan Toki itu saudara sepupu artinya Totto dan Yongso itu apa?” tanya Louis kepada para member Suju.

“Ya saudara sepupulah!” jawab Kyuhyun.

“Iya, mereka memang saudara sepupu,” kata Louis.

“Aish, tadi katamu bukan!” protes Heechul.

“Woi, aku belum selesai bicara, wahai Heerella,” kata Louis, “Mereka sepupu tapi beda keluarga. Kita lihat dari sisi Toki yang ada di antara tiga orang ini deh. Yongso dan Faye adalah sepupu dari keluarga ibunya Toki, sedangkan Totto adalah sepupu dari keluarga ayahnya. Aku tidak tahu ini dinamakan apa… cousin-in-law?”

“Jadi secara tidak langsung mereka adalah keluarga?” tanya Eunhyuk(tumben ini anak otaknya konek…).

“Yup~,” sahut Louis tersenyum lebar.

“Tapi tadi kulihat kalian sepertinya bingung dengan interaksi antara Yongso dan Faye. Eunhyuk-ssi, kau tidak perlu cemas mengenai hubunganku dengan Yongso karena hubungan kami hanya sebatas kakak-adik. Tapi kau perlu berhati-hati terhadap Faye…” kata Totto, “Kau harus waspada terhadapnya karena tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan dan diinginkan olehnya. Singkatnya Faye itu agak aneh.”

“Jadi ada kemungkinan kalau Faye akan merebut Yongso dari Eunhyuk hyung,” kata Kyuhyun yang sama sekali tidak membantu untuk melegakan hati Eunhyuk yang sedang gundah karena dari tadi dicuekkin melulu sama Yongso tercinta.

“Aku hanya memperingatkan kalian. Karena begitu-begitu dia termasuk ilmuwan jenius. Dia juga penulis cerita Lost Children selain aku, Louis, dan Toki. Dia yang menulis cerita itu secara mendetail terutama di bagian kriminalitasnya karena itu spesialisasinya. Faye bisa saja melakukan sesuatu dari ide gilanya itu agar kalian putus…” jelas Totto.

“Sepertinya Eunhyuk hyung harus berhati-hati karena mendapatkan rival yang sangat kuat dan berbahaya,” kata Henry.

“Louis hyung, kalau kami tidak berwaspada apa yang akan terjadi?” tanya Zhou Mi.

“Yah~ kalian akan mencium tanah…” jawab Louis dengan santai.

 

+             +             +

 

Beberapa jam kemudian hujan badai tersebut reda. Di dalam gue a yang gelap itu Hankyung telah terbangun lagi. Toki yang ada dalam dekapannya masih tertidur pulas. Arthur juga tidur di dekatnya. Kemudian Hankyung melihat jam di layar ponselnya.

’01.15… Sudah enam jam berlalu sejak pencarian Toki…’kata Hankyung dalam hati, ‘Ada sepuluh missed calls dan lima pesan masuk… Dari Heechul, Heechul, Zhou Mi, Siwon, dan… Louis?’

 

Oi! Aku tahu kau pasti sudah menemukan Toki. Cepatlah kembali begitu hujan sudah reda. Aku akan menunggu di tempatnya Toki —Louis

 

Bagaimana dia bisa tahu?’ batinnya sweatdropped,lebih baik aku membawa Toki kembali sekarang.

Lalu Hankyung membangunkan anjing Siberian Husky itu dan memakaikan jaketnya kepada Toki. Ia menggendong Toki di punggungnya dan berjalan kembali ke hotel dengan tuntunan dari Arthur yang mencarikan jalan pulang. Hankyung hanya menemui sebuah kesulitan, yaitu nafas Toki yang pendek itu menggelitiki lehernya. Ternyata jalan pulang lebih cepat dan lebih singkat.

 

+             +             +

 

Louis menunggu di depan pintu cottage-nya Toki sambil mendengarkan musik dari iPod-nya. Dia yakin kalau Hankyung akan kembali begitu hujan sudah reda. Toh Hankyung itu tidak buta arah seperti Toki ini. Selama menunggu Louis banyak berpikir. Ia mengkhawatirkan reaksi kedua orang yang menjadi sahabatnya itu.

Beberapa hari yang lalu Louis mendengar keluhan manajer Ilsan mengenai sikap Toki yang terus saja berakting walau di depan manajernya sendiri dan juga sikap anehnya terhadap ‘partner’ modelnya, yaitu Hankyung saat pemotretan di Cina beberapa waktu yang lalu. Setelah ia pikirkan kembali, Louis barulah ingat kalau Toki tidak tahu tentang Hankyung dari lingkaran pertemanannya karena kecelakaan tahun lalu. Tidak heran, waktu itu Toki tampak bingung ketika dirinya(Louis) bertingkah akrab dengan Hankyung. Louis memang tipe orang yang ramah kepada siapapun akan tetapi dia tidak akan bersikap akrab atau SKSD terkecuali kepada orang yang sudah dikenalnya selama lebih dari sebulan atau orang-orang yang menjadi temannya.

Lebih mengherankannya lagi Yongso tidak berkomentar apapun ketika melihat Louis dan Hankyung yang terlihat akrab seakan-akan dia sudah mengetahui hubungan keduanya sejak awal. Padahal Louis tidak pernah cerita apapun kepada Yongso soal kuliahnya di Cina ataupun soal kehidupan sosialnya. Yang tahu mungkin hanya Totto dan Toki.

Louis juga terkejut ketika pertama kali bertemu dengan Eunhyuk dan member Super Junior yang lain. Ketika ia melihat Eunhyuk, Leeteuk, dan Kyuhyun—ia kembali dibuat bernostalgia dengan malam itu ketika dia dihubungi oleh Rain Bi yang mengabarkan berita buruk.

‘Salah satu atau dua dari mereka pernah menerima donor darah dari dia…’ batin Louis, ‘padahal kuharap mereka tidak terlibat dalam kehidupan Toki tapi ternyata Tuhan merencanakan sesuatu yang lain… Apakah aku harus memberitahu Toki? Tapi Totto ataupun Ilsan senpai tidak berniat untuk melakukannya…’

Selama Louis sibuk berdebat dengan hati nuraninya, dia tidak menyadari serangan dari depan yang diluncurkan oleh makhluk berwarna hitam hingga ia terjungkal.

“Ittai…” erang Louis, “What the…” Matanya tertutup rapat karena refleks.

“Guk!”

“Guk?”ujarnya segera membuka mata. Di depan mukanya Arthur memandanginya dengan mata birunya yang besar. “Arthur! Kalau begitu…” serunya. Matanya mencari-cari orang yang ditunggunya.

“Sudah puas bermimpinya?” tanya Hankyung sarkatis.

“Geng-geng! Lalu Toki-nya?” tanya Louis.

Hankyung berbalik dan memperlihatkan Toki yang masih tertidur nemplok di punggungnya. Louis tertawa kecil dan menghapus segala kekhawatiran di dalam dirinya tadi. Mereka segera masuk ke dalam cottage dan membaringkan Toki di atas tempat tidur. Louis menyuruh Hankyung untuk berbaring sementara ia menangani putri tidur yang dari tadi sama sekali tidak bergerak ataupun bersuara.

 

+             +             +

 

Di cottage tempat Yongso dan Hyesun, si sulung dan si bungsu yang tertidur karena lelah menunggu kabar akhirnya mendapat kabar juga dengan datangnya SMS dari The Mischieveous Louis.

“Eonni, ponselnya bunyi tuh…” kata Hyesun yang masih mengantuk dan setengah tidur.

“Aish, paling itu dari eomma…” sahut Yongso tetap tidur.

“Tapi dari ringtone-nya itu bukan dari eomma…” kata Hyesun lagi.

Dengan malasnya Yongso melihat ponselnya. Matanya yang lengket setengah terbuka karena terlalu mengantuk.

 

Report! Toki-chan dan Hankyung sudah kembali lagi! Tapi kunjungannya nanti pagi saja ya~ Soalnya macannya masih tidur =_=”. Tolong beritahu yang lain ya —Louis

 

“Oohh…” ucap Yongso lalu kembali tertidur. Tidak lama kemudian ia sudah melek dan bangun lagi. “Toki sudah kembali lagi!?” jeritnya.

“Eonni berisik… Ini masih malam tahu…” geram Hyesun.

“Oh, miyan…” ucap Yongso pelan. Kemudian ia segera menghubungi dan memberitahu yang lain sesuai dengan permintaan Louis.

Yongso menikmatinya ketika ia mendengarkan reaksi dari Heechul karena saat itu hanya dia yang masih bangun.

“Oh~! Tukang masak dan rivalku kembali untukku!” kata Heechul. Dasar narsis…

Setelah selesai memberitahu orang-orang yang terlibat, Yongso kembali tidur dengan mimpi indah karena dirinya sudah merasa lega. Tapi masih ada masalah lain untuknya. Ia hampir melupakan amarahnya terhadap pacarnya sendiri. Sepertinya sesekali Yongso harus memberinya pelajaran. Kecil-kecil begini tapi dirinya ‘kan sabuk hitam. Kecil-kecil cabe rawit nih.

 

+             +             +

 

Jam setengah 7 pagi barulah Toki si tukang tidur turun dari langit ke sembilan. Ketika ia membuka matanya dia sudah berada di atas tempat tidur yang empuk dan nyaman. Ia melihat kedua tangan dan kakinya dibalut perban hingga terlihat seperti mummy atau zombie.

Ia mendengar suara Louis dari ruangan sebelah, “Aah!! Arthur, jangan lari kemana-mana!! Aku harus mengeringkanmu!!” Dia memang selalu berisik.

Toki pun turun dari tempat tidurnya karena tidak tahan lagi dengan suara Louis yang berisik. Ia berjalan menuju tempat dimana si pemilik suara berisik itu berada. Di sana ada Louis yang sedang mengejar Arthur yang berlari-lari dengan bulu yang basah dan Hankyung yang duduk di sofa. Sambil mengangkat kaki kanannya di jalur pengejaran Louis, Toki menghantam pemuda tersebut dengan kakinya sambil melakukan tendangan cangkul yang tidak memakai  tenaga. Louis terkapar di atas lantai dengan kepala benjol.

Arthur, sit down,” perintah Toki dan Arthur langsung duduk manis.

“Toki?” panggil Hankyung.

What!?” seru Toki dengan galaknya menoleh dan melotot ke arah Hankyung.

Hankyung terdiam mematung ketika melihat wajah Toki. Gadis itu heran ketika memperhatikan reaksi Hankyung yang tidak biasa.

“Toki-chan, mata kirimu…” kata Louis memberitahu.

Toki barulah ingat kalau contact lens di mata kirinya hilang dan warna matanya yang berbeda akan ketahuan. Ia segera menutupi mata kirinya dan pelan-pelan berjalan mundur dengan posisi defensif. Ia takut dengan apa yang selanjutnya akan terjadi. Bukan keinginannya untuk memiliki warna mata yang berbeda sebelah-sebelah.

‘Dia pasti akan menyebutku monster seperti yang lain…’kata Toki dalam hati yang sangat ketakutan, ‘dia pasti akan memandangku dengan tatapan seperti mereka… tatapan seolah-olah aku ini seekor monster yang menjijikan…’ Dalam hitungan detik ia berlari ke arah kamar mandi dan mengunci dirinya di dalam sana.

“Toki!” seru Hankyung yang mau mengejar Toki—tapi dihentikan oleh Louis.

“Hentikan, Han Geng,” cegah Louis, “err, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu…”

“Padaku?” tanya Hankyung penasaran, “Louis, kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku ‘kan?”

No, I mean yes…” jawab Louis untuk pertama kalinya terlihat gugup.

“Katakan Louis,” perintah Hankyung tidak sabaran.

Louis menghela nafas. “Sebenarnya ini bukan rahasia—hanya saja karena masa lalu—hal ini menjadi rahasia,” katanya.

“Langsung saja ke intinya, Louis.”

“As you, one of the fans knew about it… Toki adalah cewek blasteran Jepang-Inggris, betul?” tanya Louis. Dan Hankyung mengangguk. “Wajahnya terlihat bule Asia, warna matanya azu—bukan, tapi alice blue. Tapi Toki mempunyai dua warna mata yang berbeda. Dan karena warna matanya yang berbeda—Toki sering mendapatkan diskriminasi waktu masih kecil. Teman-teman sekolahnya akan menyebutnya ‘monster, anak monster’ atau ‘siluman’, dan sering mengerjai dia. Yah, bullying..” jelas Louis walau terlihat biasa-biasa saja tapi matanya terlihat sedih. “Setelah hal itu dia selalu menyembunyikannya dengan contact lens.”

“D, dia pernah mengalami hal seperti itu?” tanya Hankyung setengah tidak percaya.

“Tidak disangka ‘kan? Dia pun manusia biasa seperti yang lainnya walaupun agak sedikit gila,” kata Louis, “Hankyung, kau yang harus melakukannya. Bicara dengannya dan peluk dia.”

“Mwo? Peluk? Tidak ada pilihan lain?” tanya Hankyung.

“Kalau tidak nanti dia jadi anak hilang lagi…” jawab Louis sambil mengutak-atik kunci kamar mandi seperti seorang maling. Mungkin kalau profesinya bukan sebagai musisi saat ini dia pasti sudah menjadi maling kelas dunia.

Cklek!Kunci pintunya sudah terbuka lagi. Louis tersenyum puas dan langsung mebuka pintu kamar mandi tersebut. Di depan pintu ada Toki yang duduk meringkuk di atas lantai seperti bola dan dengan tubuh bergemetar.

Louis menyuruh Hankyung hanya dengan sedikit gerakan kepalanya. Hankyung menarik nafas yang panjang dan menghembuskannya kembali lalu dia berjalan mendekati Toki. Louis pun pergi keluar sambil membawa Arthur jalan-jalan sebelum membawa anjing itu ke Pets Service. Kini hanya tinggal mereka berdua. Suasananya sudah terasa canggung.

Hankyung bingung dengan apa yang harus ia lakukan untuk membuat Toki lepas dari ketakutannya saat ini. “Toki,” panggilnya.

Go away…” kata Toki dengan suara yang parau dan serak.

“Jangan seperti ini…” kata Hankyung.

“Aku tidak ingin dipanggil monster lagi—kumohon tinggalkan aku sendiri,” isak Toki sambil menangis.

Mendengar permintaannya Toki—Hankyung berjongkok di belakang gadis itu sambil menghela nafas lagi(life is so tiring, huh?). “Toki, lihat aku,” perintahnya pelan. Tapi dia harus memaksa Toki untuk berbalik dan menatapnya karena gadis itu tidak mau mendengarkan perintahnya. “Dengar, aku tidak akan memanggilmu monster, kau terlalu baik untuk dipanggil seperti itu… Kau patut mendapatkan yang lebih baik…”

“… kau tidak takut? Kau tidak membencinya?” tanya Toki.

“Untuk apa takut dan mata seindah ini?” balas Hankyung sambil mengusap air mata Toki dengan ibu jarinya(cieee~, prikitiw~). “Tidak akan ada yang membencimu, mereka hanya iri dengan matamu…”

“Kau menyukainya?” tanya Toki lagi.

“Ya, aku sangat menyukainya,” jawab Hankyung memberikan sebuah senyuman yang menghapus perasaan takutnya Toki. Dan kata-katanya seakan-akan sebuah mantera yang mampu membuat gadis tersebut kembali tenang.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...